Tahukah Anda mengenai Pengertian, Tujuan, Proses, Fungsi, dan Contoh Sosialisasi? Proses sosialisasi tidak dapat terlepas dari diri manusia, mengingat peran manusia sebagai makhluk sosial.
Bukan hanya diterapkan dalam lingkungan sosial yang kecil, sosialisasi juga kerap dilakukan dalam lingkungan sosial berskala besar dengan tujuan yang berbeda-beda.
Melihat pentingnya sosialisasi ini, maka pengetahuan mengenai sosialisasi juga dinilai penting untuk diketahui. Untuk itu, di penjelasan berikut, terdapat rangkaian penjelasan mengenai pengertian, tujuan, proses, fungsi, dan contoh sosialisasi. Mari simak selengkapnya.
Pengertian Sosialisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian sosialisasi adalah sebuah upaya untuk mensosialisasi atau memasyaratkan suatu hal supaya menjadi lebih dikenal dan dipahai oleh masyarakat.
Pengertian tersebut berhubungan dengan proses memberitahukan atau mempengaruhi masyarakat mengenai suatu produk atau program.
Tentunya, sosialisasi dalam hal ini menjadi sesuatu yang penting untuk keberlangsungan suatu perusahaan maupun penyelenggara program.
Namun, sosialisasi juga bisa memuat pengertian lain seperti yang dikemukakan oleh David A. Goslin. Menurut pendapat Goslin, sosialisasi adalah sebuah proses belajar dari seorang individu dalam hal memperoleh pengetahuan keterampilan sosial dan turut pula berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat. P
engertian ini menunjukkan jika sosialisasi menjadi hal yang tak bisa terlepas dari seorang individu sebagai makhluk sosial supaya individu tersebut bisa diterima dan berperan aktif dalam masyarakat.
Dengan melakukan proses sosialisasi yang benar, akan sangat mungkin bagi seorang individu untuk berkembang menjadi individu sosial yang lebih baik.
Hal tersebut tak bisa terlepas dari dukungan dan peran lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, teman, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, akan ada dua keuntungan utama ketika sosialisasi dilakukan. Pertama, sosialisasi bisa memberikan dasar mengenai bagaimana berinteraksi secara sosial dengan masyarakat lain. Kedua, sosialisasi bisa menjadikan keberlangsungan kehidupan sosial tetap berjalan dengan baik, sehingga kelestarian kehidupan bermasyarakat dapat terjamin.
George Herbert Mead juga ikut menambahkan jika sosialisasi dapat membantu manusia untuk berkembang dan menjadi individu yang utuh. Hal ini dikarenakan perkembangan manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dilepaskan dari setiap tahapan saat mereka melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya.
Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi dalam pelaksanaannya bisa memiliki tujuan yang berbeda-beda. Secara umum, tujuan sosialisasi adalah untuk membangun kerja sama sosial antara masyarakat dan lembaga tertentu.
Disamping itu, sosialisasi juga bisa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bersosial dengan masyarakat lainnya. Untuk lebih lanjut mengenal apa saja tujuan sosialisasi secara spesifik, berikut penjelasan selengkapnya.
1. Menarik Perhatian
Salah satu tujuan utama dalam melakukan sosialisasi adalah untuk menarik perhatian masyarakat mengenai suatu jasa ataupun produk.
Tujuan satu ini memang sedikit sama dengan proses pemasaran, mengingat dilakukan untuk mempromosikan jasa dan juga produk tertentu.
Dalam melakukan sosialisasi ini, materi yang disampaikan memang harus dibuat semenarik mungkin dengan tujuan untuk menarik lebih banyak minat masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut.
2. Memberikan Pemahaman yang Lebih
Tidak jarang pemerintah maupun lembaga tertentu ingin menyampaikan dan memberikan pemahaman lebih mengenai pesan sosial atau kemasyarakatan tertentu.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi entah itu lewat media sosial, poster, televisi, maupun media lainnya.
Dengan tujuan ini, pesan harus diberikan secara jelas dan dikemas dengan menarik supaya masyarakat bisa lebih memahami mengenai esensi pesan tersebut.
Selain dua fungsi di atas, masih terdapat fungsi lain yang disebutkan oleh Bruce J. Cohen. Beberapa fungsi-fungsi tersebut diantarnya:
- Memberikan keterampilan bersosial bagi seorang individu untuk menunjang kehidupannya di masa mendatang
- Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, termasuk komunikasi dalam hal lisan maupun tulisan
- Memperkenalkan dan membiasakan seorang individu terhadap norma-norma yang ada di masyarakat
Proses Sosialisasi
Menurut para ahli sosiologi, proses sosialisasi seorang individu telah dimulai sejak bayi atau setelah dilahirkan. Hal tersebut terlihat saat bayi yang lahir kemudian menangis, ibu akan memberikan pelukan yang menjadi bentuk sosialisasi pertama bayi tersebut terhadap dunia dan lingkungan sekitarnya.
Dari pendapat tersebut, proses sosialisasi dapat dikatakan menjadi proses yang akan terus berlanjut dari mulai manusia dilahirkan hingga manusia tersebut meninggal.
Pada proses permulaan, sosialisasi pada anak-anak dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, sekolah, teman, dan media.
Berbeda dengan sosialisasi pada orang dewasa, sosialisasi dilakukan atau dilanjutkan ketika adanya institusi atau lembaga sosial yang ikut berperan dalam kehidupan orang tersebut seperti perusahaan atau organisasi tempat bekerja dan lembaga tempat mengabdikan diri.
Di saat anak melakukan sosialisasi, mereka akan mempelajari nilai dan norma yang berlaku melalui keluarga. Mereka akan mengerti peran ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya.
Kemudian, saat mereka mulai memasuki masa sekolah, mereka akan mempelajari norma yang ada di masyarakat dengan bantuan guru dan orang-orang sekitar yang ada di lingkungan sekolah.
Norma dan nilai-nilai yang telah diperoleh maupun dipelajari oleh anak-anak, proses sosialisasi mereka semasa remaja hingga dewasa dapat diperkuat atau justru dihambat oleh adanya peran teman.
Proses sosialisasi bisa diperkuat ketika individu mempunyai teman sebaya yang ikut mempermudah proses sosialiasi tersebut. Namun, disatu sisi juga bisa menghambat proses sosialisasi ketika teman sebaya tidak memberikan kontribusi yang baik dalam proses sosialisasi.
Di sini, peran dan ikatan keluarga yang bagus terhadap anak akan membantu mereka dalam proses sosialisasi yang tidak berjalan dengan baik.
Berbeda dengan orang dewasa dimana proses sosialisasi akan berjalan lancar ketika institusi atau lembaga tempat bekerja dan mengabdi berisikan individu-individu yang berinteraksi secara positif. Jika proses sosialisasi berjalan lancar, maka kehidupan sosial yang tentram hingga tua akan lebih mudah terwujud.
Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi selain mempunyai tujuan yang berbeda juga mempunyai fungsi yang beragam pula.
Fungsi-fungsi tersebut bisa berhubungan dengan diri sendiri maupun yang berhubungan dengan keberlangsungan hidup di masyarakat. Beberapa fungsi dari sosialisasi tersebut bisa disimak sebagai berikut.
1. Identifikasi Diri
Sosialisasi bagi seorang anak dinilai begitu penting untuk dilakukan karena bisa berfungsi sebagai bentuk identifikasi diri.
Saat seorang anak maupun individu baru berada dalam satu lingkungan baru atau asing, maka individu tersebut akan mencoba untuk melakukan identifikasi posisi dan peran dirinya dalam masyarakat atau lingkungan tersebut.
Contohnya, ketika seseorang berada dalam lingkungan sekolah, sosialisasi akan membantu mereka melihat dan mengidentifikasi diri mereka di lingkungan sekolah tersebut.
2. Membentuk Hubungan dengan Orang Lain
Salah satu fungsi yang cukup jelas terlihat dari adanya sosialisasi adalah untuk membentuk hubungan dengan orang lain.
Hubungan tersebut bisa terwujud dalam berbagai hal. Misalnya, dalam lingkungan keluarga, seorang anak yang melakukan sosialisasi dapat membangun hubungan persaudaraan dengan kakak atau adiknya.
Kemudian, di lingkungan sekolah, sosialisasi juga akan membentuk seorang individu untuk membentuk hubungan dengan teman sebaya, dengan guru, dan pihak-pihak lainnya.
Begitu juga ketika sosialisasi terjadi di suatu instansi atau lembaga, seorang pekerja akan membentuk hubungan rekan kerja dengan teman sesama karyawan.
2. Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi ternyata berperan begitu penting terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Hal ini terjadi dimulai dari masa kecil mereka ketika memulai sosialisasi dengan keluarga.
Selanjutnya, saat seorang individu mulai mengenal lingkungan di luar keluarganya, kepribadian mereka sedikit demi sedikit juga akan mulai terbentuk.
Apabila dalam lingkungan keluarga pembentuka karakter pada anak cukup diterapkan dengan baik, maka akan sangat mungkin bagi anak tersebut untuk mempunyai kepribadian yang bertanggung jawab, punya kontrol emosi yang baik, dan lain sebagainya.
Namun, sebaliknya jika dalam lingkungan keluarga, pembentukan karakter kurang terjadi dengan baik, maka akan memengaruhi kepribadian anak tersebut di lingkungan luar rumah.
3. Pengenalan Bahasa
Dalam bersosialisasi, tentu bahasa menjadi satu hal yang turut menentukan berhasil atau tidaknya komunikasi yang terjalin.
Supaya seseorang individu bisa mengenal dan menggunakan bahasa yang dipakai di sekitar, proses sosialisasi perlu untuk dilakukan. Dalam hal ini biasanya keluarga yang akan menjadi pihak yang turut mengenalkan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.
Namun, lingkungan di luar keluarga pun juga bisa berperan dalam mengenalkan bahasa maupun logat lain di luar dari bahasa yang digunakan sehari-hari.
Dalam kata lain, ketika seorang individu melakukan sosialisasi di skala lingkungan yang besar, kemungkinan untuk mengenal bahasa-bahasa lain juga akan semakin terbuka lebar.
4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Bersosialisasi juga bisa mampu meningkatkan rasa percaya diri dari seseorang. Ketika seorang individu melakukan interaksi dengan individu lain dalam suatu acara atau kegiatan, rasa percaya diri biasanya akan lebih meningkat karena adanya lawan bicara yang bisa diajak untuk bercakap.
Hal ini juga bisa berlaku ketika seorang anak yang baru memulai masa sosialisasinya, ketika mereka mendapat dukungan yang positif dari keluarganya, maka rasa percaya diri itu pun akan meningkat saat mereka mulai melakukan sosialisasi di luar lingkungan keluarga.
Contoh Sosialisasi
Untuk memahami lebih lanjut mengenai bentuk sosialisasi secara jelas, berikut ada beberapa contoh sosialisasi yang akan dijelaskan di bawah ini.
1. Sosialiasi dalam Keluarga
Sosialisasi dalam keluarga adalah salah satu contoh paling mendasar dari tahapan sosialisasi seorang individu. Contoh sosialiasi ini bisa terjadi antara ibu dan anak, maupun dengan anggota keluarga lainnya.
Sosialisasi dalam keluarga dinilai memiliki peranan yang begitu penting karena memengaruhi bagaimana kepribadian dari seorang anak nantinya terbentuk.
2. Sosialisasi dalam Sekolah
Sosialisasi di sekolah membentuk seorang untuk menjadi individu yang lebih tangguh lagi. Berbeda dengan sosialisasi yang berlangsung di rumah, seorang individu yang melakukan sosialisasi di sekolah akan menghadapi lebih banyak pemikiran dan lebih banyak berinteraksi dengan banyak orang.
Dalam kata lain, sekolah menjadi salah satu contoh dan tahapan sosialisasi bagi individu untuk menjadi individu yang lebih tangguh lagi.
3. Sosialisasi di Lingkungan Kerja
Dalam lingkungan kerja, sosialiasi berlangsung lebih kompleks lagi di mana lingkungan kerja akan menentukan mengenai gaya hidup hingga bentuk perlakuan seseorang dalam lingkungan tersebut.
Di lingkungan ini, penerapan norma dan nilai juga lebih tegas dibandingkan dengan lingkungan lainnya.
4. Media Massa dan Media Sosial
Media massa serta media sosial juga bisa menjadi contoh sosialisasi yang terjadi di era modern ini. Banyak hal yang memicu media massa dikategorikan sebagai salah satu contoh sosialisasi, beberapa diantaranya karena kebutuhan untuk mendapatkan dan menyampaikan informasi secara cepat.
Disamping itu, media massa dalam hal surat kabar, TV, radio, serta berbagai platform sosial media telah banyak berpengaruh dalam transformasi nilai dan norma dalam masyarakat.
Demikian seluruh penjelasan mengenai pengertian, tujuan, proses, fungsi, dan contoh sosialiasi yang sering terjadi di sekitar. Sosialisasi menjadi hal yang tak terlepas dari diri manusia sebagai bagian dari makhluk sosial.
Tanpa adanya proses sosialisasi, tentu saja manusia akan sulit untuk berinteraksi dan berperan aktif dalam masyarakat.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat