Kebutuhan sekunder adalah salah satu konsep yang penting dalam ilmu ekonomi dan analisis perilaku konsumen.
Kebutuhan ini adalah jenis kebutuhan yang muncul sebagai hasil dari kebutuhan primer atau dasar yang telah terpenuhi.
Pengertian Kebutuhan Sekunder Menurut Para Ahli
Para ahli ekonomi dan ahli perilaku konsumen telah memberikan berbagai pengertian dan pemahaman mengenai konsep kebutuhan sekunder ini. Berikut beberapa pengertian tentang kebutuhan sekunder menurut beberapa ahli:
1. John Hicks
Menurut Hicks, kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Contohnya, setelah seseorang memiliki pangan, pakaian, dan tempat tinggal, maka muncul kebutuhan untuk memiliki barang-barang lain seperti hiburan, pendidikan, dan rekreasi.
2. Paul Samuelson
Samuelson menggambarkan kebutuhan sekunder sebagai kebutuhan yang bersifat relatif dan dapat berbeda-beda antara individu.
Apa yang dianggap sebagai kebutuhan sekunder bagi satu individu mungkin menjadi kebutuhan dasar bagi individu lain.
Misalnya, memiliki mobil mungkin dianggap sebagai kebutuhan sekunder bagi seseorang yang tinggal di kota dengan sistem transportasi publik yang baik, tetapi menjadi kebutuhan dasar bagiĀ yang tinggal di pedesaan.
3. Abraham Maslow
Maslow mengembangkan Hierarki Kebutuhan, yang menggambarkan berbagai tingkatan kebutuhan manusia.
Kebutuhan sekunder dalam hierarki ini muncul setelah kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan keamanan terpenuhi.
Kebutuhan sosial, kebutuhan akan pengakuan, dan kebutuhan akan pengembangan diri adalah contoh dari kebutuhan sekunder yang muncul di tingkatan yang lebih tinggi dalam hierarki.
4. Eleanor Leacock
Seorang antropolog sosial, Leacock mengemukakan bahwa konsep kebutuhan sekunder harus dipahami dalam konteks budaya dan sosial. Kebutuhan sekunder dapat bervariasi secara signifikan antara budaya dan masyarakat.
Misalnya, dalam budaya yang sangat kompetitif, kebutuhan akan status sosial dan prestise mungkin menjadi lebih dominan sebagai kebutuhan sekunder.
5. Thorstein Veblen
Veblen mengenalkan istilah “konsumsi peraga” (conspicuous consumption) yang merujuk pada perilaku konsumen yang membeli barang-barang mewah dan mahal sebagai tanda status sosial.
Bagi Veblen, kebutuhan sekunder seringkali mencakup barang-barang mewah dan konsumsi yang bersifat eksklusif, yang muncul ketika individu mencoba memperoleh atau menunjukkan status sosialnya.
Dalam konteks ekonomi, pemahaman tentang kebutuhan sekunder penting karena pengeluaran konsumen atas barang dan jasa sekunder ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan membentuk perilaku pasar.
Kebutuhan sekunder juga sering menjadi subjek perubahan tren dan selera konsumen, yang dapat memengaruhi industri dan bisnis yang ada.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang kebutuhan sekunder sangat diperlukan dalam perencanaan bisnis, pemasaran, dan analisis ekonomi.
Contoh Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah jenis kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan dasar atau primer terpenuhi. Berikut ini adalah contoh kebutuhan sekunder yang umumnya diidentifikasi dalam analisis perilaku konsumen:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu contoh kebutuhan sekunder yang penting.
Setelah seseorang memiliki akses ke makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak (kebutuhan dasar), muncul keinginan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi atau keterampilan khusus.
Hal ini dapat mencakup keinginan untuk melanjutkan pendidikan formal seperti sekolah menengah atau perguruan tinggi, atau mengambil kursus atau pelatihan profesional untuk meningkatkan kemampuan.
2. Rekreasi dan Hiburan
Setelah memenuhi kebutuhan dasar, individu sering mencari hiburan dan rekreasi. Ini bisa termasuk pergi ke bioskop, konser, taman hiburan, liburan, atau kegiatan hobi seperti bermain olahraga atau seni.
Kebutuhan ini mencerminkan keinginan untuk menikmati waktu luang dan mengalami kesenangan dan hiburan.
3. Kesehatan dan Kebugaran
Meskipun kesehatan dasar adalah kebutuhan primer, banyak individu juga memiliki kebutuhan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka.
Hal ini dapat melibatkan pembelian makanan sehat, berlangganan pusat kebugaran, atau mengikuti program kesehatan yang lebih spesifik seperti yoga atau perawatan medis pencegahan.
4. Transportasi
Transportasi adalah kebutuhan sekunder yang penting, terutama dalam lingkungan urban atau suburban.
Setelah memenuhi kebutuhan tempat tinggal, individu seringkali memerlukan sarana transportasi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, seperti mobil, sepeda, atau kartu angkutan umum.
5. Komunikasi
Dalam era digital, komunikasi adalah kebutuhan sekunder yang signifikan. Ini termasuk biaya telepon seluler, langganan internet, dan perangkat seperti komputer atau smartphone.
Komunikasi memungkinkan individu untuk tetap terhubung dengan dunia luar, bekerja, belajar, dan berkomunikasi dengan orang lain.
6. Pengembangan Pribadi dan Hiburan Digital
Dengan perkembangan teknologi, banyak individu memiliki kebutuhan untuk pengembangan pribadi dan hiburan digital.
Hal ini melibatkan pembelian buku, langganan platform streaming, video game, atau perangkat elektronik seperti tablet dan e-reader.
Kebutuhan ini mencerminkan minat individu dalam memperluas pengetahuan mereka atau menghibur diri mereka sendiri melalui media digital.
Penting untuk diingat bahwa pengertian kebutuhan sekunder dapat berbeda-beda antara individu dan budaya. Apa yang dianggap sebagai kebutuhan sekunder bagi satu orang mungkin tidak relevan bagi orang lain.
Selain itu, prioritas kebutuhan sekunder juga dapat berubah seiring waktu seiring dengan perubahan kondisi kehidupan seseorang dan perkembangan pribadi mereka.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang kebutuhan sekunder individu adalah kunci dalam merancang produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Sekunder
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan sekunder dapat sangat beragam dan kompleks, karena keduanya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal individu.
Berikut beberapa faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan sekunder:
1. Sosial dan Budaya
Kebutuhan sekunder sering kali dipengaruhi oleh nilai-nilai, norma, dan budaya dari masyarakat tempat individu tinggal.
Misalnya, dalam budaya yang sangat kompetitif dan materialistik, individu mungkin lebih cenderung memiliki kebutuhan untuk status sosial dan pemenuhan diri dengan barang-barang mewah.
Di sisi lain, dalam budaya yang lebih kolektif dan sederhana, nilai-nilai seperti kehidupan keluarga dan komunitas dapat mendominasi kebutuhan sekunder.
2. Pendidikan dan Pengetahuan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan individu juga dapat memengaruhi kebutuhan sekunder mereka.
Orang yang memiliki pendidikan tinggi mungkin lebih cenderung memiliki kebutuhan untuk pengembangan pribadi, seperti mengejar gelar lanjutan atau kursus-kursus tambahan.
Pengetahuan juga dapat mempengaruhi kesadaran akan berbagai pilihan konsumsi yang tersedia, seperti produk hijau atau berkelanjutan.
3. Penghasilan dan Status Ekonomi
Kemampuan finansial individu memainkan peran besar dalam menentukan kebutuhan sekunder.
Individu dengan pendapatan tinggi mungkin memiliki akses lebih besar ke barang-barang mewah dan hiburan, sementara mereka dengan pendapatan lebih rendah mungkin harus lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar.
Selain itu, status ekonomi juga dapat memengaruhi persepsi dan ambisi konsumsi, seperti kepemilikan rumah atau mobil.
4. Tren dan Perubahan Sosial
Perubahan dalam tren sosial dan perkembangan teknologi juga dapat mempengaruhi kebutuhan sekunder.
Contohnya, dalam era digital, banyak individu mengembangkan kebutuhan untuk perangkat teknologi seperti smartphone, tablet, dan akses internet.
Demografi juga dapat memainkan peran, seperti perkembangan populasi yang lebih tua yang mungkin memiliki kebutuhan kesehatan yang lebih besar.
5. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi individu dapat memengaruhi kebutuhan sekunder mereka. Seseorang yang telah mengalami perjalanan internasional mungkin memiliki kebutuhan akan perjalanan dan eksplorasi yang lebih tinggi.
Pengalaman kerja dan kehidupan pribadi juga dapat membentuk prioritas kebutuhan sekunder seseorang, seperti kebutuhan akan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ini bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu.
Selain itu, individu memiliki preferensi yang unik, sehingga faktor-faktor ini dapat berinteraksi dengan cara yang kompleks dalam membentuk kebutuhan sekunder mereka.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang kebutuhan konsumen dan perubahan dalam preferensi mereka adalah kunci dalam perencanaan bisnis, pemasaran, dan pengembangan produk yang berhasil.
Peran Kebutuhan Sekunder dalam Ekonomi
Kebutuhan sekunder memainkan peran penting dalam ekonomi karena mereka memengaruhi perilaku konsumen, struktur pasar, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Berikut merupakan peran kebutuhan sekunder dalam ekonomi:
1. Mendorong Produksi dan Inovasi
Permintaan akan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan sekunder mendorong produsen untuk mengembangkan, memproduksi, dan menyediakan produk-produk tersebut di pasar.
Inovasi dalam produk dan layanan sering kali timbul sebagai respons terhadap kebutuhan sekunder yang berkembang.
Contohnya, permintaan akan hiburan digital seperti streaming video telah mendorong inovasi dalam teknologi streaming dan konten.
2. Pertumbuhan Industri dan Pekerjaan
Kebutuhan sekunder yang besar menciptakan peluang bisnis yang signifikan. Ini memicu pertumbuhan industri terkait yang dapat menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Contohnya, industri hiburan, pariwisata, dan teknologi informasi adalah beberapa industri yang berkembang pesat berkat kebutuhan sekunder.
3. Konsumsi Berkelanjutan
Konsumsi barang dan jasa sekunder, seperti hiburan dan hobi, seringkali berkelanjutan dari waktu ke waktu.
Hal ini berarti bahwa permintaan terhadap jenis barang ini tidak hanya berlangsung sementara, tetapi dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Pengeluaran konsumen pada hiburan digital atau aktivitas rekreasi, misalnya, cenderung stabil sepanjang tahun.
4. Diversifikasi Ekonomi
Adanya kebutuhan sekunder membantu diversifikasi ekonomi, yang berarti bahwa ekonomi tidak hanya bergantung pada satu sektor atau jenis produk.
Hal ini membantu melindungi ekonomi dari fluktuasi ekstrem dalam satu sektor tertentu. Dengan kebutuhan sekunder yang beragam, ekonomi menjadi lebih stabil dan tahan terhadap goncangan.
5. Pengembangan Infrastruktur
Permintaan akan kebutuhan sekunder dapat mendorong pengembangan infrastruktur yang mendukung konsumsi tersebut.
Contohnya, permintaan akan transportasi publik, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan dapat mendorong pemerintah dan sektor swasta untuk membangun dan memelihara infrastruktur yang mendukung kegiatan tersebut.
6. Pajak dan Pendapatan Negara
Kebutuhan sekunder juga berperan dalam pendapatan negara melalui pajak. Pemerintah biasanya memungut pajak dari penjualan barang dan jasa konsumen, termasuk barang-barang sekunder.
Pendapatan dari pajak ini dapat digunakan untuk mendukung berbagai program pelayanan publik seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan infrastruktur.
7. Perilaku Konsumen dan Perencanaan Pemasaran
Pengetahuan tentang kebutuhan sekunder membantu perusahaan merancang strategi pemasaran yang efektif.
Mereka dapat mengidentifikasi pasar target, mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan, dan mengikuti tren konsumen.
Perilaku konsumen yang berkaitan dengan kebutuhan sekunder juga berdampak pada perencanaan harga, promosi, dan distribusi produk.
Dalam ekonomi modern yang didasarkan pada konsumsi, pemahaman tentang kebutuhan sekunder adalah kunci untuk merancang strategi bisnis yang sukses dan memahami dinamika pasar.
Kebutuhan sekunder menciptakan peluang bagi produsen, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
Strategi Pemenuhan Kebutuhan Sekunder
Pemenuhan kebutuhan sekunder adalah salah satu tujuan utama dalam analisis perilaku konsumen dan perencanaan bisnis.
Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder konsumen:
1. Penawaran Produk dan Layanan yang Relevan
Salah satu cara utama untuk memenuhi kebutuhan sekunder adalah dengan menyediakan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Hal ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang segmen pasar yang dituju, termasuk preferensi, gaya hidup, dan nilai-nilai mereka.
Produsen dan penyedia layanan harus secara aktif mengidentifikasi dan merespons tren dan perubahan dalam kebutuhan sekunder pelanggan mereka.
2. Personalisasi dan Customization
Personalisasi produk atau layanan dapat membantu memenuhi kebutuhan sekunder konsumen dengan lebih baik.
Hal ini berarti memungkinkan konsumen untuk mengkustomisasi produk atau layanan sesuai dengan preferensi mereka.
Contohnya, layanan streaming musik yang memungkinkan pengguna untuk membuat daftar putar pribadi atau toko online yang menawarkan produk yang dapat dipersonalisasi.
3. Strategi Harga yang Sesuai
Penentuan harga yang sesuai dengan kebutuhan sekunder konsumen adalah kunci. Produsen perlu memahami sejauh mana konsumen bersedia membayar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hal ini dapat melibatkan strategi penetapan harga yang berbeda-beda, seperti penetapan harga premium untuk produk atau layanan eksklusif atau penawaran harga bersaing untuk produk dengan permintaan yang lebih luas.
4. Pemasaran yang Efektif
Komunikasi pemasaran yang baik adalah kunci untuk menginformasikan konsumen tentang bagaimana produk atau layanan dapat memenuhi kebutuhan sekunder mereka.
Pemasaran harus menekankan manfaat produk atau layanan dalam konteks kehidupan sehari-hari konsumen, dan menggambarkan bagaimana penggunaan produk tersebut akan memenuhi kebutuhan mereka dengan cara unik.
5. Layanan Pelanggan yang Berkualitas
Layanan pelanggan yang baik adalah elemen penting dalam pemenuhan kebutuhan sekunder.
Konsumen ingin merasa dihargai dan didengar, terutama saat mereka memerlukan dukungan atau bantuan dalam penggunaan produk atau layanan.
Menyediakan layanan pelanggan yang responsif, ramah, dan kompeten dapat membantu menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
6. Inovasi Berkelanjutan
Dunia terus berubah, dan kebutuhan sekunder konsumen juga dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, perusahaan perlu terus berinovasi dan memperbarui produk dan layanan mereka untuk tetap relevan.
Hal ini dapat mencakup pengembangan produk baru, peningkatan layanan, atau penyesuaian strategi pemasaran untuk mengikuti tren yang berkembang.
Selain dari strategi di atas, penting untuk terus mengawasi dan merespons perubahan dalam preferensi dan kebutuhan konsumen.
Analisis data konsumen dan umpan balik pelanggan dapat membantu perusahaan mengidentifikasi tren baru dan memahami bagaimana kebutuhan sekunder berkembang.
Dengan memfokuskan perhatian pada pemenuhan kebutuhan sekunder konsumen, perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan menciptakan keunggulan kompetitif dalam pasar.
Tantangan dalam Memenuhi Kebutuhan Sekunder
Memenuhi kebutuhan sekunder konsumen adalah tugas yang kompleks dan seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan. Berikut beberapa tantangan utama dalam memenuhi kebutuhan sekunder:
1. Perubahan Tren dan Selera Konsumen
Salah satu tantangan utama adalah perubahan selera dan tren konsumen. Kebutuhan sekunder tidak statis; mereka berkembang seiring waktu dan bisa dipengaruhi oleh tren sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi.
Produsen dan penyedia layanan harus terus memantau perubahan ini dan beradaptasi untuk tetap relevan di pasar. Misalnya, tren yang populer saat ini mungkin tidak lagi diminati dalam beberapa tahun ke depan.
2. Ketidakpastian Ekonomi
Kondisi ekonomi yang tidak stabil, seperti resesi ekonomi atau fluktuasi harga, dapat memengaruhi kemampuan konsumen untuk memenuhi kebutuhan sekunder mereka.
Selama masa ketidakpastian ekonomi, konsumen mungkin menjadi lebih hemat dan mengurangi pengeluaran pada barang-barang sekunder.
Hal ini dapat menghadirkan tantangan bagi perusahaan yang bergantung pada konsumsi tinggi untuk pertumbuhan.
3. Persaingan yang Intensif
Persaingan di pasar yang intensif dapat membuat sulit bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan sekunder konsumen dengan cara yang menguntungkan.
Saat persaingan ketat, perusahaan sering harus menawarkan harga yang bersaing dan layanan tambahan untuk menarik pelanggan.
Hal ini dapat mengurangi margin keuntungan dan membuat pemenuhan kebutuhan sekunder menjadi lebih sulit.
4. Ketidakpastian Regulasi
Perubahan dalam regulasi pemerintah juga dapat menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan sekunder. Peraturan yang berubah dapat memengaruhi proses produksi, distribusi, dan harga produk.
Regulasi juga dapat mempengaruhi industri tertentu secara signifikan, seperti industri hiburan atau teknologi informasi.
5. Kesadaran Lingkungan dan Keberlanjutan
Tantangan lain dalam memenuhi kebutuhan sekunder adalah meningkatnya kesadaran lingkungan dan permintaan untuk produk dan layanan yang berkelanjutan.
Konsumen semakin mengutamakan produk yang ramah lingkungan dan etis, dan ini dapat memaksa perusahaan untuk mengubah cara mereka beroperasi.
Produk yang tidak ramah lingkungan atau tidak memenuhi standar etika mungkin dihindari oleh sebagian besar konsumen.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, perusahaan perlu mengadopsi pendekatan yang responsif terhadap perubahan dan terus memantau pasar serta perilaku konsumen.
Hal ini melibatkan inovasi produk dan layanan tepat waktu, perencanaan strategi pemasaran efektif, manajemen risiko yang baik, dan kesiapan untuk beradaptasi dengan kondisi ekonomi dan regulasi yang berubah-ubah.
Pemahaman yang mendalam tentang pasar dan konsumen adalah kunci untuk mengatasi tantangan ini dan menciptakan bisnis yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan dasar atau primer terpenuhi.
Kebutuhan ini mencakup berbagai aspek kehidupan yang menciptakan kualitas hidup yang lebih baik, kenyamanan, dan pemenuhan pribadi.
Pemahaman yang baik tentang kebutuhan sekunder adalah penting dalam perencanaan bisnis, pemasaran, dan analisis perilaku konsumen.
Memenuhi kebutuhan ini secara efektif dapat membantu perusahaan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan mencapai keunggulan kompetitif di pasar yang kompetitif.

Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat