Hama mengacu pada organisme hidup, seperti serangga, tikus, burung, jamur, atau tanaman liar, yang menyebabkan kerusakan atau mengganggu tanaman, hewan ternak, kesehatan manusia, atau lingkungan secara keseluruhan. Mereka memiliki potensi untuk merusak hasil pertanian, menyebabkan penyakit, merusak struktur bangunan, atau mengganggu keseimbangan ekosistem.
Hama dapat ditemukan di berbagai habitat, baik di alam maupun dalam lingkungan manusia. Mereka sering mencari sumber makanan atau tempat berkembang biak yang dapat merugikan manusia atau hewan. Contoh hama yang umum meliputi nyamuk, lalat, kutu, rayap, kecoa, wereng, ulat, tikus, dan serangga penggerek kayu.
Dalam pertanian, hama seringkali menjadi ancaman serius bagi tanaman dan produksi hasil pertanian. Mereka dapat merusak tanaman dengan menghisap sari tanaman, memakan daun, batang, atau akar, atau menyebabkan infeksi penyakit pada tanaman. Akibatnya, tanaman dapat mengalami penurunan produktivitas, kualitas yang buruk, atau bahkan kerugian total.
Pengendalian hama merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan tanaman, hewan ternak, dan manusia. Pendekatan pengendalian hama dapat mencakup penggunaan insektisida, rodentisida, atau bahan kimia lainnya untuk membunuh atau mengendalikan populasi hama. Selain itu, teknik pengendalian hama terpadu yang lebih berkelanjutan melibatkan penggunaan metode biologi, penggunaan varietas tanaman yang tahan hama, rotasi tanaman, penggunaan musuh alami hama, atau tindakan budidaya yang membatasi kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan hama.
Penting untuk memahami jenis hama yang ada di lingkungan setempat dan menerapkan tindakan pengendalian yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu yang berkelanjutan, untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan meminimalkan penggunaan bahan kimia yang berpotensi merugikan lingkungan dan kesehatan.