Propaganda adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada usaha yang disengaja dan sistematis untuk menyebarkan informasi atau pesan dengan tujuan mempengaruhi opini, pandangan,
atau tindakan masyarakat atau kelompok tertentu.
Konsep propaganda seringkali memiliki konotasi negatif karena sering digunakan untuk tujuan manipulatif atau memanipulasi pikiran orang-orang.
Pengertian Propaganda Menurut Para Ahli
Berikut adalah pengertian propaganda menurut beberapa ahli:
1. Harold Lasswell
Harold Lasswell, seorang ahli ilmu politik dan komunikasi, mengemukakan definisi propaganda yang cukup terkenal. Menurut Lasswell, propaganda adalah “kontrol konteks dalam komunikasi.”
2. Edward Bernays
Edward Bernays, yang sering dianggap sebagai bapak ilmu propaganda modern, mendefinisikan propaganda sebagai “penyiaran informasi yang benar atau palsu dengan tujuan memengaruhi opini masyarakat.”
3. Jacques Ellul
Jacques Ellul, seorang filsuf dan sosiolog Prancis, memberikan pengertian propaganda yang lebih komprehensif.
Baginya, propaganda adalah “penggunaan komunikasi yang bersifat sistematis dan terus-menerus untuk memengaruhi pendapat dan tindakan individu, dengan cara mengendalikan faktor-faktor psikologis atau sosial.”
4. Institute for Propaganda Analysis (IPA)
IPA adalah organisasi yang aktif selama tahun 1930-an dan 1940-an di Amerika Serikat.
Mereka mendefinisikan propaganda sebagai “usaha untuk memanipulasi pendapat sebagian besar orang dalam beberapa jenis kelompok tertentu
agar mereka bertindak atau berpikir sesuai dengan kepentingan pihak yang memengaruhi.”
5. Garth Jowett dan Victoria O’Donnell
Garth Jowett dan Victoria O’Donnell, dalam buku mereka yang berjudul “Propaganda and Persuasion,” mendefinisikan propaganda sebagai
“upaya yang sadar dan sistematik untuk merayu orang-orang untuk merubah pandangan, keyakinan, dan perilaku mereka dalam cara yang menguntungkan bagi penyebar pesan propaganda.”
6. Noam Chomsky
Noam Chomsky, seorang ilmuwan politik terkenal, memandang propaganda sebagai “penggunaan kekuasaan oleh negara atau kelompok elit untuk mengendalikan opini masyarakat.”
Penting untuk diingat bahwa propaganda tidak selalu bersifat negatif. Terkadang, itu digunakan untuk menyampaikan informasi yang benar dan bermanfaat.
Namun, sebagian besar perdebatan dan kritik terkait propaganda berkaitan dengan penggunaannya yang manipulatif atau penyalahgunaan untuk tujuan politik, ideologis,
atau komersial yang tidak selalu sesuai dengan kebenaran atau kepentingan umum.
Oleh karena itu, analisis kritis terhadap pesan propaganda dan pemahaman tentang bagaimana propaganda bekerja sangat penting dalam masyarakat modern yang penuh dengan informasi dan komunikasi.
Sejarah Propaganda
Sejarah propaganda melibatkan evolusi penggunaan pesan dan teknik komunikasi untuk memengaruhi opini, keyakinan, dan tindakan masyarakat.
Praktik ini telah ada selama ribuan tahun dan telah digunakan oleh berbagai pemerintah, kelompok politik, agama, dan entitas komersial. Berikut sejarah propaganda yang harus Anda tahu :
1. Propaganda Kuno
Propaganda dapat dilacak kembali ke masa Mesir kuno dan Romawi, di mana pemerintah menggunakan prasasti, patung, dan media lainnya untuk mempromosikan pemimpin, dewa, atau ideologi politik.
Pada abad pertengahan, Gereja Katolik Roma menggunakan seni dan arsitektur untuk menyebarkan agama dan otoritasnya di seluruh Eropa.
2. Revolusi Industri dan Perkembangan Media
Revolusi industri pada abad ke-18 dan 19 membuka pintu bagi perkembangan media massa, seperti surat kabar dan majalah. Ini memungkinkan penyebaran pesan kepada masyarakat yang lebih luas.
Propaganda politik modern dimulai dengan penyebaran pamflet, kartu pos, dan selebaran selama Revolusi Amerika (1775-1783) dan Revolusi Prancis (1789-1799).
3. Propaganda Perang Dunia I
Perang Dunia I melihat penggunaan propaganda dalam skala besar oleh pemerintah, termasuk negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis.
Poster perang dan kampanye iklan dipakai untuk memotivasi warga dan mengumpulkan sumber daya.
“Komite Informasi Umum” di Amerika Serikat, yang dipimpin oleh George Creel, menjadi contoh awal dari upaya pemerintah untuk mempengaruhi opini publik melalui media massa.
4. Propaganda dan Totalitarianisme:
Pada abad ke-20, pemerintah totaliter seperti Nazi Jerman, Uni Soviet, dan Italia Fasis mengembangkan bentuk propaganda yang kuat.
Hitler dan Goebbels menggunakan propaganda untuk mempromosikan ideologi Nazi dan antisemitisme.
Uni Soviet di bawah Stalin juga menggunakan propaganda untuk menciptakan kultus pribadi dan mengendalikan narasi politik.
5. Perang Dingin dan Propaganda Ideologis
Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet menyaksikan kompetisi propagandis di antara kedua blok. Radio, televisi, dan bahkan seni menjadi sarana untuk menyebarkan pesan ideologis.
Pemerintah Amerika Serikat mendirikan “Voice of America” dan “Radio Free Europe” untuk menyebarkan pesan demokrasi di belakang Tembok Berlin.
6. Propaganda dalam Era Digital
Dalam era digital, internet, media sosial, dan teknologi komunikasi memungkinkan penyebaran pesan propaganda secara cepat dan luas.
Negara-negara seperti Rusia dituduh menggunakan media sosial untuk memengaruhi pemilihan dan memperkuat divisinya di negara-negara Barat.
7. Propaganda dalam Konteks Non-Pemerintahan
Selain pemerintah, kelompok-kelompok non-pemerintah, organisasi, dan entitas komersial juga menggunakan propaganda. Misalnya, perusahaan besar menggunakan iklan untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Organisasi teroris seperti Al-Qaeda juga menggunakan media untuk menyebarkan pesan mereka dan merekrut anggota.
8. Peran Media dan Etika
Dalam era informasi saat ini, pertanyaan tentang etika dan tanggung jawab media menjadi semakin penting.
Bagaimana media mengelola informasi dan bagaimana masyarakat mengenali propaganda adalah pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
Propaganda adalah bagian penting dalam sejarah komunikasi manusia dan telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan politik.
Sementara propaganda dapat digunakan untuk berbagai tujuan, pemahaman kritis tentang pengaruhnya pada masyarakat
dan cara mengidentifikasi pesan propaganda menjadi keterampilan penting dalam masyarakat modern yang penuh dengan informasi dan komunikasi.
Tujuan dan Fungsi Propaganda
Propaganda adalah alat komunikasi yang digunakan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, kelompok politik, entitas komersial, atau organisasi, untuk memengaruhi opini, keyakinan, atau tindakan masyarakat.
Tujuan dan fungsi propaganda dapat sangat bervariasi, tergantung pada konteksnya. Berikut tujuan dan fungsi utama propaganda:
1. Mengubah atau Memperkuat Opini Publik
Salah satu tujuan utama propaganda adalah mengubah atau memperkuat opini publik terkait dengan isu-isu tertentu.
Hal ini dapat mencakup mempengaruhi pendapat masyarakat terhadap kebijakan pemerintah, gagasan politik, atau produk tertentu.
Misalnya, selama pemilihan politik, kampanye politik menggunakan propaganda untuk memengaruhi pemilih agar mendukung kandidat mereka dan memahami agenda politik mereka.
2. Mobilisasi dan Kepatuhan
Propaganda dapat digunakan untuk memobilisasi massa atau meminta orang untuk mengikuti instruksi tertentu.
Hal ini mungkin mencakup pemobilisasi masyarakat untuk mengambil tindakan tertentu, seperti ikut serta dalam protes atau aksi sosial, atau meminta patuh terhadap kebijakan tertentu.
Contohnya adalah kampanye pemerintah untuk mendukung upaya perang atau kampanye organisasi untuk mendapatkan dukungan finansial dari masyarakat.
3. Membangun Citra atau Merek
Propaganda sering digunakan untuk membangun citra positif atau merek dalam hal produk, organisasi, atau individu. Tujuannya adalah menciptakan persepsi positif di mata masyarakat.
Dalam dunia bisnis, perusahaan menggunakan iklan dan propaganda untuk mempromosikan produk mereka dan menciptakan citra merek yang kuat.
4. Mengkonsolidasikan Kekuasaan atau Dominasi
Propaganda dapat digunakan oleh pemerintah atau kelompok yang berkuasa untuk mempertahankan kekuasaan atau dominasi mereka.
Hal ni mungkin melibatkan penggunaan propaganda untuk menekan oposisi politik atau menjaga agar masyarakat tetap setia pada pemerintah.
Negara-negara otoriter sering menggunakan propaganda untuk mempertahankan kontrol politik mereka.
5. Menggali Dukungan untuk Tujuan atau Ideologi
Propaganda sering digunakan untuk menggali dukungan untuk tujuan atau ideologi tertentu.
Hal ini dapat mencakup mengubah pandangan masyarakat terhadap isu-isu seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, atau perubahan sosial.
Gerakan sosial, seperti gerakan hak sipil di Amerika Serikat atau kampanye lingkungan, menggunakan propaganda untuk memobilisasi dukungan untuk tujuan mereka.
Fungsi propaganda tidak selalu negatif, tergantung pada konteks dan tujuannya.
Namun, propagandis seringkali memiliki kendali penuh terhadap pesan yang disampaikan, sehingga perlu ada kewaspadaan dan pemahaman kritis terhadap pesan propaganda yang kita terima.
Pendidikan tentang media, keterampilan berpikir kritis, dan akses terhadap berbagai sumber informasi dapat membantu masyarakat untuk lebih baik dalam mengevaluasi dan menginterpretasikan pesan propaganda.
Teknik-teknik Propaganda
Propaganda adalah praktik komunikasi yang digunakan untuk memengaruhi pendapat, keyakinan, atau tindakan masyarakat atau kelompok tertentu.
Untuk mencapai tujuan propagandis, berbagai teknik khusus digunakan untuk menciptakan dampak emosional atau psikologis pada audiens. Berikut adalah teknik propagandis yang sering digunakan:
1. Pemajuan Stereotip dan Prasangka
Teknik ini melibatkan penggunaan stereotip atau prasangka untuk menciptakan persepsi negatif atau positif tentang kelompok tertentu.
Propaganda seringkali menciptakan gambaran berlebihan atau tidak akurat tentang kelompok tertentu.
Contoh: Pada masa perang, propaganda seringkali menggunakan stereotip negatif tentang musuh, seperti menggambarkan mereka sebagai monster atau kejam.
2. Pelabelan dan Nama Panggilan (Labeling and Name-Calling)
Pelabelan adalah teknik yang digunakan untuk memberikan nama atau label negatif pada individu atau kelompok yang menjadi target propaganda. Tujuannya adalah untuk merendahkan atau merendahkan citra mereka.
Contoh: Menggambarkan pesaing politik sebagai “kaki tangan korporasi” atau “komunis radikal” untuk merendahkan mereka di mata pemilih.
3. Pemilihan Kata yang Emosional (Emotional Words)
Teknik ini melibatkan penggunaan kata-kata atau frasa yang merangsang emosi dan perasaan yang kuat pada audiens.
Propaganda menggunakan kata-kata yang dirancang untuk mempengaruhi emosi, daripada argumen rasional.
Contoh: Menggunakan kata-kata seperti “kebebasan,” “kemanusiaan,” atau “bahaya” untuk memicu emosi dan menggiring opini publik ke arah tertentu.
4. Pelunakan atau Minimasi (Glittering Generalities)
Ini adalah teknik yang melibatkan penggunaan kata-kata atau frase yang bersifat umum dan positif, tetapi tanpa memberikan rincian konkret.
Tujuannya adalah untuk menciptakan kesan positif tanpa memberikan bukti konkret.
Contoh: Mengatakan bahwa suatu kebijakan adalah “untuk kesejahteraan rakyat” tanpa memberikan detail tentang cara pelaksanaannya.
5. Pemotongan Konteks (Card Stacking)
Teknik ini melibatkan pemilihan fakta atau informasi yang mendukung pesan yang ingin disampaikan, sementara mengabaikan atau mengabaikan informasi yang bertentangan dengan pesan tersebut.
Hal ini dapat menciptakan persepsi yang salah tentang suatu masalah atau situasi.
Contoh: Memilih data ekonomi yang positif sementara mengabaikan data yang menunjukkan masalah ekonomi yang sebenarnya.
Seringkali, teknik-teknik propaganda ini digunakan bersama-sama untuk menciptakan pesan yang lebih kuat dan memengaruhi audiens dengan cara yang lebih efektif.
Penting untuk memiliki keterampilan berpikir kritis dan kemampuan untuk menganalisis pesan propagandis agar dapat mengidentifikasi manipulasi yang mungkin terjadi.
Pendidikan tentang media, literasi informasi, dan pemahaman tentang teknik-teknik propaganda dapat membantu individu menjadi lebih waspada terhadap upaya-upaya manipulatif dalam komunikasi.
Jenis Propaganda
Propaganda adalah teknik komunikasi yang digunakan untuk memengaruhi opini, keyakinan, atau tindakan masyarakat atau kelompok tertentu.
Jenis propaganda yang berbeda digunakan untuk mencapai tujuan yang berbeda. Berikut adalah jenis propaganda yang sering digunakan:
1. Propaganda Politik
Propaganda politik digunakan oleh partai politik, kandidat, atau pemerintah untuk memengaruhi pendapat dan perilaku pemilih atau masyarakat terkait dengan isu politik dan pemilihan umum.
Teknik propaganda politik mencakup kampanye iklan politik, pidato, pemutaran balik, dan serangan karakter terhadap pesaing politik.
Tujuan propaganda politik adalah memenangkan pemilihan, memperkuat dukungan untuk kebijakan tertentu, atau membangun citra positif tentang seorang kandidat atau partai.
2. Propaganda Perang
Propaganda perang digunakan selama konflik bersenjata atau perang untuk memotivasi warga, mendukung perang, atau mendukung upaya perang.
Teknik propaganda perang melibatkan penggunaan poster perang, propaganda audiovisual, dan media lainnya untuk memotivasi tentara dan mendukung upaya perang.
Tujuan propaganda perang dapat beragam, dari meningkatkan moral tentara hingga mendukung upaya mobilisasi atau mempengaruhi opini internasional terhadap konflik.
3. Propaganda Ideologis
Propaganda ideologis digunakan untuk menyebarkan dan memperkuat ideologi tertentu atau gagasan politik, sosial, atau agama.
Teknik propaganda ideologis mencakup penggunaan simbol-simbol, narasi sejarah, dan pesan-pesan yang mempromosikan ideologi atau keyakinan tertentu.
Tujuan propaganda ideologis adalah memengaruhi opini publik, memperkuat identitas kelompok, atau mendukung perubahan sosial atau politik sesuai dengan ideologi yang diusung.
4. Propaganda Komersial
Propaganda komersial digunakan oleh perusahaan atau produsen untuk mempromosikan produk atau jasa mereka dan mendorong konsumen untuk membeli atau menggunakan produk tersebut.
Teknik propaganda komersial melibatkan iklan, promosi, sponsor acara, dan penggunaan selebriti atau tokoh terkenal untuk mendukung produk.
Tujuan propaganda komersial adalah meningkatkan penjualan, membangun merek, dan menciptakan citra positif tentang produk atau perusahaan.
5. Propaganda Agama
Propaganda agama digunakan oleh agama atau kelompok keagamaan untuk menyebarkan ajaran, keyakinan, dan nilai-nilai agama mereka.
Teknik propaganda agama mencakup pengajaran, pengkhotbah, dan penggunaan teks-teks suci atau simbol-simbol agama.
Tujuan propaganda agama adalah mendapatkan pengikut baru, memperkuat keyakinan dalam kelompok tersebut, atau mempromosikan moralitas dan nilai-nilai agama.
Setiap jenis propaganda memiliki tujuan dan metode yang berbeda, tetapi semuanya berusaha memengaruhi opini dan perilaku orang.
Penting untuk memahami jenis propaganda yang digunakan dalam konteks tertentu dan memiliki keterampilan berpikir kritis untuk mengevaluasi pesan yang disampaikan dalam propaganda.
Seiring dengan perkembangan media dan teknologi, propaganda juga telah berkembang, memungkinkan penyebaran pesan yang lebih efektif dan luas kepada audiens yang lebih besar.
Contoh Propaganda Terkenal
Berikut beberapa contoh propaganda terkenal sepanjang sejarah yang mencakup berbagai konteks dan tujuan:
1. Propaganda Perang Amerika Serikat pada Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, Amerika Serikat menggunakan propaganda dengan intensitas yang tinggi untuk mendukung perang dan memotivasi warganya.
Salah satu contoh terkenal adalah poster “Uncle Sam Wants You” yang menampilkan karakter Uncle Sam yang mengajak warga AS untuk mendaftar di militer. Poster ini menjadi simbol yang sangat kuat selama perang.
2. Propaganda Soviet Selama Era Stalin
Uni Soviet di bawah kepemimpinan Joseph Stalin menggunakan propaganda untuk mempromosikan ideologi komunis dan mendukung pemerintahannya.
Salah satu contoh yang terkenal adalah ikonografi berupa gambar Lenin dan Stalin bersama dalam berbagai poster dan patung sebagai simbol kesatuan dan kontinuitas dalam pemerintahan.
3. Propaganda Nazi di Jerman pada Era Hitler
Pemerintahan Nazi di Jerman di bawah Adolf Hitler menghasilkan propaganda yang sangat kuat untuk mempromosikan ideologi Nazi dan membenarkan tindakan-tindakan mereka, termasuk Holocaust.
Poster dan slogan seperti “Arbeit macht frei” (kerja membebaskan) digunakan untuk menciptakan citra positif tentang rezim Nazi.
4. Propaganda Anti-Komunis Selama Perang Dingin
Selama Perang Dingin, terutama di Amerika Serikat, propaganda anti-komunis digunakan untuk melawan pengaruh Uni Soviet dan komunisme.
Salah satu contoh terkenal adalah kampanye “McCarthyism” yang digunakan oleh Senator Joseph McCarthy untuk menyalahkan individu-individu sebagai “komunis” atau “simpati komunis” tanpa bukti yang kuat.
5. Propaganda di Tiongkok Selama Revolusi Kebudayaan
Selama Revolusi Kebudayaan di Tiongkok pada tahun 1960-an, pemerintah Tiongkok menggunakan propaganda untuk mempromosikan pemikiran Mao Zedong dan merevolusi kebudayaan.
Poster-propaganda dengan gambar Mao dan slogan-slogan revolusioner dipajang secara luas untuk memotivasi rakyat Tiongkok dan memupuk pengabdian pada Mao dan ideologinya.
Semua contoh di atas mencerminkan bagaimana propaganda dapat digunakan untuk memengaruhi opini publik, memobilisasi masyarakat, dan mendukung agenda politik atau ideologi tertentu.
Propaganda sering kali berperan penting dalam sejarah politik dan konflik dunia, dan memahami bagaimana propaganda bekerja adalah kunci untuk berpikir kritis tentang pesan-pesan yang kita terima.
Kesimpulan
Propaganda adalah upaya yang sengaja dilakukan untuk mempengaruhi pandangan, pendapat, sikap, dan perilaku seseorang
atau kelompok orang dalam rangka mendukung atau mempromosikan suatu ideologi, gagasan, produk, layanan, atau agenda tertentu.
Propaganda biasanya disebarkan melalui media massa, pesan-pesan politik, kampanye publik, seni, dan komunikasi lainnya.
Tujuannya dapat bervariasi, seperti memperoleh dukungan politik, mempengaruhi opini publik, mengubah keyakinan, atau mempromosikan produk atau layanan.
Penting untuk diingat bahwa propaganda tidak selalu memiliki konotasi negatif.
Meskipun sering kali dihubungkan dengan manipulasi atau penipuan, propaganda juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang jujur dan berharga.
Namun, dalam banyak kasus, propaganda digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara yang tidak selalu etis atau transparan.
Oleh karena itu, kritis dalam menganalisis pesan propaganda dan mencari sumber informasi yang beragam dapat membantu individu menghindari terjebak dalam manipulasi propagandistis.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat