Kultivar: Pengertian, Proses, Metode dan Klasifikasi

Diposting pada

Kultivar adalah istilah yang digunakan dalam bidang pertanian dan hortikultura untuk merujuk kepada varietas atau jenis-jenis tanaman yang dihasilkan melalui pemuliaan atau perkawinan silang dalam rangka memperoleh karakteristik atau sifat-sifat tertentu.

Kultivar Pengertian, Proses, Metode dan Klasifikasi

Kultivar sering kali merupakan hasil seleksi manusia untuk menciptakan tanaman dengan ciri-ciri yang diinginkan seperti produktivitas yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit, rasa yang baik, atau penampilan fisik yang menarik.

Pengertian Kultivar Menurut Para Ahli

Berikut adalah pengertian kultivar menurut beberapa ahli:

  • J. L. Harley: Kultivar adalah kelompok individu tanaman yang memiliki karakteristik atau sifat-sifat yang sama atau serupa, yang diperoleh melalui pemuliaan dan seleksi, dan dapat dipertahankan melalui perbanyakan vegetatif.
  • Peter H. Raven: Kultivar adalah varietas dari suatu tanaman yang dihasilkan melalui pemuliaan dan seleksi oleh manusia, dan memiliki ciri-ciri yang khas atau berbeda dari varietas asal.
  • American Society for Horticultural Science (ASHS): Kultivar adalah kategori dari taksonomi tanaman yang mencakup varietas-varietas yang dibiakkan dan dipelihara oleh manusia untuk karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang dapat diwariskan kepada keturunannya.
  • Vilmorin-Andrieux & Cie: Kultivar adalah tanaman yang telah dikenal atau ditemukan dalam budidaya selama lebih dari satu generasi, yang memiliki karakteristik yang tetap dan dapat diwariskan.

Pengertian kultivar dapat bervariasi sedikit tergantung pada konteks dan ahli yang menggunakannya, tetapi secara umum, kultivar mengacu pada varietas-varietas tanaman yang dihasilkan melalui usaha pemuliaan manusia untuk memenuhi kebutuhan atau preferensi tertentu dalam pertanian dan hortikultura.

Perbedaan antara Kultivar dan Varietas

Kultivar dan varietas adalah dua istilah yang sering digunakan dalam pertanian dan hortikultura untuk merujuk kepada beragam tanaman yang memiliki karakteristik khusus atau sifat-sifat tertentu.

Meskipun keduanya sering digunakan secara bergantian, ada perbedaan penting antara kultivar dan varietas yang mencakup aspek-aspek seperti pemuliaan, stabilitas, dan klasifikasi.

Berikut perbedaan utama antara kultivar dan varietas :

1. Proses Pemuliaan dan Seleksi

Kultivar: Kultivar adalah varietas tanaman yang dihasilkan melalui pemuliaan dan seleksi manusia. Ini berarti bahwa kultivar diciptakan secara sengaja melalui perkawinan silang, seleksi, dan budidaya dengan tujuan menghasilkan karakteristik tertentu yang diinginkan.

Varietas: Varietas adalah kelompok tanaman yang mungkin juga memiliki karakteristik khusus, tetapi tidak selalu melibatkan upaya pemuliaan manusia. Varietas bisa terbentuk secara alami atau sebagai hasil dari variasi genetik yang terjadi secara spontan.

2. Stabilitas Genetik

Kultivar: Kultivar cenderung memiliki stabilitas genetik yang lebih tinggi. Artinya, karakteristik atau sifat-sifat yang diinginkan pada kultivar akan dipertahankan secara konsisten melalui perbanyakan vegetatif atau pemuliaan kembali.

Varietas: Varietas mungkin memiliki stabilitas genetik yang lebih rendah karena karakteristiknya dapat berubah seiring waktu atau berinteraksi dengan lingkungan. Varietas sering kali lebih cenderung beradaptasi terhadap perubahan alam.

3. Klasifikasi Formal

Kultivar: Kultivar adalah klasifikasi formal yang digunakan dalam taksonomi tanaman. Mereka sering diberi nama unik yang mengidentifikasi mereka sebagai kultivar, seperti ‘Golden Delicious’ untuk apel.

Varietas: Varietas juga merupakan klasifikasi dalam taksonomi tanaman, tetapi istilah ini sering digunakan lebih luas dan dapat mencakup beragam tingkat variasi dalam populasi tanaman.

4. Metode Perbanyakan

Kultivar: Kultivar biasanya diperbanyak melalui perbanyakan vegetatif seperti stek, cangkok, atau kultur jaringan. Ini memastikan bahwa karakteristik yang diinginkan dapat diwariskan secara langsung.

Varietas: Varietas biasanya dibiakkan melalui perbanyakan generatif seperti biji. Ini dapat menghasilkan variasi dalam keturunan, sehingga karakteristik yang diinginkan mungkin tidak selalu konsisten.

5. Tujuan Penggunaan

Kultivar: Kultivar sering dihasilkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan spesifik, seperti produksi yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit, atau rasa yang baik. Mereka umumnya dijaga dan dipelihara dengan cermat untuk mempertahankan karakteristik tersebut.

Varietas: Varietas dapat muncul secara alami atau sebagai variasi dalam populasi. Mereka mungkin digunakan untuk beragam tujuan, termasuk penelitian, pertanian skala kecil, atau untuk melestarikan keanekaragaman genetik.

Dengan demikian, meskipun kultivar dan varietas sering kali mengacu pada tanaman dengan karakteristik khusus, perbedaan dalam proses pemuliaan, stabilitas genetik, klasifikasi, metode perbanyakan, dan tujuan penggunaan membuat keduanya memiliki perbedaan yang penting dalam konteks pertanian dan hortikultura.

Proses Seleksi Kultivar

Proses seleksi kultivar adalah tahapan penting dalam pemuliaan tanaman yang bertujuan untuk menghasilkan varietas baru dengan karakteristik khusus yang diinginkan.

Proses ini melibatkan serangkaian langkah yang sistematis untuk memilih individu tanaman yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan, kemudian mempertahankan dan memperbanyak individu-individu tersebut untuk menciptakan kultivar baru.

Berikut ini penjelasan lengkap tentang proses seleksi kultivar:

1. Identifikasi Tujuan Seleksi

Proses seleksi dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pemuliaan yang spesifik.

Apa yang ingin dicapai dengan kultivar baru?

Misalnya, tujuan bisa menjadi peningkatan produktivitas, peningkatan ketahanan terhadap penyakit, peningkatan kualitas rasa atau tekstur, atau pengembangan sifat-sifat tertentu lainnya.

2. Pemilihan Tanaman Induk

Setelah tujuan pemuliaan ditetapkan, tahap berikutnya adalah pemilihan tanaman induk yang memiliki karakteristik awal yang mendekati tujuan tersebut.

Proses ini dapat melibatkan pengamatan dan pengujian berbagai varietas atau sumber genetik yang tersedia.

3. Perkawinan Silang (Hibridisasi)

Tanaman induk yang dipilih kemudian dikawinkan secara silang untuk menciptakan variasi genetik baru.

Proses ini dilakukan dengan mengumpulkan serbuk sari dari tanaman jantan (donor serbuk sari) dan membuahi bunga tanaman betina (penerima serbuk sari) yang dipilih dengan hati-hati.

4. Evaluasi dan Seleksi Generasi Pertama (F1)

Setelah perkawinan silang dilakukan, generasi pertama (F1) akan menghasilkan tanaman dengan campuran genetik baru.

Tanaman-tanaman ini kemudian dievaluasi secara cermat untuk sifat-sifat yang diinginkan. Beberapa tanaman dari F1 mungkin memenuhi kriteria, dan yang lain mungkin tidak.

5. Seleksi Generasi Selanjutnya (F2, F3, dll.)

Tanaman-tanaman terbaik dari generasi pertama (F1) yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan kemudian digunakan sebagai induk untuk generasi selanjutnya (F2, F3, dan seterusnya).

Proses ini berulang-ulang, dan pada setiap generasi, tanaman-tanaman terbaik yang memenuhi kriteria seleksi dipertahankan.

6. Uji Lanjutan

Kandidat-kandidat kultivar yang menonjol dari generasi-generasi selanjutnya kemudian akan mengikuti uji lanjutan, yang melibatkan pengujian di berbagai lokasi dan kondisi tumbuh untuk memastikan bahwa karakteristik yang diinginkan dapat dipertahankan secara konsisten.

7. Pemeliharaan dan Pelepasan Kultivar

Setelah kultivar yang diinginkan telah terbukti dalam uji lanjutan dan karakteristiknya tetap stabil, kultivar tersebut dipelihara dan dihasilkan secara massal untuk penyebaran kepada petani atau konsumen.

8. Registrasi dan Nama Kultivar

Kultivar yang berhasil juga biasanya didaftarkan dan diberi nama unik sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku. Nama kultivar ini mengidentifikasi varietas tersebut secara resmi.

