Tahukah Anda mengenai Siklus Hidup, Kandungan dan Manfaat Ulat Hongkong? Budidaya ulat hongkong adalah salah satu sekian banyak bisnis yang dilirik oleh pengusaha sebagai sumber penghasilan uang.

Hal ini bisa disebabkan karena semakin banyaknya pecinta burung kicau khususnya di Indonesia yang menggunakan hewan ulat hongkong sebagai salah satu pakan makanan untuk burung kicau dengan harapan burung kicauan nya merdu pada saat perlombaan.
Adanya permintaan pasar yang cukup tinggi dari para pecinta burung kicau akan keberadaan ulat hongkong, banyak toko-toko burung peliharaan yang sering kehabisan pakan jenis ini. Itulah yang menyebabkan bisnis ini sangat berpotensi besar sekali.
Siklus Hidup
Ulat hongkong atau MealWorm merupakan jenis larva dari kumbang beras (Tenebrio molitor).
Hewan ulat hongkong mempunyai panjang kurnag lebih sekitar 13-17 mm yang nantinya akan menjadi kumbang dewasa.
Ulat hongkong sendiri mempunyai siklus hidup yang sama seperti ulat pada dasarnya, yaitu mulai dari telur ulat, lalu menetas menjadi larva ulat hongkong, setelah itu menjadi proses pupa (ketika sudah mencapai ukuran maksimal nya), lalu kemudian menjadi kumbang muda dan fase terakhir adalah menjadi kumbang dewasa.
Ada beberapa kegiatan yang harus disiapkan sebelum memulai budidaya yaitu :
-
Mempersiapkan Kandang
Kandang budidaya bibit ulat hongkong bisa disesuaikan tergantung besaran skala ternak yang akan dilakukan oleh peternak.
Kandang ini bisa mempergunakan wadah seperti triplek, kotak plastik dan toples dengan model kandang single atau bersusun seperti laci atau rak pada umumnya.
Jika bahan baku kandang ulat hongkong yang digunakan adalah bahan triplek, maka bagian-bagian sudutnya harus dilapisi dengan menggunakan lakban bening atau lakban hitam agar ulat hongkong tetap aman di dalam nya.
Sedangkan jikalau memakai wadah terbuat dari plastik atau toples, pastikan dibagian tutupnya diberi lubang sirkulasi udara agar ada oksigen yang masuk.
-
Mempersiapkan Media Budidaya
Tempat untuk budidaya ulat hongkong ini berfungsi sebagai media untuk tempat tinggalnya, sebagai media untuk proses bertelur dan juga untuk tetap menjaga kelembaban di dalam kotak agar ulat hongkong nya tidak cepat mati.
Media untuk bertempat tinggal yang bisa dipakai yaitu memakai oatmeal dan bekatul (pakan ayam). Cara pemakaian hanya tinggal menuangkannya ke dalam wadah yang sudah disiapkan sebelumnya, secara merata sehingga tingginya bisa mencapai kurang lebih 2.5 cm dari dasar wadah plastik .
Sedangkan untuk media tempat proses bertelur adalah kapas putih. Kapas putih ini bertujuan untuk memudahkan dalam pemindahan telur ke tempat yang lebih kondusif. Bahan karton bisa memakai isi dari tisu toilet agar mudah dalam membuatnya.
-
Mempersiapkan Indukan
Persiapkan ulat hongkong sebanyak kurang lebih 1000-an ekor ulat yang harus dimasukkan kedalam kandang dengan panjang ulat hongkong kurang lebih 15 mm serta lebar 4 mm.
Hal ini bertujuan supaya ulat hongkong yang berubah akan menjadi kepompong yang sempurna sehingga bisa berubah secara maksimal
-
Mempersiapkan Pakan
Ulat hongkong bisa mengkonsumsi semua jenis bahan makanan terutama daun kehijauan, akan tetapi yang lebih diutamakan yaitu makanan yang tidak cepat berjamur apabila di masukkan ke dalam media tempat tinggal ulat hongkong tersebut.
Untuk bahan pakan bisa memakai bekatul, ampas tahu, potongan kecil apel, potongan-potongan kecil kentang, daun seledri, daun selada dan lainnya.
Budidaya Ulat Hongkong
Budidaya ulat hongkong terbagi ke dalam 4 fase
- Fase Pertama : berikan bekatul ke dalam kandang ulat hongkong yang nantinya akan diperuntukkan menjadi media tempat tinggal. Untuk tinggi media tempat tinggal tersebut yaitu 0.25 cm yang terhitung dari dasar wadah bisa itu kotak kayu, kotak plastik, maupun toples. Setelah itu bisa dimasukkan indukan ulat hongkong dewasa. Proses perubahan menjadi kumbang dewasa tentunya akan memakan waktu yang tidak sebentar, oleh karena itu perlu ekstra kesabaran dan usaha maksimal untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
- Fase Kedua : memeriksa bibit ulat hongkong yang sudah menjadi kepompong setelah 90 hari. Dalam satu kandang tentunya tidak semuanya bibit ulat hongkong berubah menjadi kepompong. Jika ulat hongkong dalam satu kandang sudah berubah menjadi kepompong semua, maka tidak perlu dipindahkan ke kandang lain nya lagi dan sebaliknya, jika ulat hongkong yang berubah menjadi hanya kepompong sebagian saja, maka harus dipisahkan ke kandang baru agar pertumbuhannya bisa lebih maksimal.
- Fase Ketiga : ini adalah fase terpenting dalam perubahan dari kepompong menjadi kumbang muda yang berwarna putih. Cukup pindahkan kumbang berusia muda ke dalam wadah baru yang sudah ada media tinggal. Proses kumbang muda menjadi kumbang dewasa, bisa terlihat dengan perubahan warna dari putih ke hitam pekat.
- Fase Keempat : fase dengan menetasnya telur kumbang menjadi ulat hongkong muda. Cukup biarkan saja ulat hongkong muda ini sampai berumur kurang lebih 30 hari agar bisa berkembang menjadi ulat dewasa dan harus dipindahkan ke kotak khusus untuk ulat yang sudah dewasa.
Manfaat Ulat Hongkong
Hasil panen ulat hongkong bisa dimanfaatkan sebagai pakan burung, pakan ikan, dan beberapa hewan lainnya.
Bisa sebagai pakan selingan untuk burung, bisa meningkatkan stamina untuk burung berkicau, bisa meningkatkan hasrat kawin untuk burung, bisa meningkatkan kualitas kicauan burung untuk diperlombakan, serta bisa membuat kulit pada ikan hias jadi cemerlang.