Pengertian Evolusi : Teori, Prinsip dan Proses

Diposting pada

Pengertian Evolusi adalah perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang terjadi secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama.

Pengertian Evolusi  Teori, Prinsip dan Proses
Pengertian Evolusi Teori, Prinsip dan Proses

Evolusi memiliki banyak arti dan definisi, baik dalam bidang sosial maupun bidang sains. Teori evolusi dari seorang Charles Darwin adalah salah satu teori yang terkenal.

Darwin mengungkapkan bahwa evolusi merujuk kepada perubahan komposisi genetik pada suatu populasi dari satu generasi ke generasi.

Di dalam bidang sosial, evolusi merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat secara perlahan-lahan.

Penyebab terjadinya evolusi adalah karena masyarakat berusaha menyesuaikan dirinya dengan keadaan lingkungan, keperluan, hingga kondisi baru yang tercipta sejalan dengan pertumbuhan kelompok masyarakat.

Oleh sebab itu, perubahan pada evolusi terjadi dengan sendirinya secara alami, tanpa ada rencana.

Proses terjadinya perubahan pada evolusi terjadi dalam waktu yang lama, bahkan sampai bertahun-tahun. Evolusi memiliki kebalikan yaitu revolusi.

Jika evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam waktu yang lama, maka revolusi adalah perubahan yang dapat terjadi dalam waktu yang relatif cukup cepat.

Pengertian Evolusi

Apa itu evolusi? pengertian evolusi adalah suatu proses yang berlangsung secara pelahan-lahan atau berangsur-angsur dimana sesuatu akan berubah menjadi bentuk lain yang biasanya menjadi lebih kompleks atau rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik.

Di dalam bidang sains biologi, teori evolusi merupakan perubahan pada sifat-sifat yang diwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Teori evolusi ini disampaikan oleh Charles Darwin. Evolusi juga dapat berarti sebagai perubahan komposisi genetik pada suatu populasi dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Perubahan ini disebabkan karena kombinasi tiga proses utama, yaitu variasi, reproduksi, dan seleksi.

Sifat-sifat yang menjadi dasar dari teori evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan dari suatu makhluk hidup dan kemudian menjadi semakin bervariasi dalam suatu populasi. Ketika suatu organisme bereproduksi, maka keturunannya akan memiliki sifat-sifat yang baru.

Sifat baru didapatkan dari perubahan gen akibat terjadinya mutasi atau transfer gen antar populasi dan antar spesies.

Bagi spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen baru juga dihasilkan dari rekombinasi genetika yang dapat meningkatkan variasi organisme.

Evolusi terjadi saat perubahan yang diwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam sebuah populasi. Perubahan yang terjadi di dalam kromosom dan gen merupakan materi dasar dari evolusi, isolasi biasanya menyebabkan munculnya spesies yang baru serta seleksi alam oleh adanya perbedaan reproduksi dan mutasi.

Evolusi hingga saat ini masih berlangsung. Bahkan evolusi pada era modern lebih cepat prosesnya dibanding ketika pada masa purba.

Evolusi sebagai perubahan yang terjadi secara berangsur dan perlahan terbagi menjadi beberapa macam, yaitu evolusi geologi, evolusi astronomi, evolusi biologi, dan evolusi budaya.

Teori Evolusi

Teori evolusi pada dasarnya telah ada jauh sebelum dipopulerkan oleh Charles Darwin. Biologi evolusioner diketakui berasal dari pemikiran evolusi serta transmutasi spesies yang dicetuskan oleh filsuf Yunani bernama Anaximander. Pemikiran tersebut selanjurnya mulai berkembang di zaman Aristoteles.

Evolusi terjadi karena kombinasi tiga proses utama, yaitu variasi, reproduksi, dan seleksi alam. Pada proses reproduksi dan variasi, sifat dan ciri khas suatu makhluk hidup yang menjadi dasar evolusi dibawa oleh gen lalu diwariskan kepada generasi setelahnya.

Sementara pada proses seleksi alam, sifat yang merugikan bagi makhluk hidup akan semakin berkurang dan sifat yang menguntungkan akan memiliki peluang yang besar untuk bertahan.

