7 Cara Budidaya Tanaman Pir Yang Layak Dicoba

Diposting pada

Buah pir merupakan buah yang berasal dari Eropa Barat serta dikenal memiliki banyak kandungan air. Dengan kandungan air ini membuat buah pir banyak dikonsumsi terlebih saat musim panas datang. Bentuknya pun juga cukup unik, bahkan beberapa orang menyebutnya seperti lonceng.

6 Cara Budidaya Tanaman Pir Yang Layak Dicoba
6 Cara Budidaya Tanaman Pir Yang Layak Dicoba

Disamping bentuk dan kandungan airnya, buah pir juga terkenal akan khasiatnya untuk kesehatan tubuh. Kandungan antioksidan, vitamin C dan K pada buah ini membuatnya bisa untuk dijadikan penangkal radikal bebas.

Selain itu, antioksidan dan serat dari pir juga digadang-gadang mampu mencegah terjadinya inflamasi, sehingga akan menurunkan resiko diabetes dan kanker.

Khasiat lain dari pir yang tak kalah menarik perhatian adalah mampu untuk mencegah penuaan dini dan membuat wajah lebih awet muda. Hal ini berkat kandungan vitamin C, vitamin K, dan antioksidannya pula.

Ibu hamil pun juga disarankan untuk mengonsumsi pir mengingat adanya kandungan vitamin B kompleks dan asam folat yang sangat penting untuk kesehatan janin.

Sebenarnya, masih banyak khasiat yang bisa didapatkan ketika mengonsumsi buah pir. Melihat banyaknya khasiat tersebut, tidak salah lagi jika buah pir ini menjadi salah satu buah dengan tingginya tingkat peminat.

Untuk menyiasati tingginya peluang tersebut, banyak petani yang memutuskan untuk membudidayakan tanaman pir untuk mengurangi impor dari luar negeri.

Dengan kondisi alam di Indonesia, membudidayakan tanaman pir bisa dikatakan tidak mudah. Apalagi tanaman ini juga berasal dari daerah dengan iklim yang tidak sama dengan Indonesia. Akan tetapi, jika dilakukan dengan telaten, kemungkinan tanaman untuk berbuah juga tidak mustahi.

Untuk itu, syarat tumbuh dan cara budidaya yang benar harus diperhatikan oleh petani sebelum memulai budidaya tanaman buah pir.

Syarat tumbuh ini berhubungan dengan kondisi lingkungan daerah yang akan dibuat sebagai tempat penanaman tanaman pir.

Syarat Tumbuh Tanaman Pir

Supaya tanaman pir dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang unggul, maka ada syarat-syarat tumbuh yang harus diketahui terlebih dulu oleh para petani atau pembudidaya.

Pertama, dalam hal suhu udara, tanaman buah pir lebih mudah tumbuh dengan baik jika suhu udara di sekitar tempat penanaman adalah sekitar 16-20 °C.

Kemudian, tanah yang akan dijadikan media tanam haruslah bersih dari tanaman pengganggu, serta merupakan tanah yang subur. Tanah yang subur biasanya mengandung banyak zat hara.

Disamping itu, lahan penanaman juga harus tergolong lahan terbuka yang mampu dijangkau sinar matahari secara langsung. Hal ini dikarenakan tanaman pir memerlukan intensitas cahaya matahari secara penuh.

Kemudian, tingkat ketinggian suatu daerah penanaman juga menjadi faktor penting, di mana tanaman pir akan tumbuh dengan maksimal jika ketinggian suatu daerah adalah sekitar 1000 meter di atas permukaan laut. Untuk tingkat keasaman, tanaman pir lebih cocok dengan tanah yang memiliki pH 5-7.

Cara Budidaya Tanaman Pir

Cara budidaya tanaman pir Tidak berbeda jauh dengan tanaman lainnya, untuk membudidayakan tanaman pir juga dibutuhkan langkah-langkah yang tepat.

Cara budidaya tanaman pir dimulai dari pemilihan varietas, pembibitan, persiapan dan pengolahan media tanam, penanaman, pemeliharaan, dan proses panen.

1. Pemilihan Varietas

Pemilihan Varietas Buat Pir
Pemilihan Varietas Buat Pir

Tanaman pir mempunyai bebebapa jenis varietas yang berbeda-beda, yang mana setiap varietas ini akan menghasilkan buah yang berbeda-beda. Ada 5 jenis buah pir yang umumnya dibudidayakan, diantaranya:

  • Pir Seckel atau Pir Gula. Jenis varietas pir ini memiliki ukuran yang kecil pada buahnya, namun rasanya juga tak kalah manis dengan buah varietas yang lain. Buah ini sering dipilih oleh para ibu-ibu untuk dikonsumsi anak-anaknya, karena ukurannya yang mudah untuk dikonsumsi oleh anak-anak.
  • Pir Bosc. Jenis pir yang ini mempunyai ciri-ciri bentuk leher yang lebih panjang dibandingkan dengan jenis varietas yang lain. Serta, ukurannya tidak terlalu besar dan kecil.
  • Pir Comice. Jenis pir ini bercirikan warna kulit buahnya yang berwarna hijau. Pir ini dikatakan memiliki rasa yang paling manis dengan ukuran yang cukup besar.
  • Pir Forelle. Pada jenis ini, ciri-ciri bentuknya adalah bentuk lehernya pendek. Apabila buah ini matang, warnanya berupa warna kuning dengan bintik-bintik merah.
  • Pir Red Anjour. Jenis ini mempunyai ciri-ciri yang hampir berbeda dari pir lainnya, sehingga sangat mudah untuk dibedakan. Perbedaan itu terlihat dari warna kulitnya yang merah maroon dan bentuknya yang bulat seperti telur.

2. Pembibitan Tanaman Pir

Pembibitan tanaman pir sangatlah mudah untuk dilakukan. Bahkan, untuk pemula pun bisa mengikuti cara pembibitan ini. Proses pembibitan dapat dimulai dengan memilih jenis varietas terlebih dahulu.

Bibit atau benih tanaman pir bisa didapatkan dengan mengambil biji yang ada dalam buah pir. Biji yang dipilih haruslah biji nampak bagus dan tidak terlihat cacat.

Kemudian, biji yang sudah dipilih dan dikumpulkan pun dikeringkan dalam suatu wadah kurang lebih selama 2 hari. Tidak perlu untuk dikeringkan di bawah sinar matahari. Cukup ditaruh saja pada ruangan dengan suhu yang cukup hangat.

Dua hari setelahnya, rendam biji dalam air dan simpan di lemari es dalam kurun 4 hingga 5 hari. Apabila setelah proses perendaman selesai, perhatikan biji-biji tersebut.

Biji yang tenggelam menandakan jika biji tersebut berkualitas bagus, sedangkan biji yang mengambang menandakan jika kualitasnya tidak bagus. Oleh karena itu, biji yang mengambang harus dibuang, dan biji yang tenggelam dapat digunakan untuk proses selanjutnya.

3. Penyemaian Biji Tanaman Pir

Dalam tahapan semai ini, hal yang pertama harus disiapkan adalah media semainya misalnya dengan menggunakan polybag. Polybag lantas diisi dengan tanah dan pupuk kandang atau kompos sampai tiga per empat dari polybag.

Tanam biji yang sudah dipilih tadi, kemudian lakukan penyiraman secara rutin pada biji semai setiap harinya, kalau bisa dilakukan dua kali dalam sehari.

Apabila biji semai rutin untuk disiram, serta pertumbuhannya bagus, maka tunas biasanya akan muncul pada usia semai 2 sampai 3 minggu.

4. Persiapan Media Tanam

Tahap persiapan media tanam tanaman pir bermula dengan pengolahan media tanam dulu. Pengolahan lahan dilakukan dengan membajak ataupun mencangkul tanah untuk menggemburkan tanah. Bila proses ini tidak dilakukan, tanah akan cenderung keras dan susah untuk ditanami.

Selanjutnya, lahan atau media tanam juga harus dibersihkan dari adanya tanaman pengganggu atau gulma. Jangan lupa juga untuk membersihkan bebatuan yang ada di lahan.

Beranjak ke pengolahan berikutnya, buat bedengan pada lahan dengan ukuran 80-100 cm untuk lebarnya, kemudian 40-50 cm untuk tingginya. Untuk panjang bedengannya, sesuaikan saja dengan ukuran lahan.

Lalu, perhatikan juga jarak antar bedengan karena ini akan berfungsi sebagai sistem pengairan atau drainase. Jarak yang disarankan adalah sekitar 50-60 cm.

Selanjutnya, lubang tanam dibuat dengan ukuran sekitar 50 x 50 x 50 cm dan jarak antar lubangnya dibuat sekitar 5 meter. Pada lubang tanam tersebut, berikan pupuk kandang beserta aram sekam.

Kemudian, siram lubang tanam dengan air secara rutin untuk menghindari tanah mengalami kekeringan. Langkah pemberian pupuk ini disebut sebagai pemupukan awal. Nantinya, akan ada pemupukan susulan sebagai langkah pemeliharaan tanaman.

5. Penanaman Tanaman Pir

Proses penanaman tanaman pir dapat dilakukan jika biji yang disemai telah tumbuh tunas dan memunculkan beberapa daun. Dalam memindahkan tanaman semai ke lahan media tanam, lakukan dengan berhati-hati.

Pastikan jika tanah tidak dalam kondisi becek atau tergenang air. Lalu, pastikan juga jika tanaman akan mendapatkan sinar matahari secara langsung.

6. Pemeliharaan Tanaman Pir

Tujuan pemeliharaan tanaman tidak lain dilakukan untuk merawat tanaman pir supaya tetap tumbuh sehat dan menghasilkan buah yang bagus.

Dalam tahapan pemeliharaan ini, ada beberapa langkah yang dilakukan mulai dari penyiangan, penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama serta penyakit yang menyerang pir.

  • Penyiangan dan Pemangkasan

Pada tahapan pemeliharaan ini, penyiangan dilakukan dengan membersihkan tanaman pengganggu atau gulma supaya tanaman pengganggu tersebut tidak menghambat nutrisi dari tanaman pir itu sendiri.

Selain itu, penyiangan juga mempunyai manfaat untuk mengurangi resiko terserang penyakit dan hama. Penyiangan disarankan untuk dilakukan secara rutin supaya tanaman pengganggu juga tidak cepat tumbuh.

Sementara itu, pada proses pemangkasan, cabang dan ranting pohon yang kering maupun tumbuh tidak teratur haruslah dipangkas.

Pemangkasan ini menghindari supaya tanaman tidak terlalu rimbun dan bagian-bagian tanaman yang kering tersebut tidak menggangu pertumbuhan tanaman pir.

  • Penyiraman

Penyiraman berfungsi agar tanaman pir tidak mengalami kekeringan dan supaya akar mampu menyimpan kandungan air yang akan disuplai ke seluruh bagian tanaman.

Proses penyiraman dapat dilakukan pagi dan sore hari secara rutin, sehingga tanaman nantinya bisa tumbuh dengan optimal.

Mengingat tanaman pir merupakan tanaman yang membutuhkan pengairan yang cukup banyak, maka penyiraman harus dilakukan dua kali sehari. Hindari untuk melakukan penyiraman pada siang hari karena dapat berdampak buruk bagi tanaman.

  • Pemupukan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemupukan susulan akan dilakukan saat tanaman pir telah ditanam di media tanam secara luas pada usia tanam mencapai satu bulan. Jenis pupuk yang umumnya diberikan dalam proses ini adalah pupuk NPK atau pupuk kandang.

Pada proses ini juga harus dilakukan secara berkala dan takaran pemberian pupuknya juga harus disesuaikan. Dosis yang dianjurkan adalah sebesar kepalan tangan dan dilakukan setiap sekali dalam tiga bulan.

  • Pengendalian Hama dan Penyakit

Proses pengendalian hama dan penyakit pada tanaman pir juga disarankan untuk dilakukan secara rutin paling tidak sekali dalam dua sampai tiga minggu.

Pengendalian ini dilakukan dengan melakukan penyemprotan cairan pestisida jika usia tanaman sudah mencapai satu tahun.

Lalu, jika ingin melindungi buah pir dari gangguan hama dan penyakit, bungkus buah tersebut dengan kain berjaring-jaring.

7. Proses Panen Buah Pir

Pemanenan buah pir di daerah di Indonesia umumnya dilakukan saat bulan September hingga Oktober. Jika beruntung, maka hasil budidaya tanaman yang dihasilkan pastinya akan melimpah.

Proses Panen Buah Pir
Proses Panen Buah Pir

Proses panen ini dilakukan dengan memetik buah pir yang ada di pohon baik menggunkan bantuan alat atau secara manual.

Itulah penjelasan mengenai syarat tumbuh tanaman pir beserta cara budidayanya. Setiap budidaya pada tanaman termasuk budidaya pir, memerlukan keuletan dan kesabaran dalam setiap tahapannya. Namun, ada juga faktor lain yang sangat menentukan yaitu faktor alam.

Dengan menggabungkan cara serta memahami betul syarat tumbuh tanaman, akan sangat mungkin jika budidaya yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.

Bagaimana? Cukup mudah bukan.. demikianlah yang bisa saya sampaikan mengenai 6 Cara Budidaya Tanaman Pir Yang Layak Dicoba. Semoga bisa bermanfaat.

Baca Juga : Cara Pengendalian Hama Tanaman Pir