Pangan Fungsional : Pengertian, Jenis, Syarat dan Fungsi

Diposting pada

Tahukah Anda mengenai Pengertian, Jenis, Syarat dan Fungsi Pangan Fungsional? Di zaman yang serba modern ini, masyarakat semakin sadar bahwa kesehatan merupakan  aset terpenting yang harus diusahakan. Banyak orang mulai mempraktekan gaya hidup sehat agar memiliki imun yang kuat.

Pengertian, Jenis, Syarat dan Fungsi Pangan Fungsional
Pengertian, Jenis, Syarat dan Fungsi Pangan Fungsional

Salah satu usaha untuk menjaga kesehatan adalah dengan memperhatikan asupan gizi yang dimakan. Asupan gizi tersebut haruslah seimbang dan menyehatkan.

Itu sebabnya, orang mulai menimbang asupan gizi yang mereka konsumsi. Dalam hal ini tentu, makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi lebih dipilih. Hal ini karena, masyarakat sangat membutuhkan makanan yang bisa memenuhi kebutuhan mereka.

Salah satunya adalah makanan yang menyehatkan dan disebut pangan fungsional. Hal ini cukup populer di pasaran. Sebab, makanan yang masuk dalam kategori pangan fungsional dinilai memiliki berbagai macam kelebihan untuk kesehatan.

Jadi, tak hanya mengenyangkan atau sebatas memenuhi perut lapar, namun juga memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan tubuh.

Banyak industri makanan yang melihat peluang tersebut dan memproduksi pengembangan  pangan fungsional secara besar-besaran.

Bahkan, pengembangan pangan fungsional ini juga didukung oleh pemerintah yang mensosialisasikan pangan fungsional hingga ke daerah.

Namun sebenarnya, apakah yang dimaksud pangan fungsional itu? Serta, apa saja jenis dari pangan fungsional?

Berikut penjelasan lengkapnya.

Pengertian Pangan Fungsional

Apa itu pangan fungsional? pengertian Pangan fungsional adalah makanan yang bisa memberi manfaat tambahan selain dari fungsi gizi dasar makanan pada umumnya. Biasanya makanan ini ditujukan khusus untuk golongan orang tertentu yang ada di masyarakat.

Namun, konsumsi pangan fungsional ini bisa secara luas tak hanya golongan tersebut. Golongan tersebut bisa dibagi dari faktor usia, maupun masalah kesehatan.

Pangan fungsional tak hanya merujuk dari makanan alami saja seperti buah, sayur, serealia, tapi juga makanan olahan yang keduanya memiliki komponen bioaktif untuk kesehatan.

Sebenarnya, awal mula munculnya istilah pangan fungsional ini adalah dari negeri jepang.  Di tahun 1980, jepang mengeluarkan istilah FOSHU untuk makanan yang dinilai bisa memberikan dampak bagik untuk kesehatan. FOSHU sendiri merupakan singkatan dari  Food For Specified Of Health Use.

Istilah ini tentu sangat populer terutama bagi kalangan yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh lewat makanan.

Hingga akhirnya, indonesia juga mengadopsi istilah ini dengan diterbitkannya peraturan kepala BPOM Nomor: Hk.00.05.52.0685 tahun 2005 tentang ketentuan pokok pengawasan pangan fungsional.

Di dalam peraturan itu, terdapat pengertian jelas tentang apa yang dimaksud dengan pangan fungsional.

Istilah Pangan Fungsional menurut Badan POM

Pangan fungsional adalah pangan olahan yang di dalamnya terkandung satu atau lebih komponen bioactive / komponen fungsional.

Klaim pangan tersebut harus berdasarkan kajian ilmiah atau pembuktian dengan uji klinis yang bisa dipertanggungjawabkan.

Hasil dari uji klinis tersebut membuktikan bahwa pangan yang diuji memiliki fungsi fisiologis yang terbukti memiliki manfaat untuk kesehatan seseorang.

Itu sebabnya, tak semua makanan bisa disebut pangan fungsional jika tidak terbukti secara klinis bermanfaat bagi kesehatan.

Sebenarnya, jika kita lihat dari pengertian diatas, tidak sulit menemukan pangan fungsional di kehidupan sehari-hari.

Sebab, produk pangan fungsional ini mungkin sering kita konsumsi dari produk pasaran yang ada sebab telah banyak yang mengembangkannya.

Produk pangan fungsional ini merupakan pangan yang bisa digunakan sebagai menu / diet yang telah memenuhi standar mutu maupun persyaratan keamanan untuk dikonsumsi.

Karakteristik sensorinya pun juga dituntut untuk sama dengan makanan yang umumnya. Baik dari bentuk fisiknya, entah itu warna, tekstur, ukuran, maupun dari rasanya.

Jenis Pangan Fungsional

Dalam berbagai referensi, ada beberapa macam penggolongan jenis pangan fungsional yang berbeda. Namun, kali ini hanya akan dibahas 3 penggolongan jenis dari pangan fungsional.

Penggolongan tersebut berdasarkan sumber makanan, cara pengolahan, dan kandungan yang terdapat di dalamnya.

1. Sumber Makanan

Berdasarkan sumber nya, masih bisa dibagi lagi menjadi dua, yaitu pangan fungsional nabati dan pangan fungsional hewani.

Pangan fungsional nabati adalah pangan yang sumbernya dari nabati atau tumbuhan. Misalnya serealia yaitu, beras merah, beras hitam. Kemudian, ada dari jenis bawang-bawangan yaitu, bawang putih, maupun makanan nabati yang lain.

Pangan fungsional hewani adalah pangan yang sumbernya berasal dari hewan. Misalnya adalah ikan, daging sapi, dan juga susu.

2. Cara Pengolahan

Makanan fungsional berdasarkan cara pengolahannya dibagi menjadi tiga, yaitu, alami, tradisional, dan modern.

Alami, merupakan jenis yang sudah ada di alam tanpa diolah sama sekali. Istilah populer sekarang adalah raw foods. Misalnya adalah buah-buahan, maupun sayuran yang segar untuk dimakan.

Tradisional, merupakan pangan fungsional yang cara pengolahannya dengan cara tradisional. Yaitu, tidak menggunakan teknologi tertentu dalam proses pembuatannya. Misalnya adalah yoghurt, susu, teh, dan tempe.

Modern, adalah makanan yang dalam proses pengolahannya menggunakan teknologi secara modern dan menggunakan resep yang baru.

Misalnya adalah pangan yang dibuat secara khusus untuk para penderita diabetes. Produksi jenis pangan modern ini bisanya menyasar untuk kalangan yang khusus.

3. Kandungan Gizi

Salah satu penggolongan berdasar jenisnya adalah merujuk pada kandungan gizi dari pangan fungsional tersebut.

Biasanya, kebanyakan produk yang telah beredar adalah produk yang mengandung senyawa bioaktif yang mempunyai fungsi fisiologis spesifik terhadap kesehatan.

Contoh kandungan gizi tersebut berupa:

  • Macam-macam vitamin.
  • Macam-macam mineral.
  • Serat pangan.

Ketiga komponen tersebut memang menjadi minat banyak orang. Bahkan, baru-baru ini mulai dikembangan produk pangan yang menambahkan kandungan seperti fitosterol, kolin dan isoflavon.

Syarat Makanan yang Disebut Pangan Fungsional

Kemudian, apa saja syarat makanan agar bisa disebut pangan fungsional? Berikut penjelasannya.

Makanan yang disebut sebagai pangan fungsional, pada umumnya memiliki 3 syarat. 3 syarat tersebut adalah:

  1. Pangan tersebut berupa makanan maupun minuman yang memiliki kandungan komponen bioaktif tertentu yang berasal dari bahan pangan alami. Jenis makanan tersebut juga bukan berupa obat seperti kapsul, tablet maupun serbuk.
  2. Makanan tersebut haruslah bahan pangan yang bisa dikonsumsi menjadi bagian dari diet sehari-hari.
  3. Setelah dikonsumsi, harus memiliki fungsi tertentu. Contohnya adalah meningkatkan imunitas, mencegah atau memulihkan suatu penyakit, maupun menghambat penuaan dini pada seseorang.

Seperti yang disebutkan diatas, suatu makanan itu baru bisa disebut pangan fungsional jika telah terbukti secara klinis memiliki dampak untuk kesehatan.

Klaim kesehatan sendiri yang diizinkan untuk produk pangan fungsional berupa klaim kandungan gizi didalamnya.

Syarat Pangan Fungsional di Jepang

Sebenarnya, syarat tersebut merupakan syarat umum yang diberlakukan untuk pangan yang disebut pangan fungsional.

Namun, ada beberapa negara yang lebih ketat mengklasifikasikan pangan yang disebut pangan fungsional ini.

Berikut ini merupakan syarat pangan fungsional yang ada di jepang:

  • Harus memiliki bukti secara empiris melalui penelitian bahwa makanan tersebut berpengaruh terhadap kesehatan.
  • Dapat meningkatkan fungsi diet serta fungsi kesehatan.
  • Pangan tersebut harus sudah mendapat persetujuan dari ahli gizi dan kesehatan.
  • Kandungan yang ada dalam pangan tersebut harus aman dan seimbang.
  • Komposisi dari pangan tersebut dijelaskan karakteristiknya, baik dari sifat fisiknya maupun sifat kimianya. Baik itu secara kualitatif maupun kuantitatif.
  • Komposisi dari pangan tersebut tidak boleh membuat nilai gizi dari pangan tersebut menjadi turun.
  • Cara mengkonsumsi pangan tersebut harus dengan cara yang normal.
  • Bentuk pangan tersebut tidak boleh seperti obat, yaitu tablet, kapsul, serbuk.
  • Komposisi yang terdapat di dalamnya harus dari komponen alami.

Selain itu juga, klaim manfaatnya terhadap kesehatan juga diizinkan untuk dilabelkan pada produk pangan fungsional.

Dalam praktiknya, klaim kesehatan yang diperbolehkan contohnya adalah

“diperkaya vitamin”, “mengandung serat pangan”, “tinggi akan kalsium.”

Selain itu contoh klaim fungsi gizi yang terdapat di dalamnya, contohnya adalah

“kalsium akan berperan dalam pembentukan tulang dan membuat kepadatan tulang dan gigi jadi meningkat.”

Fungsi Pangan Fungsional

Makanan yang disebut pangan fungsional harus memiliki fungsi yang baik untuk kesehatan. Baik itu untuk metabolisme, maupun untuk imunitas. Sebenarnya, terdapat 3 fungsi dari makanan yang selama ini kita temui. Fungsi-fungsi tersebut adalah

  1. Fungsi utama, yaitu menjadi asupan zat gizi dasar untuk mempertahankan hidup seseorang.
  2. Fungsi kedua, yaitu sebagai fungsi sensori. Makanan haruslah memiliki rasa yang nikmat, baik dari segi rasanya maupun teksturnya.
  3. Fungsi ketiga adalah fungsi fisiologisnya bisa untuk fungsi regulasi bioritme, sistem saraf serta meningkatkan imunitas.

Makanan dengan klaim pangan fungsional memiliki jenis fungsi ketiga, yaitu makanan bermanfaat untuk kesehatan. Baik untuk memelihara fungsi normal tubuh dan pertumbuhannya maupun memiliki efek yang diinginkan manfaatnya.

Itu sebabnya, dalam pengolahannya diberikan zat gizi tambahan baik dengan cara di fortifikasi, enrichment, maupun disuplementasi.

Contoh Pangan Fungsional

Seperti kita tau, makanan yang berasal dari alam telah dilengkapi dengan kandungan gizi yang lengkap. Makanan berupa buah-buahan segar maupun sayuran segar adalah contoh dari pangan fungsional yang alami. Yaitu, yang dalam konsumsinya, tidak membutuhkan proses pengolahan.

Produk olahan yang sering kita jumpai juga seperti tempe, yoghurt, susu maupun teh juga merupakan contoh makanan fungsional.

Semakin digemarinya produk pangan fungsional membuat industri pabrik menciptakan pangan fungsional yang spesifik. Contoh-contohnya adalah:

  1. Produk pangan yang bebas dari lemak. Juga, produk yang rendah kolesterol dan trigliseridanya.
  2. Biskuit serta breakfast cereal yang dimodifikasi dengan penambahan serat pangan yang baik untuk tubuh.
  3. Mie instan tanpa msg dan diperkaya dengan mineral dan vitamin.
  4. Permen kesehatan seperti permen jahe, maupun untuk orang yang sedang masuk angin.
  5. Pasta yang diperkaya dengan serat pangan atau dietary fiber.
  6. Minuman yang sugar free.
  7. Minuman isotonic  ion.
  8. Susu yang diperkaya dengan aha dan dha.
  9. Minuman energi.
  10. Minuman probiotik.

Akhirnya, demikianlah penjelasan tentang pangan fungsional. Mulai dari pengertiannya, hingga contoh dari pangan  yang ada dipasaran.

Pangan fungsional ini tentu digemari oleh masyarakat yang telah sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang bermanfaat.

Itu sebabnya, semakin berkembangnya teknologi, pangan fungsional yang dihasilkan akan semakin berkembang macamnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *