Tanaman rosella atau dikalangan masyarakat juga disebut sebagai teh merah merupakan tanaman herbal yang digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit.

Mengenai kandungannya, tanaman rosella tergolong tanaman dengan kandungan gizi yang penting bagi tubuh. Kandungan tersebut meliputi vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, vitamin D, betakaroten, zat besi, asam amino, omega 3, kalsium, dan riboflavin.
Tanaman yang mempunyai nama latin Hibiscus Sabdarifta L. ini bukan berasal asli dari Indonesia, melainkan berasal dari negara India. Setelah masuk ke Indonesia, tanaman ini langsung mencuri perhatian banyak masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan tanaman rosella bukan hanya bisa digunakan sebagai obat, melainkan juga bisa digunakan untuk pemanfaatan yang lain.
Misalnya saja, bagian kelopak rosella yang mampu digunakan sebagai pewarna alami. Selain itu, kelopak rosella tersebut juga bisa digunakan sebagai selai dan manisan.
Disamping banyaknya kandungan juga kegunaan dari tanaman rosella, budidaya dari tanaman ini juga bisa dilakukan dengan mudah.
Namun, sentra budidaya tanaman rosella ini masih dalam daerah tertentu dan belum merata di seluruh Indonesia. Jika saja lebih banyak masyarakat yang tahu tentang teknik budidaya dari rosella, tentunya budidayanya akan lebih mudah tersebar ke seluruh penjuru Indonesia.
Baca Juga : Syarat Tumbuh Tanaman Rosella
Nah, untuk itu kali ini akan dijelaskan bagaimana sebenarnya Cara Budidaya Tanaman Rosella. Mulai dari pemilihan bijinya hingga tanaman tersebut berbuah dan dipanen yang akan dikupas sebagai berikut.
Cara Budidaya Tanaman Rosella
Seperti yang telah disebutkan di awal, tanaman rosella ini tergolong tanaman yang mudah untuk dibudidayakan. Tanaman ini mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi tanah dan iklim.
Namun, beberapa ada yang menyebutkan jika tanaman ini lebih baik dalam pertumbuhan jika ditanam di daerah tropis atau sub tropis dengan kondisi tanah yang berpasir dan punya kandungan humus.
Untuk proses budidayanya, tanaman rosella dikembangbiakkan melalui metode generatif. Metode ini memanfaatkan biji yang disemai terlebih dahulu untuk mendapatkan tanaman baru.
Penjelasan dari proses-proses dan Cara Budidaya Tanaman Rosella akan mulai dikupas di bawah ini.
1. Persiapan dan Penyemaian Biji Rosella
Tidak semua tanaman rosella menghasilkan biji yang berkualitas, oleh karenanya perlu memilih tanaman yang sehat, tidak terserang hama dan penyakit, serta tumbuh dengan subur. Biji-biji rosella yang sudah didapatkan dari tanaman rosella, lantas dikeringkan sekitar 4 hari.
Setelah biji atau benih tersebut dikeringkan, langkah selanjutnya biji bisa langsung untuk disemai pada media semai yang telah disiapkan. Tanah yang digunakan untuk media semai ini haruslah tanah yang gembur supaya pertumbuhan biji bisa lebih cepat.
Jika biji semai telah berkecambah dengan ukuran sekitar 7 cm, dan usianya telah mencapai dua minggu, maka biji tersebut dipindahkan ke dalam polybag yang sudah diisi dengan media tanam. Tunggu sampai tanaman rosella mencapai ukuran 20 cm, barulah tanaman rosella itu dapat dipindahkan ke media tanah yang lebih luas.
2. Persiapan dan Pengelolaan Lahan
Sebelum proses penanaman atau pemindahan bibit semai ke lahan yang lebih luas, perlu dilakukan yang namanya persiapan dan penglolahan lahan. Proses ini pertama dimulai dengan melakukan pembersihan lahan dari adanya tanaman pengganggu seperti semak-semak.
Tanaman pengganggu tersebut tidak dapat dibiarkan karena pastinya akan memicu tanaman rosella yang akan ditanam nanti terserang hama dan penyakit.
Proses persiapan selanjutnya adalah dengan melakukan pembajakan secara membujur atau secara melintang. Apabila tidak punya alat untuk membajak, cukup lakukan dengan mencangkul tanah dengan kedalaman sekitar 30 cm.
Setelahnya, tanah yang sudah dibajak tadi diberikan pupuk kandang dengan takaran yang disesuaikan dengan luasnya lahan. Pemberian pupuk ini dilakukan sebagai upaya pemupukan awal untuk membuat tanah lebh kaya akan kandungan zat organik atau kandungan hara.
Apabila pemberian pupuk sudah selesai dilakukan, maka berikutnya adalah pembuatan bedengan. Pembuatan bedengan ini bisa disesuaikan juga dengan ukuran lahan. Lalu, tak lupa buatlah sistem pengairan di lahan tanam rosella. Sistem pengairan ini punya manfaat untuk membantu agar tanaman tidak terlalu banyak tergenang air.
3. Penanaman Tanaman Rosella
Tanaman rosella merupakan jenis tanaman semusim yang mempunyai satu kali masa produktif berbuah. Oleh karena hal ini, dibutuhkan waktu yang pas dalam proses penanamannya dan didasarkan pada musim. Waktu yang dianjurkan dalam penanaman rosella ini adalah pada musim awal-awal musim penghujan sekitar pertengahan bulan agustus sampai oktober akhir.
Untuk cara menanamnya, dilakukan dengan cara sejajar ataupun dengan saling silang berjarak 1 x 1 meter.
Pemindahan tanaman dari polybag ke media tanah yang lebih luas dilakukan dengan berhati-hati. Pada setiap lubang tanam, cukup diisi dengan satu tanaman dan maksimal 2 tanaman semai.
Akan tetapi, bila penanaman dilakukan tanpa proses semai terlebih dulu, maka pada satu lubang tanam diisi dengan dua biji rosella sekaligus.
4. Perawatan Rosella
Jenis perawatan atau pemeliharaan tanaman rosella terdiri dari beberapa perawatan diantaranya adalah sebagai berikut.
- Pengairan
Setelah adanya proses penanaman rosella, tanaman tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa adanya langkah pemeliharaan yang tepat. Salah satu jenis langkah pemeliharaan yang sangat penting merupaan pengairan.
Pada tanaman rosella, pengairannya tidak begitu menyulitkan. Tanaman ini hanya membutuhkan pengairan sekali dalam sehari bisa dilakukan pada pagi atau sore hari. Jangan terlalu banyak memberikan pengairan, dikarenakan bisa menyebabkan air menggenang. Hal ini tidak baik untuk tanaman rosella dan akan berakibat pada membusuknya tanaman.
Selain itu, intensitas cahaya matahari dari tanaman rosella juga harus diperhatikan. Tanaman ini juga membutuhkan cahaya matahari yang cukup untuk membantunya dalam berfotosintesis. Sehingga, nantinya tanaman bisa tumbuh lebih sehat dan menghasilkan buah yang maksimal.
- Penyiangan
Langkah selanjutnya dalam perawatan tanaman rosella adalah proses penyiangan. Penyiangan ini dimaksudkan untuk menghilangkan tanaman gulma yang tumbuh di sekitar rumpun tanaman rosella. Apabila dibiarkan saja, tanaman tersebut justru akan menyaingi pertumbuhan tanaman rosella itu sendiri.
Persaingan bukan hanya dalam pertumbuhan, namun juga dalam pengambilan nutrisi tanah. Proses ini juga sebaiknya tidak dilakukan sekali saja, melainkan lebih baik dilakukan secara rutin paling tidak 2 atau 3 bulan sekali.
- Pemupukan
Pada dasarnya, proses pemberian pupuk pada budidaya rosella terbagi menjadi dua tahapan, yaitu pemupukan awal dan pemupukan susulan. Pada pemupukan awal, pemberian pupuk dilakukan sebelum tanam dengan pupuk kompos atau kandang.
Sementara itu, pada pemupukan susulan diberikan saat tanaman rosella telah mencapai usia 3 minggu dengan pupuk urea sekitar 30 sampai 40 gram per tanaman. Pemupukan ini dilanjutkan lagi ketika tanaman rosella sudah berusia 7 atau 8 minggu dengan kadar pupuk urea sama.
- Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit merupakan masalah dalam budidaya yang selalu membuat resah para petani. Hal ini tidak lain karena akibat yang ditimbulkan dapat membuat tanaman tidak menghasilkan hasil sempurna atau bahkan bisa saja tanaman bisa mati.
Jenis penyakit yang paling sering menyerang tanaman rosella adalah Phytophora. Sedangkan, hama yang sering ditemukan pada rosella merupakan hama kutu daun. Untuk menangani masalah hama dan penyakit ini, petani bisa melakukan penyemprotan anti kutu atau pestisida.
5. Pemanenan Rosella
Untuk melakukan pemanenan pada tanaman rosella, petani dapat melihat ciri-ciri atau pertanda jika tanaman sudah siap untuk dipanen. Tanda-tanda tersebut bisa dilihat pada pembungkus biji rosella yang mempunyai warna hijau.
Dalam kata lain, pada saat tanaman rosella berusia 60 hari, kandungan antosianin beserta asam sitrat berada di titik maksimal kemuidan akan menurun bila biji rosell mulai matang seutuhnya.
Sehingga, proses pemanenan dianjurkan saat usia dari bunga rosella sudah mencapai 60 hari. Atau bisa juga ditandai saat usia bunga mekar mencapai 15 sampai 20 hari.
Waktu yang paling tepat dan disarankan untuk memanen rosella adalah pada waktu pagi hari. Alasannya, kadar air yang dimiliki oleh tanaman rosella pada saat pagi hari masih sangat banyak kondisi dari kelopak bunga masih cukup segar.
Pemotongan bung pada tanaman rosella sebaiknya menggunakan alat pemotong mengingat bunganya agak susah dipetik langsung oleh tangan. Selain itu, dengan bantuan alat pemotong juga akan menghindari kerusakan pada bunga.
Selepas proses pemanenan selesai, kapsul yang berisikan biji rosella harus dipisahkan dari kelopaknya. Biji dari tanaman rosella umumnya dikeringkan kembali untuk dijadikan sebagai benih penanaman selanjutnya.
Kemudian, bagian kelopaknya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya seperti untuk teh herbal, pewarna makanan, selai, atau bahkan manisan.
6. Pasca Panen Rosella
Pada tahapan ini, tanaman rosella yang sudah dipanen akan melewati proses paska panen dimana proses ini bertujuan untuk memilah dan mengolah tanaman rosella hasil panen. Langkah ini juga ditujukan bagi para petani yang akan menjual rosella kepada masyarakat umum.
Langkah pertama, dilakukan yang namanya penyortiran yang mana kelopak bunga rosella disortir sesuai dengan tingkat kematangan, ukuran, dan kualitas. Ini merupakan langkah awal agar tanaman yang terkena gulma atau penyakit tidak tercampur satu sama lain.
Setelah disortir, kelopak-kelopak itu harus dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di kelopak tersebut.
Selanjutnya, tirisan terlebih dahulu kelopak sebelum dikeringkan. Lantas, setelah ditiriskan kelopak dikeringkan dulu supaya tidak ditumbuhi oleh jamur dikarenakan kelopak rosella apabila akan disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Kemudian, bila kelopak sudah selesai dijemur, penyortiran ulang menjadi langkah berikutnya. Penyortiran kali ini digunakan untuk mengecek apakah sisa kotoran masih ada yang menempel pada kelopak rosella. Ini menjadi langkah yang tidak boleh dilewatkan, mengingat penyortiran ini juga akan menentukan kualitas dari rosella yang telah dibudidayakan.
Setelah melalui proses penyortiran ulang tadi, maka rosella siap untuk dikemas. Bahan yang digunakan dalam mengemas rosella ini juga harus bahan yang setidaknya tidak menimbulkan bau atau malah menimbulkan reaksi dengan rosella.
Untuk penyimpannya juga diusahakan pada suhu ruangan sehingga tidak akan menimbulkan kelembaban berlebih dan memicu pertumbuhan jamur. Apabila rosella kering tadi disimpan serta dibungkus dengan benar, maka rosella yang kering itu bisa bertahan hingga 6 bulan.
Nah, selesai sudah penjelasan mengenai Cara Budidaya Tanaman Rosella. Tanaman ini begitu mudah untuk dibudidayakan, bahkan jika ingin mencoba budidaya di pekarangan rumah pun nampaknya bisa dilakukan dengan mengikuti teknik yang sudah dijelaskan.

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.