Birokrasi: Pengertian, Fungsi, Peran, Jenis dan Kelebihan

Diposting pada

Birokrasi merujuk pada sistem penyelenggaraan pemerintahan yang terorganisir secara hierarkis dan terdiri dari berbagai unit atau biro yang bertanggung jawab atas tugas-tugas tertentu.

Birokrasi Pengertian, Fungsi, Peran, Jenis dan Kelebihan

Birokrasi pada dasarnya merupakan struktur administratif yang dirancang untuk mengatur dan mengelola kegiatan dan sumber daya dalam suatu organisasi,

baik itu dalam pemerintahan, perusahaan, maupun organisasi non-pemerintah.

Pengertian Birokrasi Menurut Para Ahli

Konsep birokrasi telah didefinisikan dan dipahami oleh berbagai ahli dari berbagai perspektif. Berikut adalah pengertian birokrasi menurut beberapa ahli terkenal:

1. Max Weber

Max Weber, seorang sosiolog Jerman, merupakan salah satu ahli yang paling berpengaruh dalam memahami birokrasi.

Menurut Weber, birokrasi adalah sistem organisasi yang terdiri dari aturan hukum yang rasional, tugas-tugas yang terbagi secara jelas dan formal, hierarki yang terstruktur, dan penyelenggaraan yang bersifat impersonal.

Weber juga menekankan pentingnya prinsip-prinsip seperti rasionalitas, otoritas, spesialisasi, dan disiplin dalam birokrasi.

2. Robert K. Merton

Merton, seorang sosiolog Amerika, menyoroti konsep disfungsi birokrasi, di mana birokrasi bisa menjadi tidak efisien dan lambat karena terlalu banyak prosedur formal dan hambatan-hambatan administratif.

Dia menggarisbawahi pentingnya fleksibilitas dan adaptabilitas dalam sistem birokrasi agar tetap efisien dan responsif terhadap perubahan lingkungan.

3. Peter M. Blau

Blau, seorang sosiolog Amerika, berpendapat bahwa birokrasi menciptakan struktur sosial yang stabil dan dapat memberikan kepastian bagi individu dalam organisasi.

Ia juga menyoroti peran birokrasi dalam menciptakan hubungan formal yang jelas antara atasan dan bawahan, sehingga memfasilitasi pengambilan keputusan yang terkoordinasi dan terstruktur.

4. Michel Crozier

Crozier, seorang ahli sosiologi organisasi asal Prancis, menyoroti konflik-konflik yang timbul dalam struktur birokrasi, terutama karena adanya kepentingan dan kekuasaan yang berbeda di antara unit-unit birokrasi.

Ia menekankan pentingnya memahami dinamika politik dan konflik kekuasaan dalam konteks birokrasi, serta perlunya fleksibilitas dalam mengelola perubahan dan kebutuhan yang berbeda.

5. James Q. Wilson

Wilson, seorang ilmuwan politik Amerika, mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan birokrasi dalam pengambilan keputusan publik.

Dia menyoroti pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam birokrasi, serta pentingnya meminimalkan red tape (birokrasi berlebihan) agar proses pengambilan keputusan publik menjadi lebih efisien dan responsif.

Dengan demikian, dari sudut pandang para ahli di atas,

birokrasi dapat dipahami sebagai sistem administratif yang mengatur dan mengelola kegiatan serta sumber daya dalam suatu organisasi dengan berbagai kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan.

Pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip birokrasi membantu dalam perancangan sistem yang efisien dan responsif terhadap kebutuhan dan tuntutan zaman.

Fungsi dan tujuan birokrasi dalam pemerintahan

Birokrasi dalam pemerintahan memiliki peran dan fungsi yang penting dalam penyelenggaraan negara dan pengelolaan berbagai kegiatan pemerintah. Berikut adalah fungsi dan tujuan utama birokrasi dalam pemerintahan:

1. Implementasi Kebijakan Publik

Salah satu fungsi utama birokrasi adalah mengimplementasikan kebijakan publik yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Birokrasi bertanggung jawab untuk menerapkan program-program dan kebijakan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat secara efisien dan efektif.

2. Pengawasan dan Penegakan Hukum

Birokrasi bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Melalui fungsi ini, birokrasi memastikan bahwa aturan dan peraturan pemerintah ditegakkan dengan adil dan setiap pelanggaran hukum ditindak sesuai dengan prosedur yang berlaku.

3. Pelayanan Publik

Birokrasi juga bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan publik yang efisien dan merata kepada masyarakat.

Fungsi ini mencakup penyediaan layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, infrastruktur, dan berbagai kebutuhan masyarakat lainnya.

4. Perencanaan dan Pengembangan

Birokrasi terlibat dalam proses perencanaan dan pengembangan berbagai program dan proyek pembangunan dalam skala lokal maupun nasional.

Tujuan dari fungsi ini adalah untuk menciptakan strategi yang berkelanjutan dan berwawasan masa depan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan pembangunan negara.

5. Pengelolaan Sumber Daya

Birokrasi bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya publik, termasuk anggaran, tenaga kerja, dan infrastruktur pemerintah.

Fungsi ini mencakup pengelolaan keuangan negara, alokasi sumber daya, serta pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat.

6. Administrasi Publik

Birokrasi menyediakan dukungan administratif yang penting bagi berbagai departemen dan badan pemerintah.

Fungsi ini mencakup manajemen data, pelaporan, proses penganggaran, dan administrasi umum lainnya yang diperlukan untuk menjalankan operasi pemerintahan sehari-hari.

Dengan melaksanakan keenam fungsi tersebut, tujuan utama birokrasi dalam pemerintahan adalah menciptakan tata kelola yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Birokrasi juga bertujuan untuk memastikan terciptanya kesejahteraan masyarakat, peningkatan pembangunan, serta penegakan hukum dan keadilan bagi semua warga negara.

Melalui pelaksanaan fungsi dan tujuan ini, diharapkan bahwa birokrasi mampu menjadi motor penggerak utama dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang berkualitas.

Peran birokrasi

Birokrasi memiliki peran kunci dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan pemerintahan serta memastikan bahwa berbagai layanan publik disediakan secara efisien dan efektif.

Berikut adalah peran utama yang dimainkan oleh birokrasi:

1. Pelaksana Kebijakan Publik

Salah satu peran utama birokrasi adalah menjadi pelaksana kebijakan publik yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Birokrasi bertanggung jawab untuk menerjemahkan kebijakan-kebijakan ini menjadi program-program konkret dan aksi nyata yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Hal ini melibatkan proses merancang, mengembangkan, dan melaksanakan program-program yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mencapai tujuan pemerintah.

2. Penyedia Pelayanan Publik

Birokrasi memiliki peran penting dalam menyediakan berbagai layanan publik kepada masyarakat, termasuk layanan pendidikan, layanan kesehatan, layanan keamanan, infrastruktur, serta layanan administratif dan lainnya.

Melalui peran ini, birokrasi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses layanan publik yang berkualitas dan merata, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

3. Penegak Hukum

Sebagai penegak hukum, birokrasi bertanggung jawab untuk menegakkan aturan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Hal ini termasuk menegakkan hukum, menangani pelanggaran hukum, dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan secara adil dan setara di antara semua warga negara.

Birokrasi juga memiliki peran dalam merancang dan mengimplementasikan kebijakan keamanan dan pertahanan nasional guna menjaga stabilitas dan keamanan negara.

4. Perencana Pembangunan

Birokrasi terlibat dalam perencanaan dan pengembangan program-program pembangunan jangka panjang yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memajukan pertumbuhan ekonomi negara.

Melalui peran ini, birokrasi merancang strategi pembangunan yang berkelanjutan, mengelola sumber daya yang ada,

serta mengoordinasikan berbagai proyek pembangunan yang diperlukan untuk meningkatkan infrastruktur dan ekonomi nasional.

5. Manajer Sumber Daya

Birokrasi berperan sebagai manajer sumber daya dalam pemerintahan, termasuk manajemen anggaran, manajemen keuangan, manajemen SDM (Sumber Daya Manusia), dan manajemen infrastruktur.

Melalui peran ini, birokrasi bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif, memastikan penggunaan yang tepat dan transparan dari dana publik,

serta mengelola tenaga kerja dan infrastruktur pemerintah dengan baik.

6. Pengawas Pelaksanaan

Birokrasi memiliki peran penting dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan dan program-program pemerintah guna memastikan bahwa tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai.

Hal ini melibatkan pemantauan terhadap kinerja birokrasi itu sendiri, serta pemantauan terhadap kinerja berbagai lembaga atau unit pemerintah yang berada di bawah naungannya.

Melalui peran ini, birokrasi bertanggung jawab untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Dengan memainkan peran-peran tersebut, birokrasi memainkan peran sentral dalam pengelolaan pemerintahan, penyelenggaraan layanan publik, serta pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat secara efektif dan efisien.

Jenis-Jenis Birokrasi

Birokrasi merupakan sistem administratif yang terstruktur dan terorganisir yang digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan, perusahaan, dan organisasi lainnya.

Jenis-jenis birokrasi dapat berbeda-beda tergantung pada struktur organisasi, karakteristik kelembagaan, dan tujuan spesifik dari birokrasi tersebut. Berikut adalah beberapa jenis birokrasi yang umum ditemukan:

1. Birokrasi Pemerintahan

Jenis birokrasi ini terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan di tingkat lokal, regional, atau nasional.

Birokrasi pemerintahan dapat mencakup berbagai departemen, kementerian, lembaga, dan badan pemerintah yang bertanggung jawab atas berbagai aspek pemerintahan,

seperti kebijakan publik, penyediaan layanan, penegakan hukum, dan lain sebagainya.

2. Birokrasi Militer

Birokrasi militer terkait dengan organisasi dan struktur administratif dalam militer.

Jenis birokrasi ini bertanggung jawab atas perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan kebijakan keamanan nasional, pertahanan negara, dan operasi militer.

Birokrasi militer sering kali memiliki hierarki yang ketat dan terorganisir, dengan peran penting dalam menjaga keamanan dan integritas suatu negara.

3. Birokrasi Bisnis

Birokrasi bisnis terkait dengan organisasi dan struktur administratif dalam lingkup perusahaan dan bisnis.

Jenis birokrasi ini bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya perusahaan, pelaksanaan kebijakan perusahaan, pengembangan produk, pemasaran, keuangan, dan operasi sehari-hari.

Birokrasi bisnis sering kali memiliki fokus pada efisiensi, produktivitas, dan keuntungan perusahaan.

4. Birokrasi Non-Pemerintah (NGO)

Birokrasi non-pemerintah atau organisasi non-pemerintah (NGO) terkait dengan struktur administratif dalam

organisasi nirlaba atau LSM yang bertujuan untuk mengadvokasi atau menyediakan layanan dalam berbagai isu sosial, lingkungan, kemanusiaan, dan lain sebagainya.

Birokrasi jenis ini bertanggung jawab atas pengelolaan dana, program-program pengembangan, pengawasan proyek, dan pelaporan kepada pihak donor atau publik.

5. Birokrasi Internasional

Birokrasi internasional berkaitan dengan struktur administratif dalam organisasi internasional, seperti PBB, WTO, IMF, dan Bank Dunia.

Jenis birokrasi ini bertanggung jawab atas koordinasi dan pelaksanaan kebijakan global, bantuan pembangunan, diplomasi internasional, dan penanganan isu-isu multilateral seperti perdagangan, kesehatan, dan lingkungan.

6. Birokrasi Akademik

Birokrasi akademik terkait dengan organisasi dan struktur administratif dalam institusi pendidikan, seperti sekolah, perguruan tinggi, dan universitas.

Jenis birokrasi ini bertanggung jawab atas penyelenggaraan kurikulum, penerimaan mahasiswa, manajemen fakultas, penelitian, dan pengembangan akademik lainnya.

Birokrasi akademik sering kali memiliki hierarki fakultas dan departemen yang jelas.

Masing-masing jenis birokrasi ini memiliki peran khusus dan karakteristik unik yang memengaruhi cara operasional, pengambilan keputusan, dan penyelenggaraan kegiatan dalam organisasi tersebut.

Dalam setiap jenisnya, birokrasi bertujuan untuk menyediakan kerangka kerja yang terstruktur dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.

Kelebihan Birokrasi

Birokrasi memiliki kelebihan tertentu yang membuatnya menjadi model pengaturan yang efektif dalam berbagai organisasi.

Meskipun sering kali dikritik karena kemungkinan kekakuan dan ketidakresponsifannya, birokrasi tetap memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan yang baik dalam banyak situasi.

Berikut adalah kelebihan birokrasi:

1. Kejelasan Struktur dan Tanggung Jawab

Salah satu kelebihan birokrasi adalah jelasnya struktur organisasi dan pembagian tugas yang terdefinisi dengan baik.

Setiap individu dalam birokrasi memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, sehingga meminimalkan kebingungan dan konflik yang mungkin timbul terkait wewenang dan tugas.

2. Stabilitas dan Keamanan

Birokrasi cenderung menawarkan stabilitas dan keamanan yang diperlukan bagi organisasi untuk beroperasi secara efisien.

Aturan dan prosedur yang ditetapkan membantu mengurangi ketidakpastian, menciptakan prediktabilitas, dan memastikan kelangsungan operasional dalam jangka panjang.

3. Pengambilan Keputusan Rasional

Birokrasi didasarkan pada prinsip rasionalitas dan logika dalam pengambilan keputusan.

Hal ini memungkinkan keputusan-keputusan penting untuk dibuat berdasarkan data, fakta, dan analisis yang obyektif, bukan hanya didasarkan pada kepentingan pribadi atau subjektivitas individu tertentu.

4. Keadilan dan Kesetaraan

Birokrasi sering kali menawarkan perlakuan yang adil dan setara bagi individu dalam organisasi.

Aturan dan prosedur yang diterapkan secara konsisten bagi setiap individu, tanpa memandang latar belakang, status, atau preferensi tertentu. Hal ini membantu mencegah diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil.

5. Akuntabilitas dan Transparansi

Birokrasi mendorong adanya akuntabilitas yang jelas di antara anggota organisasi.

Aturan yang terdefinisi dengan baik memungkinkan pelacakan tanggung jawab dan pertanggungjawaban atas tindakan atau keputusan yang diambil.

Hal ini juga mendorong transparansi dalam operasi organisasi, memungkinkan publik atau pihak yang berkepentingan untuk memahami dan memonitor kegiatan organisasi secara lebih efektif.

Meskipun terkadang birokrasi dapat terkesan terlalu kaku dan lambat dalam mengatasi perubahan, kelebihan-kelebihan ini menjadikannya sistem yang diandalkan dalam menjaga ketertiban dan efisiensi di berbagai organisasi.

Dengan penekanan pada kejelasan, keadilan, dan akuntabilitas, birokrasi dapat menjadi kerangka kerja yang kuat untuk pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien.

Kekurangan Birokrasi

Birokrasi, meskipun memiliki kelebihan tertentu, sering kali dikritik karena berbagai kelemahan yang dapat memengaruhi efisiensi, responsifitas, dan adaptabilitas organisasi. Berikut adalah kekurangan utama dari birokrasi:

1. Ketidakresponsifan terhadap Perubahan

Birokrasi cenderung menjadi lambat dalam menanggapi perubahan lingkungan dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

Aturan dan prosedur yang kaku bisa menghambat kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi eksternal atau internal yang memerlukan perubahan strategis atau operasional.

2. Biaya dan Efisiensi Rendah

Struktur birokrasi yang rumit dan prosedur yang panjang sering kali menghasilkan biaya yang tinggi.

Adanya hierarki yang kompleks dan proses pengambilan keputusan yang panjang dapat memperlambat pelaksanaan kebijakan atau program, sehingga mengurangi efisiensi dalam penggunaan sumber daya.

3. Ketidakpastian dan Kegagalan Misi

Terkadang, birokrasi dapat mengalami masalah dalam menetapkan prioritas yang jelas atau dalam mengartikulasikan visi dan misi yang efektif.

Hal ini dapat mengakibatkan ambiguitas dalam tujuan organisasi, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan kebingungan di antara anggota organisasi dan menghambat pencapaian tujuan yang ditetapkan.

4. Ketidakseimbangan Kekuasaan dan Korupsi

Struktur birokrasi yang kuat sering kali memberikan kekuasaan yang besar kepada para pejabat atau pimpinan tertentu. Ketidakseimbangan kekuasaan ini dapat mengarah pada penyalahgunaan wewenang atau korupsi.

Adanya prosedur yang rumit dan jauh dari pengawasan dapat memudahkan terjadinya praktik korupsi dan nepotisme.

5. Ketidakjelasan Tanggung Jawab dan Akuntabilitas

Dalam beberapa kasus, birokrasi dapat mengalami masalah dalam menetapkan tanggung jawab yang jelas di antara anggota organisasi.

Hal ini dapat menyebabkan situasi di mana tanggung jawab tertentu tidak dapat ditentukan dengan jelas, sehingga mengurangi akuntabilitas dan transparansi dalam operasi organisasi.

Meskipun birokrasi dapat memberikan kerangka kerja yang terstruktur dan stabil dalam pengelolaan organisasi,

kekurangan-kekurangan ini perlu diperhatikan agar birokrasi tetap adaptif dan responsif terhadap perubahan lingkungan dan tuntutan masyarakat.

Perbaikan dalam prosedur, pengelolaan kekuasaan, dan peningkatan akuntabilitas dapat membantu mengatasi beberapa kelemahan utama ini dan memastikan kinerja birokrasi yang lebih efektif dan efisien.

Proses Pembentukan Kebijakan di Birokrasi

Proses pembentukan kebijakan di birokrasi adalah serangkaian langkah dan tahapan yang kompleks yang dilakukan

oleh pemerintah atau organisasi untuk mengembangkan, mengevaluasi, dan mengimplementasikan keputusan atau aturan yang akan memengaruhi masyarakat atau lingkungan tertentu.

Berikut adalah proses pembentukan kebijakan yang umum di birokrasi:

1. Identifikasi Masalah

Proses pembentukan kebijakan dimulai dengan mengidentifikasi masalah atau isu tertentu yang memerlukan perhatian pemerintah atau organisasi.

Identifikasi masalah ini melibatkan analisis mendalam terhadap situasi atau kondisi yang perlu ditangani oleh kebijakan, seperti masalah sosial, ekonomi, politik, atau lingkungan.

2. Penetapan Agenda

Setelah masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menetapkan agenda kebijakan. Proses ini melibatkan pemilihan isu yang akan dijadikan prioritas untuk diatasi oleh pemerintah atau organisasi.

Penetapan agenda ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor politik, opini publik, atau tekanan dari kelompok kepentingan.

3. Formulasi Kebijakan

Formulasi kebijakan melibatkan pengembangan rencana dan strategi untuk menangani masalah yang diidentifikasi.

Proses ini melibatkan penelitian mendalam, konsultasi dengan pakar dan pemangku kepentingan, serta analisis berbagai opsi kebijakan yang mungkin.

Hasil dari formulasi kebijakan ini adalah dokumen yang merinci tujuan, sasaran, dan langkah-langkah yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah yang ada.

4. Adopsi Kebijakan

Setelah formulasi selesai, kebijakan tersebut kemudian diajukan kepada para pengambil keputusan atau pihak yang berwenang untuk diadopsi.

Proses adopsi kebijakan ini melibatkan diskusi, debat, dan negosiasi antara berbagai pihak yang terlibat.

Pada tahap ini, kebijakan bisa mengalami perubahan atau revisi untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat diterima oleh berbagai pihak terkait.

5. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan melibatkan proses penerapan kebijakan dalam praktik sehari-hari.

Proses ini melibatkan koordinasi antara berbagai unit atau departemen dalam organisasi untuk memastikan bahwa kebijakan dapat diterapkan secara efektif sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Implementasi yang efektif sering kali membutuhkan alokasi sumber daya yang memadai, pelatihan staf, dan pemantauan yang teratur.

6. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi kebijakan merupakan proses penilaian terhadap kinerja kebijakan yang telah diterapkan.

Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana kebijakan telah berhasil mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dan untuk mengidentifikasi kelemahan atau masalah yang mungkin muncul selama proses implementasi.

7. Revisi dan Perubahan Kebijakan

Berdasarkan hasil evaluasi, kebijakan kemudian dapat direvisi atau diubah untuk meningkatkan efektivitasnya.

Proses revisi ini melibatkan perbaikan dan penyesuaian terhadap kebijakan yang telah diterapkan, baik melalui perubahan aturan, perbaikan prosedur, atau penyesuaian strategi implementasi.

Revisi kebijakan yang dilakukan secara teratur dapat membantu meningkatkan kinerja dan responsivitas kebijakan terhadap perubahan lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

Kesimpulan

Berdasarkan pemahaman yang telah disampaikan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa birokrasi adalah

sebuah sistem administratif yang terstruktur dan terorganisir yang berperan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, perusahaan, dan organisasi lainnya.

Meskipun sering kali dikritik karena ketidakresponsifannya terhadap perubahan, birokrasi memiliki peran, fungsi, kelebihan, dan kelemahan tertentu yang perlu dipahami secara holistik.

Kelebihan birokrasi termasuk kejelasan struktur dan tanggung jawab, stabilitas, pengambilan keputusan yang rasional, keadilan, dan akuntabilitas.

Sementara itu, kekurangan birokrasi meliputi ketidakresponsifan terhadap perubahan, biaya yang tinggi,

ketidakpastian dalam misi, ketidakseimbangan kekuasaan, dan ketidakjelasan dalam tanggung jawab dan akuntabilitas.

Meskipun birokrasi memiliki kekurangan, penting untuk diingat bahwa sistem ini masih memberikan kerangka kerja yang penting dalam menjaga ketertiban, stabilitas, dan efisiensi dalam organisasi.

Dengan penekanan pada reformasi yang tepat, transparansi, adaptabilitas, dan akuntabilitas, birokrasi dapat menjadi alat yang efektif dalam mengelola pemerintahan dan organisasi secara efisien,

serta memberikan layanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.

Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang birokrasi diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan responsivitasnya terhadap perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *