Pengertian Kepemimpinan
- Syaiful Sagala (2009: 114) yaitu definisi kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, ini berarti bahwa orang yang dikenal oleh dan berusaha memberikan pengaruh para pengikutnya untuk merealisir visinya.
- Penjelasan Kartini Kartono (2006: 2) beliau menmberi pandangan bahwa kepemimpinan adalahcabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara.
- Soerjono Soekanto (2001: 318) memberikan pandangan kalau kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin atau leader untuk memberikan pengaruh orang yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya. Dan memberikan efek kepada orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Akan tetapi terkadang juga dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial. Dari sudut pandang kedudukan, kepemimpinan memiliki maksud atau definisi tentang sesuatu yang kompleks dari hak-hak dan kewajibankewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang atau suatu badan. Dari sudut pandang tentang suatu proses sosial, kepemimpinan mencakup segala sesuatu perbuatan yang dilakukan seseorang atau suatu badan yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
- Ashar Sunyoto Munandar (2001: 166) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalahsesuatu yang penting bagi manager. Para manager adalah pemimpin dalam organisasi, sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manager.
- Sudarwan Danim (2004: 10) memberikan pandangan bahwa kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arahan kepada individu atau kelompok lainnya yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan sebelumnya.
- Wahyudi (2009: 120) mendefinisikan bahwa kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan, sekaligus memberikan pengaruh pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dari pengertian para ahli di atas dapat ditarik suatu kesimpulan, kepemimpinan adalah kemampuan memberikan pengaruh seseorang atau kelompok sehingga sasaran yang dicita-citakan dapat tercapai.
Syarat-syarat Kepemimpinan
Kartini Kartono (2006: 36) mendefinisikan bahwa konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu sebagai berikut.
- Kekuasaan memiliki definisi sebagai kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk memberikan pengaruh dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
- Kewibawaan memiliki definisi sebagai kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu “Mbawani” atau mengarahkan orang lain, sehingga orang tersebut tunduk pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
- Kemampuan memiliki definisi sebagai segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau keterampilan teknis ataupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Dari maksud atau definisi diatas kepemimpinan mencakup beberapa unsur pokok antara lain:
- Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi.
- Dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses memberikan pengaruh bawahan oleh pemimpin.
- Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Asta Brata (Soerjono Soekanto, 2001: 322) memberikan pandangan kepemimpinan yang akan berhasil, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
- Indra-brata, dimana memberikan kesenangan jasmani.
- Yama-brata, dimana menunjukkan pada keahlian dalam kepastian hukum.
- Surya-brata, dimana menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja persuasion.
- Caci-brata, dimana memberikan kesenangan rohaniah.
- Bayu-brata, dimana menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan untuk turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikut-pengikutnya.
- Dhana-brata, menunjukkan pada suatu sikap dimana patut dihormati.
- Paca-brata, dimana menunjukkan kelebihan di dalam ilmu pengetahuan, kepandaian dan keterampilan.
- Agni-brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.
Sifat-sifat Kepemimpinan
Ngalim Purwanto (2005: 55) mengemukakan bahwa ada 6 sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Rendah Hati dan Sederhana
Orang yang bertindak pemimpin pendidikan harusnya tidak mempunyai sikap angkuh atau merasa lebih mengetahui daripada yang lain.
Harusnya lebih banyak mendengarkan dan bertanya daripada berkata dan menyuruh. Kelebihan pengetahuan dan kelebihan kesanggupan yang dimiliki harusnya diperuntukkan untuk membantu yang lain atau anak buah, bukan untuk dipamerkan dan dijadikan kebanggaan.
2. Bersifat Suka Menolong
Pemimpin harusnya selalu mampu untuk membantu para anggotanya tanpa diminta pertolongannya. Akan tetapi, pertolongan yang diberikan tidak sampai dirasakan sebagai paksaan sehingga orang yang memerlukan pertolongan itu justru menolaknya meskipun sangat memerlukannya.
Demikian pula seorang yang bertindak pemimpin harusnya selalu bersedia untuk mendengarkan hal-hal sulit yang disampaikan oleh para anggotanya meskipun mungkin tidak akan dapat menolongnya.
Poin ini tentunya penting untuk memperkuat rasa percaya anggota anggotanya bahwa benar-benar tempat perlindungan dan pembimbing mereka.
3. Sabar dan Memiliki Kestabilan Emosi
Orang yang bertindak pemimpin pendidikan harusnya memiliki sifat sabar. Tidak cepat merasa kecewa dan menunjukkan rasa kecewanya dalam menghadapi kegagalan atau kesukaran, dan sebaliknya, tidak cepat merasa bangga dan angkuh jika kelompoknya berhasil.
Sifat ini akan memberikan perasaan aman kepada para anggotanya. Mereka tidak merasa dipaksa, ditekan, atau selalu dikejar-kejar dalam menjalankan tugasnya. Mereka bebas membicarakan persoalan-persoalan di antara mereka sendiri dan dengan pemimpinnya.
4. Percaya pada Diri Sendiri
Orang yang bertindak pemimpin harusnya meletakkan rasa percaya sepenuhnya kepada anggotaanggota; percaya bahwa mereka akan dapat melaksakan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya, yang dipimpin harus merasa pula bahwa mereka mendapat rasa percaya sepenuhnya untuk melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada mereka.
Rasa percaya pemimpin seperti itu hanya timbul atau ada pada diri Pemimpin yang mempunyai rasa percaya sepenuhnya kepada diri Pemimpin yang mempunyai rasa percaya sepenuhnya kepada diri sendiri; percaya pada kesanggupan sendiri.
Karena percaya kepada kemampuan dan kesanggupan sendiri, tidak memerlukan pengawasan atas diri untuk melakukan apa yang telah diterima sebagai tugas dan tidak merasa perlu untuk selalu mengawasi para anggota kelompok.
5. Jujur, Adil, dan Dapat Dipercaya
Sikap percaya kepada diri sendiri pada para anggota kelompok dapat timbul karena adanya rasa percaya mereka terhadap pemimpinnya.
Dengan meletakkan rasa percaya kepada pemimpin, maka akan menjalankan semua kewajiban dengan rasa tunduk dan bertanggung jawab.
Agar menimbulkan sikap tunduk yang demikian, pemimpin harus tunduk pula pada diri sendiri; tidak ingkar janji, tidak cepat mengubah haluan, hati-hati dalam mengambil putusan dan teliti dalam melaksanakannya, berani mengakui kesalahan dan kekurangan sendiri, dan sebagainya.
Pemimpin wajib mampu bersikap jujur, adil, dan dapat dipercaya. Pemimpin harus bisa bertanggung jawab terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri selalu berusaha agar sikap dan tindakan tidak bertentangan dengan perkataan, menjaga satu kata dengan perbuatan.
6. Keahlian dalam Jabatan
Dalam melaksanakan kepemimpinan, disamping sifat-sifat yang telah diuraikan tadi, harus pula didasarkan atas keahlian, yakni keahlian dalam bidang pekerjaan yang dipimpin.
Apapun besarnya kesediaan agar membantu kelompok dalam hal-hal sulit pekerjaan, tanpa mempunyai keahlian dalam bidang pekerjaan itu tidak mungkin dapat memberi pertolongan.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat