Pengertian, Ciri dan Contoh Budaya Politik Parokial

Diposting pada

Jika membahas mengenai sistem politik maka tidak terlepas dari budaya politik itu sendiri. Budaya politik merupakan pola tingkah laku, nilai, norma dan juga adat istiadat yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat serta pemerintahan.

Pengertian, Ciri dan Contoh Budaya Politik Parokial
Pengertian, Ciri dan Contoh Budaya Politik Parokial

Budaya politik terdiri dari tiga jenis yakni budaya politik parokial, budaya politik kaula dan budaya politik partisipan.

Masing-masing budaya politik tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk dapat memahami maka kita perlu mengetahui pengertian, ciri-ciri serta contoh budaya politik parokial. Maka daripada itu, simaklah informasi mengenai hal tersebut di bawah ini.

Pengertian Budaya Politik

Untuk dapat memahami mengenai budaya politik parokial maka harus dimengerti terlebih dahulu apa itu budaya politik.

Setiap masyarakat dalam suatu negara pasti akan berusaha untuk mempelajari tentang sistem politik yang berlaku di negaranya tersebut dalam hal ini adalah bagaimana sistem politik seharusnya bekerja dan hal apa saja yang menjadi kewajiban pemerintah terhadap rakyatnya.

Sikap-sikap politik yang coba dipahami dan dipelajari oleh masyarakat tersebut seiring dengan berjalannya waktu maka akan membentuk suatu budaya tertentu yang mana budaya tersebut disebut dengan budaya politik.

Pengertian budaya politik menurut Sidney Verba adalah suatu sistem kepercayaan yang empirik, simbol-simbol yang ekspresif dan juga nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi di mana tindakan-tindakan politik itu dilaksanakan atau dilakukan.

Budaya politik adalah suatu norma-norma atau adat istiadat yang dianut bersama serta melandasi pandangan hidup masyarakat suatu negara.

Menurut Aaron Wildavskus, budaya politik adalah sekumpulan orang yang menganut nilai, kepercayaan atau keyaninan derta opsi yang melegitimasi jalan hidup yang berbeda-beda.

Budaya politik berfokus pada aspek-aspek di luar perilaku aktual, contohnya adalah pandangan, nilai, sikap dan kepercayaan. Budaya politik berperan penting terhadap keberlangsungan sistem politik.

Pengertian Budaya Politik Parokial

Apa itu budaya politik parokial? budaya politik parokial adalah salah satu jenis budaya politik dimana tingkat orientasi masyarakatnya terhadap politik serta pemerintah rendah.

Jadi, masyarakat yang menganut budaya politik parokial kurang berminat atau bahkan sama sekali tidak berminat terhadap sesuatu hal yang berkaitan dengan politik yang luas misalnya politik negara, akan tetapi yang secara langsung bersentuhan dengannya saja.

Perhatian masyarakat terhadap objek politik hanya terbatas pada wilayah dimana masyarakat tersebut tinggal. Budaya politik parokial muncul pada masyarakat yang masih tradisional.

Menurut Moctar Masoed serta Colin Mc. Andrew, politik parokial dapat terjadi karena masyarakat tidak menyadari atau tidak mengetahui adanya pemerintahan serta sistem politik pada negaranya tersebut.

Masyarakat yang menganut budaya politik parokial tingkat kesadaran bahwa dirinya mempunyai hak serta kewajiban sebagai warga negara masih rendah bahkan ada beberapa yang tidak ada sama sekali.

Hal ini bukan disebabkan karena masyarakat tersebut bersikap apatis terhadap pemerintah atau negara, melainkan karena jangkauan ide tentang negara yang belum secara keseluruhan menyentuh masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa budaya politik parokial ini merupakan budaya politik yang buruk karena menunjukkan ketidakpedulian masyarakat terhadap pemerintah dan negaranya.

Masyarakat Indonesia yang menganut budaya politik parokial adalah yang tinggal di daerah terpencil yang aksesnya masih terbatas baik akses transportasi, komunikasi dan lain sebagainya.

Daerah terpencil tersebut diantaranya adalah Maluku, desa-desa pedalaman Jawa, Papua, NTT dan lain sebagainya.

Ciri Budaya Politik Parokial

Untuk dapat membedakan budaya politik parokial dengan 2 jenis budaya politik lainnya yaitu budaya politik kaula dan budaya politik partisipan anda harus mengetahui apa saja ciri-cirinya :

Berikut adalah ciri-ciri budaya politik parokial tersebut:

1. Budaya Politik Parokial Berlangsung pada Masyarakat yang Tradisional dan Masih Sederhana

Masyarakat yang menganut budaya politik parokial adalah masyarakat yang tradisional yaitu tinggal di daerah pedalaman.

Hidup mereka masih sangat tradisional dan sederhana oleh sebab itu tidak ada ketertarikan terhadap politik.

Kemungkinan mereka masih mengandalkan kepemimpinan yang tradisional misalnya percaya pada kepala suku atau tetua di daerah mereka.

2. Masyarakat Bersikap Apatis

Masyarakat yang menganut budaya parokial akan menjadi sangat apatis terhadap hal apapun yang berkaitan dengan sistem politik.

Mereka akan bersikap acuh tak acuh atau tidak peduli dengan hal apapun terkait politik yang ada di daerah mereka ataupun di luar lingkup mereka.

Masyarakat tersebut tidak menganggap politik adalah sesuatu hal yang penting untuk dipahami atau dilakukan sehingga mereka bersikap apatis karena mereka berpikir tanpa adanya politik di daerah mereka kehidupan mereka akan baik.

3. Masyarakat Tidak Memiliki Kemampuan untuk Ikut Serta dalam Politik

Oleh karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan mengenai politik maka masyarakat di dalam budaya politik parokial ini tidak memiliki kemampuan dalam ikut serta dalam kegiatan politik.

Jika seandainya mereka ingin ikut berpartisipasi dalam politik, mereka tidak akan mengerti dasar-dasar atau hal-hal apa yang harus dilakukan dalam kegiatan politik sehingga mereka akan memilih diam dan tidak ikut serta dalam setiap kegiatan politik.

4. Bagi Masyarakat Politik adalah Sesuatu yang Tabu

Ciri-ciri masyarakat yang menganut budaya politik parokial adalah mereka tidak tertarik dengan politik dan menganggap politik adalah hal yang tabu untuk dibicarakan apalagi untik dipahami.

Oleh sebab itu kebanyakan masyarakat akan menutup diri dengan hal-hal yang berbau politik dan tidak mau ikut campur terhadap masalah politik.

5. Tidak ada Keberminatan Masyarakat kepada Objek yang Bersifat Luas

Masyarakat yang menganut budaya politik parokial tidak memiliki minat terhadap objek politik yang bersifat luas.

Maksud dari statement ini adalah masyarakat tersebut kemungkinan hanya tertarik atau memperhatikan objek politik pada daerah tinggalnya saja sedangkan objek politik yang lebih luas atau di luar daerah, mereka tidak peduli.

Mereka hanya memperdulikan atau mengurus apa yang menjadi kewenangan mereka di daerahnya sendiri.

Jadi dapat disimpulkan mereka tidak akan berminat terhadap objek politik yang tidak ada sangkut pautnya dengan mereka.

6. Rendahnya Pemahaman Politik Masyarakat

Masyarakat yang menganut budaya politik parokial memiliki pemahaman terhadap politik yang sangat rendah.

Bahkan mereka sama sekali tidak mengetahui bagaimana proses sistem politik di daerah mereka sehingga mereka tidak mau ikut campur ke dunia politik tersebht baik secara pasif maupun secara aktif karena sudah menganggap bahwa politik adalah hal yang tidak mereka mengerti dan politik adalah hal yang merepotkan.

Oleh karena hal ini, keikutsertaan masyarakat yang menganut budaya politik parokial terhadap politik sangat rendah.

7. Tidak Adanya Peran Politik Khusus di dalamnya

Yang terakhir adalah tidak terlihatnya peran politik masyarakat secara khusus di dalamnya.

Tidak terdapat pembagian-pembagian peran politik layaknya tipe budaya politik lainnya. Peran politik masih sangat terbatas dan kemungkinan akan dilakukan secara bersamaan dengan peran lainnya, sebagai contoh, peran ekonomi, peran keagamaan dan lain sebagainya sehingga tidak ada pembagian peran secara khusus.

Baca Juga : Pengertian dan Fungsi Budaya

Contoh Budaya Politik Parokial

Untuk menambah pemahaman mengenai budaya politik parokial maka anda wajib mengetahui contoh-contoh budaya politik parokial yakni sebagai berikut ini:

1. Tidak Ikut Serta dalam Pemilu

Contoh yang pertama adalah tidak adanya ketertarikan terhadap kegiatan pemilu apapun.

Bahkan ada masyarakat yang tidak memahami mengenai pemilu karena mereka jauh dari lingkungan desa maupun kota atau dapat dikatakan tenpat tinggal mereka di daerah terpencil.

Tingkat kesadaran mereka terhadap pentingnya politik rendah, dapat dilihat dari tingkat pendidikan, keterbukaan terhadap dunia luar serta informasi-informasi yang masuk.

2. Tidak Memiliki Kepedulian Terhadap Kebijakan Publik

Masyarakat tidak memiliki kepedulian atau tidak mengindahkan kebijakan publik yang ada di lingkungannya karena bagi mereka kebijakan publik bukan merupakan hal yang penting.

3. Tidak Peduli Kepada Pemimpin

Masyarakat tidak memiliki kepedulian terhadap siapa yang akan menjadi pemimpin, dalam hal ini pemimpin adalah pemimpin daerah maupun pemimpin negara.

Hal ini disebabkan karena mereka menilai bahwa tidak ada kaitannya mereka dengan orang-orang tersebut, mereka hanya peduli terhadap orang yang ada di daerahnya.

4. Tidak Suka Berdiskusi Mengenai Hal-Hal Berbau Politik

Contoh lain adalah masyarakat tidak suka mendiskusikan hal-hal terkait politik.

Masyarakat cenderung tidak peduli dengan hal-hal yang berkaitan dengam dunia politik.

Bahkan, mereka sama sekali tidak memiliki ketertarikan untuk mengenal sosok kepala daerahnya. Dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak akan berbicara mengenai hal-hal politik.

5. Satu Pemimpin Akan Memimpin Semua Bidang

Satu pemimpin akan memimpin semua bidang, artinya,  pemimpin adat adalah orang yang memutuskan dan menentukan bagaimana kehidupan perpolitikan serta kehidupan perekonomian pada daerah tersebut.

Setiap keputusan yang akan diambil dapat terhubung cepat disebabkan oleh yang bertanggung jawab merupakan satu pemimpin yang sama.

Tentunya hal ini harus diimbangi dengan kesanggupan serta kemampuan dari pemimpin tersebut.

6. Tidak Memperdulikan Pelaksanaan Kebijakan Publik

Contoh dalam kehidupan sehari-hari selanjutnya adalah masyarakat tidak memperdulikan apapun yang terjadi dalam kegiatan pelaksanaan kebijakan publik.

Hal yang paling penting bagi mereka adalah kondisi di lingkungan mereka tetap aman dan juga tertib, tidak ada huru hara politik. Hal ini tentunya dapat memiliki dampak yang positif sekaligus negatif dalam masyarakat.

Contoh pengaruh positif terhadap hal ini adalah pemerintah dapat menjalankan kebijakan publik dengan lebih kondusif, tidak ada campur tangan dari masyarakatnya.

Sedangkan dampak negatifnya jika hal tersebut terjadi adalah transparansi terhadap pelaksanaan kebijakan publik menjadi sesuatu hal yang akan sulit dicapai.

Tidak adanya transparansi akan membuat pejabat masyarakat menjadi semakin mudah untuk melakukan praktek KKN. Tentunya hal ini akan merugikan masyarakatnya.

7. Sangat Percaya Kepada Pemimpin

Contoh budaya parokial yang terakhir adalah pemimpin yang telah dipilih adalah orang yang paling dipercayai. Mereka sangat yakin bahwa seorang peminpin adat ataupun ketua suku tidak akan membawa masyarakatnya ke jalan yang tidak benar.

Hal-hal yang diperintah atau dikatakan oleh pemimpin akan dianggap benar dan dilaksanakan oleh masyarakatnya.

Itulah informasi-informasi terkait pengertian budaya parokial, ciri-ciri budaya parokial serta contoh-contoh budaya parokial. Semoga dari informasi tersebut di atas, pemahaman anda terkait budaya parokial dapat semakin bertambah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *