Jenis Penyakit Burung Beo dan Cara Mengatasinya

Diposting pada

Tahukah Anda mengenai Jenis Penyakit Burung Beo dan Cara Mengatasinya? Memelihara burung merupakan salah satu hobi yang banyak ditemui pada kaum pria, baik tua maupun muda.

Jenis Penyakit Burung Beo dan Cara Mengatasinya
Jenis Penyakit Burung Beo dan Cara Mengatasinya

Salah satu jenis burung yang banyak dipelihara adalah burung kicau. Burung beo merupakan salah satu jenis burung kicau yang banyak dipelihara para penghobi burung kicauan.

Sebagaimana diketahui burung beo mempunyai bentuk dan warna yang unik. Namanya burung kicauan, tentu kicauannya juga sangat merdu.

Bahkan burung beo juga dikenal sebagai burung yang cerdas, karena dapat menirukan suara manusia.

Dibalik keindahan dan keunikan burung beo tersebut, ternyata ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi pemeliharanya.

Dalam memelihara burung beo harus benar-benar mengetahui kesehatannya. Sebab burung beo yang sedang sakit seringkali sukar untuk dideteksi.

Untuk mengetahui kesehatan beo, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan melihat perilaku beo, normal atau tidak perilakunya.

Perilaku tersebut bisa dilihat dari gerakannya, banyak melompat-lompat atau diam bertengger saja. Bisa juga didengar dari suaranya. Jika biasanya banyak berkicau, lalu tiba-tiba sering diam, tentu ini pertanda tak baik bagi beo.

Jenis penyakit pada burung beo (Psitakosis)

Penyakit pada burung beo sebagian besar disebabkan oleh stres atau gizi buruk. Jika stres, bisa jadi karena cara memperlakukan beo yang kurang tepat atau kondisi lingkungannya yang tidak mendukung.

Agar lebih paham tentang jenis penyakit yang ada pada beo, berikut kami berikan rinciannya :

Psitakosis

Psitakosis juga sering disebut sebagai demam burung beo. Demam burung beo merupakan akibat dari infeksi bakteri chlamydia psittaci.

Selain pada burung beo, bakteri chlamydia psittaci banyak ditemui pada burung betet, burung merpati, burung kutilang, burung dara, ayam hingga kalkun.

Bakteri chlamydia psittaci dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan gejala sistemik di sekujur tubuh hingga pneumonia.

Biasanya infeksi ini terjadi ketika manusia menghirup kotoran burung atau debu dari bulu burung yang terinfeksi.

Pihak berwenang di Amerika Serikat yang mengatasi pengendalian penyakit, mencatat kurang lebih 10 kasus demam burung beo yang menginfeksi manusia sejak tahun 2010.

Adapun beberapa gejala yang muncul pada burung beo ketika terinfeksi bakteri chlamydia psittaci penyebab demam burung beo :

  • Burung beo menggigil (sulit bernafas)
  • Keluar cairan dari hidung serta mata
  • Diare
  • Feses atau urin berwarna kehijauan
  • Beo mengalami penurunan berat badan
  • Burung beo mengantuk dan lemas
  • Burung beo jadi tak nafsu makan

Untuk mengatasi demam burung beo, ada beberapa hal yang bisa dilakukan :

Isolasi

Tempatkan beo yang sakit di lokasi yang jauh dengan beo lain atau burung lain yang sehat.

Kemudian beri alas koran pada sangkar beo. Beri lampu pijar dengan tingkat terang yang cukup hingga suhunya mencapai 36 derajat celcius.

Agar pancaran sinar lampunya tidak terlalu silau, bisa diberi penghalang berupa kertas atau kain tipis.

Pemberian lampu pijar ini dimaksudkan untuk membuat beo merasa lebih hangat. Dengan isolasi seperti ini, kemungkinan beo sakit akan menulari beo sehat dapat diminimalisasi.

Memberi ekstra pakan

Berikan beo pakan yang lebih banyak dan bergizi. Sebab selama sakit, beo memerlukan banyak energi untuk memulihkan kesehatannya.

Adapun beberapa contoh makanan bergizi untuk beo adalah kroto, susu, dan madu. Terkadang beo menolak makanan bernutrisi tersebut, karena memang jika sakit beo akan malas makan. Jika hal itu terjadi, anda harus tetap memaksa beo untuk memakannya.

Agar kroto lebih mudah dimasukkan ke mulut beo, anda bisa merubahnya terlebih dulu menjadi bubur.

Selain tiga nutrisi tersebut, anda juga bisa memberikan beo buah pepaya, dimana buah ini bagus untuk kesehatan beo. Selain kaya akan serat, buah pepaya juga banyak mengandung air. Sehingga beo terhindar dari dehidrasi.

Ketenangan

Layaknya manusia, burung beo yang sakit juga memerlukan suasana yang tenang. Sebaliknya jika suaranya gaduh, beo bisa menjadi stres. Maka dari itu jauhkan beo dari keramaian lalu lintas, manusia, bahkan keramaian burung-burung yang lain.

Dokter hewan

Jika berbagai cara mengatasi penyakit burung beo di atas sudah dilakukan dan hasilnya nihil, Anda sebaiknya segera menghubungi dokter hewan.

Dengan kata lain beo membutuhkan perawatan khusus dari dokter hewan. Sehingga demam pada beo dapat segera diketahui dan diobati dengan baik.

Agar terhindar dari demam burung beo, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan :

  • Jika membeli burung beo, pastikan anda membelinya dari toko hewan peliharaan yang sudah bereputasi baik.
  • Tempatkan burung beo pada kandang yang memiliki sirkulasi udara yang baik.
  • Gunakan sarung tangan ketika menyentuh burung beo yang sakit.
  • Gunakan masker ketika berdekatan atau menyentuh burung beo yang sakit. Hal ini bertujuan untuk menghindari terhirupnya debu bulu, bakteri ataupun kotoran burung beo.
  • Lakukan penyemprotan disinfektan pada kandang beo dan semua peralatan yang dipakai dalam merawat beo.
  • Jaga pola makan beo dengan baik. Jangan sampai lupa memberi makan beo hingga kelaparan.

Demikianlah pembahasan mengenai jenis penyakit burung beo dan cara mengatasinya. Semoga dapat menambah pengetahuan para pembaca.

Baca Juga : Jenis Burung Beo yang Layak Untuk Dipelihara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *