Gulma adalah tanaman liar yang tumbuh di area yang tidak diinginkan atau di luar area pertanian atau kebun yang dituju. Gulma dapat bersaing dengan tanaman budidaya karena mereka mengonsumsi nutrisi, air, dan cahaya matahari yang seharusnya tersedia bagi tanaman yang diinginkan. Gulma juga dapat menjadi inang bagi hama atau penyakit tanaman.
Beberapa karakteristik gulma meliputi pertumbuhan yang cepat, penyebaran yang luas melalui biji, rimpang, umbi, atau stolon, dan adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi lingkungan. Gulma dapat muncul di kebun, ladang, kebun sayuran, taman, perkebunan, atau area terbuka lainnya.
Gulma dapat menyebabkan masalah bagi tanaman budidaya karena mereka dapat mengganggu pertumbuhan, perkembangan, dan produksi tanaman. Mereka dapat menghambat akses tanaman budidaya terhadap nutrisi, air, dan cahaya matahari, serta dapat bersaing dengan tanaman untuk mendapatkan sumber daya tersebut. Selain itu, gulma juga dapat berfungsi sebagai inang bagi hama atau penyakit, yang dapat merugikan tanaman yang diinginkan.
Pengendalian gulma menjadi penting dalam pertanian dan kebun raya untuk menjaga produktivitas dan kualitas tanaman. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk pengendalian mekanis seperti mencabut atau menggemburkan tanah, penggunaan mulsa untuk menutupi tanah dan menghambat pertumbuhan gulma, penggunaan herbisida atau pestisida untuk mengendalikan populasi gulma, dan praktik pertanian terpadu yang memadukan berbagai metode pengendalian.
Pemilihan metode pengendalian gulma yang tepat tergantung pada jenis gulma, jenis tanaman budidaya, skala pertanian, dan pertimbangan lingkungan. Pengelolaan gulma yang baik termasuk mengenali jenis gulma yang umum di area setempat, mencegah penyebaran biji gulma, menjaga kebersihan area pertanian, dan mengimplementasikan tindakan pengendalian yang sesuai pada waktu yang tepat.