Tahukah Anda Pengertian, Sejarah dan Cabang Ilmu Geologi? Bumi dimana kita hidup dan berkembang memiliki banyak hal untuk dipelajari.
Planet dengan keanekaragaman ini belum sepenuhnya dipelajari oleh kita sebagai manusia yang ikut tinggal dan hidup di dalamnya.
Geologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari Bumi dari segi karakteristik Bumi, meliputi lapisan apa saja yang menyusun Bumi sebagai planet.
Pengertian Geologi
Apa itu Geologi? Pengertian Geologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari lapisan-lapisan batuan yang ada dalam kerak Bumi.
Planet dimana kita tinggal ini tersusun dari beragam jenis batuan dan lapisan yang berkaitan satu sama lain hingga membentuk lapisan solid dimana makhluk hidup dapat tinggal dengan baik.
Dalam kerak bumi, terdapat beragam jenis batuan dan di antara lapisan kerak Bumi tersebut tersedia air yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, sebagai air minum, dan lain sebagainya.
Lebih lanjut, Geologi diartikan sebagai suatu pengetahuan yang menyelidiki sejarah perkembangan Bumi beserta makhluk yang pernah dan sedang hidup pada permukaan Bumi.
Terdapat beberapa pengertian Geologi yang ada, antara lain:
1. Geologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Geologi dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan karena ilmu ini mempelajari segala hal yang berkaitan dengan gejala-gejala yang ada di Bumi, seperti asal dan proses.
Sebagai ilmu, Geologi dikatakan mempelajari perihal Bumi, mencakup komposisi, susunan, sejarah, serta proses terjadinya Bumi dan bentuk dari Bumi.
2. Geologi sebagai Pengetahuan Alam
Setelah dibahas Geologi sebagai ilmu pengetahua, cabang ilmu ini juga disebut sebagai pengetahuan alam karena mempelajari segala hal mengenai benda-benda yang ada di alam.
Tugas atau fungsi dari pengetahuan alam yakni menggambarkan sesuatu bersifat deskriptif yang membahas suatu benda secara spesifik agar pembaca mengerti.
Sebagai pengetahuan alam, Geologi mempelajari Bumi, baik yang ada di permukaan maupun di dalam Bumi.
Namun, tidak semua gejala Geologi dapat diperiksa atau dipelajari prosesnya melalui laboratorium, seperti Fisika, Kimia, dan lain sebagainya.
roses Geologi pada umumnya memerlukan waktu yang sangat lama, berkisar hingga jutaan tahun, sehingga Geologi tidak dapat dikatakan sebagai eksak murni.
3. Geologi sebagai Pengetahuan Sejarah
Telah disebutkan bahwa proses Geologi pada Bumi memerlukan waktu yang sangat lama dengan kisaran waktu hingga jutaan tahun.
Maka dari itu, Geologi juga dapat dikatakan sebagai pengetahuan sejarah karena turut mempelajari timeline waktu yang ada.
Sejarah Geologi
Bangsa Yunani dikenal dengan bangsa yang sangat berkembang ilmu pengetahuan, baik filosofi dan ilmu pengetahuan lainnya, seperti Geologi.
Sejak 2300 tahun yang lalu, bangsa Yunani telah menulis berbagai pengetahuan alam seperti batu permata, fosil, gempa bumi, fenomena gunung berapi, dan lain sebagainya.
Seorang filsuf bernama Aristoteles asal Yunani menjelaskan sejarah terbentuknya batuan yang menyusun Bumi dimana kita tinggal saat ini.
Aristoteles memiliki pendapat bahwa batuan yang ada di Bumi terbentuk akibat meledaknya udara yang padat di Bumi sebagai akibat dari proses pemanasan pada suatu pusat panas tertentu.
Seiring berjalannya waktu, sepanjang abad ke-17 hingga ke-18 muncul doktrin katastropis, dimana doktrin tersebut menjelaskan bentuk permukaan Bumi dan segala yang ada di atasnya terbentuk dan musnah sesaat akibat terjadinya bencana atau catastrophe yang besar.
Lanjut pada akhir abad ke-18, James Hutton yang kemudian dikenal sebagai Bapak Geologi Modern yang juga merupakan ahli Fisika asal Skotlandia merilis sebuah buku dengan judul Theory of the Earth.
Dimana dalam buku tersebut memperkenalkan konsep uniformitarianisme. Pemahaman tersebut berhasil digunakan sebagi konsep dasar dari ilmu Geologi.
Konsep uniformitarianisme juga dikenal sebagai istilah ‘The Present is The Key to the Past’, menjelaskan bahwa seluruh hukum Fisika, Biologi dan Kimia yang ada saat ini, juga berlaku dan berlangsung di masa lampau.
Atau, dengan kata lain seluruh fenomena Geologi seperti bentukan Bumi, morfologi dan fenomena lainnya yang ada sekarang adalah hasil dari proses yang terjadi di masa lampau.
Dengan konsep tersebut, manusia menyadari bahwa Bumi selalu bergerak dan berubah dalam jangka waktu tertentu, sehingga Geologi sebagai cabang ilmu sangat berkaitan dengan waktu.
Cabang Ilmu Geologi
Sebagai suatu ilmu pengetahuan, Geologi memiliki beberapa cabang ilmu. Antara lain:
1. Stratigrafi
Yang dimaksud dengan Stratigrafi yakni suatu studi yang mempelajari sejarah, komposisi dan umur relatif, serta distribusi perlapisan batuan dan interpretasi dari lapisan batuan dalam usaha menjelaskan sejarah Bumi.
Stratigrafi kemudian dapat dikembangkan menjadi beberapa studi lainnya berdasar pada perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda, seperti litologi atau litostratigrafi), kandungan fosil atau biostratigrafi, serta umur relatif maupun absolutnya atau kronostratigrafi.
Stratigrafi pertama kali muncul di Britania Raya pada abad ke-19 dengan William Smith sebagai perintis ilmu tersebut.
Saat itu, Smith melakukan pengamatan terhadap beberapa lapisan bebatuan yang tersingkap dan memiliki urutan perlapisan yang sama atau superposisi.
Dari pengamatan tersebut kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan terbawah adalah lapisan tertua, dengan beberapa pengecualian.
Dengan banyak lapisan batuan yang berkesinambungan utuh ke tempat berbeda-beda, maka dapat dibuat perbandingan antara satu tempat dengan tempat lainnya di suatu wilayah yang sangat luas.
Kemudian, Smith membuat suatu sistem yang berlaku umum pada periode-periode Geologi tertentu meski pada masa itu belum terdapat penamaan waktunya.
Dari pengamatan tersebut kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan dan genesa batuan, yang dikenal sebagai Stratigrafi pada saat ini.
Dari asal kata, Stratigrafi terdiri dari dua suku kata, yakni “strati” berasal dari “stratos” , yang berarti lapisan; dan kata ‘grafi’ yang berasal dari kata ‘graphic’ atau ‘graphos’, yang berarti gambar atau lukisan.
Jadi, arti sempit dari Stratigrafi adalah ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Dengan arti luas, Stratigrafi berarti suatu ilmu yang mempelajari aturan, hubugan dan pembentukan atau genesa.
Dalam Stratigrafi kemudian terdapat beberapa macam batuan, antara lain:
- Aturan: Tata nama dalam Stratigrafi diatur dalam ‘Sandi Stratigrafi’, yang merupakan aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi baik secara resmi maupun tidak resmi. Dengan ‘Sandi Stratigrafi’ terdapat keseragaman dalam penamaan maupun pengertian nama-nama. Contohnya: Zona/zona, Formasi/formasi, dan lain sebagainya.
- Hubungan: Hubungan dalam Stratigrafi berarti setiap lapisan batuan dengan batuan lain, baik di atas atau di bawah lapisan batuan tersebut. Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapisan lainnya adalah ‘selaras’ (conformity), atau ‘tidak selaras’ (unconformity).
- Pembentukan (Genesa): berarti bahwa tiap lapis batuan mempunyai genesa pembentukan batuan tersendiri. Contohnya, facies sedimen fluvial, facies sedimen marin, dan lain sebagainya.
- Ruang: berarti pengertian tempat, dimana tiap batuan terbentuk atau diendapkan pada lingkungan Geologi tertentu. Contohnya, genesa batuan Laut atau Marine: Neritik, Lithoral, atau Hadall; genesa batuan Transisi: Delta dan Lagoon; dan genesa batuan Sedimen atau Darat: Glacial dan Fluviatil.
- Waktu: berkaitan dengan umur pembentukan batuan dan umumnya berdasar pada Skala Umur Geologi. Misalnya, Batupasir kuarsa formasi Bayah terbentuk saat Eosen Akhir.
2. Geomorfologi
Geomorfologi adalah suatu ilmu yang mempelajari bentukan di permukaan Bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan laut, serta menekankan pada pembentukan dan perkembangan beserta konteks dan kekurangan.
Selama abad ke-17, Geomorfologi menjelaskan perihal bentukan-bentukan lahan, baik dengan kuantitatif dan kualitatif.
Misalnya, deskripsi kualitatif menjelaskan tentang bentukan-bentukan lahan yang umumnya dengan terbatas pada istilah kualitatif.
Lebih lanjut, terdapat Geomorfologi Statis yang memiliki artian sebagai Geomorfologi yang hanya berpusat pada bentukan yang ada, tapi tidak memperhatikan aspek proses perubahan yang ada.
3. Geofisika
Yang dimaksud dengan Geofisika adalah suatu ilmu Bumi yang mempelajari Bumi menggunakan prinsip Fisika. Dalam Geofisika juga terdapat Fisika Ionosfer, Meteorologi dan Elektrisitas Atmosferis. P
enelitian pada Geofisika dilakukan guna mengetahui kondisi di bawah permukaan Bumi yang melibatkan pengukuran permukaan Bumi dari parameter Fisika yang dimiliki oleh batuan dalam Bumi.
Dari kegiatan pengukuran dapat diperkirakan bagaimana sifat dan kondisi pada bagian bawah permukaan Bumi secara horizontal dan vertikal.
Pada skala yang berbeda, metode Geofisika bisa diterapkan secara global, yakni guna menentukan struktur Bumi secara lokal – yakni untuk eksplorasi mineral dan pertambangan, termasuk minyak bumi dan aplikasi Geoteknik.
Metode Geofisika pada umumnya dapat dibagi dalam dua kategori, yakni metode aktif dan metode pasif.
Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan yang kemudian mengukur respons yang diberikan Bumi. Sedangkan Metode Pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh Bumi.
Yang dimaksud dengan medan alami contohnya seperti radiasi gelombang gempa bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi, medan gravitasi bumi, serta radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan bisa berupa pemberian arus listrik ke dalam tanah, ledakan dinamit, dan lain sebagainya.
4. Paleontologi
Kata Paleontologi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata ‘paleon’ yang berarti tua atau yang berkaitan dengan masa lampau, dan ‘ontos’ yang berarti kehidupan, dan ‘logos’ yang berarti ilmu atau pembelajaran.
Jadi, dapat diartikan Paleontologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari sejarah kehidupan masa lampau di Bumi, termasuk hewan dan tumbuhan yang berubah menjadi fosil.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Paleontologi mempelajari tumbuhan dan hewan menggunakan fosil atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak Bumi dengan proses alami sebagai sumber utama dalam penelitian, yang dibatasi oleh umur termuda pada Kala Holosen, yakni berarti sangat sukar dipelajari.
Data yang ada pada sekarang ini adalah data-data hasil penelitian selama berpuluh-puluh tahun silam. Oleh sebab itu, Paleotologi secara sempit diartikan sebagai ilmu mengenai fosil dimana jejak kehidupan di zaman purba terekam dengan baik dalam fosil.
5. Geologi Struktur
Yang dimaksud dengan Geologi Struktur yakni suatu studi tentang distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar maupun terlipat, beserta susunan internalnya. Ilmu ini mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas dalam studi Geomorfologi, Geologi Rekayasa, dan Metamorfisme.
Mempelajari struktur tiga dimensi tersebut dapat disimpulkan perihal sejarah tektonik, kejadian deformasi dan lingkungan geologi di masa lampau.
Hal ini dapat dikolaborasikan dengan waktu, yang menggunakan kontrol stratigrafi dan geokronologi, guna memastikan waktu pembentukan struktur yang ada.
Dalam pandangan formal, Geologi Struktur dapat dikatakan sebagai cabang Geologi yang berkaitan dengan proses geologi, dimana suatu gaya menyebabkan perubahan bentuk, struktur atau susunan internal batuan ke dalam bentuk, struktur dan susunan internal lainnya.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat