Kearifan Lokal Adalah : Pengertian, Ciri, Fungsi, Bentuk, dan Contoh

Diposting pada

Nenek moyang Indonesia telah memberikan banyak warisan baik berupa nilai kehidupan yang menyatu dalam kebudayaan, adat istiadat, hingga nilai-nilai religi.

Kearifan Lokal Adalah  Pengertian, Ciri, Fungsi, Bentuk, dan Contoh
Kearifan Lokal Adalah Pengertian, Ciri, Fungsi, Bentuk, dan Contoh

Perkembangan masyarakat yang terjadi, membuat masyarakat terus beradaptasi dengan lingkungannya.

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kearifan yang diwariskan oleh nenek moyang tersebut ke dalam wujud pengetahuan, norma adat, nilai budaya, hingga usaha pengelolaan lingkungan, sehingga menjadi suatu kearifan lokal.

Dari penjelasan tersebut, kearifan lokal diketahui mempunyai fungsi dan bentuk yang bermacam-macam.

Disamping itu, tidak semua warisan nenek moyang juga bisa disebutkan sebagai kearifan lokal, dikarenakan kearifan lokal juga memiliki ciri-ciri tertentu.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait apa itu kearifan lokal, ciri-ciri, fungsi, bentuk, hingga contohnya, Anda dapat menyimaknya dalam rangkaian penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Kearifan Lokal

Apa itu kearifan lokal? pengertian Kearifan lokal adalah sebagai bentuk kearifan lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat di suatu wilayah atau daerah tertentu.

Dalam hal ini, kearifan lokal merujuk pada suatu komunitas tertentu. Selain itu, pengertian kearifan lokal juga pernah dituliskan oleh beberapa ahli.

Dalam pandangan Putu Oka (2007), kearifan lokal adalah bentuk perilaku hidup masyarakat serta tata nilai ketika berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Kemudian, menurut Wibowo (2015), kearifan lokal adalah kepribadian budaya dari sebuah bangsa yang mencoba menyerap kebudayaan dari bangsa lain menjadi ciri khas sendiri dari bangsa tersebut.

Fajrani (2014) menjelaskan lebih lanjut jika kearifan lokal adalah bentuk pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan strategi kehidupan yang berupa aktivitas yang dilakukan untuk menjawab berbagai masalah dalam hal pemenuhan kebutuhan.

Dalam bahasa Inggris, kearifan lokal disebut dengan local wisdom, local knowledge, atau local genius. Pengertian tersebut menunjukkan jika kearifan lokal juga berhubungan dengan kebijaksanaan, bernilai baik, dan penuh kearifan dimana nilainya tertanam dalam anggota masyarakat.

Dalam pengertian Alfian (2013), kearifan lokal merupakan pandangan hidup sebagai bentuk strategi kehidupan dalam aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan mereka.

Penjelasan lebih panjang diberikan oleh Istiawati (2016) jika kearifan lokal adalah cara masyarakat bertindak dalam menghadapi perubahan di lingkungan baik secara fisik dan budaya.

Kearifan lokal juga bisa berwujud dalam gagasan konseptual yang ada dalam masyarakat yang tumbuh dan terus berkembang. Sifat dari kearifan lokal bisa sakral maupun profan atau bagian dari keseharian yang sifatnya biasa saja.

Ada pula yang menjelaskan jika kearifan lokal berupa budaya yang dibuat oleh para pelaku lokal melalui proses yang berulang-ulang.

Proses tersebut dapat melalui internalisasi hingga interpretasi budaya yang ditunjukkan dalam bentuk norma untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.

Dari beberapa penjelasan yang ada, bisa dikatakan jika kearifan lokal adalah salah satu hal yang begitu erat dengan kebudayaan masyarakat atau komunitas tertentu yang muncul dari dalam masyarakat tersebut secara turun temurun.

Ciri-Ciri Kearifan Lokal

Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang kearifan lokal, mengenal ciri-ciri dari kearifan lokal juga dinilai sangat penting supaya dapat diketahui dengan jelas mana bagian dari kearifan lokal dan mana yang bukan.

Umumnya, terdapat 2 ciri utama dari kearifan lokal yaitu berfokus pada nilai kebaikan dan tersembunyi atau lekat dengan tradisi kehidupan sehari-hari. Kedua ciri tersebut akan diulas lebih lanjut dalam penjelasan berikut.

1. Berfokus Pada Nilai Kebaikan

Sesuai dengan namanya, kearifan lokal merupakan hal-hal yang mempunyai hubungan dengan kebijaksanaan dan nilai-nilai kebaikan.

Oleh karenanya, salah satu ciri dari kearifan lokal tidak lain adalah hal-hal yang berhubungan dengan nilai kebaikan dan menjadi pedoman kehidupan bagi masyarakat tersebut secara turun temurun.

Dalam prosesnya, kearifan lokal juga bukanlah hal yang bersifat sebentar, melainkan dibentuk dari rangkaian peristiwa dalam masyarakat yang lama kelamaan menjadi cermin buaya bagi masyarakat tersebut.

2. Tersembunyi Dalam Tradisi Hidup Sehari-Hari

Sebagai bagian dari suatu masyarakat, ciri kearifan lokal dapat ditemukan dalam tradisi di kehidupan sehari-hari.

Kearifan lokal dapat ditemukan dalam bentuk sastra yang indah, mitologi, ritual penghormatan, upacara adata, kesenian, bahasa, maupun dalam tata kehidupan yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

Disamping itu, kearifan lokal juga dapat ditemukan dalam filsafat hidup yang diyakini dan hidup dalam masyarakat.

Sehingga, tidak jarang, kearifan lokal juga berhubungan dengan relasi manusia dengan Tuhan, dengan alam, dan dengan sesama manusia.

Fungsi Kearifan Lokal

Adanya kearifan lokal telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia atau dalam kata lain, kearifan lokal juga memiliki fungsi yang sangat penting di seluruh aspek kehidupan.

Untuk selengkapnya mengetahui apa saja fungsi dari kearifan lokal, simak penjelasannya berikut ini.

1. Untuk Pelestarian Sumber Daya Alam

Fungsi pertama dari kearifan lokal tidak lain berhubungan dengan pelestarian sumber daya alam.

Sesuai dengan pengertian dari kearifan lokal yang bersumber pada etika serta nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, tidak sedikit bentuk kearifan lokal yang masih terus dipegang teguh oleh masyarakat sebagai acuan untuk pengelolaan sumber daya alam.

Maksud dari fungsi ini, kearifan lokal digunakan untuk menjadi pedoman dalam memenuhi kebutuhan dari alam, namun dengan cara yang bijak dan tidak merusak alam tersebut.

Beberapa contoh kearifan lokal yang berhubungan dengan pelestarian sumber daya alam diantaranya adalah subak atau sistem irigasi kuno untuk mengairi sawah yang ada di Bali.

2. Untuk Mengarahkan Perkembangan Budaya

Fungsi berikutnya dari kearifan lokal adalah dapat menjadi arahan bagi perkembangan budaya.

Dari fungsi ini, kearifan lokal dapat menjadi pemberi arahan bagi masyarakat setempat untuk berperilaku atau bertindak sesuai dengan budaya dan kondisi sosial yang ada di masyarakat.

Sehingga, secara tidak langsung, masyarakat setempat diharapkan bisa menerapkan nilai dan cara hidup yang sesuai dengan kebudayaan yang ada sebagai bentuk untuk mengembangkan dan melestarikan budaya tersebut.

3. Sebagai Bentuk Petuah, Pantangan, dan Kepercayaan

Adanya kearifan lokal juga dapat berfungsi sebagai petuah, pantangan, dan kepercayaan tertentu bagi masyarakat lokal.

Dalam kata lain kearifan lokal juga berhubungan dengan hal-hal yang berupa nasihat untuk pedoman hidup masyarakat, larangan untuk melakukan hal-hal yang menyalahi budaya atau norma budaya, maupun sebagai bentuk kepercayaan berkaitan dengan tradisi tertentu.

Tanpa adanya kearifan lokal, masyarakat tentu akan kehilangan identitas dalam diri mereka, mengingat kearifan lokal sangat erat akitannya dengan nilai-nilai yang begitu dipegang teguh oleh masyarakat.

Bentuk Kearifan Lokal

Secara bentuknya, kearifan lokal dapat dikelompokkan menjadi 2 bentuk yaitu kearifan lokal yang berwujud dan tidak berwujud.

Kearifan lokal yang berwujud diantaranya berupa :

  • Sistem nilai yang dituangkan dalam primbon maupun dalam buku adat,
  • Arsitektur bangunan,
  • Benda-benda tradisional seperti senjata tradisional.

Kemudian, untuk kearifan lokal yang tidak berwujud diantaranya berupa kata-kata yang disampaikan lewat verbal seperti lagu tradisional dan dongeng.

Selain itu, kearifan lokal yang tak berwujud juga bisa berupa nilai-nilai sosial yang diturunkan secara lisan, contohnya perilaku untuk bersikap sopan santun.

