Pengertian, Jenis, Fungsi dan Cara Kerja Antibodi

Diposting pada

Antibodi memiliki peranan penting dalam menjaga tubuh. Kita semua pasti kerap mendengar mengenai antibodi. Namun, apakah kita benar-benar mengetahui mengenai apa yang dimaksud dengan antibodi?.

Pengertian, Jenis, Fungsi dan Cara Kerja Antibodi
Pengertian, Jenis, Fungsi dan Cara Kerja Antibodi

Penjelasan mengenai antibodi kini kian mendapat perhatian ketika vaksin untuk Covid-19 mulai digalakkan demi meningkatkan kekebalan atau antibodi terhadap Covid-19.

Lalu, apakah sebenarnya antibodi itu dan bagaimana peranan antibodi dalam menjaga tubuh?. Berikut penjelasan mengenai antibodi.

Pengertian Antibodi

Apa itu antibodi? Pengertian Antibodi adalah sering dikaitkan dengan sistem kekebalan tubuh.

Antibodi memang memiliki peran dalam menjaga tubuh tetap sehat. Antibodi adalah protein yang membantu untuk memerangi penyakit dan memiliki peranan yang penting dalam menjaga sistem imun.

Nah, Antibodi bagaikan tentara yang menjaga benteng dari serangan musuh, dalam hal ini musuh yang masuk ke dalam tubuh tentu saja zat asing seperti virus, bakteri maupun kuman. Antibodi akan membantu untuk memerangi virus maupun bakteri tersebut.

Ia utamanya terbentuk sebagai respon terhadap infeksi atau terbentuk ketika adanya vaksin yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi kerap dikenal sebagai immunoglobulin.

Antibodi dibentuk oleh sel darah putih ketika tubuh mengalami infeksi. Satu plasma sel dapat mengsekresi ratusan antibodi dalam beberapa detik untuk bisa membentuk sistem pertahanan imun yang semakin kuat.

Antibodi merupakan protein dalam tubuh yang berbentuk seperti huruf Y. Kaki dari antibodi yang berbentuk lurus merupakan zat yang mampu berkomunikasi dengan komponen lain dalam sistem imun di tubuh.

Sedangkan bagian tangan dari antibodi memiliki peran untuk mengumpulkan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Zat asing ini kerap disebut sebagai antigen. Karena itulah, ketika infeksi, terdapat tes antigen yang digunakan untuk mengidentifikasi virus yang masuk ke dalam tubuh.

Tiap antibodi memiliki empat rantai protein. Dua rantai yang tergolong berat dan dua rantai yang memiliki struktur yang ringan.

Rantai protein dengan struktur yang ringan memiliki berat sekira 25 kDa (kilodalton) dan rantai protein yang tergolong berat memiliki berat sekira dua kali lipat dari rantai yang ringan atau 50 kDa.

Bagian ujung dari kedua antibodi memiliki protein yang ringan dan berat. Bagian ujung yang bertugas untuk mengumpulkan antigen ini kerap disebut sebagai paratope. Dengan bentuk 3D, antibodi mampu mengumpulkan ribuan bahkan jutaan antigen yang berbeda. Karena itulah antibodi merupakan alat yang berharga dalam proses diagnosis maupun perawatan.

Karena hubungannya yang berdekatan, antibodi dan antigen kerap didiskusikan secara bersamaan, bahkan antibodi didiskusikan berkaitan dengan antigen. Namun, yang perlu diingat adalah keduanya memiliki komposisi serta perilaku yang berlawanan.

Antibodi merupakan protein yang terbentuk sebagai respon terhadap serangan benda asing yang dinamakan dengan antigen. Serangan zat asing atau antigen ini bisa dalam bentuk protein, asam nukleat, lipid, hingga karbohidrat.

Sehingga, dapat diketahui bahwa antibodi merupakan komponen dalam tubuh yang penting untuk menjaga respon imun dan membantu melindungi melawan penyakit.

Sedangkan antigen biasanya memiliki dampak yang merusak bagi tubuh dan menimbulkan reaksi alergi. Beberapa antibodi disebut sebagai immunoglobulin sedangkan antigen disebut sebagai immunogen.

Perbedaan lain dari antibodi dan antigen terletak dari asal kedua zat tersebut.

Antibodi terbentuk dalam tubuh sedangkan antigen merupakan zat asing yang berasal dari luar tubuh.

Ketika antibodi terbentuk, maka antibodi akan berada dalam tubuh selama beberapa minggu bahkan beberapa tahun setelah terjadinya infeksi.

Selama antibodi berada dalam tubuh maka antigen akan disingkirkan bahkan dinetralisi sehingga bisa mencegah infeksi berulang.

Jenis-Jenis dari Antibodi

Antibodi yang kerap disebut sebagai immunoglobulin memiliki beberapa jenis dan masing-masing jenis tersebut tentu memiliki fungsi yang berbeda.

Berikut penjelasan dari beberapa jenis dari antibodi :

1. Immunoglobulin E (IgE)

Immunoglonulin atau antibodi E merupakan antibodi yang jumlahnya dalam darah tak terlalu banyak.

Namun, antibodi igE akan mengalami peningkatan jumlah saat tubuh mengalami reaksi peradangan yang terjadi saat ada alergen yang masuk ke dalam tubuh.

Antibodi IgE bisa ditemukan dalam jumlah banyak pada orang yang mengalami asma, eksim, maupun demam.

Pemeriksaan antibodi IgE dilakukan untuk melakukan deteksi terhadap alergi serta infeksi yang terjadi karena parasit.

2. Immunoglobulin M (IgM)

Immunoglobulin M atau antibodi IgM dibentuk oleh tubuh saat tubuh pertama kali mengalami infeksi yang terjadi karena bakteri atau virus.

Hal ini sebagai bentuk pertama untuk mempertahankan diri dan melawan infeksi.

Saat terjadi infeksi, kadar IgM akan mengalami peningkatan dalam waktu yang singkat kemudian perlahan akan mengalami penurunan dan digantikan oleh antibodi IgG.

Karena hal itulah, saat melakukan pemeriksaan yang menunjukkan hasil antibodi IgM yang tinggi menjadi pertanda bahwa infeksi yang terjadi dalam tubuh masih aktif.

Untuk memantau kondisi kekebalan tubuh serta melakukan diagnosis terhadap penyakit tertentu, maka biasanya akan dilakukan pemeriksaan atau tes antibodi IgA bersamaan dengan IgG sehingga bisa diketahui bila ada penyakit tertentu seperti infeksi atau terjadinya penyakit autoimun.

3. Immunoglobulin A (IgA)

Antibodi yang paling umum ditemukan di dalam tubuh terutama ketika terjadi reaksi alergi adalah antibodi IgA.

Antibodi IgA dapat ditemukan pada lapisan mukosa atau selaput lendir tubuh terutama pada selaput yang melapisi saluran pernafasan maupun saluran pencernaan.

Selain pada saluran pernafasan dan pencernaan, antibodi IgA juga bisa ditemukan pada cairan tubuh seperti ASI, air mata, air liur, hingga cairan vagina.

Antibodi IgA merupakan pertahanan pertama dalam saluran mukosa yang berkontak dengan antigen sehingga bisa mencegah antigen menempel pada sel tubuh.

Antibodi IgA biasanya bekerja dengan menetralkan racun dan virus. Selain itu, antibodi IgA biasanya dilakukan untuk pemeriksaan dan diagnosis gangguan pada sistem imun seperti penyakit celiac.

4. Immunoglobulin G (IgG)

Antibodi jenis IgG merupakan antibodi yang banyak ditemukan dalam darah serta pada cairan tubuh lain.

Saat antigen seperti virus, kuman, maupun zat kimia lain masuk ke dalam tubuh, maka sel darah putih akan mengingat antigen tersebut kemudian membentuk antibodi IgG untuk melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh.

Sehingga, ketika antigen yang sama masuk dan menyerang tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan mengingat antigen tersebut dan melakukan perlawanan dengan antibodi yang sudah dibentuk sebelumnya.

Antibodi IgG merupakan antibodi yang dapat berpindah dari Ibu ke janin sehingga memberikan perlindungan maupun imunitas kepada janin.

Antibodi IgG juga memiliki fungsi yang lebih umum mulai dari melindungi dan melawan zat aktif yang bersifat infektan dalam sel dan darah serta membentuk kekebalan tubuh setelah terjadinya infeksi.

Fungsi Antibodi

Antibodi tentu memiliki peran dalam menjaga kesehatan terutama respon imun. Dalam pengobatan, antibodi juga memiliki peran dalam dalam perawatan suatu penyakit, pencegahan penyakit, hingga penegakan diagnosis suatu penyakit.

Antibodi diproduksi oleh sel darah putih yang dikenal dengan nama B-cell. Sel darah putih memiliki fungsi untuk menjaga daya tahan tubuh.

Pemberian vaksin akan memicu B-cell dalam pembuatan dan penyimpanan suplai dari antibodi.

Vaksin yang memicu sel darah putih juga akan membantu untuk mengenalkan antibodi terhadap antigen sehingga bisa mencegah terjadinya infeksi di masa mendatang.

Antibodi yang spesifik atau monoklonal antibodi dapat secara umum digunakan untuk terapi melawan penyakit seperti infeksi, hingga digunakan untuk membunuh sel kanker serta menetralkan racun binatang.

Selain itu, monoklonal antibodi juga dapat digunakan dalam penelitian di labolatorium untuk mendeteks adanya antigen dalam zat yang tengah diteliti.

Seperti tes patologi yang dinamakan ELISA (enzyme linke immunosorbent assay) yang menggunakan pewarnaan  untuk mendeteksi adanya antigen yang menempel dalam antibodi.

Untuk mengenali antigen di dalam tubuh, dilakukan tes antibodi yang dikenal dengan tes serologi yang mengukur level antibodi dalam darah.

Hasil pengukuran ini dapat digunakan untuk menjadikan penanda terjadinya infeksi yang tengah dialami atau yang sudah dialami di masa lampau.

Dalam melakukan tes antibodi, diambil sampel darah dari tangan seseorang yang kemudian darah tersebut akan dianalisis untuk menentukan level dari antibodi yang dimiliki oleh seseorang.

Hasil dari tes antibodi ini bervariasi mulai dari untuk melihat riwayat terjadinya infeksi, untuk menentukan apakah seseorang membutuhkan booster vaksin serta untuk menentukan kesesuaian organ, jaringan, hingga cairan yang akan dilakukan transplantasi.

Cara Kerja Antibodi

Antibodi memiliki peran dalam menetralisir zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

Ketika zat asing masuk ke dalam tubuh, maka sistem imun akan bisa mengenali zat asing tersebut karena molekul yang ada di permukaan zat asing yang ada dalam antigen tentu berbeda dengan molekul yang ditemukan dalam tubuh.

Untuk mengusir zat asing yang masuk ke dalam tubuh, maka sistem imun akan memanggil beberapa mekanisme penting dalam tubuh termasuk memproduksi antibodi.

Antibodi diproduksi oleh sel darah putih yang dikenal dengan B lymphocytes atau B cell.

Ketika antigen menempel pada permukaan B cell, maka itu akan menstimulasi B cell untuk membagi dirinya dan membentuk grup atau sel identikal yang dinamakan clone. B cell yang telah matang dan dinamakan sel plasma akan mensekresi jutaan antibodi dalam tubuh dan mengedarkannya pada aliran darah atau pada sistem limfatik.

Ketika antibodi mulai beredar, maka mereka akan menyerang dan menetralkan antigen yang identik dan yang bisa memicu respon imun.

Antibodi menyerang antigen dengan cara mengikatkan diri dengan mereka. Pengikatan diri antibodi pada antigen seperti racun misalnya dilakukan dengan menetralkan racun dengan mengubah komposisi kimiawi dari racun karena itulah antibodi juga dikenal dengan antitoxin.

Dengan mengikatkan diri pada mikroba atau zat asing yang masuk ke tubuh, antibodi dapat mencegah mikroorganisme agar tidak bergerak atau mencegah antigen untuk memasuki sel tubuh.

Namun, lain halnya dengan antibodi yang diselimuti oleh antigen. Antibodi tersebut merupakan subjek dari adanya reaksi rantai yang berkomplemen dengan protein yang ditemukan dalam darah.

Reaksi yang berkomplemen tersebut dapat memicu adanya lysis atau dapat menarik mikroba yang dapat masuk ke dalam tubuh.

Ketika antibodi mulai diproduksi, maka proses produksi antibodi tersebut akan bertahan selama beberapa hari hingga semua molekul antigen bisa disingkirkan.

Antibodi akan tetap beredar dalam tubuh selama beberapa bulan untuk membantu menjaga imun dalam melawan antigen tertentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *