Pengertian Drainase: Fungsi, Jenis dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian drainase merujuk pada sistem atau proses pengelolaan air yang bertujuan untuk mengatur aliran air dari suatu area atau permukaan tertentu.

Pengertian Drainase Fungsi, Jenis dan Contohnya

Pendekatan ini digunakan untuk mengendalikan air hujan, air permukaan, dan air tanah agar tidak mengganggu kegiatan manusia, infrastruktur, atau lingkungan.

Pengertian Drainase Menurut para Ahli

Para ahli dalam berbagai bidang memiliki pandangan dan pengertian yang berbeda terkait drainase.

Berikut beberapa pengertian dari para ahli:

  1. American Society of Civil Engineers (ASCE): Menurut ASCE, drainase adalah proses pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan air hujan atau air permukaan dari suatu area untuk melindungi manusia, properti, dan lingkungan.
  2. United States Environmental Protection Agency (EPA): EPA mendefinisikan drainase sebagai tindakan mengumpulkan dan mengalirkan air hujan, air lelehan salju, dan air permukaan lainnya untuk menghindari perendaman atau erosi tanah dan untuk mengurangi dampak aliran air pada permukaan tanah.
  3. International Water Management Institute (IWMI): IWMI mengartikan drainase sebagai suatu tindakan yang melibatkan pengelolaan aliran air permukaan dan air tanah untuk memastikan penggunaan lahan yang berkelanjutan dan produktif.
  4. Australian Rainfall and Runoff (ARR): Buku panduan teknis “Australian Rainfall and Runoff” mendefinisikan drainase sebagai pengumpulan, pengalihan, dan pembuangan air hujan dari permukaan lahan dengan menggunakan saluran dan struktur lainnya.
  5. R. W. Scholz: Scholz mendefinisikan drainase sebagai “manajemen air hujan pada lahan perkotaan yang meliputi pengumpulan, pengalihan, penyimpanan, pengaturan, infiltrasi, dan pengolahan air hujan untuk memastikan keberlanjutan fungsi hidrologis dan ekologis.”

Secara umum, drainase adalah serangkaian langkah yang dilakukan untuk mengendalikan aliran air di permukaan tanah, melindungi lingkungan dan infrastruktur, serta memastikan penggunaan lahan yang efisien dan berkelanjutan.

Pengertian tersebut dapat bervariasi tergantung pada konteks, tujuan, dan sudut pandang spesifik yang digunakan oleh para ahli di berbagai bidang terkait.

Fungsi Drainase

Fungsi drainase sangat penting dalam pengelolaan air di berbagai lingkungan, baik perkotaan maupun pedesaan.

Berikut adalah beberapa fungsi utama dari sistem drainase:

  1. Menghindari Genangan Air: Salah satu fungsi utama drainase adalah mencegah genangan air di permukaan tanah. Sistem drainase yang baik membantu mengalirkan air hujan dan air permukaan dengan cepat, mengurangi risiko banjir lokal dan genangan air di area pemukiman dan infrastruktur.
  2. Mencegah Erosi Tanah: Drainase membantu mengurangi erosi tanah yang dapat terjadi akibat aliran air yang kuat. Dengan mengalirkan air secara terkendali, sistem drainase membantu menjaga kesuburan tanah dan mencegah hilangnya lapisan atas tanah.
  3. Melindungi Infrastruktur: Sistem drainase yang efektif membantu melindungi infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan dari kerusakan akibat air yang mengalir dengan kecepatan tinggi.
  4. Mengurangi Dampak Lingkungan: Drainase yang baik dapat membantu mengurangi pencemaran air dan tanah. Dengan mengalirkan air hujan dan air permukaan melalui sistem drainase, zat-zat pencemar seperti minyak, limbah, dan bahan kimia dapat diendapkan atau diolah sebelum mencapai sumber air.
  5. Meningkatkan Drainase Lahan Pertanian: Sistem drainase yang tepat dapat meningkatkan kondisi lahan pertanian dengan membantu mengendalikan kadar air di tanah. Ini berkontribusi pada pertumbuhan tanaman yang lebih baik dan mengurangi risiko akibat kelebihan air.
  6. Meningkatkan Drainase Lahan Basah: Di lahan basah, sistem drainase dapat membantu mengelola kadar air untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi risiko banjir.
  7. Pengelolaan Air Tanah: Drainase dapat membantu mengatur air tanah dengan mengalirkan air berlebih dari lapisan atas tanah menuju lapisan bawah tanah, menghindari genangan yang dapat merendam akar tanaman.
  8. Pengumpulan Air Hujan untuk Pemanfaatan: Beberapa sistem drainase dirancang untuk mengumpulkan air hujan dan mengalirkannya ke tempat penyimpanan untuk digunakan dalam irigasi atau keperluan lainnya.
  9. Meningkatkan Kesehatan Publik: Drainase yang efektif dapat mengurangi risiko penyakit terkait air seperti penyakit yang disebabkan oleh air genangan atau pencemaran air.
  10. Pengelolaan Air Permukaan: Sistem drainase membantu mengalirkan air permukaan menuju saluran-saluran atau waduk, memastikan bahwa aliran air terjaga dengan baik dan meminimalkan risiko banjir.

Fungsi-fungsi ini menunjukkan pentingnya sistem drainase dalam menjaga keseimbangan lingkungan, melindungi infrastruktur, dan memastikan kualitas air yang baik untuk keberlanjutan ekosistem dan kehidupan manusia.

Jenis Drainase

Ada beberapa jenis drainase yang digunakan dalam pengelolaan air, tergantung pada tujuan, lingkungan, dan kebutuhan spesifik.

Berikut adalah beberapa jenis drainase yang umum:

  1. Drainase Permukaan (Surface Drainage): Ini melibatkan pembuatan saluran atau alur permukaan yang membantu mengalirkan air hujan dan air permukaan dari satu tempat ke tempat lain. Saluran permukaan dapat berupa selokan, saluran terbuka, atau parit di permukaan tanah.
  2. Drainase Bawah Tanah (Subsurface Drainage): Jenis drainase ini melibatkan penggunaan pipa berlubang atau pipa drainase yang ditanam di bawah permukaan tanah untuk mengalirkan air dari lapisan bawah tanah. Ini umumnya digunakan untuk mengurangi tanah yang terlalu lembab atau untuk mengendalikan tanah yang terlalu basah.
  3. Drainase Lingkungan Bangunan (Building Site Drainage): Ini berfokus pada pengelolaan air di sekitar bangunan, termasuk atap dan halaman. Sistem ini dirancang untuk mengalirkan air hujan dan air permukaan dari area bangunan untuk mencegah kerusakan dan genangan.
  4. Drainase Pertanian (Agricultural Drainage): Jenis drainase ini digunakan di lahan pertanian untuk mengendalikan kadar air di tanah. Ini dapat mencakup penggunaan parit terbuka atau pipa drainase bawah tanah untuk membantu pertumbuhan tanaman dengan mengatur ketersediaan air.
  5. Drainase Kota (Urban Drainage): Sistem drainase di area perkotaan dirancang untuk mengatasi aliran air hujan yang cepat dan besar. Ini melibatkan penggunaan saluran, saluran permukaan, dan infrastruktur seperti waduk hujan untuk mengurangi risiko banjir.
  6. Drainase Sungai dan Sungai (River and Stream Drainage): Pengelolaan air di sungai dan sungai melibatkan perencanaan saluran, tanggul, dan pencegahan erosi untuk memastikan aliran air yang lancar dan perlindungan dari banjir.
  7. Drainase Lahan Basah (Wetland Drainage): Sistem ini digunakan untuk mengatur ketersediaan air di lahan basah dan rawa-rawa. Ini bertujuan untuk menjaga ekosistem yang seimbang sambil mengurangi risiko banjir.
  8. Drainase Pesisir (Coastal Drainage): Pengelolaan air di daerah pesisir melibatkan pembuatan saluran dan sistem drainase untuk mengendalikan air asin dan air tawar serta untuk menghindari perendaman lahan.
  9. Drainase Industri (Industrial Drainage): Pada area industri, sistem drainase digunakan untuk mengelola aliran air hujan yang terkontaminasi dari area produksi untuk mencegah pencemaran lingkungan.
  10. Drainase Taman (Landscaping Drainage): Jenis drainase ini berfokus pada pengelolaan air di taman, taman bermain, dan area hijau lainnya. Ini termasuk perencanaan saluran dan alur untuk mengalirkan air hujan.

Setiap jenis drainase memiliki tujuan dan metode yang spesifik, dan seringkali sistem drainase dikombinasikan untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan air yang berbeda di berbagai lingkungan.

Baca Juga : Pengelolaan Perkebunan Berkelanjutan

Contoh Drainase

Berikut adalah beberapa contoh implementasi drainase dalam berbagai lingkungan:

  1. Selokan Jalan Raya: Saluran air yang dibangun di sisi jalan raya untuk mengalirkan air hujan dari permukaan jalan ke sistem drainase yang lebih besar, mencegah genangan di jalan dan mengurangi risiko kecelakaan.
  2. Pipa Drainase Bawah Tanah: Pipa berlubang atau saluran pipa yang ditanam di bawah permukaan tanah di lahan pertanian atau perkotaan untuk mengendalikan ketersediaan air dan mencegah genangan.
  3. Sistem Drainase Lingkungan Bangunan: Saluran air dan selokan di sekitar bangunan yang mengalirkan air hujan dan air permukaan dari atap dan halaman, mencegah perendaman dan kerusakan.
  4. Waduk Hujan (Rainwater Harvesting Tank): Waduk yang mengumpulkan dan menyimpan air hujan dari permukaan atap atau area yang diarahkan ke dalamnya. Air ini dapat digunakan untuk irigasi atau kebutuhan non-potable lainnya.
  5. Sistem Drainase Sungai: Dinding tanggul, penjaga tepi sungai, dan struktur penahan lainnya yang dirancang untuk mengatur aliran air sungai dan menghindari erosi serta banjir.
  6. Drainase Lahan Basah Buatan: Saluran air dan parit yang dirancang di lahan basah buatan untuk mengendalikan aliran air, mencegah banjir, dan menjaga ekosistem yang seimbang.
  7. Sistem Drainase Perkotaan: Saluran permukaan, waduk hujan, dan pengatur aliran air yang dirancang untuk mengelola aliran air hujan yang cepat di perkotaan dan mengurangi risiko banjir.
  8. Sistem Drainase Pertanian: Parit terbuka atau pipa drainase yang ditanam di lahan pertanian untuk mengurangi kelebihan air dan mengatur ketersediaan air bagi tanaman.
  9. Sistem Drainase Industri: Saluran dan penjaga air yang digunakan untuk mengelola air hujan yang terkontaminasi dari area industri sebelum air tersebut masuk ke lingkungan.
  10. Drainase Taman: Saluran atau alur yang dirancang di taman atau area hijau untuk mengalirkan air hujan dan menghindari genangan air.
  11. Saluran Tertutup Perkotaan: Saluran drainase bawah tanah yang tersembunyi di bawah permukaan perkotaan untuk mengalirkan air hujan dengan lebih estetis dan mencegah genangan.
  12. Drainase Lahan Kering: Pada daerah yang rentan kekeringan, sistem drainase dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan air hujan untuk digunakan dalam irigasi dan keperluan lainnya.

Ini hanyalah beberapa contoh dari berbagai macam sistem drainase yang digunakan untuk mengatur air dalam berbagai lingkungan dan konteks.

Setiap contoh memiliki tujuan dan desain yang khusus untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan air yang berbeda.