Contoh Kearifan Lokal

Contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia barangkali jumlahnya sangat banyak yang tak dapat dituliskan satu persatu.

Bahkan, di setiap daerah, jumlah kearifan lokalnya pun bisa dibilang tak terhitung. Nah, berikut ini sudah ada 4 contoh kearifan lokal yang cukup populer di daerah-daerah di Indonesia.

1. Pranoto Mongso

Pranoto mongso adalah salah satu contoh kearifan lokal yang dapat ditemukan di masyarakat Jawa.

Pada Pranoto mongso ini dapat diartikan sebagai aturan musim yang dipakai untuk mengolah lahan pertanian oleh para petani di pedesaan. Aturan waktu musim ini dibuat berdasarkan naluri dari para leluhur sebelumnya.

Selama ini, adanya pranoto mongso telah membantu para petani untuk melakukan cocok tanam dengan mengikuti tanda-tanda alam.

Sehingga, para petani pun tidak menggunakan lahan tanpa memperhatikan lingkungan dan kebaikan bagi kehidupan masyarakat sekitar.

Tanpa adanya pranoto mongso, alam pun tidak dapat menjaga keseimbangannya, sehingga upaya untuk tetap menerapkan pranoto mongso juga menjadi cara bagi para petani untuk ikut menjaga alam dari kerusakan.

2. Nyabuk Gunung

Contoh kearifan lokal berikutnya juga masih berhubungan dengan kegiatan bercocok tanam.

Kegiatan ini dikenal dengan nyabuk gunung yang mana berupa aktivitas pembuatan teras sawah yang dibentuk sesuai garis kontur.

Umumnya, nyabuk gunung kerap diterapkan di wilayah Bukit Sumbing dan Sindoro. Cara bercocok tanam ini diketahui mempunyai kelebihan tersendiri karena dibuat menurut garis kontur sehingga akan menghambat terjadinya longsor.

Hal ini berbeda dengan kegiatan bercocok tanam yang dilakukan dengan membuat teras yang diketahui bisa mempermudah terjadinya longsor.

3. Pikukuh Karuhun

Masyarakat Baduy mempunyai kepercayaan tersendiri yang berpedoma jika gerak-gerik dan tingkah laku harus berdasarkan dengan pikukuh karuhun.

Setiap masyarakat Baduy tidak diperbolehkan untuk melanggar dan tatanan kehidupan yang sudah ada, apalagi sudah diijalankan secara turun temurun.

Tidak hanya berlaku bagi masyarakat Baduy, masyarakat luar Baduy yang datang ke wilayah Baduy juga harus menaati adanya pikukur karuhun. Ketentuan-ketentuan dalam pikukuh karuhun ini diantaranya:

  • Tidak diperbolehkan masuk hutan larangan untuk menebang pohon, membuka lahan, dan mengambil hasil dari hutan.
  • Tidak diperbolehkan menebang tanaman tertentu.
  • Dilarang menggunakan teknologi berbasis kimia, seperti pupuk, obat untuk meracuni ikan, dan obat memberantas hama.
  • Setiap aktivitas berladang harus dilakukan sesuai dengan ketentuan adat yang ada.
  • Pikukuh karuhun harus diucapkan dalam bahasa Sunda kolot yang mana berupa ujaran yang disampaikan saat upacara adat. Ujaran tersebut dianggap sebagai bagian dari prinsip masyarakat Baduy.

4. Narekko Engka Pugauki Ripasalai

Satu lagi contoh kearifan lokal yang masih terus dilestarikan adalah narekko engka pugauki ripasalai.

Kearifan lokal ini ada dalam bentuk sanksi yang mana masyarakat dalam wilayah tersebut tidak diperbolehkan melakukan hal-hal terlarang, dan apabila melanggar aturan akan dikutuk atau dikenakan sanksi sesuai adat yang berlaku.

Lebih tepatnya, narekko engka pugauki ripasalai ini adalah bentuk ungkapan yang ada di masyarakat adat Karampuang, Sulawesi.

Aturan tersebut berlaku bagi seluruh masyarakat di wilayah tersebut dan akan dikenai sanksi bagi yang melanggar aturan. Namun, untuk besar kecilnya sanksi bisa bervariasi bergantung pada sejauh apa pelanggaran yang dibuat.

Jadi, demikian seluruh penjelasan untuk pengertian, ciri, fungsi, bentuk, serta contoh kearifan lokal.

Penjelasan di atas menunjukkan jika kearifan lokal memang memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan alam, lingkungan, dan tata kehidupan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *