Karya sastra merupakan unsur bahasa yang tertata dengan baik, memiliki bahasa yang indah, serta dengan penyajian menarik. Hasilnya akan memberikan kesan bagi pembaca.
Pembaca karya sastra adalah penyair dan tujuannya adalah menyampaikan makna tertentu. Pendengar wajib menganalisa artinya dan tidak semua orang mampu memahaminya.
Ada makna seperti menceritakan sebuah kejadian, pengalaman hidup, liburan, keindahan alam, dan mengekspresikan apa yang penulis lihat.
Beberapa karya sastra memiliki bentuk tulisan yang terdiri atas bait-bait. Apakah bait itu?
Pengertian Bait
Apa itu bait? pengertian bait adalah bagian dari karya sastra yang berupa teks berirama. Dalam baris-barisnya ia tersusun seperti paragraf dan harmonis.
Arti lainnya adalah satu kesatuan di sebuah karya sastra yang terdiri dari beberapa baris. Jadi bait ini memiliki peran untuk memisahkan topik atau ide dalam sebuah karya sastra. Tapi tidak semua karya sastra memiliki bait.
Apa saja macam-macam karya sastra yang memiliki bait?
Jenis karya sastra yang memiliki bait
1. Puisi
Adalah sebuah karya tulis dalam bentuk penuh makna dengan pola dan diksi. Puisi juga memiliki makna semantis dan estetis. Perkembangan puisi di masyarakat terbagi atas:
- Puisi lirik yang merupakan isi hati penyair dan mengandung pengalaman probadi. Contohnya adalah Serenada, Elegi, dan Ode.
- Puisi deskriptif adalah salah satu jenis puisi yang berisi luapan kekesalan atau kesan terhadap sesuatu. Contohnya adalah Kritik Sosial dan Satire.
- Puisi naratif yang merupakan cerita atau penjelasan penyair. Contohnya yaitu Romansa dan Balada.
Perlu memikirkan berapa bait yang sebaiknya muncul pada jenis-jenis puisi tersebut. Puisi modern tidak terikat aturan bahkan bisa terdiri atas puluhan bait.
2. Syair
Arti secara umum dari kata Syir’u adalah puisi. Artinya isi dari syair adalh sejarah, mitos, atau bisa juga ajaran agama.
Namun adanya perkembangan jaman membuat syair mengalami perubahan dan menjadi karya sastra khas Melayu dan bukan lagi mengacu pada Arab. Karakteristik syair adalah:
- Di setiap baitnya terdapat empat baris.
- Suku kata pada tiap baris adalah 8-14.
- Memiliki rima a-a-a-a.
- Semua baris mengandung isi.
3. Gurindam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gurindam adalah susunan sajak dengan dua baris. Pada bagian isi mengandung nasihat.
Pendapat dari Ani Rakhmawati dan Yant Mujiyanto menyebutkan jika gurindam berasal dari Bahasa Sansekerta “Karindam” yang berarti perumpamaan.
Ciri gurindam:
- Baris pertama adalah pernyataan dan kedua adalah akibat.
- Terdiri dari dua baris.
- Keduanya memiliki bunyi akhiran yang sendada.
- Dalam tiap baris memiliki dua hingga enam kata.
- Fungsinya sebagai arahan atau ajaran.
4. Pantun
Inilah jenis puisi lama dan merupakan budaya asli Indonesia. Isinya bukan hanya kata-kata dengan rima dan irama namun juga berisi rindu dan kasih sayang. Tidak sedikit pula yang mengandung ide kreatif. Ciri-cirinya:
- Terdiri atas empat baris.
- Cara menulisnya dengan a-b-a-b.
- Dua baris pertama sampiran dan dua baris selanjutnya adalah isi dan tujuan.
- Terdiri atas 8 sampai 12 suku kata pada tiap baris.
Baca Juga : Pengertian Pantun
Karya Sastra Yang Tidak Harus Memiliki Bait
Ada pula karya sastra yang tidak harus memiliki bait. Mereka adalah:
1. Prosa
Yaitu karya sastra yang bebas dan tidak bergantung pada irama. Ceritanya umumnya menyangkut kisah sehari-hari. Jadi ia tidak mengandung bait. Makna prosa lebih mudah untuk kita pahami. Adapun pembagiannya antara lain:
- Prosa Non Fiksi adalah tulisan nyata yang menjadi pengalaman pengarang. Bahkan semua data maupun tulisan tersebut bersifat valid. Contohnya biografi, artikel, dan opini.
- Prosa fiksi merupakan cerita yang tidak mementingkan benar atau tidak. Sebagai contoh adalah Dongeng, Novel, dan Cerpen.
Tidak ada batasan jumlah kata dalam pembuatan prosa.
2. Drama
Berisi paduan puisi dan prosa, drama menceritakan peristiwa dan bisa juga terdiri dari perjalanan kehidupan dengan bentuk dialog.
Terdapat beberapa tokoh, panggung, dan naskah yang membawa pemain menuju alur cerita. Tidak penting berapa banyak percakapan yang terjadi namun pemain harus membawa emosi penonton.
Strukturnya terdiri atas:
- Adegan adalah bagian dalam pergantian peristiwa. Contohnya dengan penggantian musik, tokoh, dan juga tempat.
- Babak atau episode yaitu satu kesatuan kisah kecil.
- Dialog merupakan percakapan antara tokoh yang satu dengan yang lain.
- Prolog adalah bagian pembuka yang menjadi bagian umum drama yang akan tampil.
- Epilog menjadi bagian terakhir drama dan berisi kesimpulan serta penutup.
3. Biografi
Merupakan cerita lengkap tentang perjalanan hidup seseorang yang merupakan tokoh penting. Penulisnya bukan dirinya sendiri melainkan orang lain.
Contohnya adalah Biografi Soekarno. Tujuannya untuk menghadirkan kembali kesan yang ada dari tokoh tersebut.
Tidak sedikit juga yang mengandung pesan dan kesan untuk generasi muda. Penulisan biografi bukan hanya sebatas biodata tokoh namun juga cerita kehidupannya yang menginspirasi pembaca.
4. Autobiografi
Mirip dengan biografi namun penulisnya adalah orang yang bersangkutan. Isinya adalah perjalanan hidup tokoh yang bersangkutan hingga kondisinya saat ini.
Namun tidak sedikit pula bagian-bagian dalam ceritanya yang butuh bantuan penulis lain.
Cerita yang ada pada biografi sangatlah rinci termasuk lika liku kehidupan tokoh penulisnya. Bagaimana ia bisa berada di posisi saat ini juga turut tertulis.
Perbedaan karya sastra ini dengan biografi juga terletak pada kesan yang ada. Hal positif dan negatif akan muncul dalam biografi namun di autobiografi kebanyakan hanyalah berisi hal positif.
Sudah tentu penulis tidak akan menuliskan hal buruk mengenai pribadinya bukan?
Jadi tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa autobiografi identik dengan pencitraan. Sebab itu banyak tokoh politik yang menulis autobiografi demi mendapatkan hati rakyat.
5. Esay
Esay merupakan tulisan yang menjelaskan opini dari penulis. Ini juga merupakan kupasan akan suatu hal namun bersumber dari argumen seseorang. Esay mengandung tiga hal yaitu:
- Pembukaan
Pada bagian ini mengandung sedikit informasi tentang topik bahasan yang akan menjadi bahan tulisan penulis.
- Tubuh
Berisi bagian inti dan penting lalu kemudian mendapat pengembangan dari penulis.
- Penutup
Mengandung kesimpulan dengan ringkasan isi, ide pokok, dan berbagai observasi terkait subjek yang tertulis.
6. Kritik Sastra
Merupakan bahan atau tolak ukur akan karya seni yang berisi argumentasi dan mengacu pada fakta.
Umumnya kritik adalah penyampaian terkait suatu kekurangan. Akan tetapi dalam Kritik Sastra terkandung makna yang mendorong para pekerja seni untuk berinovasi akan sesuatu demi perubahan yang menuju ke arah yang lebih baik.
Tujuannya adalah agar penonton seni dapat memberi apresiasi atas apa yang telah mereka tonton. Jadi dalam kritik sastra nantinya akan mengandung kesimpulan yang bernilai positif.
Fungsi kritik sastra adalah untuk mengembangkan sastra di suatu bangsa serta penilaian yang ada.
Tidak hanya itu, ia juga mengembangkan ilmu sastra ke arah yang lebih luas serta membantu masyarakat untuk dapat mengapresiasi dan memahami karya sastra melalui perbaikan yang ada dalam kritik.
7. Memoar
Mungkin kita jarang mendengar hal ini, namun ini adalah sebuah karya tulis dari subjek cerita dan beberapa tokoh.
Sekilas mirip dengan autobiografi namun memoar hanya mengandung satu bagian cerita yang penulis anggap penting.
Jadi contohnya adalah kisah yang ada semasa Perang Dunia II. Dari cerita tersebut kita tidak dapat menganggapnya fakta karena itu hanyalah opini pelaku. Tidak sedikit juga penulis yang menjadikan memoar untuk bahan biografi.
8. Catatan Harian
Anak muda era 90 an mungkin memahami akan adanya buku harian. Isinya adalah kumpulan kisah yang dialami seseorang di masa lalu dan runtut dari hari ke hari. Umumnya tidak ada kebohongan di dalamnya karena ini bersifat rahasia.
Bahasa yang ada juga bebas sesuai keinginan penulis. Jadi kepribadian penulis pun akan muncul dalam buku harian tersebut.
9. Catatan sejarah
Sesuai namanya, catatan sejarah merupakan karya sastra yang berisi kumpulan cerita di masa lalu.
Penulis akan mengambil beberapa sumber dan menarik poin-poin dari masing-masing sumber. Tidak hanya sumber manusia namun juga buku-buku kuno dan lainnya.
Jadi sejarah yang merupakan fakta masa lalu harus kita sadari juga mengandung sedikit khayalan dari pengarangnya. Tujuannya adalah menarik hati pembaca.
Terkadang penulis tidak dapat mencari sumber secara lengkap. Sebab itulah mereka mengarangnya sedikit dengan menggunakan imajinasinya.
10. Roman
Romansa, romantis, dan roman adalah sama. Intinya karya sastra ini memiliki kisah percintaan baik itu asmara hingga hubungan cinta yang tak masuk akal. Dulunya cerita roman sangat berkembang di Belanda, Jerman, Italia, dan Perancis.
Baca Juga : Pengertian Cinta
Ada pula roman dalam bentuk prosa dengan beberapa karakter yang memiliki watak dan perbuatan masing-masing.
11. Novel
Berbeda dengan roman, noval cenderung memiliki banyak genre. Isinya adalah cerita yang panjang tentang kisah orang lain dengan perilaku dan wataknya masing-masing.
Mirip dengan drama namun berbentuk tulisan, novel juga mengandung dialog. Adapun kata Novel berasal dari bahasa Italia yaitu Novella artinya baru, cerita, atau berita. Bahasa latinnya adalah novella
Orang yang menulis novel adalah novelis. Jadi dalam novel terkandung beberapa bab dan sub bab yang terkadang berisi kisah berbeda-beda. Banyaknya tokoh akan membuat cerita menjadi panjang.
Novel adalah karya sastra yang berusia lebih dari dua ribu tahun. Jadi ini adalah karya sastra yang cukup tua dan tidak sedikit yang di dalamnya berisi macam-macam puisi.
Sifat novel yang bebas membuat penulis lebih bebas berekspresi sekaligus menggabungkan karya sastra dengan bait-bait di dalamnya.
Contoh Karya Sastra Dengan Bait
1. Contoh puisi
Bila saja senja tidak datang
Aku mungkin masih terus bimbang
Inginku terus diawang-awang
Memujamu nyaris membuatku tumbang
Mauku engkau ada
Mauku tetap asa
2. Contoh syair
Inginnya anak muda menaiki bukit
Tapi tetap menyimpan sakit
Jika kita ingin bangkit
Maka yang buruk tak perlu diungkit
3. Contoh gurindam
Tak masalah jika kau miskin atau kaya
Budi pekerti jangan terlupa
4. Contoh pantun
Riak-riak tetes air hujan
Semriwing bau tanah menusuk hidung
Anak-anak yang banyak makan
Lama-lama jadi si kentung
Penutup
Pengertian Bait adalah jumlah baris dalam karya sastra yang berirama seperti puisi, gurindam, pantun, dan syair. Selain itu kita juga dapat memasukkan bait dalam karya sastra lainnya seperti pada novel, catatan harian, hingga biografi.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat