Tahukah Anda mengenai Jenis dan Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Markisa? Tanaman Markisa merupakan salah satu tanaman yang digemari para pecinta tanaman di tanah air.
Selain menghasilkan buah yang harum dan manis, markisa konon juga diketahui memiliki segudang manfaat untuk kesehatan manusia karena buah ini kaya akan kandungan vitamin A, niacin, riboflavin dan vitamin C yang berkhasiat untuk memelihara daya tahan tubuh.
Disamping itu, tanaman markisa ini juga dikenal sebagai tanaman hias nan cantik karena bentuknya yang merambat dan dapat menghiasi batang pohon ataupun pilar kayu.
Selain dari keindahan dan manfaatnya, ternyata menumbuhkan tanaman tropis asal Amerika Latin ini juga bukan selamanya perkara mudah.
Tentu saja, seperti layaknya tanaman buah-buahan lain, ada banyak tantangan dan ancaman biologis seperti hama dan penyakit. Untuk mengendalikannya, akan dibutuhkan beberapa alat, pengobatan dan keahlian khusus.
Lantas, apa saja jenis penyakit dan hama yang dapat menginfeksi tanaman markisa? Dan bagaimana cara mengendalikannya dengan baik dan benar? Simak penjelasan lengkapnya hanya di artikel ini.
Jenis dan Cara Pengendalian Hama Tanaman Markisa
Tanaman Markisa memiliki tiga jenis hama: lalat buah, kutu kuning dan kutu putih.
1. Lalat buah (dacus dorsalis)
Lalat buah merupakan salah satu hama yang paling sering menyerang tanaman markisa. Dilansir dari data statistik Litbang Pertanian Bangka Belitung, tingkat serangan rata-rata mencapai 15% dari jumlah panen.
Umumnya, lalat buah akan merusak jaringan buah markisa matang yang mengakibatkan pembusukan internal buah yang lebih cepat.
Jenis hama ini dapat dikendalikan dengan memasang perangkap lalat jantan untuk mengurangi perkawinan sehingga lalat buah betina tidak bereproduksi.
Biasanya perangkap lalat ini dipasang saat buah markisa hampir masak. Dengan tertangkapnya lalat buah jantan, populasi lalat buah betina yang melakukan kawin akan menjadi berkurang.
Hal ini membuat peluang produksi markisa menurun semakin kecil. Metode lainnya yang dapat dilakukan untuk pencegahan hama lalat buah yaitu dengan menghancurkan buah-buahan yang terinfeksi serta melindungi buah yang belum matang dengan dibungkus koran atau kantong plastik.
2. Kutu daun kuning (Myzus persicae)
Jenis Kutu daun kuning merupakan hama yang menyerang tunas dan daun-daun muda tanaman markisa dengan cairan tanaman hingga helaian daun akan berubah lebih keriput.
Kutu berwarna hijau dengan bagian kepala merah kekuning-kuningan. Kutu tipe ini berukuran kecil, sekitar 2-2,5 mm.
Tipe hama ini dapat dicegah dengan cara sanitasi kebun secara menyeluruh dan pemeliharaan tanaman yang baik seperti dengan pemupukan yang tepat dan berimbang.
3. Kutu putih (Aphis gossyphil)
Jenis hama Kutu putih merupakan jenis hama yang dapat menyerang batang dan ranting-ranting dari tanaman markisa. Kutu putih biasanya berkumpul menyelimuti permukaan tanaman dan secara langsung menghisap tanaman markisa.
Untuk mengendalikan hama ini, Anda dapat melakukan sanitasi kebun secara berkala serta pemeliharaan tanaman yang lebih teratur dengan segera memangkas tanaman yang terinfeksi.
Insektisida natural seperti air sabun cuci juga dapat digunakan dalam membasmi jenis hama ini.
Jenis dan Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Markisa
Selain hama, tanaman markisa juga memiliki tiga jenis penyakit: penyakit bercak coklat, penyakit layu dan penyakit busuk leher akar.
1. Penyakit bercak coklat (Alternaria passiflorae)
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Indonesia pada tanaman markisa di tahun 1960an. Patogen penyakit ini dapat menyerang cabang, tangkai daun, daun serta buah.
Penyakit ini cepat berkembang ketika cuaca sedang lembab dan panas. Di perkebunan markisa di daerah Sulawesi Selatan, serangan ekstrim biasanya terjadi menjelang musim hujan.
Berdasarkan data penelitian Litbang Pertanian Sulawesi Selatan, penyakit ini mengakibatkan tanaman markisa cepat mati (rata-rata umur 3 tahun) serta produksi buahnya dapat menurun hingga 40%.
Jika serangan penyakit bersifat lebih kronis, maka bercak coklat dapat menyebabkan tanaman gundul. Hal ini dikarenakan daunnya akan lebih mudah gugur.
Tidak hanya daun, bercak coklat juga menimbulkan efek yang parah jika berhasil menyerang batang pohon markisa.
Jika bagian batang turut terserang, maka cabang yang lebih muda di sekelilingnya akan mengering dan mati.
Buah yang diserang juga akan lebih mudah busuk. Penyakit ini bisa tersebar melalui angin atau hujan dari buah, daun yang terinfeksi, atau gugur.
Ada tiga cara mudah untuk mengendalikan penyakit bercak coklat., yaitu :
- Atur jarak tanaman markisa agar tidak terlalu rapat.
- Lalu, diwajibkan juga untuk secara rutin memangkas bagian tanaman yang terserang dan membakarnya.
- Terakhir, jika kedua cara tersebut dianggap kurang efektif, maka Anda dapat menggunakan fungisida meneb + zineb, menkozeb dengan konsentrasi 0.25% untuk membantu membasmi penyakit bercak coklat.
2. Penyakit Mati Pucuk (Phytophthora parasitica)
Jenis Penyakit ini disebabkan oleh kuman tipe fungus yang muncul dikala cuaca dingin dan berangin. Penyakit mati pucuk mempengaruhi markisa kuning dan markisa ungu.
Setelah terinfeksi penyakit mati pucuk, tanaman markisa akan menyebabkan akar menjadi busuk serta daun akan berubah menjadi basah dan kecoklatan.
Area batang dan pucuk yang terdampak juga akan menjadi kecoklatan. Hal ini dapat melemahkan batang secara total, sehingga seluruh tanaman markisa akan layu dan runtuh dengan mudah.
Mati pucuk dapat dikelola dengan dua cara: non-kimiawi dan kimiawi.
Secara non-kimiawi, penyakit mati pucuk dapat dikendalikan dengan memangkas tanaman markisa secara teratur dan pembuatan drainase untuk mengatur kadar kelembaban secara lebih baik.
Jika penyakit mati pucuk lebih kronis, maka dapat dikendalikan dengan metode kimiawi, yaitu dengan pemberian fungisida berbasis tembaga setiap 2-3 bulan atau dengan penggunaan pestisida.
3. Penyakit layu (Fusarium passiflorae)
Penyakit ini merupakan penyakit penting pada tanaman markisa yang mengakibatkan banyak tanaman mati muda. Gejala utama dari penyakit ini adalah terjadinya penguningan pada tepi daun.
Berawal dari daun tua hingga menuju daun yang lebih muda, kemudian secara berangsur-angsur tangkainya akan mulai layu dan patah.
Ukuran daun-daun yang bermunculan juga akan menjadi lebih kecil, berkerut dan rusak. Buah markisa tidak bergejala secara visual, namun secara perlahan kualitas dan kuantitas buah menurun.
Meskipun pemberian pestisida terbukti tidak efektif, masih ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini.
Penyakit layu dapat dikendalikan dengan pemberian T. koningiiyang berhasil menekan penyakit layu sebesar 15% dan intensitas penyakit layu sebesar 5,38% (Saragih, Silalahi, dan Marpaung 2006).
Metode lain seperti perbaikan pemupukan dengan pupuk kalium dan pemakaian mikroba antagonis juga terbukti secara ilmiah mampu mengendalikan penyakit ini.
4. Penyakit busuk leher akar
Terjadi kebusukan di leher akar yang disebabkan oleh rhizoctonia solani. Penyakit ini berawal dari kondisi lahan yang terlalu basah dan lembab, sehingga merangsang kebusukan berwarna kecoklatan.
Cendawan ini terutama menginfeksi kebun-kebun yang berdrainase jelek, sehingga kondisi tanaman menjadi terlalu lembab. Cendawan menginfeksi akar-akar halus dengan spora kembara.
Tanaman yang terserang penyakit ini akan layu, menguning serta daunnya berguguran. Kulit di ujung batang yang berada di atas permukaan tanah juga akan pecah-pecah.
Jika belum terlambat, penyakit ini dapat diatasi dengan pembuatan drainase yang baik sehingga air tidak mudah tergenang.
Selain itu, sanitasi kebun, penggunaan para-para dari pucuk bambu dan penggunaan benlate 0.2% atau lisol 10-50% juga terbukti efektif dalam mengendalikan penyakit tanaman markisa yang satu ini.
Nah, itu dia beberapa Jenis dan Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Markisa yang harus Anda ketahui. Semoga ilmu ini bermanfaat dan dapat membantu Anda yang tertarik atau berkeinginan membudidayakan tanaman markisa. Selamat mencoba!
Baca Juga : Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Markisa
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.