Taksonomi dan Morfologi Burung Walet

Diposting pada

Tahukah Anda mengenai Taksonomi dan Morfologi Burung Walet? Burung walet yang memiliki nama Latin Collocalia Vestita merupakan species burung yang hanya akan kita temui di wilayah Asia Tenggara saja.

Taksonomi dan Morfologi Burung Walet
Taksonomi dan Morfologi Burung Walet

Tidak hanya di Indonesia, kita juga akan menjumpai burung ini diberbagai negara tetangga kita, seperti: Thailand, Malaysia, Laos, Filipina, Vietnam, dan Kamboja. Bagaimana dengan berbagai benua lainnya?

Hingga saat ini diketahui bahwa hampir tidak ada populasi burung walet di benua Amerika, Eropa, hingga Afrika. Mengapa bisa begitu?

Perlu para pembaca ketahui, bahwa burung walet membutuhkan iklik tropis untuk perkembangbiakannya.

Tingkat curah hujan yang tinggi juga dibutuhkan demi mendapatkan kelembapan yang dibutuhkan burung walet untuk membentuk habitat mereka.

Burung ini sering kali ditemukan bermukim disekitar pantai hingga rumah-rumah penduduk. Karena kakinya yang pendek, burung walet tidak bisa bertengger pada dahan pohon maupun berdiri di atas tanah. Namun, meskipun begitu mereka dapat menempel pada atap maupun dinding tembok rumah.

Bagi khalayak umum, burung walet sudah tidak asing lagi sebagai salah satu burung yang diternakkan. Seperti yang kita ketahui, burung walet membuat sarangnya sendiri dari air liur miliknya.

Sarang itulah yang menjadi fokus perdagangan banyak pengusaha di Asia Tenggara. Dipercaya, bahwa sarang dari air liur walet merupakan obat yang manjur untuk berbagai penyakit.

Karenanya, perdagangan sarang walet begitu pesat dengan harga pasaran yang tinggi, terlebih lagi karena populasi dan habitatnya yang terbatas hanya di Asia Tenggara saja.

Sarang walet sendiri seringkali diolah menjadi makanan seperti sup, dan juga dijadikan sebagai obat-obatan para penikmatnya.

Namun, bukan sarang walet yang akan kita bahas melainkan mengenai burung walet itu sendiri. Kebanyakan dari masyarakat umum ketika mendengar burung walet disebutkan hanya akan berpikir mengenai sarangnya yang terkenal. Padahal, banyak sekali hal yang bisa kita kagumi hanya dari keberadaannya saja.

Berikut ini, kami akan menjelaskan taksonomi dan morfologi burung walet.

Taksonomi Burung Walet

Berdasarkan penelitian para ahli taksomi, mendasari penelitian mereka dari penemuan kerabat kolibri-walet (Jungornitihidae), berhasil mengklasifikasikan burung walet serta burung layang-layang sebagai kerabat dekat dari burung kolibri.

Jika dalam toksonomi tradisional burung layang-layang dan burung walet ditempatkan pada keluarga Trochilidae (keluarga burung kolbri), maka seorang ahli taksonomi bernama Charles Sibley dengan taksonomi Sibley-Ahlquist miliknya memindahkan burung walet ke dalam super ordo Trocholiformes.

Secara umum, ternyata taksonomi burung walet merupakan salah satu taksonomi yang sangat rumit.

Dalam tingkatan evolusi parallel secara umum dengan berbagai jenis analisis dari suara maupun tingkah laku burung walet sangat rumit.

Karena begitu kompleks dan sulit, penelitian taksonomi dari burung walet sendiri sering diperdebatkan berkaitan dengan pembatasan spesies dan jenis.

Kerap kali juga berbagai spesies prasejarah yang dikaitkan dengan keberadaan burung walet, seperti halnya Primapus.

Burung Procypseloides (akhir dari Eocene dan awal dari Oligocene yang merupakan penerus dari jenis spesies primitive Scaniacypselus (awal-pertengahan Eocene); kedua fosil burung ini ditemukan di Eropa yang memiliki iklim hangat, berlokasi mulai dari Perancis hingga Denmark.

Di masa modern ini, kita akan mendapatkan pengklasifikasian burung walet sebagai hewan yang masuk ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Aves, ordo Apodiformes, dan masuk ke dalam familia Apodidae.

Morfologi Burung Walet

Menurut para ahli ternyata cukup sulit untuk membedakan morfologi antara burung walet betina dan jantan karena pada dasarnya burung walet tidak memiliki dimorfisme seksual.

Bahkan, jika ditelusuri lebih lanjut morfologi antara burung walet betina maupun jantan, walet anak maupun dewasa juga hampir sama susahnya.

Mengapa bisa begitu? Karena pada dasarnya keseluruhan tubuh burung walet terbungkus oleh warna abu-abu tua sedangkan pada bagian dadanya tertutupi oleh bulu berwarna abu-abu muda.

Namun, hal pasti yang dapat kita ketahui adalah bahwa burung walet masuk ke dalam golongan jenis burung kecil, rata-rata walet tumbuh berkisar 12 cm.

Bagian tubuh atas burung walet (dorsal) didominasi oleh warna cokelat kehitaman serta abu-abu, sedangkan tubuh bagian bawah (ventral) didominasi oleh variasi warna abu-abu muda kecokelatan.

Paruh walet berwarna hitam dengan bentuk melengkung pendek, memiliki mata yang lebar sebagai penanda bahwa burung walet memiliki kemampuan memandang objek secara tajam.

Burung walet memiliki kaki yang cukup lemah bahkan untuk digunakan hinggap di suatu tempat maupun berjalan; kaki serta cakar burung walet sendiri secara keseluruhan berwarna gelap.

Burung kecil ini juga memiliki kemampuan ekolokasi yang memungkinkannya untuk mendeteksi berbagai objek di sekitarnya dengan menganalisis pantulan dan gelombang suara yang diterimanya.

Kemampuanya ini juga memberikan walet kemampuan untuk posisi maupun kecepatan terbangnya meskipun berada dalam tempat yang gelap.

Ekor pada walet terbentuk menggarpu serta bentuk paruh yang melengkung pendek. Pada masa kawin kelenjar air liur pada burung walet mengalami pembesaran.

Hal ini menandakan keterkaitan dalam proses pembangunan sarang yang dilakukan walet. Sarang walet sendiri berbentuk mangkuk yang keseluruhan material tersusun atas serat air liur.

Baca Juga : Apa Saja Hal Penting Dalam Membangun Rumah Walet?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *