Pengertian Paradigma
Apa itu Paradigma? Pengertian paradigma adalah suatu cara pandang seorang individu baik terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya dimana hal tersebut nantinya dapat memengaruhi cara berpikir atau kognitif dan bersikap atau afektif serta bertingkah laku atau konatif.

Kemudian istilah “paradigma” ini diperoleh dari bahasa Inggris dari kata “paradigm” yang mana adalah serapan dari bahasa Latin yaitu “paradigma” yang berarti suatu model atau pola.
Sedangkan dalam bahasa Yunani istilah “paradigma” ini berasal dari kata “paradeigma” (para+deiknunai) yang artinya membandingkan, lalu para mempunyai arti bersebelahan, dan deik artinya menunjukkan/memperlihatkan.
Adapula pendapat lain yang menyebutkan bahwa paradigma adalah sekumpulan keyakinan, asumsi, ide, teori, konsep, nilai dan praktik yang diterapkan dengan memandang realitas pada suatu perkumpulan yang sama, khususnya dalam hal/bidang disiplin ilmu.
Sehingga dari penjelasan ini maka dapat disimpulkan bahwa istilah paradigma biasanya mengacu kepada pola pikir atau langkah bagaimana manusia dalam menyelesaikan masalah.
Pengertian Paradigma Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami istilah paradigma ini maka kita dapat mengacu pada pendapat dari beberapa para ahli sebagai berikut:
1. Thomas Kuhn
Thomas Kuhn merupakan tokoh yang pertama kali telah memperkenalkan istilah “paradigma” dalam bukunya yang berjudul “The Structure of Scientific Revolution“.
Ia mengartikan paradigma sebagai sebuah landasan berpikir dan konsep dasar yang digunakan oleh para ilmuwan dalam setiap penelitiannya.
Adapun dalam buku Thomas Kuhn tersebut menyebutkan bahwa paradigma adalah sebuah kunci yang dipakai dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Robert Friedrichs
Sementara itu tokoh lain yang ikut mendefinisikan istilah paradigma ini adalah Robert Friedrichs.
Tokoh ini dapat menjelaskan pengertian paradigma secara gamblang dan menurutnya pengertian paradigma adalah sekumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya dan ini kemudian membentuk citra subjektif seseorang terhadap dunia nyata sehingga dapat menentukan bagaimana cara menangani realitas ini.
3. C. J. Ritzer
Menurut tokoh C. J. Ritzer, pengertian paradigma ini merupakan suatu pandangan dasar oleh para ilmuwan tentang hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dan kemudian harus dipelajari di dalam sebuah cabang ilmu pengetahuan.
4. Robert Cohenn
Lain halnya dengan pendapat dari tokoh yang bernama Robert Cohenn, menurutnya arti paradigma adalah sebuah acuan atau dasar pikiran yang bersifat filosofis dan ini ditemukan didalam suatu tujuan/motif pelaksanaan.
5. Egon G. Guba
Tokoh bernama Egon G. Guba juga ikuta memberikan pengertiannya tentang paradigma yaitu sekumpulan keyakinan dasar yang akan membimbing manusia di setiap langkah kehidupannya.
6. Denzin & Lincoln (1994:107)
Tokoh lain yakni Denzin dan Linclon ikut serta dalam memberikan kontribusinya perihal apa itu paradigma. Menurut mereka Paradigma adalah sistem keyakinan dasar yang berhubungan dengan asumsi ontologis, epistomologis, dan metodologi.
Suatu paradigma tersebut dapat atau bisa dipandang sebagai kumpulan kepercayaan dasar atau metafisik yang bersifat sebagai pokok atau dasar utama.
7. Salim (2001:33)
Yang mengacu pada pandangan dua tokoh ini yakni Guba tahun 1990 dan Denzin & Lincoln tahun 1994. Salim ikut memberikan kesimpulan tentang arti paradigma yaitu merupakan kumpulan kepercayaan atau keyakinan dasar yang dapat menuntun manusia dalam bertindak di kehidupannya sehari-hari.
Dengan kata lain paradigma adalah kumpulan sebuah keyakinan dasar yang akan menuntun setiap tindakan manusia baik dalam kehidupannya sehari-hari atau pun dalam hal melakukan penyelidikan ilmiah.
Sementara itu dalam ilmu pengetahuan ilmiah sendiri paradigma didefinisikan sebagai sekumpulan keyakinan dasar yang digunakan di dalam mengungkapkan hakikat ilmu pengetahuan dan bagaimana cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu secara nyata.
8. Masterman
Menurut Masterman pengertian paradigma ini dikelompokkan ke dalam 3 pengertian paradigma diantaranya sebagai berikut ini:
Paradigma Metafisik
Paradigma metafisik ini merujuk kepada sesuatu hal yang menjadi pusat kajian oleh para ilmuwan. Nah, Paradigma Metafisik atau yang disebut dengan metaphysical paradigma ini mengacu pada beberapa fungsi diantaranya :
- Menunjukkan kepada sesuatu yang ada dan segala sesuatu yang tidak ada, ini yang menjadi sebuah pusat perhatian dari sekelompok ilmuwan tertentu.
- Merujuk pada sekelompok ilmuwan yang mana menurut mereka sesuatu hal tersebut merupakan sebuah pusat perhatian.
- Merujuk kepada ilmuwan terhadap sebuah penemuan yang menjadi perhatian pada setiap ilmu yang mereka pelajari tersebut.
Dengan demikian paradigma metafisik ini adalah yang paling luas di dalam setiap disiplin ilmu itu sendiri.
Kemudian hal ini akan membantu dalam pembatasan bidang dari suatu ilmu, sehingga dengan hal tersebut akan dapat membantu mengarahkan komunitas ilmuwan di melakukan penyelidikan atau penelitian.
Paradigma Sosiologi(Sociological Paradigma)
Paradigma sosiologi ini hampir sama dengan konsep exemplar oleh tokoh bernama Thomas Khun.
Tokoh ini mendiskusikan keberagaman fenomena yang mencakup di dalam beberapa pengertian misalnya: kebiasaan-kebiasaan nyata, keputusan-keputusan hukum yang diterima, hasil-hasil nyata perkembangan ilmu pengetahuan, dan juga hasil-hasil penemuan ilmu pengetahuan yang dapat diterima oleh orang umum.
Jadi Paradigma sosiologi ini biasanya mengacu pada suatu kebiasaan sosial masyarakat atau juga sebuah teori penemuan yang nantinya dapat diterima oleh orang umum.
Paradigma Konstruk ( Construct Paradigma)
Paradigma konstruk merupakan sesuatu hal yang mendasari sebuah konsep bangunan dalam bidang tertentu, misalnya pada paradigma pembangunan, paradigma pergerakan dan masih banyak lagi.
Masterman ini sendiri mengartikan paradigma adalah pandangan mendasar dari sebuah ilmu yang menjadi pokok persoalan yang telah dipelajari.
Jenis Paradigma
Istilah paradigma ini mempunyai banyak jenis yang didapat dari berbagai aspek atau bidang seperti berikut ini:
- Pertama Paradigma Politik adalah sebuah pandangan dasar dan umum yang mengarahkan seseorang dalam berpikir dan bertindak pada bidang politik.
- Selanjutnya Paradigma Ekonomi adalah sebuah pandangan dasar masyarakat yang berkaitan dengan bidang ekonomi dan juga hal-hal lainya yang masih ada hubungannya serta dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan juga bertindak.
- Paradigma Sosial dan Budaya. Untuk jenis paradigma ini adalah pandangan dasar yang sifatnya berupa filosofi dan ini mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
- Paradigma Hukum merupakan pandangan masyarakat terhadap hukum dan aturan yang berlaku, sehingga hal ini dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertindak sesuai hukum yang berlaku.
- Dan Paradigma Bidang Kehidupan Antar Agama merupakan pandangan dasar dan umum yang mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing dan juga saling menghormati antar agama.
Contoh Paradigma
Adapun contoh paradigma berdasarkan definisinya adalah seperti berikut ini:
1. Paradigma Rekonstrukti Teori
Dalam paradigma rekonstrukti teori adalah sebuah metode yang telah digunakan atau dipakai kembali dalam sebuah penelitian yang baru.
Meskipun metode yang lama tersebut harus relevan atau cocok agar terjadi hubungan keterkaitan yang jelas.
2. Paradigma Piramida
Sementara itu contoh paradigma piramida adalah sebuah metode yang dilakukan secara bertahap atau ada tahapannya sama seperti piramida.
Dimana konsep piramida itu sendiri mempunyai beberapa jenis, mulai dari piramida terbalik, piramida ganda, hingga piramida berlapis.
3. Paradigma Kualitatif
Untuk paradigma kualitatif ini umumnya sering digunakan dalam peneltian para mahasiswa baik dalam tugas maupun skripsi dengan cara metode kualitatif. Kemudian paradigma ini dipakai untuk menemukan gambaran teori sosial melalui teori induktif.
4. Paradigma Siklus Empiris
Contoh paradigma lainnya yaitu paradigma siklus empiris dimana ini adalah suatu metode atau konsep yang dapat menjelaskan fenomena ilmiah dan kemudian diwujudkan kedalam sebuah siklus.
5. Paradigma Deduksi-Induksi
Contoh paradigma lainnya yakni paradigma deduksi-induksi. Untuk paradigma deduksi berfokus pada sebuah metode kualitatif sedangkan untuk paradigma induksi ini menggunakan metode kuantitatif.
Sementara itu pada tahapannya sendiri diperoleh dari pengumpulan data hingga berakhir pada pembuatan kesimpulan.
Pancasila Sebagai Paradigma
Dasar negara kita Pancasila ini juga merupakan contoh paradigma bagi bangsa Indonesia. Hal ini berarti bahwa Pancasila adalah plihan bangsa Indonesia dalam memberikan arahan didalam pola kehidupan berbangsa dan bernegara pada semua aspek bidang kehidupan.
Mulai dari paling dasar yakni ideologi hingga pada bidang teknis yaitu bidang pembangunan. Pancasila secara normatif dijadikan dasar dan kerangka acuan serta tolok ukur di dalam segala aspek bidang pembangunan nasional negara Indonesia.
Hal inilah yang menjadi bukti atau pengakuan bahwa Pancasila tidak lain merupakan dasar negara dan juga sebagai ideologi atau pandangan nasional.
Oleh karena itu tidaklah heran apabila Pancasila ini dijadikan tolok ukur dan juga sebagai landasan di dalam bernegara, termasuk dalam pelaksanaan pembangunan bangsa.
Nilai dasar Pancasila ini apabila dikembangkan menurut hakekat manusia adalah makhluk monopluralis. Adapun ciri-ciri kodrat manusia sebagai makhluk monopluralis diantaranya:
- Susunan kodrat manusia itu terdiri atas jiwa dan raga.
- Sifat kodrat manusia yakni sebagai mahkluk individu dan juga mahkluk sosial.
- Kedudukan kodrat manusia yakni sebagai makhluk pribadi serta makhluk Tuhan.
Dengan berdasarkan hal di atas tersebut, pembangunan nasional diarahkan di dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia di dalam aspek jiwa serta raga, pribadi, sosial dan juga aspek ketuhanan. Lebih mudahnya pembangunan nasional nantinya dapat meningkatkan kehidupan manusia sepenuhnya.
Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional pada dasarnya untuk kehidupan bangsa dan negara atau dengan kata lain sebagai tujuan nasional.
Dalam hal ini, untuk mewujudkan adanya pembangunan nasional diperlukan usaha dari sisi terutama meningkatkan kualitas individu dan juga seluruh masyarakat Indonesia yang dilakukan dalam kurun waktu yang lama atau panjang sesuai dengan kemampuan.
Selain itu pembangunan nasional juga dapat tercipta dengan memanfaatkan kemajuan dari IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), tantangan global dan juga merujuk pada perwujudan kepribadian bangsa serta nilai luhur yang universal dalam mencapai kehidupan bangsa yang berdaulat, maju, mandiri, adil, sejahtera, beretika dan bermoral tinggi.
Dari sini kita tahu bahwa definisi paradigma pembangunan adalah mengembangkan nilai luhur dari pancasila, dan menjadikan pancasila sebagai tujuan Pembangunan Nasional, dasar berprilaku dan bertindak, dan juga sebagai pedoman.
Setelahnya akan tercipta pelaksanaan dan pengamalan Pancasila. Dimana pelaksanaan Pancasila ini mempunyai arti yakni tindakan dalam penerapan dari nilai-nilai Pancasila yang dilakukan oleh seluruh warga negara yang merupakan sebuah kewajiban di dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, juga berbangsa dan hidup bernegara.
Sementara itu pengamalan Pancasila mempunyai arti sebuah pelaksanaan dalam mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila yang wajib dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia dengan penuh rasa kesadaran dan juga rasa tanggung jawab dalam menjalani kehidupan bernegara, bangsa dan lingkungan masyarakat.

Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat