Selama ini, jintan sering dijadikan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan rempah untuk memasak. Namun, ada jenis lain dari jintan yakni jintan hitam yang ternyata penggunaanya lebih luas dibanding jintan biasa. Misalnya, untuk obat, kecap, dan bumbu masak.
Menilik asal mula jintan hitam, tanaman satu ini diduga ditemukan pertama kali di negara Timur Tengah beserta Asia Selatan.
Hingga sekarang ini, tanaman ini sudah hampir menyebar ke seluruh dunia termasuk di dataran Afrika, Asia, dan Eropa.
Hanya saja, di Indonesia tanaman ini belum banyak dibudidayakan dan lebih banyak diimport dari negara lain berupa obat-obatan seperti kapsul dengan sebutan habbatussauda.
Sedikitnya jumlah petani yang membudidayakan jintan hitam di Indonesia sebenarnya lebih dikarenakan sedikitnya informasi teknik budidaya yang tepat.
Mengingat tanaman ini lebih sering ditemukan dan memang berasal dari timur tengah, yang mana iklimnya juga berbeda dengan Indonesia, sehingga tentu saja membutuhkan teknik khusus dalam budidayanya.
Dalam beberapa budidaya yang telah dilakukan di Indonesia, kebanyakan jintan hitam dibudidayakan pada daerah dataran tinggi.
Akan tetapi, ada juga beberapa petani yang merasakan sedikit kendala dari adanya budidaya yang dilakukan, misalnya disebabkan oleh persaingan pertumbuhan dengan tanaman lain, atau juga disebabkan karena pengaruh faktor alam.
Untuk itu, penting bagi para petani untuk mengetahui teknik budidaya jintan hitam yang sesuai dengan iklim Indonesia.
Berikut akan ada beberapa penjelasan mengenai cara budidaya tanaman jintan hitam yang dari teknik pemilihan benih hingga proses panen dari tanaman jintan hitam itu sendiri.
Baca Juga : Syarat Tumbuh Tanaman Jintan Hitam
Cara Budidaya Tanaman Jintan Hitam
Cara budidaya tanaman jintan hitam dapat digunakan dengan dua metode yaitu metode monokultur dan tumpangsari. Jika menggunakan metode monokultur, maka petani hanya bisa membudidayakan satu jenis tanaman saja.
Sementara itu, apabila dengan metode tumpangsari, maka petani sebenarnya bisa menjadikan lahan lebih efisien dengan menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lahan.
Selanjutnya, untuk setiap tahapan dari proses budidaya tanaman jintan hitam yang terdiri dari pemilihan benih, penyemaian benih, penanaman, pemeliharaan, dan proses panen akan lebih lanjut diulas di bawah ini.
1. Pemilihan dan Perendaman Benih
Tanaman jintan hitam dibudidayakan melalui bijinya yang mana biji ini bisa didapatkan dari tanamannya langsung, atau dengan membeli benih yang dijual di toko pertanian. Usahakan untuk membeli jenis benih yang unggul supaya hasil tanaman juga berkualitas.
Setelah mendapatkan benih, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan perendaman benih. Perendaman benih ini dilakukan dengan air bersih kurang lebih sekitar 2 jam. Jenis air yang digunakan adalah air matang atau air dalam kemasan.
Alasan dilakukannya perendaman benih sebelum proses semai adalah untuk memecah dormansi benih. (Baca Juga : Pengertian Dormansi Benih)
Dalam hal ini juga dapat mempercepat benih untuk berkecambah. Saat benih sudah direndam selama kurang lebih 2 jam, maka tiriskan benih dengan saringan.
Lanjutkan dengan membilas benih dengan air bersih juga. Kemudian, keringkan biji di tempat terbuka, atau bisa juga dengan dianginkan-anginkan dengan bantuan kipas angin. Jika benih sudah kering, maka tahapan selanjutnya bisa mulai dilakukan.
2. Penyemaian Benih
Terlebih dahulu petani harus menyiapkan wadah untuk semai yang umumnya berupa polybag. Akan tetapi, jika ingin menggunakan wadah semai yang lain, petani bisa menggunakan pot ataupun tray (semacam nampan atau loyang).
Setelah itu, pastikan jika wadah semai mempunyai lubang di bagian bawah atau sampingnya untuk kelancaran sirkulasi air.
Persiapkan juga campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos dengan jumlah perbandingan 2:1:1 atau 1:1:1. Jenis tanah yang digunakan untuk proses semai ini adalah tanah yang gembur. Dengan tanah yang gembur akan membantu pertumbuhan benih.
Untuk menggemburkan tanah media semai ini, sebaiknya campuran tanah ditaruh di media semai satu hari sebelum proses semai berlangsung. Kemudian, tanah tersebut disiram dengan air sedikit demi sedikit.
Keesokan harinya, media semai itu bisa ditaburi dengan benih jintan hitam. Benih yang ditaburkan tidak boleh terlalu banyak atau menumpuk.
Tutupi benih yang ditabur tadi dengan media tanam, akan tetapi jangan terlalu banyak, supaya benih tidak terlalu dalam tertanam.
Sementara itu, jika petani ingin menggunakan tray yang khusus untuk semai, dalam satu kotak cukup diisi 1 benih saja. Lalu, semprot benih tadi dengan air dan tutupi dengan plastik yang diberi lubang. Jika tunas tanaman sudah mulai muncul, plastik tersebut harus dibuang agar tidak mengganggu tumbuhnya tunas.
Benih yang disemai harus diteduhkan dan tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung ataupun terkena guyuran hujan.
Tanaman akan berkecambah dalam waktu 10 hingga 14 hari, dan setelahnya tanaman bisa dipindahkan ke tempat yang lebih dijangkau sinar matahari. Akan tetapi, jangan sampai terkena air hujan juga.
Untuk mencegah terjadinya penyakit busuk pada benih semai yang sudah berkecambah, jangan terlalu banyak mengairi media semai. Cukup lakukan penyiraman secukupnya saja dan jika bisa lakukan penyemprotan dengan pestisida.
Tidak lupa lakukan penjarangan pada benih tanaman yang tunasnya tumbuh terlalu dekat. Penjarangan ini dilakukan dengan memindahkan benih tanaman ke media lain. Benih jintan hitam yang sudah memunculkan daun hingga 5 helai bisa dipindahkan ke media tanam yang lebih luas.
3. Penanaman
Penanaman jintan hitam ini akan dilakukan dengan wadah yang sama yaitu dengan menggunakan polybag atau pot.
Sebelumnya, benih memang disemai dalam polybag, hanya saja jumlah benih dalam polybag tersebut bukan hanya satu benih, sehingga untuk mempermudah pertumbuhan tanaman jintan hitam, benih tersebut harus dipindahkan khusus untuk satu polybag satu benih.
Sama seperti pada media semai sebelumya, polybag atau pot juga harus mempunyai lubang di bagian bawahnya untuk sirkulasi air. Ada cara khusus yang bisa dilakukan untuk mencegah agar lubang di bagian bawah tidak tersumbat yaitu dengan menaruh batu-batu kecil.
Lantas, masukkan campuran tanah, pasir, beserta pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan yang sama seperti media semai yaitu 2:1:1 atau 1:1:1. Jangan terlalu penuh dalam memasukkan campuran tanah tadi, usahakan hanya tiga per empat bagian dari polybag saja.
Satu hari sebelum bibit semai dipindahkan ke polybag yang lain, lakukan penyiraman pada campuran tanah untuk menggemburkan tanah tersebut.
Setelah itu, buatlah lubang tanam pada polybag sebagai tempat untuk penanaman bibit semai nantinya. Dalam memindahkan bibit semai ke lubang tanam yang sudah disiapkan, lakukan dengan berhati-hati supaya akar tidak rusak. Lalu, tutupi lagi dengan tanah untuk menutup bagian akarnya. Bibit yang ditanam haruslah pada posisi yang tegak.
Selepas pemindahan tanaman jintan hitam, jangan terburu-buru untuk menaruh tanaman di bawah sinar matahari langsung. Melainkan tanaman harus diteduhkan dulu sampai daun baru muncul.
Munculnya daun baru menandakan jika tanaman jintan hitam sudah mampu beradaptasi dengan baik. Barulah jika kondisi tanaman sudah bagus dan bisa beradaptasi, maka tanaman jintan hitam dapat dikenakan sinar matahari secara langsung.
4. Pemeliharaan Tanaman Jintan Hitam
Jenis pemeliharaan atau perawatan tanaman jintan hitam terdiri dari penyulaman, penyiangan, pembubunan, penyiraman, pemupukan, dan pengendalian terhadap hama dan penyakit. Berbagai jenis pemeliharaan tersebut akan dijelaskan lebih lanjut lagi sebagai berikut.
- Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk menambal tanaman jintan hitam yang mati, kering, atau tumbuh dengan kerdil.
Langkah ini harus dilakukan sesegera mungkin di saat awal-awal usia tanaman dari masa tanamnya. Tujuannya supaya tanaman tidak terlalu tertinggal dari pertumbuhan tanaman yang lain.
- Penyiangan
Penyiangan merupakan sebuah langkah pemeliharaan yang dilakukan untuk menghilangkan tanaman pengganggu yang tumbuh di sekitar jintan hitam.
Tanaman pengganggu ini akan menyaingi pertumbuhan dari tanaman jintan itu sendiri. Proses penyiangan ini dapat dilakukan dengan mencabuti tanaman pengganggu tersebut.
- Pembubunan
Pada langkah ini, pembubunan dilakukan dengan tujuan untuk menutup bagian akar yang terbuka atau tidak tertutup tanah. Selain itu, jika tanaman tumbuh tidak tegak, pembubunan juga perlu untuk dilakukan.
- Penyiraman
Penyiraman menjadi salah satu langkah penting dalam merawat tanaman jintan hitam. Jika kadar penyiraman terlalu sering dilakukan, maka pastinya akan berdampak tidak baik bagi tanaman.
Begitu juga jika tanaman terlalu sedikit menerima pengairan, hal ini akan membuat tanaman menjadi kering dan layu. Akan tetapi, jika tanaman menerima terlalu banyak pengaran, hal ini justru akan lebih berdampak buruk pada tanaman.
Oleh karena itu, penyiraman yang ideal untuk tanaman jintan hitam adalah dengan memperhatikan media tanam dari tanaman.
Pada tanaman yang mempunyai media tanam kering, maka penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari. Sebaliknya, jika media tanam terlalu lembab, maka penyiraman dilakukan sekali saja dalam sehari.
Waku penyiraman yang tepat dianjurkan pada pagi atau sore hari. Sangat tidak dianjurkan untuk menyiram tanaman pada siang hari. Hal ini akan mempercepat penguapan air, sehingga tanaman juga akan lebih mudah layu bahkan mati.
- Pemupukan
Pemupukan untuk tanaman jintan hitam diberikan dengan pupuk urea, KCl, dan SP-36. Pemberian pupuk diberikan saat tanaman sudah berusia 4 minggu. Dosis yang diberikan harus disesuaikan dengan petunjuk yang ada dan dilakukan secara berkala atau rutin.
- Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman jintan hitam tidak boleh dibiarkan begitu saja. Harus ada langkah khusus karena kalau tidak, hama dan penyakit itu bisa mengenai tanaman jintan hitam yang lain.
Jenis hama yang sering muncul pada tanaman jintan hitam biasanya meliputi kutu daun, tungau, kutu kebul, dan ulat gerayak. Hama-hama ini akan mudah sekali menyerang jintan hitam saat musim kemarau.
Untuk mengendalikan hama-hama tersebut, lakukan penyemprotan dengan insektisida pada setiap minggunya untuk hama berjenis serangga. Sedangka, pada hama berjenis tungau, langkah pengendalian dilakukan dnegan menyemprotkan akarisida.
Lalu, jenis penyakit yang sering menyerang jintan hitam meliputi layu bakteri, antraknosa, bercak daun, busuk daun, keriting kuning, dan lain sebagainya.
Penyakit ini akan lebih mudah menyerang jintan hitam saat musim hujan berlangsung. Penanganan yang tepat pada penyakit ini dilakukan dengan menyemprotkan fungisida.
5. Panen
Waktu panen pada tanaman jintan hitam tidak sepenuhnya bersamaan dikarenakan adanya perbedaan kualitas dari tanaman.
Selain itu, faktor alam, lingkungan, benih, dan teknik perawatan juga menjadi penentu. Namun, secara umum, tanaman jintan hitam dapat dipanen saat usia tanaman mencapai usia 60 hari hingga 90 hari setelah masa tanam.
Jintan hitam sebagai tanaman yang memiliki kegunaan begitu banyak terutama untuk kesehatan nampaknya tidak mustahil untuk dibudidayakan di Indonesia.
Dengan cara budidaya tanaman jintan hitam yang sudah dijelaskan diatas nampaknya juga membutuhkan ketekunan dan faktor keberuntungan. Untuk itu, petani harus mempersiapkan dengan tepat agar hasil budidaya juga maksimal.
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.