Akuntansi adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengukur, mengolah, dan menyajikan informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli
Terdapat berbagai pengertian akuntansi menurut para ahli, di antaranya:
1. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
“Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas dalam suatu cara yang signifikan dan dalam jumlah yang besar, transaksi serta peristiwa yang pada umumnya bersifat keuangan, dan menganalisis hasilnya.”
2. American Accounting Association (AAA)
“Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi tentang entitas kepada berbagai pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan.”
3. Financial Accounting Standards Board (FASB)
“Akuntansi adalah sistem informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi, merekam, dan melaporkan transaksi bisnis dan peristiwa ekonomi yang mempengaruhi entitas ekonomi tertentu.”
4. Warren Buffett
“Akuntansi adalah bahasa bisnis. Tentunya ini adalah bahasa yang tidak begitu sulit untuk dipahami.”
5. Charles T. Horngren
“Akuntansi adalah ilmu yang mencatat, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan suatu peristiwa atau transaksi ekonomi yang mempengaruhi entitas ekonomi tertentu.”
Penting untuk diingat bahwa akuntansi bukan hanya tentang pencatatan transaksi keuangan, tetapi juga tentang analisis, pelaporan, dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi keuangan yang dihasilkan.
Pengertian di atas mencerminkan berbagai aspek dari akuntansi, yang melibatkan pengukuran, pelaporan, dan interpretasi informasi keuangan untuk membantu pengambilan keputusan yang efektif.
Prinsip-prinsip Akuntansi
Prinsip-prinsip akuntansi adalah pedoman dan aturan yang digunakan dalam praktik akuntansi untuk memastikan
bahwa informasi keuangan yang dihasilkan oleh suatu entitas adalah akurat, relevan, dan dapat dipahami oleh pemangku kepentingan. Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip akuntansi yang penting:
1. Prinsip Entitas
Prinsip ini menyatakan bahwa entitas bisnis harus dipandang sebagai entitas yang berbeda dari pemiliknya atau entitas lainnya. Dengan kata lain, keuangan perusahaan harus dipisahkan dari keuangan pribadi pemiliknya.
2. Prinsip Biaya
Prinsip ini menyatakan bahwa aset dan liabilitas harus dicatat pada biaya perolehan atau biaya yang masuk. Informasi keuangan harus didasarkan pada biaya riil dan bukan pada nilai pasar saat ini.
3. Prinsip Konservatisme
Prinsip ini mengarahkan akuntan untuk lebih cenderung memilih metode yang konservatif ketika ada lebih dari satu cara untuk mengukur aset, pendapatan, atau keuntungan.
Hal ini berarti bahwa aset dan pendapatan sering kali diukur dengan hati-hati dan mungkin diestimasi lebih rendah daripada yang sebenarnya.
4. Prinsip Keterbandingan
Prinsip ini menekankan pentingnya konsistensi dalam metode akuntansi yang digunakan oleh suatu entitas dari satu periode ke periode berikutnya.
Hal ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk membandingkan informasi keuangan dari tahun ke tahun.
5. Prinsip Kewajaran
Prinsip ini menekankan bahwa informasi keuangan harus disajikan secara adil dan jujur.
Hal ini berarti bahwa transaksi harus dicatat dengan tepat, dan tidak boleh ada manipulasi atau penipuan dalam penyajian informasi keuangan.
6. Prinsip Kepastian
Prinsip ini mengharuskan bahwa hanya transaksi dan peristiwa yang telah terjadi secara pasti yang boleh dicatat dalam laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa estimasi yang tidak pasti harus dihindari sebisa mungkin.
7. Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini mengasumsikan bahwa suatu entitas akan terus beroperasi dalam waktu yang tidak terbatas, kecuali jika ada bukti sebaliknya. Oleh karena itu, aset dan liabilitas harus dicatat dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut.
8. Prinsip Realisasi Pendapatan
Prinsip ini mengatakan bahwa pendapatan harus diakui ketika sudah diterima atau dapat diukur dengan dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa pendapatan tidak harus diakui hanya karena faktur telah dikeluarkan.
9. Prinsip Konsistensi Mata Uang
Prinsip ini mengharuskan bahwa mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan harus tetap konsisten dari satu periode ke periode berikutnya.
10. Prinsip Materialitas
Prinsip ini mengatakan bahwa informasi yang memiliki dampak material atau signifikan terhadap pengambilan keputusan harus diungkapkan dengan jelas dalam laporan keuangan.
Prinsip-prinsip ini membentuk kerangka kerja dasar dalam praktik akuntansi, dan penerapannya dapat bervariasi berdasarkan regulasi dan standar akuntansi yang berlaku di berbagai negara.
Selain itu, perkembangan dalam akuntansi juga terus berubah seiring dengan perubahan kebijakan dan praktik bisnis.
Fungsi Akuntansi
Akuntansi memiliki beberapa fungsi utama yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan dan operasi bisnis. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari akuntansi:
1. Pencatatan Transaksi
Salah satu fungsi utama akuntansi adalah mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan.
Proses ini mencakup pembelian, penjualan, pengeluaran, penerimaan, investasi, dan transaksi keuangan lainnya. Pencatatan yang cermat dan akurat adalah dasar dari semua proses akuntansi.
2. Pengukuran Kinerja
Akuntansi membantu perusahaan mengukur kinerjanya melalui laporan keuangan seperti laporan laba rugi (income statement) dan neraca (balance sheet).
Laporan ini memberikan gambaran tentang pendapatan, biaya, keuntungan, kerugian, aset, dan liabilitas perusahaan.
3. Pengambilan Keputusan
Informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi adalah dasar bagi manajer dan pemilik perusahaan untuk mengambil keputusan.
Misalnya, laporan keuangan dapat membantu dalam menentukan apakah perusahaan perlu memperluas operasi, mengurangi biaya, atau meningkatkan investasi.
4. Perencanaan Keuangan
Akuntansi membantu dalam perencanaan keuangan jangka panjang dan jangka pendek. Proses ini melibatkan penyusunan anggaran, penentuan sumber dana, dan perencanaan investasi.
5. Pengendalian Keuangan
Akuntansi memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan pengeluaran dan memantau kebijakan anggaran.
Dengan mengidentifikasi perbedaan antara anggaran dan realisasi, perusahaan dapat mengambil tindakan koreksi jika diperlukan.
6. Pelaporan Pajak
Akuntansi diperlukan untuk memenuhi kewajiban pelaporan pajak kepada pemerintah. Laporan keuangan yang akurat dan lengkap diperlukan untuk menghitung pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
7. Evaluasi Kredit
Bank dan kreditor lainnya menggunakan informasi akuntansi untuk mengevaluasi kredit perusahaan. Laporan keuangan yang baik dapat membantu perusahaan mendapatkan akses ke sumber dana eksternal.
8. Penyusunan Laporan Keuangan
Salah satu fungsi kunci akuntansi adalah menyusun laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.
Laporan ini disajikan kepada pemangku kepentingan eksternal, seperti pemegang saham, investor, kreditor, dan regulator.
9. Transparansi dan Akuntabilitas
Akuntansi membantu menciptakan transparansi dalam operasi perusahaan, yang penting untuk memelihara akuntabilitas terhadap pemegang saham, pemilik, dan pihak-pihak terkait lainnya.
10. Pemantauan dan Audit
Akuntansi juga memfasilitasi proses audit internal dan eksternal. Audit adalah proses pemeriksaan independen yang menguji keakuratan dan keandalan informasi keuangan perusahaan.
Dengan memenuhi fungsi-fungsi ini, akuntansi memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan bisnis, serta dalam mendukung pengambilan keputusan yang efektif di dalam perusahaan.
Jenis Akuntansi
Ada beberapa jenis akuntansi yang digunakan dalam berbagai konteks bisnis dan industri. Berikut adalah beberapa jenis akuntansi yang umum:
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Akuntansi keuangan adalah jenis akuntansi yang berfokus pada penyusunan laporan keuangan untuk pengguna eksternal seperti pemegang saham, investor, kreditor, dan pihak berwenang.
Laporan keuangan yang disusun dalam akuntansi keuangan mencakup laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
2. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi manajemen adalah jenis akuntansi yang berfokus pada penyediaan informasi keuangan dan non-keuangan kepada manajemen perusahaan untuk membantu dalam pengambilan keputusan internal.
Jenis ini mencakup perencanaan anggaran, analisis biaya, evaluasi kinerja, dan perencanaan strategis.
3. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi biaya adalah subdisiplin akuntansi manajemen yang khusus berfokus pada pengukuran, analisis, dan pengelolaan biaya produksi dan operasional perusahaan.
Jenis ini berguna dalam menghitung biaya produk atau layanan, mengendalikan biaya, dan membuat keputusan harga.
4. Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
Akuntansi pajak adalah jenis akuntansi yang berkaitan dengan perhitungan dan pelaporan pajak kepada otoritas pajak.
Jenis ini melibatkan pemahaman peraturan pajak yang berlaku, pengumpulan data pajak, dan penyusunan laporan pajak yang sesuai.
5. Akuntansi Keuangan Publik (Public Accounting)
Akuntansi keuangan publik adalah jenis akuntansi yang dilakukan oleh firma akuntansi publik (seperti KPMG, PwC, Deloitte, dan Ernst & Young)
yang menyediakan jasa audit, konsultasi, dan layanan akuntansi lainnya kepada klien mereka.
Firma akuntansi publik melakukan audit laporan keuangan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.
6. Akuntansi Forensik (Forensic Accounting)
Akuntansi forensik adalah jenis akuntansi yang digunakan untuk penyelidikan dan penelusuran penipuan, pelanggaran hukum, atau kegiatan ilegal lainnya.
Akuntan forensik biasanya bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dan pengacara.
7. Akuntansi Pemerintah (Governmental Accounting)
Akuntansi pemerintah adalah jenis akuntansi yang digunakan oleh entitas pemerintah seperti pemerintah daerah, negara bagian, dan federal. Standar akuntansi pemerintah biasanya berbeda dari standar akuntansi sektor swasta.
8. Akuntansi Nirlaba (Nonprofit Accounting)
Akuntansi nirlaba adalah jenis akuntansi yang digunakan oleh organisasi nirlaba atau badan amal yang tidak menghasilkan laba untuk keuntungan pribadi.
Akuntansi nirlaba melibatkan penyusunan laporan keuangan yang mencerminkan aktivitas amal dan penggunaan dana amal dengan transparansi.
Setiap jenis akuntansi memiliki tujuan dan fokus yang berbeda, tetapi semuanya berkontribusi pada pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan yang efektif dalam konteks yang relevan.
Pilihan jenis akuntansi yang digunakan oleh suatu entitas akan bergantung pada jenis bisnis, tujuan, dan kebutuhan informasi keuangan yang spesifik.
Metode Akuntansi
Ada beberapa metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan untuk mencatat, mengukur, dan melaporkan transaksi keuangan. Berikut adalah beberapa metode akuntansi yang umum digunakan:
1. Metode Akuntansi Kas (Cash Basis Accounting)
Pencatatan transaksi dilakukan saat uang (kas) diterima atau dibayarkan.
Tidak mempertimbangkan kapan transaksi sebenarnya terjadi, tetapi hanya ketika uang berpindah tangan.
Biasanya digunakan oleh bisnis kecil atau individu.
2. Metode Akuntansi Akrual (Accrual Basis Accounting)
Pencatatan transaksi dilakukan saat transaksi terjadi, bukan hanya saat uang berpindah tangan.
Mengakui pendapatan ketika diperoleh (meskipun belum diterima tunai) dan mengakui biaya ketika dikeluarkan (meskipun belum dibayarkan).
Metode ini lebih kompleks daripada akuntansi kas dan sering digunakan oleh perusahaan besar.
3. Metode Akuntansi Campuran (Modified Accrual Accounting)
Biasanya digunakan oleh entitas pemerintah atau nirlaba.
Menggabungkan elemen-elemen dari metode akuntansi kas dan akuntansi akrual.
Mengakui pendapatan saat diterima tunai dan biaya saat dibayar, tetapi juga mengakui beberapa elemen akrual seperti piutang dan utang tertentu.
4. Metode Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Biasanya digunakan dalam lingkungan manufaktur atau produksi.
Menyusun informasi keuangan dengan fokus pada biaya produksi barang atau jasa.
Memantau dan mengalokasikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead produksi ke produk atau proyek tertentu.
5. Metode Akuntansi Amortisasi (Amortization Accounting)
Digunakan untuk menghitung dan mencatat amortisasi aset tidak berwujud seperti hak paten, lisensi, atau goodwill.
Aset tidak berwujud ini diakui dengan cara mengurangkan nilainya secara sistematis selama masa manfaatnya.
6. Metode Akuntansi Penyusutan (Depreciation Accounting)
Digunakan untuk menghitung dan mencatat penyusutan aset tetap fisik seperti bangunan, mesin, dan kendaraan.
Aset tetap ini diakui dengan cara mengurangkan nilainya secara sistematis selama umur manfaatnya.
7. Metode Akuntansi Persediaan (Inventory Accounting)
Digunakan untuk mencatat biaya persediaan dan menghitung laba atas penjualan persediaan.
Metode yang umum digunakan antara lain FIFO (First-In-First-Out), LIFO (Last-In-First-Out), dan metode rata-rata tertimbang.
8. Metode Akuntansi Kontrak (Contract Accounting)
Biasanya digunakan dalam proyek konstruksi atau proyek jangka panjang lainnya.
Mengakui pendapatan dan biaya sehubungan dengan proyek berdasarkan perkembangan proyek.
Pilihan metode akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh jenis bisnisnya, peraturan, standar akuntansi yang berlaku, serta tujuan pelaporan keuangan.
Terkadang, perusahaan dapat menggabungkan beberapa metode untuk mengelola informasi keuangan dengan lebih efisien sesuai dengan kebutuhan bisnisnya.
Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah serangkaian langkah-langkah atau proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mencatat, mengolah, dan melaporkan transaksi keuangan selama periode akuntansi tertentu.
Siklus akuntansi mencakup langkah-langkah penting yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat. Berikut adalah langkah-langkah dalam siklus akuntansi:
1. Pencatatan Transaksi
Tahap pertama dalam siklus akuntansi adalah mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi. Siklus ini mencakup penjualan, pembelian, penerimaan uang, pengeluaran uang, dan transaksi lainnya.
2. Analisis Transaksi
Setelah transaksi dicatat, langkah berikutnya adalah menganalisisnya untuk memastikan bahwa informasi yang dicatat adalah benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
3. Penyesuaian Jurnal (Adjusting Entries)
Penyesuaian jurnal diperlukan untuk memasukkan transaksi yang belum dicatat pada saat transaksi terjadi. Siklus ini termasuk penyusutan aset, pengakuan pendapatan yang masih belum diterima, dan penyesuaian lainnya.
4. Pembuatan Laporan Keuangan (Financial Statements)
Setelah semua penyesuaian telah dibuat, perusahaan dapat menyusun laporan keuangan. Laporan ini biasanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
5. Penutupan Buku (Closing Entries)
Setelah laporan keuangan disusun, perusahaan menutup buku untuk periode akuntansi tersebut dengan mengalihkan saldo akun laba rugi ke modal pemilik atau ekuitas pemilik.
Siklus ini mempersiapkan akun-akun untuk periode akuntansi baru.
6. Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation)
Jika perusahaan memiliki rekening bank, maka langkah ini melibatkan memeriksa dan memastikan kesesuaian antara catatan internal perusahaan dan buku bank.
7. Penyimpanan Dokumen (Document Retention)
Dokumen-dokumen yang terkait dengan transaksi keuangan harus disimpan sesuai dengan regulasi dan kebijakan perusahaan, dan bisa digunakan sebagai referensi di masa mendatang atau untuk tujuan audit.
8. Pelaporan Pajak (Tax Reporting)
Perusahaan juga harus memenuhi kewajiban pelaporan pajak yang melibatkan penyusunan dan pengiriman laporan pajak kepada otoritas pajak yang berwenang.
9. Audit (Audit)
Sebagian perusahaan akan menjalani audit oleh pihak eksternal untuk memverifikasi keakuratan laporan keuangannya. Siklus ini melibatkan pemeriksaan independen atas catatan akuntansi dan proses perusahaan.
10. Penutupan Siklus (Cycle Closure)
Setelah langkah-langkah di atas selesai, siklus akuntansi untuk periode akuntansi tersebut dianggap ditutup, dan siklus baru dimulai untuk periode berikutnya.
Siklus akuntansi adalah kerangka kerja yang penting dalam memastikan bahwa perusahaan memenuhi kewajiban pelaporan keuangan,
memahami kinerjanya, dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Proses ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau perubahan dalam pengelolaan keuangan mereka.
Standar Akuntansi Internasional
Standar Akuntansi Internasional, juga dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS),
adalah seperangkat standar akuntansi yang digunakan secara internasional untuk menyusun dan melaporkan laporan keuangan perusahaan.
Tujuan utama IFRS adalah menciptakan konsistensi dalam penyajian laporan keuangan di seluruh dunia, sehingga memungkinkan perbandingan yang lebih baik antara perusahaan-perusahaan dari berbagai negara.
Di bawah ini adalah beberapa poin penting tentang IFRS:
1. Penyelenggara
International Accounting Standards Board (IASB) adalah badan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerbitkan IFRS. IASB berbasis di London, Inggris.
2. Penerapan
IFRS digunakan di lebih dari 150 negara di seluruh dunia, termasuk di Uni Eropa, sebagian besar negara Eropa, sejumlah besar negara Amerika Latin, dan beberapa negara Asia.
Namun, Amerika Serikat menggunakan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) sebagai standar akuntansi utama mereka.
3. Prinsip-prinsip Utama
IFRS didasarkan pada prinsip-prinsip dasar, seperti prinsip akrual, prinsip kewajaran, dan prinsip kepastian.
IFRS juga memberikan panduan rinci untuk berbagai aspek akuntansi, termasuk pengakuan pendapatan, penyusutan aset, pengukuran nilai wajar, dan lainnya.
4. Standar Tunggal
Salah satu tujuan IFRS adalah menciptakan standar tunggal yang diterima secara global untuk melaporkan laporan keuangan. Jenis ini memungkinkan perbandingan yang lebih mudah antara perusahaan dari berbagai negara.
5. Kontinuitas Perkembangan
IFRS terus berkembang dan diperbarui oleh IASB untuk mengakomodasi perubahan dalam praktik bisnis dan peraturan akuntansi.
Perusahaan yang menerapkan IFRS harus mengikuti standar terbaru yang dikeluarkan oleh IASB.
6. Laporan Keuangan
IFRS mempengaruhi berbagai aspek laporan keuangan, termasuk format, pengungkapan, dan pengukuran berbagai item seperti aset, liabilitas, ekuitas, dan pendapatan.
7. Pelaporan Keuangan Internasional
IFRS digunakan dalam persiapan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan keuangan internasional, termasuk dalam situasi merger dan akuisisi antarnegara atau perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham internasional.
8. Transparansi dan Kepentingan Pemangku Kepentingan
IFRS bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan memberikan informasi keuangan yang lebih berguna bagi pemangku kepentingan, seperti investor, kreditur, analis, dan regulator.
Penerapan IFRS oleh perusahaan di berbagai negara memerlukan pemahaman yang mendalam tentang standar ini, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Perusahaan yang menerapkan IFRS harus terus memantau perkembangan dan perubahan dalam standar akuntansi internasional untuk memastikan bahwa laporan keuangan mereka tetap sesuai dengan standar terbaru.
Kesimpulan
Akuntansi adalah suatu sistem yang digunakan untuk mencatat, mengukur, mengklasifikasikan, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan suatu entitas.
Tujuan utama akuntansi adalah memberikan informasi yang relevan dan dapat dipercaya kepada berbagai pemangku kepentingan,
seperti pemilik, manajemen, investor, kreditur, dan pemerintah, untuk mendukung pengambilan keputusan ekonomi yang efektif.
Akuntansi juga dianggap sebagai bahasa bisnis yang memungkinkan komunikasi ekonomi antara entitas ekonomi dan pemangku kepentingan.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat