Pengertian Irigasi: Jenis dan Manfaatnya

Diposting pada

Pengertian irigasi merujuk pada proses pengaturan penyediaan air buatan untuk tanaman pertanian atau keperluan lainnya, terutama di daerah yang kekurangan air atau tidak memiliki akses yang cukup ke sumber air alami.

Pengertian Irigasi Jenis dan Manfaatnya

Irigasi bertujuan untuk memastikan pasokan air yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yang pada gilirannya meningkatkan hasil panen dan produktivitas lahan.

Pengertian Irigasi Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian irigasi menurut para ahli:

  1. United Nations Food and Agriculture Organization (FAO): FAO mendefinisikan irigasi sebagai “pemberian air secara buatan kepada lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Irigasi juga dapat digunakan untuk mengendalikan lingkungan tumbuh, memperbaiki kondisi tanah, dan menyediakan air untuk budidaya air.”
  2. American Society of Civil Engineers (ASCE): Menurut ASCE, irigasi adalah “proses pemberian air buatan kepada tanaman untuk pertumbuhan dan produksi yang lebih baik. Irigasi dapat mencakup aplikasi air langsung ke tanah (irigasi tanah) atau menggunakan sistem air terbuka seperti saluran atau pipa (irigasi air terbuka).”
  3. K. C. Tayal: Tayal mendefinisikan irigasi sebagai “proses penyediaan dan distribusi air di lahan pertanian dengan tujuan meningkatkan produktivitas tanaman.”
  4. R. S. Varshney: Varshney mendefinisikan irigasi sebagai “pemberian air buatan ke tanah pertanian untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dan memberikan kondisi yang sesuai bagi perkembangan tanaman.”
  5. International Water Management Institute (IWMI): IWMI mengartikan irigasi sebagai “proses penyediaan, distribusi, dan pemanfaatan air buatan di lahan pertanian untuk memperbaiki produktivitas dan kualitas tanaman.”

Secara umum, irigasi adalah proses manusia yang melibatkan pemberian air tambahan ke lahan pertanian atau area pertumbuhan tanaman lainnya untuk memastikan tanaman mendapatkan pasokan air yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat dan produktivitas yang tinggi.

Pengertian ini mencakup berbagai metode dan teknik irigasi yang digunakan untuk mengalirkan air ke tanah, termasuk irigasi permukaan, irigasi tetes, irigasi bawah permukaan, dan lain-lain.

Jenis Jenis Irigasi

Terdapat beberapa jenis irigasi yang digunakan untuk menyediakan air kepada tanaman secara buatan.

Setiap jenis irigasi memiliki kelebihan dan kelemahan sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan tanaman.

Berikut adalah beberapa jenis irigasi yang umum:

  1. Irigasi Permukaan (Surface Irrigation): Air dialirkan melalui permukaan lahan menggunakan saluran, parit, atau alur. Ini termasuk irigasi dengan perendaman (flood irrigation) di mana lahan direndam dalam air, dan irigasi dengan alur atau saluran terbuka untuk mengalirkan air.
  2. Irigasi Tetes (Drip Irrigation): Air disalurkan langsung ke akar tanaman melalui pipa-pipa kecil atau selang tetes. Metode ini mengurangi pemborosan air karena air langsung mengalir ke zona akar tanaman.
  3. Irigasi Sprinkler (Sprinkler Irrigation): Air disemprotkan melalui nozzle seperti semprotan kecil yang mirip dengan alat penyiram taman. Jenis ini cocok untuk tanaman berdaun lebar dan area yang luas.
  4. Irigasi Subirigasi (Subirrigation): Air dialirkan di bawah permukaan tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Biasanya digunakan pada lahan yang memiliki drainase yang buruk atau pada tanah yang sensitif terhadap genangan air.
  5. Irigasi Potong (Furrow Irrigation): Air dialirkan dalam alur-alur yang dibuat di sekitar tanaman. Metode ini memungkinkan air mengalir di antara barisan tanaman.
  6. Irigasi Pergelangan (Basin Irrigation): Air dialirkan ke dalam wadah (bendungan sementara) di sekitar setiap tanaman atau kelompok tanaman. Ini sering digunakan pada tanaman padi atau tanaman berumbi.
  7. Irigasi Alur (Border Irrigation): Air dialirkan melalui alur yang panjang di sepanjang area pertanian. Ini biasanya digunakan pada lahan dengan kemiringan yang rendah.
  8. Irigasi Bawah Tanah (Subsurface Irrigation): Air disalurkan di bawah permukaan tanah menggunakan pipa-pipa atau saluran bawah tanah. Ini memungkinkan pemberian air secara langsung ke zona akar tanaman.
  9. Irigasi Permukaan Pasif (Passive Surface Irrigation): Metode ini menggunakan permukaan berbentuk tertentu untuk mengalirkan air, seperti teras sawah atau lubang-lubang di tanah.
  10. Irigasi Kocor (Seepage Irrigation): Metode ini mengandalkan aliran air secara alami melalui pori-pori tanah untuk menyediakan air kepada tanaman.
  11. Irigasi Berputar (Rotary Irrigation): Metode ini melibatkan penggunaan mesin yang dapat berputar di atas lahan pertanian untuk menyemprotkan air seperti hujan. Ini umumnya digunakan pada lahan yang luas.
  12. Irigasi Berkecepatan Tinggi (High-Velocity Irrigation): Metode ini menggunakan tekanan air yang tinggi untuk menyemprotkan air ke tanaman dengan kecepatan tinggi, memungkinkan cakupan yang luas.

