Tahukah Anda tentang Sejarah, Taksonomi, Morfologi dan Jenis Burung Merpati? Dahulu, sebelum adanya jasa dari tukang pos, atau adanya media pengiriman surat yang lain, merpati merupakan salah satu binatang yang dikenal sebagai pengantar surat.

Kemampuan merpati dalam mengantarkan surat ini karena kemampuan navigasi merpati yang menakjubkan.
Burung merpati dikenal sebagai burung yang sangat cerdas. Karena itulah merpati kerap dimanfaatkan untuk membawa pesan sejak ribuan tahun yang lalu.
Kemampuan merpati dalam mengantarkan pesan bisa terjadi karena merpati memanfaatkan berbagai macam kemampuan untuk menentukan arah.
Kemampuan penglihatan visual, kemampuan tanda magnet bumi, indra penciuman dan rasa, serta kemampuan untuk meneliti perbedaan gravitasi dengan kompas matahari merupakan beberapa kemampuan yang digunakan untuk bisa mengantarkan pesan.
Tentu saja segala kemampuan yang digunakan oleh burung merpati tersebut bisa digunakan dalam cuaca apapun tak peduli siang maupun malam, bahkan ketika cuaca sedang mendung maupun berkabut.
Burung merpati yang dapat mengantarkan pesan diduga sebagai burung pertama yang dipelihara oleh manusia. Burung ini telah dipelihara sejak ribuan tahun yang lalu.
Sejarah Burung Merpati
Dahulu, burung merpati juga pernah dianggap sebagai burung yang suci. Sekira 3000SM yang lalu, pada zaman Kerajaan Mesir Kuno, merpati sudah dipelihara oleh manusian dan kesuciannya dikaitkan dengan kepercayaan terhadap Dewi Astarte.
Kemampuan merpati untuk mengirimkan pesan baru digunakan pada 1000SM yaitu pada masa Nabi Sulaiman.
Pada abad ke XVI atau pada zaman Renaissance, merpati sudah banyak dikenal oleh masyarakat bahkan mulai ada perlombaan merpati seperti yang dilakukan di Amerika Serikat. Pada masa Perang Dunia II, merpati banyak digunakan sebagai pengirim berita.
Di Indonesia, selain merpati pos, banyak pula ditemukan merpati liar yang hidup di dalam hutan. Merpati liar ini bisa diketahui dari bulunya yang putih dan ekor hitamnya.
Ada pula merpati liar sejenis burung pombo yang merupakan merpati dengan besar hampir menyerupai itik manila dan memiliki warna bulu abu-abu.
Merpati memiliki beberapa kebiasaan terutama dalam membuat sarang. Ketika membuat sarang, biasanya merpati lebih suka membuat sarang di tempat yang agak gelap dan tenang seperti lubang pohon, lubang tembok, bahkan juga di gua. Merpati pun suka hidup berkelompok.
Mereka dapat hidup bersama di satu daerah kemudian mencari makan bersama-sama, beristirahat bersama, bahkan terbang bersama-sama.
Terdapat satu hal yang unik dari merpati yaitu ia selalu pulang ke kandang/sarang tak peduli seberapa jauh ia terbang.
Hal ini biasanya karena merpati merasa nyaman di sarang atau kandang dan apabila merpati tersebut telah berpasangan, sifat rindu yang dimiliki merpati itulah yang membuat merpati selalu kembali ke sarang atau kandang. Karena inilah merpati yang dimanfaatkan sebagai pos pengirim pesan karena selalu kembali ke kandang.
Taksonomi Merpati
Taksonomi merupakan pengelompokan suatu hal dalam berbagai kategori tertentu. Pada Taksonomi biasanya memiliki struktur hirarki, tetapi hal ini bukan menjadi syarat yang mutlak.
Taksonomi menggunakan unit atau takson dalam mengelompokan suatu hal. Takson yang lebih tinggi bersifat lebih umum sedangkan takson yang lebih rendah sifatnya lebih spesifik.
Sama seperti makhluk hidup lain, burung merpati pun memiliki taksonomi yang dikelompokkan ke dalam
- Kingdom : Animalia
- Filum : Chordata
- Subfilum : Vetebrata
- Kelas : Aves
- Subkelas : Neornothes
- Ordo : Columbiformes
- Famili : Colombidae
- Genus : Columba
- Spesies : Columba livia
Morfologi Merpati
Morfologi bisa diartikan sebagai struktur atau bentuk luar suatu organisme. Pada merpati, morfologii merpati meliputi bulu, paruh, dan cakar.
1. Bulu
Bulu merupakan salah satu bagian dari merpati yang dengan mudah bisa dikenali. Pada burung, bulu menjadi hal yang paling vital. Bulu memiliki sifat yang hampir sama dengan sisik pada reptil. Pada burung, bulu berpengaruh terhadap kemampuan terbang dari burung tersebut.
Merpati memiliki setidaknya 1.000-25.000 helai bulu. Bulu yang ada pada sayap merpati memiliki bentuk yang lebar, ringan, kuat, serta tersusun dengan rapat.
Bulu pada merpati terutama pada bagian ekor memiliki fungsi untuk mengemudi dan mengerem. Sedangkan bulu yang ada pada ujung sayap berguna sebagai baling-baling yang hampir sama sifatnya dengan pesawat.
Selain itu, bulu juga menjaga suhu tubuh burung agar tetap hangat terutama ketika cuaca sedang dingin.
Sedangkan padan musim panas, bulu pada burung akan dilicinkan sehingga bisa menjaga tubuh burung tetap sejuk.
Secara anatomis, bulu merpati dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu filoplumae, barbulae, dan plumulae.
- Filoplumae merupakan bulu yang memiliki ukuran kecil dan mirip dengan rambut. Bulu ini tersebar di hampir semua bagian tubuh dari burung merpati. Bulu filoplumae memiliki ujung dengan cabang yang pendek dan halus.
- Barbulae adalah bulu yang ujung sisi bawahnya memiliki filament kecil yang dinamakan sebagai barbicels. Barbicels memiliki fungsi untuk menahan barbule agar tidak bersambungan.
- Plumulae merupakan bulu yang bentuknya hampir sama dengan filoplumae, tetapi sedikit berbeda pada detailnya. Bulu jenis barbulae plumulae biasanya ada pada merpati yang masih muda dan sedang mengerami.
2. Paruh
Pada burung merpati, atau hampir semua burung, paruh memiliki fungsi untuk mengiris, mengais, menggiling, bahkan mencincang pakan.
Paruh juga digunakan sebagai alat bertarung terutama ketika merpati tengah mempertahankan diri atau tengah membuat sarang.
Pada merpati, paruh yang dimiliki memiliki bentuk khusus karena jenis pakan yang dimakan. Merpati merupakan burung yang memakan biji-bijian.
Hal ini membuat merpati memiliki bentuk paruh yang lebih pendek dibandingkan burung lain yang mencari makan di air.
3. Cakar
Cakar bisa menjadi salah satu bagian dari morfologi merpati yang jarang diamati, tetapi memiliki peran yang penting.
Pada Cakar yang dimiliki oleh merpati memiliki bentuk yang melengkung karena cakar ini digunakan untuk hinggap di pohon.
Jenis Burung Merpati
Burung merpati yang juga hidup di alam liar digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu merpati hias, merpatii balap, dan merpati pos. Tiga jenis merpati tersebut tentu memiliki karakteristik yang berbeda.
1. Merpati hias
Merpati hias biasanya merupakan jenis merpati yang dipelihara karena keindahannya. Burung merpati hias ini memiliki keunikan dari sisi warna serta bentuknya.
Selain dipelihara karena keindahannya, merpati hias juga kerap dilombakan karena keindahan warna serta bentuknya.
Beberapa jenis merpati hias yang ada di Indonesia antara lain merpati mahkota, merpati robot, merpati tembolok, dan merpati kapas. Pada masing-masing merpati, terdapat perbedaan pada bentuk tubuh dan warna bulunya.
2. Merpati balap
Merpati balap merupakan merpati biasa atau merpati rumahan yang biasanya banyak dijumpai. Jenis Merpati ini memiliki bentuk tubuh sedang dengan warna bulu yang bermacam-macam.
Keunikan dari merpati balap adalah ketangkasannya ketika beradu kecepatan. Karena itu, kerap ada adu merpati baik itu diadu secara kecepatan terbang maupun diadu dalam jalur lurus.
3. Merpati pos
Jenis merpati pos merupakan merpati yang mungkin sudah cukup terkenal karena kemampuannya untuk mengantarkan pesan.
Merpati pos memiliki badan yang lebih besar dibandingkan dengan merpati jenis lain dengan struktur badan yang lebih kokoh dan kuat.
Sesuai dengan namanya yaitu merpati pos, maka merpati jenis ini akan sangat hafal dengan sarang atau kandangnya sehingga walaupun dilepas berpuluh kilometer maka akan tetap kembali ke rumahnya.
Perlombaan merpati pos juga biasa diadakan dengan berbagai macam rute mulai dari 500-1.000 km.
Baca Juga : Cara Membedakan Burung Merpati Jantan dan Betina