Sudah pernah mendengar tentang tanaman matoa? Memang keberadaan tanaman ini sepertinya belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Nah, bagi yang masih belum tahu dengan tanaman ini, tanaman matoa menjadi salah satu tanaman khas yang berasal dari Papua dengan aroma yang sedap serta rasanya yang manis.
Meskipun tanaman ini adalah tanaman yang berasal dari Papua, namun tanaman ini juga umum ditemukan di daerah Sulawesi dan Maluku. Tanaman matoa tumbuh sebagai pohon yang sangat besar, bahkan tingginya bisa mencapai 18 meter. Pohon matoa juga bisa berbuah sekali hingga dua kali dalam satu tahun.
Di papua, tanaman ini terkenal memiliki dua jenis yaitu Matoa Papeda dan Matoa Kelapa. Hal yang menjadi pembeda dari kedua jenis ini adalah pada tekstur buahnya.
Matoa Papeda disebut-sebut mempunyai tekstur yang lembek jika dibandingkan dengan Matoa Kelapa yang bertekstur kenyal.
Mengenai manfaat dari tanaman matoa, rasanya tak perlu diragukan lagi. Tanaman ini mempunyai kandungan antioksidan yang mampu mencegah radikal bebas.
Selain itu, tanaman ini juga bisa digunakan sebagai pencegahan penuaan, stress, sel kanker, dan penyakit jantung koroner. Bahkan, tanaman ini juga bisa membantu melancarkan pencernaan. Tidak sedikit orang yang kini mulai tertarik untuk membudidayan tanaman matoa mengingat rasa dan manfaat dari buahnya yang berlimpah.
Ditambah lagi, membudidayakan tanaman ini bisa dikatakan tidak terlalu sulit karena tanaman ini mampu bertahan pada daerah yang panas ataupun dingin. Ketahanan matoa juga telah terbukti kuat pada serangan serangga yang umumnya menyerang pertumbuhan buah.
Syarat Tumbuh Tanaman Matoa
Sebelumnya telah disebutkan jika tanaman matoa bisa beradaptasi pada daerah panas atau dingin. Akan tetapi, ada pula beberapa syarat tumbuh tanaman matoa yang perlu untuk diperhatikan. Syarat itu berhubungan dengan kondisi di sekitar tempat budidaya tanaman matoa yaitu iklim dan media tanahnya.
- Iklim
Tanaman matoa yang umumnya tumbuh di Papua ini akan tumbuh dengan baik jika ditanam pada daerah beriklim cukup basah. Daerah yang mempunyai iklim tersebut akan mempunyai curah hujan yang tinggi sekitar lebih dari 1000 mm per tahunnya.
Tapi, tidak menutup kemungkinan jika ditanam di daerah dengan tingkat iklim yang kering, asalkan pengairan pada tanaman juga tersuplai secara baik.
- Media Tanah
Kondisi tanah yang paling cocok untuk pertumbuhan matoa yaitu tanah yang relatif kering tanpa genangan air dan mampunyai lapisan tanah tebal.
Untuk tingkat ketinggiannya sendiri, daerah dengan ketinggian rendah maksimalnya 1200 mdpl akan lebih memudahkan pertumbuhan matoa.
Cara Budidaya Tanaman Matoa
Setelah mengetahui tentang beberapa syarat tumbuh dari tanaman matoa seperti jenis iklim dan tanahnya, maka selanjutnya ada cara atau teknik khusus dalam pembudidayaan tanaman matoa.
Cara Budidaya Tanaman Matoa bermula dari persiapan bibit tanaman, persiapan lahan, penyemaian bibit, penanaman tanaman, pemeliharaan tanaman, dan masa panen tanaman.
1. Penyiapan Bibit Tanaman Matoa
Menanam tanaman matoa dapat menggunakan dua teknik yaitu teknik vegetatif dan generatif. Untuk teknik vegetatif ini merupakan metode mencangkok. Sedangkan teknik generatif dilakukan dengan menyemai biji buah tanaman matoa.
- Penyemaian dengan Generatif (Biji)
Dalam penyemaian biji matoa, perlu diketahui jika tidak semua biji dapat digunakan, karena tidak semua biji mempunyai kualitas yang bagus.
Nah, untuk itu, sebelum menyemai biji, biji matoa yang telah didapat harus dicuci terlebih dulu dengan air bersih yang mengalir. Kemudian, rendam biji kurang lebih setengah jam untuk melihat kualitas biji tersebut.
Biji yang mempunyai kualitas bagus tidak akan mengambang atau melayang dan pada biji yang buruk berlaku sebaliknya. Oleh karena itu, biji yang melayang harus dibuang dan biji yang tidak melayang dijemur di bawah terik sinar matahari.
Sebenarnya, jika tidak ingin direpotkan dengan memilih biji mana saja yang berkualitas bagus, di beberapa toko pertanian juga sudah menjual biji matoa.
Sehingga, petani yang memiliki kesulitan untuk mendapatkan biji matoa pun dapat membeli bibitnya di toko pertanian saja.
- Penyemaian dengan Vegetatif (Mencangkok)
Kemudian, pada teknik vegetatif atau mencangkok, pilih bagian batang yang memiliki kualitas yang bagus. Sayat bagian cabang tersebut dan bersihkan kambiumnya supaya cabang tidak lagi mendapatkan nutrisi dari pohon. Langkah selanjutnya, tutupi sayatan dengan sabut dan plastik.
Jangan lupa untuk melakukan penyiraman secara rutin pada bagian cangkok tadi supaya akarnya bisa cepat tumbuh. Jika akar sudah sempurna tumbuh, maka hasil cangkokan dapat dipindahkan ke media tanam lain seperti polybag.
2. Penyemaian Bibit Tanaman Matoa
Untuk memulai proses penyemaian, siapkan lebih dulu polybag yang dilubangi sebagai sirkulasi udara. Lalu, isikan tanah serta pupuk kandang pada polybag, namun jangan terlalu penuh. Usahakan hanya tiga per empat bagian polybag saja.
Buat lubang tanah sedalam 5 cm pada polybag dan semai biji matoa pada lubang tersebut. Lakukan penyiraman secara rutin pada biji semai, tetapi tidak boleh sampai airnya menggenang. Setelah biji semai berusia 2 minggu, biji matoa akan mulai memunculkan tunasnya.
Saat biji yang disemai menginjak usia 3 bulan, biji tersebut harus dipindahkan ke polybag dengan ukuran yang lebih besar.
Tujuan pemindahan ini adalah diupayakan supaya tanaman bisa lebih tumbuh dengan baik dan mendapatkan sirkulasi udara lebih baik pula. Tanaman baru bisa dipindahkan ke media tanam yang lebih besar jika usianya sudah lebih dari lima bulan.
Akan tetapi, sebelum memindahkan tanaman langsung ke media tanam luas, tanaman matoa harus beradaptasi dulu dengan cahaya matahari.
Proses adaptasi ini dilakukan dengan menempatkan tanaman matoa di bawah sinar matahari secara langsung dengan bertahap.
3. Persiapan Lahan Tanaman Matoa
Sembari menunggu pertumbuhan biji matoa yang sedang disemai, lahan untuk media tanam yang lebih luas harus dipersiapkan dengan mencangkul atau membajak lahan tersebut.
Pembajakan dan pencangkulan ini berguna untuk menggemburkan tanah. Jangan lupa untuk mengecek pH atau derajat keasaman tanah juga.
Lalu, buatlah lubang pada tanah dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm yang nantinya lubang ini akan menjadi lubang tanam. Sebelumnya, taburkan dulu pupuk organik dan kapur pertanian (bila pH tanah tidak sesuai dengan ketentuan).
Selepas pemberian pupuk ini, tanah harus dibiarkan dulu setidaknya selama satu bulan menunggu tanah menyerap pupuk secara sempurna.
4. Penanaman Tanaman Matoa
Apabila tanah sudah siap dan usia biji semai sudah mencukupi persyaratan untuk dipindahkan, maka penanaman pada media tanam yang luas bisa dilakukan. Pemindahan tanaman matoa dari media semainya harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman.
Dalam masa tanam ini, proses tanam lebih disarankan pada saat musim penghujan untuk mendapatkan pengairan yang bagus.
Namun, jika melakukan penanaman pada musim kemarau pun tidak dilarang, hanya saja proses pengairan harus lebih rutin untuk dilakukan.
5. Pemeliharaan Tanaman Matoa
Pada tahapan pemeliharaan tanaman matoa, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Mulai dari penyulaman, pemangkasan, pemupukan, pengairan, dan pengendalian hama atau penyakit. Setiap proses pemeliharaan ini diusahakan dilakukan dengan rutin untuk mengontrol pertumbuhan tanaman.
- Penyulaman
Penyulaman pada tanaman matoa ini dilakukan dengan mengganti bibit matoa yang ternyata tidak tumbuh dengan baik atau jutsru mati.
Pada tahapan penyulaman ini tidak boleh dilakukan jika usia bibit terlalu tua, sehingga harus dilakukan setidaknya 2-3 bulan dari masa tanam. Ini bertujuan supaya tanaman yang disulam tidak terlalu tertinggal dengan pertumbuhan tanaman lainnya
- Pemangkasan dan Penyiangan
Selanjutnya, pada tahapan pemangkasan, cabang-cabang pohon dari tanaman matoa dipangkas untuk menghasilkan cabang-cabang yang lebih produktif.
Selain itu, pemangkasan juga dilakukan untuk menghilangkan cabang-cabang yang mengganggu. Lalu, usia yang tepat untuk melakukan pemangkasan adalah saat tanaman matoa berusia tiga tahun.
Jangan lupakan pula tahapan penyiangan karena hal ini akan membantu memberantas gulma yang tumbuh di sekitar tanaman matoa. Gulma yang dibiarkan dan tidak disingkirkan nantinya akan mengganggu pertumbuhan tanaman matoa.
- Pemupukan
Pemupukan tidak cukup jika hanya dilakukan pada masa awal penanaman. Tahapan ini disarankan untuk diulang rutin setiap dua bulan sekali. Jenis pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk urea, NPK, kandang, dan bioboost.
Semua jenis pupuk tadi bisa memberikan manfaat pada tanaman matoa untuk membantu pertumbuhan akar, batang, buah, dan bunga. Lalu, dapat membantu menyuburkan tanah dan meningkatkan jumlah produksi buah matoa.
- Pengairan
Tahapan pengairan penting dilakukan saat awal penanaman tanaman matoa. Tidak lain hal ini untuk membantu agar tanah menjadi lebih lembab dan tanaman juga tidak akan layu.
Pengairan juga tetap harus dilakukan rutin untuk menghindari tanaman matoa kekurangan nutrisi air. Tetapi, harus diingat pula jika pengairan tidak boleh berlebihan hingga membuat tanah tergenang air.
- Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman matoa meliputi tawon kecil, kelelawar, lalat daun, dan rontoknya bunga maupun daun matoa.
Tawon kecil yang menyerang matoa akan mengambil sari buah matoa sehingga menyebabkan buah menjadi busuk. Begitu juga dengan kelelawar yang memang terkenal menyukai buah-buahan.
Sementara itu, seperti namanya, lalat daun akan menyerang bagian daun dari matoa. Daun yang terserang oleh lalat daun ini juga nantinya akan mengganggu kesehatan tanaman. Sehingga lalat daun juga tak dapat diremehkan.
Untuk mengendalikan hama dan penyakit tersebut, insektisida alami dapat digunakan sebagai alternatif. Disamping itu, jika tak ingin buah matoa diserang oleh hama, bungkus buah dengan jaring-jaring.
Jika dibungkus dengan plastik yang tidak memiliki rongga, justru buah matoa akan lebih cepat busuk, jadi tidak disarankan untuk menggunakan plastik sebagai pembungkusnya.
6. Panen Buah Matoa
Panen buah matoa memang tidak bisa dilakukan secara cepat. Umumnya, panen baru bisa dilakukan jika usia tanaman matoa sudah mencapai 4 tahun.
Namun, jika buah sudah bisa berbuah, maka panen bisa dilakukan hingga dua kali dalam satu tahun. Cara memanen buah matoa dilakukan dengan memotong bagian tangkai buah.
Setelah membaca semua proses budidaya tanaman matoa, bagaimana sudah mulai tertarik tidak untuk membudidayakan tanaman matoa?
Meskipun tanaman ini memang cukup lama dalam berbuah, namun sekali berbuah bisa melimpah. Apalagi rasa dan manfaatnya yang juga sangat banyak, tentu tidak akan sia-sia untuk berbudidaya tanaman matoa. Demikianlah artikel Cara Budidaya Tanaman Matoa semoga bisa memberikan manfaat.
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.