Beberapa ahli juga turut mengemukakan pendapatnya mengenai teori evelusi. Berikut adalah penjelasannya:

1. Plato (427 – 347 SM)

Plato berpendapat percaya kepada dunia, yakni dunia yang ideal dan abadi serta dunia maya atau khayal yang tidak sempurna. Kedua jenis dunia tersebut dapat dipahami dengan menggunakan indera manusia.

Dikatakan bahwa evolusi akan mengubah dunia yang telah mempunyai organisme yang ideal dan beradaptasi sempurna dengan lingkungannya.

2. Aristoteles (384 – 322 SM)

Aristoteles adalah penganut teori skala alami. Dari kutipan yang berasal dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemebdikbud), teori yang disampaikan oleh Aristoteles membahas bahwa segala bentuk kehidupan disusun berdasarkan suatu skala atau tangga yang kompleksitasnya meningkat ke atas.

Menurut Aristoteles, setiap bentuk kehidupan makhluk hidup memiliki suatu tangga dengan anak tangga masing-masing yang ada pada tingkatan yang berbeda.

3. Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829)

Lamarck memiliki dua gagasan utama mengenai teori evolusi. Gagasan pertama berkaitan dengan bagian dari tubuh yang digunakan atau tidak digunakan oleh makhluk hidup.

Dengan gagasannya ini, Lamarck menganggap bahwa bagian tubuh yang terus menerus dipakai oleh makhluk hidup dalam menghadapi lingkungan tertentu akan menjadi lebih besar dan lebih kuat, tidak seperti anggota tubuh lain yang jarang digunakan. Apabila anggota tubuh jarang digunakan, maka anggota tubuh tersebut akan mengalami kemunduran.

Gagasan kedua berkaitan dengan pewarisan sifat atau ciri-ciri yang didapat makhluk hidup dalam beradaptasi dengan lingkungannya.

Pewarisan sifat atau ciri-ciri ini memodifikasi organisme yang diperolehnya selama hidup.

Contohnya adalah jerapah. Jerapah disebut memiliki leher yang pendek, namun kemudian leher jerapah terus tumbuh dan menjulur yang digunakan untuk mendapatkan daun yang ada di pohon yang tinggi.

Karena itulah leher jerapah mulai memanjang. Leher panjang jerapah ini yang kemudian diwariskan ke semua keturunannya.

4. Charles Robert Darwin (1809 – 1882)

Darwin berpendapat bahwa evolusi terjadi karena proses seleksi alam. Makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri dengan alam adalah yang dapat bertahan hidup.

Sementara makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam, maka tidak akan bertahan hidup atau mati.

Darwin adalah pelopor teori evolusi modern. Teori mengenai evolusi merupakan pengamatannya ketika ia berlayar menggunakan kapal Beagle ke kepulauan Galapagos.

Melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, Darwin akhirnya menuangkan pendapatnya mengenai teori evolusi melalui buku yang berjudul On The Origin Spacies by Means of Natural Selection (Asal Mula Spesies yang Terjadi Melalui Seleksi Alam).

Buku itu diterbitkan pada tanggal 24 November 1859. Ada dua teori yang ada di dalam buku tersebut, yaitu spesies-spesie yang hidup saat ini berasal dari spesies-spesies yang hidup pada masa lampau. Lalu seleksi alam merupakan penyebab terjadinya evolusi adaptif.

5. Alfred Russel Wallace (1823 – 1913)

Teori revolusi yang berasal dari pendapat Russel Wallace merupakan pengembangan sebuah teori seleksi alam yang dikemukakan oleh Charles Darwin.

Pemikiran seorang Russel didapkan dari hasil ekpedisinya di Malaysia, lalu Borneo (Kalimantan), Sulawesi, hingga Maluku. Hasil dari ekspedisi ini menunjukkan bahwa fauna yang ada di Indonesia Barat berbedan dengan fauna di Indonesia Timur.

Wallace dan Darwin berpendapat bahwa pada awalnya jerapah memiliki variasi leher, ada yang memiliki leher panjang dan pendek. Hasil seleksi alam ternyata lebih menguntungkan jerapah yang memiliki leher panjang, karena bisa menjangkau daun yang tinggi sehingga bisa bertahan hidup.

Bagi jerapah yang memiliki leher pendek, ia akan kalah karena seleksi alam. Jerapah yang memiliki leher panjang diwariskan kepada keturunannya.

6. August Weismann

August Weismann berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada keturunannya.

Evolusi menyangkut pewarisan gen melalui sel-sel yang ada di kelamin. Ini berarti jika evolusi berkaitan dengan gejala seleksi alam pada faktor-faktor genetik.

Weismann membuktikan teorinya ini dengan menggunakan tikus. Ia mengawinkan dua tikus yang masing-masing ekornya telah dipotong.

Selanjutnya, anak-anak tikus yang telah dewasa dipotong ekornya lalu dikawinkan dengan sesamanya. Hasilnya adalah semua anak-anak tikus memiliki ekor. Weismann melakukan percobaan tersebut hingga 21 generasi tikus dan mendapatkan hasil yang sama.

Prinsip Evolusi

Evolusi memiliki dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam adalah sebuah proses yang menyebabkan sifat-sifat terwaris yang berguna bagi keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum di dalam suatu populasi dan sebaliknya. Sementara sifat-sifat yang merugi akan berkurang.

Ini terjadi dikarenakan individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih memiliki peluang besar dalam bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya mewarisi sifat-sifat yang lebih menguntungkan.

Setelah melewati beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui proses kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara acak dan terus-menerus melalui seleksi alam.

Sementara itu, hanyutan genetik adalah sebuah proses bebas yang memiliki hasil perubahan acak pada frekuensi sifat dari suatu populasi.

Hanyutan generik didapat dari probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

Walaupun perubahan yang akan dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam tergolong kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada suatu organisme. Proses ini akan mencapai puncaknya ketika menghasilkan spesies yang baru.

Berikut adalah lima prinsip dari evolusi:

  1. Spesies baru bukan bentuk yang paling sempurna yang langsung hidup, melainkan berawal dari bentuk sederhana yang belum terspesialisasi.
  2. Evolusi tidak hanya proses dari yang sederhana ke kompleks. Ada bnyak contoh evolusi regresif yaitu dari bentuk yang kompleks menuju bentuk yang sederhana. Contohnya adalah kasuari yang diturunkan dari burung bersayap yang dapat terbang kemudian berkembang menjadi kasuari yang tidak memiliki sayap dan tidak dapat terbang.
  3. Evolusi dapat terjadi lebih cepat dari yang lainnya pada suatu saat nanti. Bentuk-bentuk baru akan muncul menggantikan bentuk lama yang akan punah.
  4. Laju kecepatan evolusi berlangsung secara berbeda-beda pada tiap organisme yang berbeda. Umumnya evolusi awalnya berlangsung cepat pada saat spesies baru muncul lalu kemudian diperlambat apabila kelompoknya telah terbentuk.
  5. Evolusi terjadi pada populasi bukan pada individu yang terjadi melalui proses mutasi, reproduksi diferensial dan seleksi alam.

Jenis-Jenis Evolusi

Evolusi ada banyak sekali macamnya. Ada evolusi organis, evolusi kosmik, evolusi peradaban, hingga evolusi biologi. Berikut adalah penjelasan dari beberapa jenis evolusi:

1. Evolusi Organik

Evolusi organis adalah suatu bentuk perubahan yang terjadi pada makhluk hidup atau komponen biotik dari sat generasi ke generasi selanjurnya baik morfologis ataupun fisiologi. Hal ini juga sering disebut dengan evolusi biologis.

2. Evolusi Kosmik

Evolusi kosmik menerangkan bahwa bumi yang ada saat ini berawal dari adanya ledakan kosmik yang pernah terjadi jutaan tahun yang lalu.

Banyak ahli geologi telah menunjukkan bahwa bumi telah mengalami banyak perubahan-perubahan selama proses pertumbuhannya.

3. Evolusi Peradaban

Evolusi peradaban adalah sebuah teori yang menjelaskan tentang manusia sebagai makhluk hidup yang mempunyai akan, budi, dan pikiran juga mengalami evolusi.

Manusia dapat bertahan hingga saat ini karena mampu menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya dengan memakai serta mengembangkan teknik, pengetahuan, dan cara hidup.

4. Evolusi Biologi

Evolusi biologi adalah salah satu perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur yang terjadi pada makhluk hidup yang ada di bumi sesuai dengan perubahan zaman.

Berdasarkan pengertian evolusi, semua jenis makhluk hidup sebenarnya berasal dari makhluk terendah.

Seiring dengan peredaran zaman serta perubahan geologi astronomi maka terjadilah perubahan secara berangsur pada makhluk hidup hingga tercipta makhluk hidup yang sekarang ada. Jika berdasarkan pemikiran evolusi, maka manusia tergolong sebagai hewan.

Hewan juga mengalami tingkat perkembangan dan bentuk seperti makhluk terendah, dimulai dari virus, bakteri, protozoa, cacing, ikan, hingga mamalia.

Proses Evolusi

Pada tahun 1850 di daerah Inggris Selatan, para ahli biologi telah melakukan pengamatan terhadap perbandingan kupu-kupu yang memiliki warna gelap dengan kupu-kupu yang memiliki warna cerah.

Akan tetapi pada saat mereka mempelajari koleksi dari daerah industri Midland di Inggris yang penuh dengan asap, mereka menemukan sedikit sekali kupu-kupu yang memiliki warna yang cerah.

Hal ini membuktikan bahwa pewarnaan pada kupu-kupu dikendalikan secara genetik. Dari apa yang disebutkan sebelumnya, terdapat 4 poin penting tentang proses evolusi:

  1. Sebuah peristiwa evolusi harus memiliki dasar, atau yang bisa disebut sebagai bahan mentahnya. Sebelum jumlah kupu-kupu berwarna gelap bertambah banyak, telah ada beberapa individu kupu-kupu yang berwarna gelap di dalam populasi dan warna gelap ini bersifat turun-temurun. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peristiwa evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya. Ada faktor perubahan di dalam proses evolusi.
  2. Peristiwa evolusi tidak termasuk semua bahan mentah yang ada. Berabad yang lalu ada bannyak penyimpangan yang menurun terhadap kupu-kupu, namun hanya ada satu penyimpangan yaitu warna gelap yang menjadi dasar untuk perubahan di dalam populasi. Penyimpangan lainnya sedikit banyak tetap berada di dalam frekuensinya. Evolusi merupakan perubahan yang selektif, dengan faktor-faktor lingkungan yang mengarahkan proses evolusi.
  3. Peristiwa evolusi merupakan perubahan yang terjadi di dalam sebuah populasi, bukan perubahan yang terjadi terhadap satu atau beberapa individu. Seperti contoh kupu-kupu tadi, di dalam suatu populasi kupu-kupu Biston Betularia terdapat beberapa kupu-kupu yang berwarna gelap. Perubahan kemudian terjadi selama beratus-ratus tahun hingga terjadilah perubahan frekuensi warna gelap di dalam populasinya.
  4. Pada umumnya, perubahan bukanlah menjadi ciri-ciri yang paling penting dalam sebuah proses evolusi. Pada tahun 1850 lalu, semua individu hampir sama. Saat ini populasi kupu-kupu yang ada masih sama dan hampir serupa. Kebanyakan dari perbedaan-perbedaan yang dahulu jarang terjadi di tahun 1850, sekarang masih tetap jarang dan hanya ada sedikit penyimpangan baru yang ditemukan. Jadi di dalam proses evolusi terdapat faktor stabilitas, yang berubah hanyalah frekuensi ciri-ciri warna.

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai evolusi. Mulai dari pengertian evolusi baik secara umum maupun menurut para ahli, teori evolusi, prinsip evolusi, hingga prosesnya.

Semua makhluk hidup memiliki spesies yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa menjadi bukti bahwa teori evolusi memang benar terjadi di alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *