Pengertian Tumpangsari: Manfaat dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian tumpangsari (intercropping) adalah praktik budidaya pertanian di mana dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda ditanam secara bersamaan pada lahan yang sama dalam jarak dan pola tertentu.

Pengertian Tumpangsari Manfaat dan Contohnya

Praktik ini bertujuan untuk memanfaatkan ruang dan sumber daya secara lebih efisien, meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi risiko kegagalan panen, dan menciptakan hubungan simbiosis antara tanaman yang berbeda.

Pengertian Tumpangsari Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa definisi tumpangsari menurut para ahli:

  1. Sumberdaya Nabati IPB (2011): “Tumpangsari adalah pola tanam yang dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda ditanam pada lahan yang sama dalam waktu yang bersamaan atau tumpang tindih, dengan tujuan memperoleh hasil dan/atau manfaat yang lebih baik daripada bila ditanam secara monokultur.”
  2. ICRISAT (International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics): “Tumpangsari adalah pendekatan budidaya yang mencakup tanaman yang berbeda dalam kumpulan yang sama, baik di sepanjang baris maupun di dalam baris, dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya.”
  3. J. Alan Franzluebbers (2007): “Tumpangsari adalah teknik pertanian di mana dua atau lebih tanaman ditanam bersama-sama dalam waktu yang bersamaan dan pada lokasi yang sama dalam kombinasi tertentu.”
  4. FAO (Food and Agriculture Organization): “Pengertian Tumpangsari adalah praktik pertanian di mana dua atau lebih jenis tanaman ditanam pada lahan yang sama dalam waktu yang bersamaan atau tumpang tindih. Tujuannya adalah untuk memperoleh hasil yang lebih besar daripada jika tanaman tersebut ditanam secara terpisah.”
  5. Arya et al. (2015): “Tumpangsari adalah praktik pertanian di mana dua atau lebih jenis tanaman ditanam bersama-sama pada lahan yang sama dalam pola tertentu dengan tujuan meningkatkan hasil panen dan efisiensi penggunaan sumber daya.”

Dalam praktik tumpangsari, tanaman yang dipilih biasanya memiliki interaksi yang saling menguntungkan.

Misalnya, tanaman yang memiliki sistem akar yang dangkal dapat tumbuh bersama tanaman yang memiliki sistem akar lebih dalam, sehingga kedua tanaman tersebut dapat memanfaatkan sumber nutrisi dan air di lapisan tanah yang berbeda.

Tumpangsari juga dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit, serta meningkatkan keanekaragaman hayati di lahan pertanian.

Manfaat Tumpangsari

Praktik tumpangsari atau intercropping memberikan sejumlah manfaat yang signifikan bagi sistem pertanian.

Beberapa manfaat utama dari tumpangsari termasuk:

  1. Peningkatan Produktivitas: Tumpangsari dapat meningkatkan produksi pertanian secara keseluruhan dengan memanfaatkan lahan yang ada secara lebih efisien. Tanaman yang ditanam bersama-sama dapat memanfaatkan sumber daya seperti air, sinar matahari, dan nutrisi tanah dengan lebih baik.
  2. Pengurangan Risiko Kegagalan Panen: Kombinasi tanaman yang berbeda dalam tumpangsari dapat membantu mengurangi risiko kerugian akibat faktor lingkungan atau serangan hama dan penyakit yang spesifik pada satu jenis tanaman. Jika salah satu tanaman terpengaruh, yang lain masih dapat memberikan hasil.
  3. Pengendalian Hama dan Penyakit: Beberapa tumbuhan dalam tumpangsari dapat bertindak sebagai penarik atau penolak hama tertentu, membantu melindungi tanaman lain dari serangan. Interaksi antara tanaman juga dapat memengaruhi perilaku serangga dan hama.
  4. Pemanfaatan Sumber Daya Tanah dan Air: Tanaman dengan sistem akar yang berbeda dapat memanfaatkan sumber daya tanah dan air yang berbeda pula. Ini memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dan mengurangi persaingan antara tanaman.
  5. Peningkatan Keanekaragaman Hayati: Tumpangsari dapat membantu meningkatkan keanekaragaman hayati di lahan pertanian, menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan beragam bagi tanaman, hewan, serangga, dan mikroba.
  6. Peningkatan Kualitas Tanah: Tanaman yang memiliki pola pertumbuhan yang berbeda dalam tumpangsari dapat membantu memperbaiki struktur tanah dan mencegah erosi. Tanaman penutup tanah (cover crop) dalam tumpangsari juga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
  7. Diversifikasi Pangan: Tumpangsari dapat menghasilkan berbagai jenis produk pertanian dari satu lahan, meningkatkan variasi hasil panen dan menyediakan beragam pilihan pangan bagi petani dan masyarakat.
  8. Peningkatan Pendapatan: Dengan memaksimalkan penggunaan lahan dan sumber daya, tumpangsari dapat meningkatkan pendapatan petani dengan hasil panen yang lebih tinggi dan beragam.
  9. Peningkatan Ketahanan Iklim: Tumpangsari dapat membuat pertanian lebih tahan terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem, karena tanaman yang berbeda dapat menangani kondisi lingkungan yang beragam.
  10. Peningkatan Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Pestisida: Beberapa tumbuhan dalam tumpangsari dapat meminimalkan kebutuhan pupuk dan pestisida karena interaksi antara tanaman dapat mengurangi serangan hama dan penyakit.
  11. Manfaat Lingkungan: Praktik tumpangsari dapat mengurangi tekanan terhadap lahan pertanian, mengurangi risiko degradasi tanah dan erosi, serta meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.
  12. Konservasi Sumber Daya: Dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien, tumpangsari membantu mengurangi pemborosan dan penyalahgunaan sumber daya alam.

Penting untuk dicatat bahwa kesuksesan tumpangsari tergantung pada pemilihan tanaman yang sesuai, pola penanaman, dan perawatan yang tepat. Penerapan yang tepat akan membantu mengoptimalkan manfaat yang dapat diperoleh dari praktik ini.

Contoh Tanaman Tumpang Sari

Berikut adalah beberapa contoh tanaman yang sering ditanam dalam praktik tumpangsari bersama-sama untuk mengoptimalkan produktivitas dan manfaat pertanian:

  1. Jagung dan Kacang Hijau: Kacang hijau tumbuh lebih cepat dan dapat memanfaatkan sisa nutrisi yang ditinggalkan oleh jagung setelah panen. Selain itu, kacang hijau membantu meningkatkan kandungan nitrogen tanah.
  2. Jagung dan Kacang Tanah: Kacang tanah memiliki sistem akar yang membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kandungan nitrogen. Selain itu, tumpangsari ini memberikan hasil dua kali lipat dari satu lahan.
  3. Tomat dan Bawang Merah: Tomat tumbuh tegak, sementara bawang merah tumbuh di bawah tanah. Kombinasi ini membantu memaksimalkan penggunaan lahan dan menghindari persaingan langsung antara tanaman.
  4. Kentang dan Kacang Panjang: Kacang panjang dapat merambat di sekitar tanaman kentang yang tumbuh tegak, mengoptimalkan pemanfaatan ruang dan mendukung keberlanjutan sistem.
  5. Jagung, Labu, dan Kedelai: Tumpangsari ini dikenal sebagai “Three Sisters” dalam budaya suku asli Amerika. Jagung berfungsi sebagai penyangga untuk labu merambat, sementara kedelai menambahkan nitrogen ke tanah.
  6. Jagung, Kacang Panjang, dan Labu: Tumpangsari ini mirip dengan “Three Sisters”, tetapi menggunakan kacang panjang sebagai pengganti labu. Jagung menyediakan struktur penyangga bagi kacang panjang.
  7. Padi dan Ikan Lele: Sistem tumpangsari akuaponik menggabungkan budidaya padi dengan budidaya ikan lele. Air yang kaya nutrisi dari tangki ikan memberi makan tanaman padi, sementara akar padi membersihkan air untuk ikan.
  8. Padi dan Ekor Super: Ekor super adalah tanaman penutup tanah yang dapat tumbuh di antara tanaman padi, membantu mencegah erosi dan memperbaiki struktur tanah.
  9. Kacang Hijau dan Jagung: Jagung berfungsi sebagai penyangga vertikal bagi tanaman kacang hijau yang tumbuh merambat, membantu mengoptimalkan penggunaan ruang dan sinar matahari.
  10. Sayuran Daun dan Umbi: Misalnya, selada atau bayam tumbuh dengan tanaman umbi seperti wortel atau bawang merah. Tanaman daun memanfaatkan sinar matahari yang lebih rendah saat tanaman umbi belum tumbuh sepenuhnya.
  11. Tebu dan Kacang Tanah: Tanaman tebu berfungsi sebagai penyangga vertikal bagi kacang tanah yang tumbuh merambat, membantu dalam pemanfaatan lahan.
  12. Jagung dan Labu: Labu merambat di sekitar tanaman jagung, membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi persaingan antara tanaman.

Penting untuk memilih kombinasi tanaman yang memiliki interaksi yang saling menguntungkan dan mempertimbangkan pola tumbuh serta kebutuhan air dan nutrisi.

Praktik tumpangsari dapat sangat bervariasi berdasarkan iklim, jenis tanah, dan tujuan petani.