David A. Aaker dan John G. Myers dalam buku yang berjudul Advertising Management mengemukakan Cognitive Response Theory atau respon teori kognitif.
Mereka berasumsi bahwa komunikasi terlibat secara aktif dalam proses penerimaan informasi dengan konteks pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki sebelumnya.
Hal itu menjadi penyebab terjadinya perubahan sikap atau basis pembentukan sikap setelah penerimaan informasi.
Respon kognitif adalah salah sebuah komponen pembentuk sikap yang dikonseptuliasasikan terhadap pengetahuan faktual seseorang mengenai situasi, objek, atau orang lain.
Komponen itu pada akhirnya membentuk cognitive schemata yang memandu proses-proses informasi berkaitan dengan perhatian, interpretasi, dan pembentukan kembali stimulus.
Tentang Teori Respon Kognitif
Dalam ilmu psikologi sosial, kita ketahui bahwa pengertian respon kognitif adalah sebuah pemikiran aktual atas objek sikap dan segala bentuk pesan persuasif yang diterima.
Sedangkan dalam ilmu komunikasi, pengertian respon kognitif ialah sesuatu yang menggambarkan pemikiran yang keluar ketika seseorang mendapatkan sebuah pesan komunikasi.
Belch dan Belch (2003), secara lengkap mengemukakan pengertian respon kognitif dalam komunikasi.
Menurut mereka respon kognitif ialah pelbagai pemikiran yang terbentuk pada penerima pesan ketika membaca, melihat, dan/atau mendengar pesan-pesan komunikasi.
Pikiran ini sejatinya merefleksikan proses kognitif atau reaksi penerima pesan. Selain itu juga membantu penerima pesan membentuk sikap, menerima atau menolak pesan komunikasi.
Respon kognitif adalah sebuah pendekatan persuasi yang muncul beberapa tahun setelah Hovland dan kawan kawan menyatahkan penelitihannya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi persuasif.
Dengan demikian, dalam proses persuasi peran reaksi kognitif individu terhadap pesan-pesan persuasi lebih penting dibandingkan dengan pesan persuasi itu sendiri.
Respon kognitif mencakup beragam pemikiran yang mendukung pesan (support arguments) ataupun pemikiran yang menolak pesan (counterarguments).
Persuasi bisa terjadi jika pengirim pesan apabila mampu menggerakkan penerima pesan untuk menghasilkan respon kognitif yang baik terhadap seseorang yang mengirim pesan tersebut.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud teori respon kognitif dalam komunikasi ialah pendekatan respon kognitif yang merupakan salah satu pendekatan dalam komunikasi persuasif.
Pengertian Teori Respon Kognitif
Apa itu teori respon kognitif? Menurut laman Psychology Glossary, Pengertian teori respon kognitif adalah teori yang merujuk pada sebuah model komunikasi persuasi.
Teori ini menganggap dampak sebuah pesan terhadap sikap bergantung pada pemikiran yang ditimbulkan oleh pesan.
Teori respon kognitif merupakan salah satu teori komunikasi persuasif yang digagas oleh Anthony G. Greenwald dkk di tahun 1968.
Greenwald menjelaskan, saat seseorang mendapatkan pesan persuasi dan harus memutuskan menerima atau menolak pesan tersebut, ia akan berusaha menghubungkan informasi baru yang diterimanya dengan sikap, pengetahuan dan perasaan yang telah ada sebelumnya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Petty, Ostrom dan Brock (2014). Menurut mereka akar dari teori respon kognitif adalah empat pendekatan tradisional untuk mempelajari persuasi yang berkembang.
Pendapat ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hovland dkk. Empat pendekatan itu adalah pendekatan pembelajaran, pendekatan perseptual, pendekatan fungsional, dan pendekatan konsistensi.
Jenis Respon Kognitif
Dibawah ini kami jelaskan mengenai jenis respon kognitif, silahkan disimak :
1. Pikiran Tentang Pesan
Kategori ini terkait dengan pernyataan yang dibuat dalam komunikasi dan menitikberatkan pada jenis respon tertentu yaitu argumen yang mendukung dan argumen yang menolak. Demikian penjelasan Menurut Belch dan Belch (2003).
Argumen yang mendukung berarti pikiran penerima pesan menyetujui pernyataan yang dibuat dalam pesan.
Sedangkan maksud argumen yang menolak ialah pikiran penerima pesan yang bertolak belakang dengan posisi yang dikehendaki oleh pesan.
2. Pikiran yang Berorientasi Pada Sumber
Belch dan Belch (2003) menjelaskan lebih lanjut, kategori kedua respon kognitif ini berorientasi pada sumber komunikasi.
Respon yang sangat penting dalam kategori ini adalah pikiran negatif tentang juru bicara atau organisasi yang membuat pernyataan yang menyebabkan akseptasi pesan menurun.
Jika pengirim atau sumber komunikasi dikenal oleh penerima pesan tidak dapat dipercaya, semakin besar peluang pesan tersebut ditolak.
Sebaliknya jika pengirim pesan dikenal sebagai sosok yang terpercaya, penerima pesan cenderung dapat menerima pesan yang disampaikan.
Karenanya, suatu organisasi sebaiknya memakai orang-orang yang dikenal oleh penerima pesan agar pesan dapat tersampaikan dengan efektif.
Selain dua pikiran tersebut, masih menurut Belch dan Belch, ada jenis kategori respon kognitif lain yang mencakup pikiran tentang iklan itu sendiri.
Respon jenis ini sejatinya terkait dengan reaksi afektif yang mewakili perasaan penerima pesan terhadap iklan.
Penerapan Teori Kognitif
Teori respon kognitif telah banyak diterapkan oleh para ahli sebagai dasar teori dari penelitian yang mereka lakukan.
Oleh Petty, Ostrom dan Brock (2004), Penelitian-penelitian itu dikelompokkan ke dalam tiga bidang yaitu penelitian mengenai keterkaitan antara kognitif dan afektif, struktur organisasi respon kognitif, dan perbedaan individu dalam gaya kognitif.
Sejumlah kritik dikemukakan oleh para ahli mengenai Teori respon kognitif, antara lain: teori respon kognitif dipandang tidak efektif menjelaskan besarnya data perubahan sikap, teori respon kognitif dinilai gagal menjelaskan cara pesan memberi dampak pada khalayak, dan teori respon kognitif dipandang gagal merumuskan pesan untuk mengubah sikap dan perilaku dengan memanfaatkan respon kognitif.
Bagaimana? Demikianlah yang bisa saya sampaikan mengenai Pengertian Teori Respon Kognitif Adalah : Jenis dan Penerapannya. Semoga bermanfaat.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat