Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang banyak menghasilkan tanaman rempah-rempahan sejak dulu hingga sekarang.

Berbagai cita rasa masakan khas nusantara tidak luput dari peran rempah-rempahan dari bumbu dapur yang terkandung di dalamnya.
Bumbu rempah-rempahan ini digunakan untuk memperlezat hidangan yang akan dimasak. Salah satu tanaman rempah-rempahan yang tidak pernah absen untuk digunakan dalam berbagai macam masakan nusantara adalah lengkuas.
Sebagian dari kita tentu tidak asing dengan tanaman yang satu ini terlebih lagi ibu-ibu yang biasa berkutat di dapur tentu familiar dengan tanaman ini. Ketersediaan lengkuas sendiri cukup mudah untuk ditemukan di pasar-pasar baik tradisional maupun modern.
Lengkuas sendiri merupakan jenis tumbuhan yang termasuk dalam kategori umbi-umbian. Lengkuas mempunyai nama latin Alpania galanga dan berasal dari famili Zingiberaceae yaitu tanaman yang memiliki umbi yang terletak di dalam permukaan tanah.
Beberapa dari masyarakat Indonesia menyebutnya dengan sebutan Laos. Tanaman lengkuas mempunyai bentuk daun yang panjang dan melancip di ujungnya. Batang pada tanaman lengkuas bukan merupakan bentuk batang sejati.
Hal itu dikarenakan batang nya berbentuk lapisan-lapisan pelepah daun. Tanaman lengkuas ini juga dapat menghasilkan bunga yang berwarna putih dengan sedikit bercak keunguan yang mempunyai bentuk mirip seperti lonceng.
Lengkuas merupakan jenis tanaman yang memiliki akar berbentuk rimpang untuk berkembangbiak sehingga disebut tanaman rimpang atau dalam bahasa Jawa sering disebut empon-empon (rempah-rempahan).
Lengkuas sendiri termasuk tanaman yang fleksibel dan memiliki angka toleran yang tinggi sehingga dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Tanaman lengkuas hidup di daerah yang mempunyai tingkat kelembapan yang sedang dan mempunyai sinar matahari yang cukup. Tanaman lengkuas dapat tumbuh subur hingga mempunyai tinggi sekitar 1-2 meter di atas permukaan tanah. Indonesia memiliki iklim tropis sehingga cocok untuk dijadikan tempat pengembangbiakkan tanaman lengkuas.
Menjadi salah satu rempah-rempahan yang banyak digunakan, lengkuas mempunyai peluang pasar yang besar dari segi ekonomis.
Permintaan akan lengkuas di pasar juga cenderung stabil sehingga potensi budidaya tanaman lengkuas masih sangat memungkinkan untuk dilakukan. Umumnya di Indonesia, tanaman lengkuas yang biasa dibudidayakan mempunyai dua macam jenis yaitu lengkuas putih dan lengkuas merah. Keduanya memiliki manfaat dan kegunaan yang berbeda.
Lengkuas putih lebih cenderung untuk digunakan sebagai bumbu masakan di dapur karena memberikan aroma yang khas pada masakan dan lengkuas merah mempunyai manfaat untuk digunakan sebagai salah satu bahan dasar untuk membuat obat-obatan tradisonal.
Baca Juga : Syarat Tumbuh Tanaman Lengkuas
Cara Budidaya Tanaman Lengkuas
Cara budidaya tanaman lengkuas sendiri cukup mudah untuk dilakukan untuk pemula. Meskipun begitu belum banyak yang mengetahui cara budidaya tanaman lengkuas.
Tanaman lengkuas sendiri mempunyai cara perkembangbiakkan melalui rimpang dan biji. Rimpang (rhizoma) merupakan variasi dari batang tumbuhan yang tumbuh menjulur ke dalam permukaan tanah dan pada ruas-ruas nya terdapat tunas dan akar baru.
Umumnya kebanyakan petani menggunakan rimpang sebagai metode budidaya, disarankan untuk memilih rimpang yang terletak di paling ujung. Pembudidayaan tanaman lengkuas juga dapat dilakukan di lahan maupun pot.
Berikut akan dijelaskan secara rinci untuk mengetahui lebih lanjut proses cara budidaya tanaman lengkuas.
1. Tahap Pembibitan
Salah satu tahap yang paling awal dilakukan sebelum menanam yaitu pembibitan. Tahapan ini sangat penting untuk memilih kualitas bibit lengkuas yang akan ditanam sehingga dapat menghasilkan bakal tanaman lengkuas yang dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan lengkuas yang berkualitas bagus. Dalam tahap pembibitan ini terdapat dua langkah yang harus dilakukan, yaitu :
a). Menyediakan bibit berkualitas tinggi
Bibit yang berkualitas tinggi kemungkinan besar akan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi juga. Untuk memilih bibit unggul pada tanaman lengkuas, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan yaitu :
- Disarankan memilih bibit yang berasal dari tanaman induk yang sudah cukup dewasa yaitu yang berumur sekitar 9-10 bulan penanaman.
- Memastikan bibit yang akan dipilih tidak mempunyai tanda-tanda terkena serangan hama dan penyakit.
- Bibit yang akan dipilih sebaiknya diambil secara langsung dari kebun.
- Keadaan bibit tidak cacat seperti retak ataupun lecet pada bagian bibit lengkuas yang akan dipilih.
b). Penyemaian bibit lengkuas
Sebelum memasuki tahap penanaman, bibit yang sudah disediakan sebelumnya terlebih dahulu melalui proses penyemaian.
Hal ini bertujuan untuk lebih merangsang pertumbuhan tunas pada rimpang yang akan digunakan sebagai bibit tanaman lengkuas.
Biasanya jika tahapan ini dilewati maka akan meningkatkan resiko bibit tanaman lengkuas yang ditanam busuk bahkan mati sebelum tumbuh. Untuk melakukan penyemaian bibit, beberapa bahan dan alat perlu dipersiapkan yaitu :
- Bibit lengkuas yang memenuhi syarat
- Media penyemaian yang tertutup dan mempunyai kelembapan yang terjaga. Dapat berupa karung goni, peti kayu, atau jerami/alang-alang.
- Sekam padi atau arang sekam
- Larutan fungisida untuk mencegah penjamuran
- Pisau
Selanjutnya setelah semua bahan dan alat yang diperlukan tersedia, penyemaian bibit dapat mulai dilakukan. Untuk melakukan penyemaian bibit, berikut merupakan langkah-langkahnya yaitu :
- Bibit yang sudah disiapkan dijemur terlebih dahulu tetapi jangan sampai terlalu kering.
- Kemudian bibit didiamkan selang beberapa waktu hingga kurang lebih empat minggu.
- Setelah itu, potonglah bibit menjadi beberapa bagian dengan 3-4 mata tunas di setiap bagiannya dan jemur kembali selama satu hari.
- Bibit yang telah dijemur kemudian dicelupkan ke dalam larutan fungisida selama ±1 menit. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya penjamuran pada bibit sebelum proses penanaman.
- Lalu angkat dan diamkan beberapa saat sebelum dimasukkan ke dalam wadah tertutup baik menggunakan karung goni maupun peti kayu. Kemudian letakkan bibit di paling bawah dari wadah dan diatasnya diberi sekam padi atau sekam arang secara bertumpuk-tumpuk untuk memastikan kelembapan dalam wadah tetap terjaga. Apabila menggunakan media jerami, sama seperti sebelumnya bibit diletakkan paling bawah di permukaan tanah kemudian ditumpuk jerami/alang-alang.
- Dibiarkan sekitar 2-4 minggu hingga mata tunas pada rimpang tumbuh sekitar 1-2 cm dan tetap memantau kondisi kelembapan dari wadah penyemaian agar tetap terjaga.
2. Tahap Penyiapan Media Tanam
Selanjutnya sebelum memasuki tahap penanaman, terlebih dahulu mempersiapkan media tanam yang akan digunakan untuk diolah.
Penyiapan media tanam sendiri mempunyai manfaat agar bibit yang disemai nantinya dapat beradaptasi dengan media tanam dan lingkungan serta meningkatkan kesuburan.
Media tanam yang dapat digunakan untuk menanam bibit tanaman lengkuas yaitu pot/polybog dan lahan tanah. Keduanya cocok sebagai media tanam bibit lengkuas.
a). Menggunakan media pot/polybag
Media pot/polybag dipilih untuk budidaya tanaman lengkuas secara lebih praktis di rumah. Sebelum dilakukan penanaman pada media pot/polybag, berikut beberapa poin ang perlu diperhatikan, diantaranya :
- Menyiapkan wadah pot/polybag yang mempunyai ukuran diameter sekitar 25-45 cm. Hal ini bertujuan agar umbi dapat dihasilkan dapat tumbuh secara maksimal.
- Membuat beberapa lubang pada bagian bawah dari wadah pot/polybag yang akan digunakan.
- Mencampurkan tanah, pupuk kandang, dan pupuk kompos/sekam secara merata dengan perbandingan 1:1:1 pada masing-masing bahan.
- Lalu isi wadah pot/polybag yang akan digunakan dengan tanah yang sudah dicampur sebelumnya hingga terisi ¾ bagian dari wadah pot/polybag.
- Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya media tanam yang telah disiapkan dibiarkan terlebih dahulu selama 1 minggu dan letakkan di tempat teduh yang mempunyai sinar matahari yang cukup agar kondisi media tanam dapat lebih optimal.
b). Menggunakan lahan tanah
Penggunaan media lahan tanah untuk budidaya tanaman lengkuas perlu dilakukan pengolahan sebelum akhirnya dilakukan penanaman.
Pengolahan lahan tanah dapat dilakukan dengan cara membajak atau mencangkul lahan tanah agar menghasilkan tanah yang gembur, memberi pupuk kandang dan pupuk kompos, dan menyiram tanah secara rutin sebanyak dua kali dalam sehari.
Kemudian untuk mengindari terjadinya kekurangan air yang dapat menghambat perolehan zat hara oleh tanaman. Maka perlu untuk membentuk tanah menjadi bedengan-bedengan dengan saluran air diantaranya.
3. Tahap Penanaman
Proses penanaman mulai boleh dilakukan setelah bibit tunas mulai muncul. Waktu pelaksanaan penanaman dianjurkan untuk dilakukan pada musim penghujan yaitu sekitar bulan September hingga Oktober.
Hal ini bertujuan agar ketersediaan air yang mencukupi selama masa awal tumbuh bibit tunas lengkuas yang memerlukan banyak air. Berikut langkah-langkah untuk menanam bibit tanaman lengkuas yaitu :
- Membuat lubang pada media tanam dengan kedalaman sekitar 10-15 cm.
- Kemudian masukkan bibit rimpang sebanyak 2-3 mata tunas ke dalam lubang dengan posisi mata tunas mengarah ke atas.
- Lalu tutup kembali dengan tanah yang gembur dan beri sedikit celah agar bagian ujung tunas dapat menyembul ke atas. Dianjurkan untuk media tanam menggunakan ladang, penanaman rimpang dilakukan dengan memberi jarak sekitar 60-70 cm.
- Siram secara rutin menggunakan air secukupnya dan diberi pupuk untuk menjaga kelembapan tanah.
4. Tahap Perawatan dan Pemeliharaan
Tanaman lengkuas merupakan tanaman yang tergolong praktis dan mudah dalam perawatannya. Hal dini dikarenakan tanaman lengkuas dapat bertahan hdup meskipun pada kondisi tanah yang keras dan kering.
Meskipun begitu, perawatan dan pemeliharaan tanaman lengkuas tetap harus dilakukan untuk tetap menjaga kualitas tanaman agar dapat memperoleh hasil maksimal pada saat panen.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan pada tanaman lengkuas, diantaranya :
a). Pengairan
Memastikan tanaman lengkuas agar tidak kekurangan air apalagi di awal pertumbuhan dengan menyiram tanaman dengan intensitas dua kali sehari dengan air secukupnya.
Penyiraman secara rutin ini dilakukan hingga batang dapat tumbuh dengan tegak dan setelah usia tanaman beranjak dewasa lalu intensitas penyiraman dapat dikurangi.
Usahakan ketika menyiram tanaman dengan air secukupnya, jangan sampai tergenang karena dapat meningkatkan potensi ramping di dalam tanah menjadi busuk. Mendekati masa panen, penyiraman tidak perlu dilakukan.
b). Penyulaman
Tahapan ini bertujuan untuk memastikan apakah bibit rimpang lengkuas tumbuh dengan baik atau terdapat rimpang yang mengalami pembusukan sehingga tidak dapat tumbuh biasanya ditandai dengan dedaunan yang pucat dan layu.
Apabila terindikasi terdapat rimpang yang busuk, segera diambil tindakan untuk memisahkan rimpang busuk dengan yang masih sehat.
Hal ini dilakukan untuk mencegah agar tidak mempengaruhi pertumbuhan rimpang yang lain. Hal ini biasanya dilakukan setelah jangka waktu 14-21 hari setelah masa penanaman.
c). Pemupukan
Dalam proses pertumbuhan, tanaman lengkuas memerlukan kebutuhan nutrisi yang tercukupi. Oleh karena itu, salah satu langkah perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan memberi pupuk secara rutin dan berkala ke tanaman pada bulan ke 2,4,8 secara berturut-turut selain pada pemupukan di awal penanaman. Pemupukan dapat dilakukan secara organik maupun menggunakan tambahan bahan kimia seperti pestisida.
Pemupukan dengan cara organik dapat menggunakan pupuk kandang dan pupuk kompos sebagai campuran tanah. Pupuk organik dapat berupa wujud pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Sedangkan, pemupukan menggunakan tambahan bahan kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida ke tanaman secara langsung maupun mencampur nya dengan tanah.
d). Penyiangan
Perawatan tanaman lengkuas juga dilakukan dengan mencabut rumput-rumput liar dan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman lengkuas pada minggu ke-2 hingga minggu ke-4 masa penanaman.
Hal ini bertujuan agar pertumbuhan tanaman lengkuas tidak terhambat karena nutrisi yang diperoleh kurang optimal karena berbagi dengan tanaman yang lain.
Baca Juga : Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Lengkuas
5. Tahap Panen dan Pasca Panen

Untuk mendapatkan hasil lengkuas yang optimal, dianjurkan melakukan panen pada saat memasuki waktu 10-12 bulan setelah masa penanaman.
Diusahakan setelah memasuki masa panen yang dianjurkan untuk segera melakukan panen. Hal ini bertujuan agar hasil lengkuas yang diperoleh tidak terlalu tua.
Karena lengkuas yang tua mempunyai serat kasar yang kurang diminati oleh pembeli. Syarat-syarat tanaman lengkuas yang sudah dapat dipanen yaitu daun tampak layu secara perlahan secara fisiologis sebagai tanda berakhirnya petumbuhan secara vegetatif.
a). Panen
Panen dapat dilakukan secara mudah yaitu dengan membongkar rimpang secara hati-hati agar tidak lecet dan rusak menggunakan garpu, sekop kecil, maupun cetok. Kemudian angkat tanaman secara perlahan hingga bagian umbi tidak ada yang tertinggal.
Lalu bersihkan tanah yang masih menempel pada umbi dengan di pukul-pukul secara perlahan dan pisahkan umbi dengan bagian tumbuhan lainnya dengan cara dipotong.
b). Pasca Panen
- Pencucian
Selanjutnya rimpang atau umbi yang sudah dibersihkan dari tanah dan sudah dipotong harus dicuci terlebih dahulu. Pencucian rimpang dilakukan dengan cara merendamnya di dalam air selama kurun waktu 2-3 jam lalu dapat disortir untuk rimpang yang berkualitas dan yang kurang berkualitas.
Setelah bersih,segera tiriskan menggunakan menggunakan tampah dan letakkan di rak selama satu hari. Penirisan sebaiknya di lakukan dalam ruangan gelap yang tidak tersentuh cahaya matahari secara langsung.
- Perajangan
Perajangan dilakukan urnuk mempermudah proses pengeringan rimpang lengkuas. Perajangan dapat memakai mesin atau perajang manual.
Sebaiknya arah irisan melintang supaya sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah. Ketebalan irisan rimpang diusahakan berkisar antara 4-6 mm.
- Pengeringan
Pengeringan rimpang lengkuas dapat memanfaatkan cahaya matahari langsung, alat pengering beretenaga sinar matahari, di angin-anginkan, atau memakai mesin pengeringan.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengeringan tergantung pada intensitas cahaya dan lama waktu penyinaran.
Biasanya proses pengeringan mengggunakan mesin relatif lebih cepat daripada menggunakan sinar matahari secara langsung yang dapat memakan waktu satu hari bahkan berhari-hari tergantung cuaca.
Demikianlah kilasan pembahasan mengenai Cara Budidaya Tanaman Lengkuas, semoga dengan adanya pembahasan ini bisa memberikan manfaat.

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.