Setiap jenis irigasi memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri, dan pilihan tergantung pada jenis tanaman, kondisi tanah, topografi, ketersediaan air, dan tujuan irigasi.

Baca Juga : Pengertian Pertanian Konservasi

Manfaat Irigasi

Manfaat Irigasi

Irigasi memiliki berbagai manfaat yang signifikan dalam pertanian dan lingkungan umum.

Berikut adalah beberapa manfaat utama dari sistem irigasi:

  1. Peningkatan Produktivitas Pertanian: Irigasi memastikan pasokan air yang cukup bagi tanaman, terutama di daerah yang memiliki curah hujan yang rendah atau tidak terdistribusi merata. Ini meningkatkan hasil panen dan produktivitas lahan.
  2. Pertumbuhan Tanaman yang Sehat: Air yang cukup memungkinkan tanaman berkembang dengan baik, menghasilkan tanaman yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih sehat.
  3. Pengaturan Jadwal Tanam: Dengan irigasi, petani dapat mengontrol pasokan air ke tanaman, yang memungkinkan mereka menentukan jadwal tanam dan panen yang lebih fleksibel.
  4. Diversifikasi Tanaman: Irigasi memungkinkan pertanian di daerah yang sebelumnya tidak mungkin karena kurangnya air. Hal ini memungkinkan petani untuk beralih ke tanaman yang membutuhkan lebih banyak air atau tumbuh dengan baik dalam kondisi yang lebih lembap.
  5. Ketahanan Pangan: Irigasi membantu mengurangi risiko kegagalan panen akibat kekeringan atau kurangnya air, yang pada gilirannya berkontribusi pada ketahanan pangan.
  6. Pengendalian Lingkungan Pertanian: Dengan irigasi, petani dapat mengontrol kelembaban tanah dan menghindari masalah seperti tanah kering atau tanah terlalu basah.
  7. Pengurangan Risiko Banjir: Beberapa sistem irigasi termasuk pembuangan air berlebih, yang dapat membantu mengurangi risiko banjir saat curah hujan tinggi.
  8. Konservasi Air: Meskipun irigasi memerlukan penggunaan air tambahan, sistem irigasi yang efisien dapat mengurangi pemborosan air dengan mengirimkan air langsung ke zona akar tanaman.
  9. Peningkatan Kualitas Tanaman: Air yang cukup memungkinkan tanaman menghasilkan buah atau biji yang lebih besar, lebih berkualitas, dan lebih baik dalam segi rasa dan tekstur.
  10. Pengembangan Lahan Kering: Irigasi memungkinkan pemanfaatan lahan yang sebelumnya tidak produktif atau kering, membantu pengembangan wilayah yang lebih luas.
  11. Pengaturan Lingkungan: Irigasi bisa membantu dalam pengaturan lingkungan di lahan pertanian seperti kawasan rawa, lahan basah, atau lahan yang rentan terhadap erosi.
  12. Pengurangan Ketergantungan pada Curah Hujan: Irigasi mengurangi ketergantungan petani pada pola curah hujan yang tidak dapat diprediksi, memberi mereka lebih banyak kendali atas produksi tanaman.

Namun, perlu diperhatikan bahwa irigasi yang tidak tepat dapat memiliki dampak negatif seperti peningkatan kekeringan akibat overpumping atau pencemaran air tanah akibat penggunaan bahan kimia.

Oleh karena itu, perencanaan, manajemen, dan penggunaan air yang bijak dalam irigasi sangat penting untuk mencapai manfaat yang optimal.