Proses seleksi kultivar adalah upaya yang memakan waktu dan memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang genetika tanaman dan karakteristik yang diinginkan.

Hal ini juga dapat memerlukan beberapa tahun atau bahkan beberapa dekade sebelum kultivar yang diinginkan dapat dilepas ke pasar.

Namun, ini adalah proses yang penting dalam pengembangan tanaman yang memiliki kualitas dan karakteristik yang memenuhi kebutuhan pertanian dan hortikultura.

Metode Perbanyakan Kultivar

Metode perbanyakan kultivar adalah tahap penting dalam memastikan kultivar yang dihasilkan melalui pemuliaan tetap dapat diperbanyak dan dilestarikan dengan karakteristiknya yang unik.

Perbanyakan kultivar biasanya melibatkan metode vegetatif untuk mempertahankan ketidakberubahannya dari generasi ke generasi. Berikut adalah penjelasan lengkap dan panjang tentang metode perbanyakan kultivar:

1. Stek

Metode perbanyakan kultivar yang paling umum digunakan adalah stek. Stek adalah potongan batang, ranting, atau daun yang dipotong dari tanaman induk yang memiliki karakteristik kultivar yang diinginkan.

Potongan ini kemudian ditanam dalam kondisi yang sesuai, dan mereka akan mengembangkan akar dan pertumbuhan baru.

Ada beberapa tipe stek yang berbeda, termasuk stek tunas, stek daun, dan stek batang.

Keuntungan Stek

  • Memungkinkan pemeliharaan sifat-sifat kultivar yang stabil.
  • Proses perbanyakan relatif cepat.
  • Hasilnya seringkali konsisten dan dapat diandalkan.

2. Cangkok (Grafting)

Cangkok adalah metode perbanyakan di mana satu bagian dari tanaman, yang disebut “cangkok,” dihubungkan atau digabungkan dengan bagian lain dari tanaman yang berakar (akar bawah) yang berbeda.

Biasanya, bagian bawah adalah tanaman yang lebih kuat dan tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, sedangkan cangkok adalah bagian dari kultivar yang memiliki karakteristik yang diinginkan.

Keuntungan Cangkok

  • Memungkinkan kombinasi sifat-sifat unggul dari dua tanaman yang berbeda.
  • Berguna untuk tanaman yang sulit atau lambat berakar melalui stek.
  • Pemeliharaan sifat kultivar yang spesifik.

3. Kultur Jaringan (Tissue Culture)

Kultur jaringan adalah metode perbanyakan kultivar yang modern dan sangat kontrol.

Proses ini melibatkan pertumbuhan tanaman dari sejumlah kecil jaringan tanaman dalam kondisi laboratorium yang terkendali.

Jaringan ini dapat berupa eksplan (potongan daun, batang, atau akar), dan mereka ditempatkan dalam media yang kaya nutrisi dan hormon pertumbuhan.

Keuntungan Kultur Jaringan

  • Dapat memperbanyak kultivar dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
  • Memungkinkan produksi tanaman bebas penyakit.
  • Menghasilkan tanaman yang seragam secara genetik.

4. Setek Daun (Leaf Cuttings)

Setek daun adalah metode di mana sebagian daun atau seluruh daun dipotong dan ditanam untuk menghasilkan tanaman baru.

Metode ini umumnya digunakan untuk beberapa tanaman seperti tanaman sukulen, begonia, atau beberapa jenis herbal.

Keuntungan Setek Daun:

  • Cocok untuk beberapa jenis tanaman yang mudah berakar dari daun.
  • Pemeliharaan sifat kultivar yang spesifik.

5. Setek Akar (Root Cuttings)

Setek akar adalah metode di mana akar tanaman induk dipotong menjadi potongan-potongan kecil dan kemudian ditanam untuk pertumbuhan baru.

Metode ini umumnya digunakan untuk beberapa jenis perennials dan semak.

Keuntungan Setek Akar

  • Cocok untuk tanaman yang memiliki akar berbentuk rimpang atau umbi.
  • Pemeliharaan sifat kultivar yang spesifik.

6. Setek Batang (Stem Cuttings)

Setek batang adalah metode di mana sebagian batang tanaman, termasuk bagian dari batang dan daunnya, dipotong dan ditanam.

Proses ini adalah salah satu metode yang paling umum digunakan dalam perbanyakan tanaman.

Keuntungan Setek Batang:

  • Pemeliharaan sifat kultivar yang spesifik.
  • Cocok untuk banyak jenis tanaman berbunga dan berdaun.

Metode perbanyakan kultivar yang dipilih tergantung pada jenis tanaman, karakteristik kultivar yang diinginkan, dan persyaratan lingkungan.

Selama proses perbanyakan, sangat penting untuk menjaga kebersihan alat-alat pemotongan dan lingkungan untuk mencegah penyakit dan infeksi.

Dengan perbanyakan yang tepat, kultivar dapat dipelihara dengan karakteristiknya yang unik, memungkinkan penyebaran luas dalam budidaya komersial atau hortikultura.

Klasifikasi Kultivar

Klasifikasi kultivar adalah cara untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan berbagai kultivar berdasarkan karakteristik atau sifat-sifat tertentu.

Klasifikasi ini membantu dalam mengorganisasi dan mengelompokkan kultivar yang serupa sehingga dapat lebih mudah dikenali, dipelihara, dan digunakan oleh petani, ahli taman, dan peneliti.

Berikut pembahasan tentang klasifikasi kultivar :

1. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Tanaman

Klasifikasi ini didasarkan pada jenis tanaman itu sendiri, seperti sayuran, buah-buahan, tanaman hias, tanaman keras, dan lain-lain.

Setiap jenis tanaman memiliki klasifikasi kultivar tersendiri, dan kultivar yang ada dalam jenis yang sama sering memiliki karakteristik yang serupa. Misalnya, dalam jenis sayuran, ada klasifikasi kultivar untuk tomat, brokoli, atau cabai.

Contoh Penjelasan: Klasifikasi kultivar tomat akan mencakup semua varietas tomat yang ditemukan dalam pemuliaan dan budidaya, seperti varietas tomat Roma, tomat ceri, atau tomat Beefsteak.

2. Klasifikasi Berdasarkan Penggunaan

Kultivar juga dapat dikelompokkan berdasarkan penggunaannya, seperti kultivar yang dikembangkan khusus untuk konsumsi manusia, pakan ternak, atau industri.

Klasifikasi ini membantu petani dan produsen dalam memilih kultivar yang sesuai dengan tujuan mereka.

Contohnya, Kultivar gandum keras dikelompokkan berdasarkan penggunaannya, dengan beberapa varietas yang lebih cocok untuk produksi tepung roti, sementara yang lain lebih cocok untuk produksi pasta.

3. Klasifikasi Berdasarkan Ciri Fisik

Salah satu cara klasifikasi yang umum adalah berdasarkan ciri-ciri fisik tanaman, seperti warna, bentuk, atau ukuran buah atau daun. Ini membantu dalam mengidentifikasi dan memilih kultivar berdasarkan penampilan yang diinginkan.

Contohnya, Klasifikasi kultivar bunga mawar dapat mencakup berbagai warna mawar seperti merah, putih, kuning, dan bentuk-bentuk khusus seperti mawar kuncup ganda.

4. Klasifikasi Berdasarkan Asal Usul atau Sejarah

Beberapa kultivar diklasifikasikan berdasarkan sejarah atau asal usul mereka. Ini sering kali mencakup nama-nama yang merujuk kepada orang yang mengembangkan kultivar tersebut atau daerah tempat mereka pertama kali ditemukan atau dibiakkan.

Contohnya, Kultivar apel “Granny Smith” dinamai sesuai dengan Maria Ann Smith, seorang petani di Australia yang pertama kali mengembangkan varietas tersebut pada abad ke-19.

Klasifikasi kultivar dapat menjadi sistem yang kompleks, terutama untuk jenis tanaman yang memiliki banyak variasi.

Hal ini membantu dalam mengorganisasi keragaman genetik yang ada dalam tanaman budidaya dan membuatnya lebih mudah diakses oleh para petani, peneliti, dan penggemar taman.

Selain itu, klasifikasi kultivar juga membantu dalam menjaga catatan tentang sejarah dan perkembangan kultivar, yang merupakan bagian penting dari pelestarian keragaman genetik tanaman.

Baca Juga : Apa itu Pengujian Varietas Tanaman di Lapangan?

Pengujian dan Evaluasi Kultivar

Pengujian dan evaluasi kultivar adalah tahapan penting dalam pengembangan dan peningkatan varietas tanaman baru.

Tujuan utama dari pengujian dan evaluasi ini adalah untuk memastikan bahwa kultivar yang dihasilkan memiliki karakteristik yang diinginkan dan dapat berkinerja baik dalam berbagai kondisi tumbuh.

Berikut adalah pembahasan pengujian dan evaluasi kultivar:

1. Identifikasi Kandidat Kultivar

Sebelum memulai pengujian dan evaluasi, beberapa tanaman kandidat yang memiliki potensi sebagai kultivar harus diidentifikasi.

Tanaman ini biasanya dipilih berdasarkan sifat-sifat yang diinginkan, seperti produktivitas tinggi, ketahanan terhadap penyakit, kualitas rasa, penampilan fisik yang menarik, atau karakteristik lain yang diinginkan.

2. Uji Coba Awal (Pengujian Pre-Lanskap)

Tanaman kandidat pertama-tama akan diuji dalam skala kecil atau percobaan laboratorium.

Pengujian ini bisa mencakup pengujian di dalam rumah kaca, percobaan di ruang terkontrol, atau percobaan di lapangan kecil.

Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengumpulkan data awal tentang bagaimana tanaman tersebut tumbuh dan berkinerja dalam kondisi yang dikontrol.

3. Uji Lanjutan di Lapangan

Tanaman kandidat yang memenuhi persyaratan dalam uji coba awal akan diuji lebih lanjut di lapangan.

Proses ini bisa melibatkan penanaman di berbagai lokasi, termasuk lingkungan yang mewakili kondisi tumbuh yang berbeda.

Pada tahap ini, para peneliti mengamati pertumbuhan tanaman, hasil panen, ketahanan terhadap penyakit dan hama, serta respons terhadap kondisi cuaca yang berbeda.

4. Uji Resistensi Terhadap Penyakit dan Hama

Salah satu aspek penting dari pengujian adalah menguji resistensi tanaman terhadap penyakit dan hama.

Proses ini melibatkan paparan tanaman terhadap patogen atau serangga yang umumnya mengancam tanaman tersebut.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kultivar tahan terhadap ancaman ini atau memiliki tingkat kerentanan yang dapat dikelola.

5. Evaluasi Kualitas Produk

Jika kultivar adalah tanaman yang diproduksi untuk konsumsi manusia, evaluasi kualitas produk sangat penting.

Proses ini mencakup penilaian terhadap rasa, tekstur, aroma, dan penampilan fisik buah atau sayuran.

Para ahli juga mungkin mengukur komposisi kimia tanaman, seperti kandungan gula, vitamin, atau mineral.

6. Uji Selama Beberapa Tahun

Pengujian kultivar biasanya dilakukan selama beberapa tahun untuk memastikan bahwa karakteristik yang diinginkan dapat dipertahankan secara konsisten dan bahwa kultivar tersebut dapat berkinerja baik dalam jangka panjang.

Proses ini membantu dalam mengidentifikasi fluktuasi musiman dan faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen.

7. Pengumpulan Data dan Analisis

Selama semua tahap pengujian, data yang relevan dikumpulkan dan dianalisis.

Data ini mencakup hasil panen, pertumbuhan tanaman, resistensi terhadap penyakit dan hama, serta aspek kualitas produk.

Analisis statistik sering digunakan untuk menentukan apakah perbedaan antara kultivar adalah signifikan secara ilmiah.

8. Pelepasan dan Penyebaran Kultivar

Jika kultivar dianggap berhasil dalam semua pengujian dan evaluasi, maka tahap terakhir adalah melepaskannya ke pasar.

Proses ini melibatkan produksi dan distribusi kultivar kepada petani atau konsumen.

Pengujian dan evaluasi kultivar adalah proses yang memakan waktu dan memerlukan investasi sumber daya yang signifikan, tetapi penting untuk memastikan bahwa tanaman yang diperkenalkan ke pasar memenuhi kebutuhan pertanian dan hortikultura, serta kualitas produk yang diharapkan oleh konsumen.

Proses ini juga membantu dalam menjaga keanekaragaman genetik tanaman dan meningkatkan efisiensi produksi pertanian.

Kesimpulan

Kultivar adalah varietas-varietas tanaman yang dihasilkan melalui pemuliaan dan seleksi oleh manusia.

Mereka memiliki karakteristik atau sifat-sifat khusus yang diinginkan, seperti produktivitas yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit, rasa yang baik, atau penampilan fisik yang menarik.

Kultivar dapat diwariskan kepada keturunannya dan seringkali dipertahankan melalui perbanyakan vegetatif.

Istilah ini penting dalam bidang pertanian dan hortikultura karena mencerminkan upaya manusia dalam menghasilkan tanaman yang memenuhi berbagai kebutuhan dan preferensi.