Diskriminasi adalah suatu tindakan atau perlakuan yang merugikan atau membedakan seseorang atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu seperti ras, jenis kelamin, agama, orientasi seksual, atau faktor lain.
Pengertian Diskriminasi Menurut para Ahli
Pengertian diskriminasi dapat dijelaskan lebih lanjut melalui perspektif para ahli dalam berbagai bidang, seperti sosiologi, psikologi, dan hukum. Berikut adalah beberapa pengertian diskriminasi menurut para ahli:
1. Menurut Hukum
Menurut hukum, diskriminasi adalah perlakuan tidak adil atau berbeda terhadap individu atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu yang dilindungi oleh undang-undang, seperti ras, jenis kelamin, agama, atau usia.
Diskriminasi melanggar hak asasi manusia dan sering kali ilegal dalam berbagai yurisdiksi.
2. Menurut Sosiologi
Para sosiolog menggambarkan diskriminasi sebagai suatu tindakan atau praktik yang menghasilkan ketidaksetaraan sosial.
Di mana kelompok tertentu memiliki akses yang lebih besar atau lebih sedikit terhadap sumber daya, kesempatan, atau kekuasaan dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Diskriminasi dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti diskriminasi institusional, diskriminasi individu, atau diskriminasi struktural.
3. Menurut Psikologi
Dalam psikologi, diskriminasi sering dikaitkan dengan konsep prasangka (prejudice). Diskriminasi adalah tindakan nyata atau perilaku yang muncul sebagai ekspresi dari prasangka.
Prasangka adalah sikap negatif atau stereotip terhadap individu atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu.
Diskriminasi, dalam konteks psikologi, adalah tindakan yang muncul dari prasangka, seperti pengabaian, perlakuan tidak adil, atau penolakan.
4. Menurut Hak Asasi Manusia
Organisasi hak asasi manusia mendefinisikan diskriminasi sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia dasar, seperti hak untuk hidup, kebebasan, dan perlakuan yang adil.
Diskriminasi juga bisa berarti pengabaian terhadap hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya individu atau kelompok tertentu.
5. Menurut Feminisme
Dalam konteks feminisme, diskriminasi sering dikaitkan dengan gender.
Diskriminasi gender adalah perlakuan yang merugikan individu berdasarkan jenis kelamin, dan seringkali merupakan hasil dari struktur patriarki dalam masyarakat.
Penting untuk dicatat bahwa diskriminasi dapat memiliki dampak serius pada individu dan kelompok yang terkena dampaknya.
Hal ini mencakup merugikan hak-hak, kesempatan, dan akses yang setara dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan layanan kesehatan.
Banyak negara dan organisasi internasional telah mengambil langkah-langkah untuk melawan diskriminasi dan memastikan perlindungan hak asasi manusia untuk semua individu.
Jenis-jenis Diskriminasi
Diskriminasi adalah tindakan atau perlakuan tidak adil terhadap individu atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu. Berikut adalah jenis diskriminasi yang umum terjadi:
1. Diskriminasi Rasial
Diskriminasi rasial terjadi ketika seseorang atau kelompok diperlakukan secara tidak adil atau merugikan berdasarkan ras, etnisitas, atau asal-usul etnis mereka.
Hal ini bisa mencakup pengabaian dalam pekerjaan, perumahan, atau akses ke layanan kesehatan. Diskriminasi rasial sering kali didasari oleh stereotip dan prasangka terhadap kelompok tertentu.
2. Diskriminasi Gender
Diskriminasi gender terjadi ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil berdasarkan jenis kelamin mereka.
Hal ini mencakup pengabaian terhadap perempuan dalam pekerjaan, perbedaan upah yang tidak adil, atau pembatasan akses terhadap peluang pendidikan.
Diskriminasi gender juga dapat berupa pelecehan seksual atau kekerasan berbasis gender.
3. Diskriminasi Agama
Diskriminasi agama terjadi ketika seseorang atau kelompok mengalami perlakuan tidak adil berdasarkan keyakinan agama mereka.
Hal ini bisa mencakup diskriminasi dalam pekerjaan, hak-hak agama, atau bahkan tindakan kekerasan terhadap kelompok agama tertentu. Kebebasan beragama dan berkeyakinan adalah hak asasi manusia yang harus dihormati.
4. Diskriminasi Berdasarkan Orientasi Seksual
Diskriminasi berdasarkan orientasi seksual terjadi ketika seseorang mengalami perlakuan tidak adil berdasarkan orientasi seksualnya, seperti gay, lesbian, biseksual, atau transgender.
Hal ini bisa mencakup pengabaian dalam pekerjaan, perumahan, atau layanan kesehatan, serta pelecehan atau kekerasan berbasis orientasi seksual.
5. Diskriminasi Berdasarkan Usia
Diskriminasi berdasarkan usia, juga dikenal sebagai ageism, terjadi ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil atau diabaikan berdasarkan usia mereka.
Baik itu diskriminasi terhadap kaum muda (ageism terhadap generasi muda) atau kaum tua (ageism terhadap generasi tua).
Hal ini dapat mempengaruhi akses terhadap pekerjaan, layanan kesehatan, atau hak-hak lainnya.
6. Diskriminasi Berdasarkan Disabilitas
Diskriminasi berdasarkan disabilitas terjadi ketika seseorang mengalami perlakuan tidak adil atau pengabaian karena memiliki disabilitas fisik atau mental.
Diskriminasi semacam ini melanggar undang-undang yang melindungi hak-hak penyandang disabilitas dan dapat mencakup pembatasan akses ke fasilitas fisik, pekerjaan, atau layanan lainnya.
7. Diskriminasi Berdasarkan Status Sosial atau Ekonomi
Diskriminasi berdasarkan status sosial atau ekonomi terjadi ketika seseorang atau kelompok diperlakukan lebih buruk karena status sosial atau ekonomi mereka.
Hal ini bisa mencakup perlakuan yang tidak adil terhadap mereka yang miskin atau pengabaian terhadap mereka yang berasal dari lapisan masyarakat yang lebih rendah.
Semua jenis diskriminasi di atas merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan.
Upaya besar telah dilakukan di seluruh dunia untuk mengatasi dan mencegah diskriminasi, baik melalui hukum, pendidikan, atau kampanye kesadaran masyarakat.
Melindungi hak-hak individu dan mempromosikan inklusi adalah langkah-langkah penting dalam memerangi diskriminasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diskriminasi
Diskriminasi adalah fenomena kompleks yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, ekonomi, dan psikologis. Berikut beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi diskriminasi:
1. Stereotip dan Prasangka
Stereotip adalah pandangan umum atau gambaran negatif yang melekat pada suatu kelompok berdasarkan karakteristik tertentu, seperti ras, jenis kelamin, atau agama.
Prasangka adalah sikap negatif atau ketidaksetujuan terhadap individu atau kelompok tertentu. Stereotip dan prasangka yang kuat dapat memicu perilaku diskriminatif.
Orang yang memiliki prasangka negatif terhadap kelompok tertentu mungkin lebih cenderung untuk berperilaku diskriminatif terhadap anggota kelompok tersebut.
2. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi
Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi dapat memicu diskriminasi karena seseorang atau kelompok yang merasa tidak setara mungkin mencari kelompok lain untuk disalahkan atau dijadikan sasaran.
Ketidaksetaraan dalam hal akses terhadap pekerjaan, pendidikan, perumahan, atau layanan kesehatan dapat menciptakan ketegangan antar kelompok yang kemudian mengarah pada diskriminasi.
3. Budaya dan Norma Sosial
Budaya dan norma sosial dalam suatu masyarakat dapat memengaruhi perilaku diskriminatif.
Jika norma sosial yang ada menguatkan atau membenarkan diskriminasi terhadap kelompok tertentu, individu mungkin merasa lebih bebas untuk melakukan tindakan diskriminatif.
Sebaliknya, budaya yang mempromosikan inklusi, toleransi, dan kesetaraan akan cenderung mengurangi diskriminasi.
4. Kekuasaan dan Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dan struktur kekuasaan dalam suatu masyarakat dapat memainkan peran besar dalam diskriminasi.
Kelompok yang memiliki kekuasaan politik, ekonomi, atau sosial yang lebih besar cenderung memiliki kendali lebih besar dalam mengendalikan sumber daya dan membuat kebijakan yang dapat memengaruhi kelompok lain.
Diskriminasi sering kali merupakan alat untuk mempertahankan atau memperkuat struktur kekuasaan yang ada.
5. Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan dan tingkat kesadaran masyarakat juga memainkan peran penting dalam mengatasi atau memperpetuasi diskriminasi.
Pendidikan yang mempromosikan pemahaman tentang keragaman, hak asasi manusia, dan pentingnya kesetaraan dapat mengurangi diskriminasi.
Di sisi lain, ketika pendidikan dan kesadaran rendah tentang masalah-masalah ini, diskriminasi dapat berkembang dan bertahan.
Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ini seringkali saling berhubungan dan kompleks.
Misalnya, struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat dapat memengaruhi norma sosial, yang pada gilirannya memengaruhi pandangan individu dan perilaku mereka terkait dengan diskriminasi.
Upaya untuk mengurangi diskriminasi melibatkan perubahan dalam berbagai faktor, termasuk perubahan hukum, pendidikan, dan budaya, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang keragaman dan hak asasi manusia.
Penyebab Diskriminasi
Diskriminasi adalah masalah kompleks yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor sosial, budaya, ekonomi, dan psikologis. Beberapa penyebab umum dari diskriminasi, diantaranya:
1. Stereotip dan Prasangka
Stereotip adalah pandangan umum atau gambaran yang sederhana dan sering kali tidak akurat tentang kelompok tertentu berdasarkan karakteristik tertentu seperti ras, jenis kelamin, agama, atau etnis.
Prasangka adalah sikap negatif terhadap individu atau kelompok berdasarkan stereotip tersebut.
Stereotip dan prasangka dapat menjadi penyebab utama diskriminasi karena mereka dapat memengaruhi pandangan dan perilaku seseorang terhadap kelompok lain.
Orang yang memiliki prasangka negatif terhadap kelompok tertentu cenderung lebih mungkin melakukan tindakan diskriminatif.
2. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi
Ketidaksetaraan dalam masyarakat, terutama yang terkait dengan akses terhadap pekerjaan, pendidikan, perumahan, dan layanan kesehatan, bisa menjadi sumber konflik dan ketegangan antar kelompok.
Orang yang merasa tidak setara atau merasa tertindas bisa mencari kelompok lain untuk disalahkan atau dijadikan sasaran, yang pada gilirannya dapat menghasilkan diskriminasi.
3. Norma Sosial dan Kultural
Norma sosial dan budaya dalam suatu masyarakat dapat memengaruhi perilaku individu terhadap kelompok lain.
Jika norma-norma ini menguatkan atau membenarkan diskriminasi terhadap kelompok tertentu, individu mungkin merasa lebih bebas untuk melakukan tindakan diskriminatif.
Sebaliknya, budaya yang mempromosikan inklusi, toleransi, dan kesetaraan akan cenderung mengurangi diskriminasi.
4. Kekuasaan dan Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dan struktur kekuasaan dalam masyarakat dapat memainkan peran penting dalam diskriminasi.
Kelompok yang memiliki kekuasaan politik, ekonomi, atau sosial yang lebih besar cenderung memiliki kendali lebih besar dalam mengendalikan sumber daya dan membuat kebijakan yang dapat memengaruhi kelompok lain.
Diskriminasi sering kali digunakan sebagai alat untuk mempertahankan atau memperkuat struktur kekuasaan yang ada.
5. Pendidikan dan Kesadaran
Tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat juga memainkan peran penting dalam diskriminasi.
Pendidikan yang mempromosikan pemahaman tentang keragaman, hak asasi manusia, dan pentingnya kesetaraan dapat mengurangi diskriminasi.
Di sisi lain, ketika pendidikan dan kesadaran rendah tentang masalah-masalah ini, diskriminasi dapat berkembang dan bertahan.
6. Ketidakpastian dan Ketakutan
Ketidakpastian ekonomi atau politik dalam suatu masyarakat bisa menciptakan ketakutan dan kecemasan. Dalam situasi ketidakpastian, orang cenderung mencari pembenaran atau kambing hitam untuk masalah mereka.
Kelompok minoritas atau kelompok yang dianggap berbeda seringkali menjadi sasaran diskriminasi dalam situasi seperti ini.
Penting untuk diingat bahwa penyebab diskriminasi seringkali saling berhubungan dan kompleks.
Misalnya, struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat dapat memengaruhi norma sosial, yang pada gilirkan memengaruhi pandangan individu dan perilaku mereka terkait dengan diskriminasi.
Upaya untuk mengatasi diskriminasi melibatkan perubahan dalam berbagai faktor ini, termasuk perubahan hukum, pendidikan, dan budaya, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang keragaman dan hak asasi manusia.
Dampak Diskriminasi
Diskriminasi adalah masalah serius yang memiliki dampak yang merugikan pada individu, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah dampak utama dari diskriminasi:
1. Dampak Psikologis
Diskriminasi dapat memiliki dampak psikologis yang berat pada individu yang menjadi sasaran diskriminasi. Ini dapat menyebabkan stres kronis, kecemasan, depresi, dan bahkan trauma.
Orang yang mengalami diskriminasi seringkali merasa tidak dihargai atau dianggap rendah, yang dapat mengganggu kesejahteraan mental mereka.
Dampak ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan sepanjang hidup.
2. Dampak Fisik
Diskriminasi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik.
Stres yang disebabkan oleh diskriminasi dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan tidur, dan lainnya.
Terkadang, dampak ini dapat berkontribusi pada harapan hidup yang lebih rendah bagi individu yang mengalami diskriminasi.
3. Dampak Sosial dan Ekonomi
Diskriminasi dapat menghambat perkembangan sosial dan ekonomi individu dan kelompok.
Individu yang mengalami diskriminasi mungkin menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan, mendapatkan akses ke pendidikan berkualitas, atau mendapatkan perumahan yang layak.
Hal ini dapat menghambat mobilitas ekonomi dan sosial mereka.
4. Polarisasi dan Konflik Sosial
Diskriminasi dapat menciptakan ketegangan antar kelompok dalam masyarakat. Ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang terkait dengan diskriminasi dapat memicu konflik sosial dan ketidakstabilan politik.
Hal ini dapat merugikan masyarakat secara keseluruhan, menghambat kemajuan, dan memecah belah komunitas.
5. Hilangnya Potensi Individu dan Masyarakat
Diskriminasi merugikan masyarakat secara keseluruhan dengan menghambat potensi individu dan kelompok yang menjadi sasaran.
Ketika individu tidak memiliki akses yang sama ke pendidikan, pekerjaan, dan peluang lainnya karena diskriminasi, masyarakat kehilangan bakat, kreativitas, dan kontribusi yang dapat mereka bawa.
Selain dampak-dampak tersebut, penting untuk diingat bahwa diskriminasi juga merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Ini bertentangan dengan nilai-nilai dasar kesetaraan, keadilan, dan martabat manusia.
Oleh karena itu, banyak negara dan organisasi internasional telah mengambil tindakan untuk melawan diskriminasi dan mempromosikan inklusi, kesetaraan, dan hak asasi manusia untuk semua individu.
Pentingnya mengatasi diskriminasi tidak hanya untuk melindungi individu yang menjadi sasaran, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan berkelanjutan secara sosial dan ekonomi.
Upaya Mengatasi Diskriminasi
Mengatasi diskriminasi adalah upaya penting untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. Lalu bagaimana cara mengatasi diskriminasi? Berikut ulasannya:
1. Pendekatan Hukum
Salah satu cara utama untuk mengatasi diskriminasi adalah dengan mengadopsi dan mengimplementasikan undang-undang yang melarang diskriminasi berdasarkan karakteristik tertentu
Seperti ras, jenis kelamin, agama, orientasi seksual, dan disabilitas.
Hukum-hukum ini menciptakan dasar hukum yang kuat untuk melindungi hak asasi manusia dan memungkinkan individu atau kelompok yang menjadi sasaran diskriminasi untuk mencari keadilan.
Pengawasan dan penegakan hukum yang ketat juga penting untuk memastikan kepatuhan terhadap undang-undang anti-diskriminasi.
2. Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan adalah kunci untuk mengubah pandangan dan perilaku.
Program pendidikan yang mempromosikan pemahaman tentang keragaman, kesetaraan, dan hak asasi manusia dapat membantu mengurangi stereotip, prasangka, dan diskriminasi.
Hal ini termasuk kurikulum sekolah yang inklusif dan pelatihan kesadaran dalam organisasi dan tempat kerja. Media juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu diskriminasi dan keragaman.
3. Promosi Kesetaraan Ekonomi dan Sosial
Untuk mengatasi diskriminasi, penting untuk mengurangi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
Hal ini dapat dicapai melalui kebijakan yang mempromosikan akses yang adil terhadap pekerjaan, pendidikan, perumahan, dan layanan kesehatan.
Program-program yang mendukung kelompok yang rentan dan melindungi mereka dari diskriminasi ekonomi juga dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan.
4. Pengembangan Kebijakan Inklusif
Pemerintah dan organisasi harus mengembangkan kebijakan-kebijakan yang mendorong inklusi dan mengatasi diskriminasi.
Hal ini termasuk kebijakan yang mendukung diversitas dalam tempat kerja, menghentikan praktik-praktik diskriminatif, dan memberikan perlindungan khusus bagi kelompok yang rentan.
Pengawasan dan pemantauan terhadap implementasi kebijakan-kebijakan ini juga penting.
5. Penggalangan Dukungan dan Kerjasama
Mengatasi diskriminasi memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan organisasi internasional.
Menggalang dukungan dari berbagai pihak untuk memerangi diskriminasi dapat memperkuat upaya tersebut.
Organisasi non-pemerintah (NGO) dan aktivis juga memainkan peran penting dalam advokasi dan advokasi untuk hak-hak individu yang menjadi sasaran diskriminasi.
Selain lima upaya utama di atas, penting juga untuk mempromosikan dialog antar kelompok yang berbeda dan menciptakan ruang untuk pembicaraan terbuka tentang diskriminasi.
Masyarakat yang berkomunikasi dengan baik dan berkolaborasi dapat membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang persamaan dan perbedaan, yang pada gilirannya dapat mengurangi ketegangan sosial dan konflik.
Mengatasi diskriminasi adalah proses yang kompleks dan berkelanjutan yang memerlukan komitmen dari berbagai pihak.
Namun, ini adalah upaya yang sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan sejahtera bagi semua individu dan kelompok.
Contoh-contoh Diskriminasi Terkenal
Diskriminasi telah ada sepanjang sejarah manusia dan telah mengakibatkan berbagai peristiwa yang terkenal dan seringkali tragis. Berikut beberapa contoh terkenal dari diskriminasi dalam sejarah:
1. Diskriminasi Rasial Selama Perbudakan di Amerika Serikat
Salah satu contoh paling mencolok dari diskriminasi adalah sistem perbudakan di Amerika Serikat. Selama berabad-abad, orang-orang Afrika dibawa ke Amerika sebagai budak dan diperlakukan sebagai properti.
Mereka dianggap tidak manusiawi oleh pemilik budak mereka dan diberikan hak-hak yang sangat terbatas.
Setelah abolisi perbudakan, diskriminasi terhadap orang kulit hitam berlanjut dalam bentuk hukum Jim Crow, yang memisahkan ras dan memberlakukan segregasi di berbagai aspek kehidupan.
2. Holokaus dalam Sejarah Yahudi
Selama Perang Dunia II, pemerintahan Nazi di Jerman melakukan genosida terhadap orang Yahudi dalam peristiwa yang dikenal sebagai Holokaus.
Lebih dari enam juta orang Yahudi tewas dalam kamp-kamp konsentrasi dan pemusnahan.
Diskriminasi dan kebijakan antisemitisme yang dimulai dengan diskriminasi sosial dan ekonomi berujung pada pembantaian massal ini.
3. Apartheid di Afrika Selatan
Apartheid adalah sistem diskriminasi rasial yang diterapkan oleh pemerintah Afrika Selatan dari tahun 1948 hingga 1994.
Sistem ini memisahkan kelompok rasial dengan hukum dan peraturan yang ketat.
Memberikan hak-hak yang berbeda untuk berbagai kelompok rasial, dengan warga kulit putih mendapatkan hak-hak yang jauh lebih banyak daripada warga kulit hitam.
Apartheid menciptakan ketidaksetaraan sosial, ekonomi, dan politik yang ekstrem.
4. Diskriminasi Terhadap Orang Jepang-Amerika Selama Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, pemerintah Amerika Serikat mengevakuasi dan mendekam lebih dari 120.000 orang Jepang-Amerika, termasuk warga negara AS, dalam kamp-kamp interniran.
Hal ini terjadi sebagai hasil dari ketakutan dan prasangka terhadap komunitas Jepang-Amerika setelah serangan Pearl Harbor.
Mereka dianggap sebagai potensial mata-mata atau ancaman keamanan nasional, padahal sebagian besar adalah warga setia.
5. Diskriminasi Terhadap Hak-hak Perempuan
Diskriminasi terhadap perempuan telah ada dalam berbagai bentuk di seluruh dunia.
Contoh terkenal termasuk ketidaksetaraan dalam hak pemilih (yang telah diatasi dalam sebagian besar negara), ketidaksetaraan dalam upah, dan penindasan perempuan dalam beberapa budaya atau masyarakat.
Salah satu gerakan terkenal yang berjuang melawan diskriminasi perempuan adalah gerakan feminis, yang telah memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di seluruh dunia.
Semua contoh di atas mencerminkan dampak negatif yang dapat timbul akibat diskriminasi.
Mereka menunjukkan betapa pentingnya berjuang melawan diskriminasi dan mempromosikan nilai-nilai kesetaraan, hak asasi manusia, dan keadilan dalam masyarakat.
Banyak dari peristiwa ini telah memicu perubahan sosial dan perubahan hukum untuk melindungi individu dan kelompok dari diskriminasi yang merusak.
Kesimpulan
Diskriminasi adalah suatu tindakan atau perlakuan yang membedakan seseorang atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu seperti ras, jenis kelamin, agama, orientasi seksual, atau faktor lain yang tidak relevan.
Dalam kesimpulan, diskriminasi adalah masalah yang harus diberantas dalam upaya membangun masyarakat yang lebih adil, toleran, dan berkelanjutan.
Hal ini adalah tanggung jawab bersama untuk mempromosikan kesetaraan, melindungi hak asasi manusia, dan memerangi semua bentuk diskriminasi di seluruh dunia.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat