Multi Level Marketing (MLM) adalah sebuah strategi pemasaran di mana penjual tidak hanya mendapatkan pendapatan dari penjualan langsung kepada pelanggan,
tetapi juga dari penjualan yang dilakukan oleh mitra penjualan yang direkrutnya sendiri.
Sistem ini sering kali menjadi topik yang kontroversial karena adanya perbedaan pendapat di antara para ahli. Berikut adalah beberapa pengertian MLM menurut beberapa ahli:
1. American Marketing Association (AMA)
Menurut AMA, Multi Level Marketing merupakan sistem penjualan langsung di mana penjual mendapatkan kompensasi baik dari penjualan produk maupun dari penjualan yang dilakukan oleh rekrutan mereka.
2. Direct Selling Association (DSA)
DSA mendefinisikan MLM sebagai metode pemasaran di mana penjualan produk dilakukan melalui jaringan distribusi yang terdiri dari penjual independen.
Penjual tersebut mendapatkan kompensasi baik dari penjualan produk maupun dari aktivitas perekrutan penjual lainnya.
3. Jon M. Taylor, penulis buku “The Case (for and) Against Multi-Level Marketing”
Menurut Taylor, MLM adalah model pemasaran di mana perusahaan menjual produk atau jasa melalui jaringan distributor independen.
Distributor tersebut mendapatkan kompensasi dari penjualan produk serta dari merekrut distributor baru ke dalam jaringan mereka.
4. Charles W. King, penulis “The New Professionals: The Rise of Network Marketing as the Next Major Profession”
Charles W. King mendefinisikan MLM sebagai model bisnis di mana individu dapat membangun bisnis sendiri dengan cara menjual produk dan merekrut orang lain untuk menjual produk yang sama.
Pendapatan dalam model ini berasal dari penjualan langsung serta dari komisi yang didapat dari penjualan yang dilakukan oleh mitra bisnis yang direkrut.
5. Dr. Jon L. Doak, Associate Professor of Marketing, Western Michigan University
Menurut Dr. Jon L. Doak, MLM adalah strategi pemasaran di mana perusahaan menjual produk atau layanan melalui jaringan distributor independen.
Distributor tersebut tidak hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan produk, tetapi juga dari aktivitas merekrut distributor baru.
Meskipun ada perbedaan dalam pengertian MLM dari para ahli, umumnya dapat dipahami bahwa itu melibatkan penjualan produk atau layanan melalui jaringan distributor independen,
di mana distributor tidak hanya mendapatkan komisi dari penjualan produk tetapi juga dari merekrut distributor baru ke dalam jaringan mereka.
Dalam prakteknya, model bisnis ini telah menarik perhatian banyak orang karena menjanjikan kesempatan untuk memperoleh penghasilan pasif,
namun sering kali menimbulkan kontroversi terkait dengan keaslian produk dan skema piramida.
Sejarah perkembangan Multi Level Marketing
Sejarah perkembangan Multi Level Marketing (MLM) dimulai pada awal abad ke-20 di Amerika Serikat, meskipun konsep penjualan berjenjang telah ada sejak era 1800-an.
Berikut adalah gambaran lengkap tentang sejarah perkembangan MLM:
1. Pendahuluan
Konsep penjualan berjenjang pertama kali muncul pada abad ke-19 di Amerika Serikat dengan penjualan produk seperti buku, alat dapur, dan peralatan rumah tangga.
Pada awal abad ke-20, model pemasaran ini mulai berkembang dengan munculnya perusahaan-perusahaan besar yang mengadopsi model bisnis penjualan berjenjang.
2. 1920-an dan 1930-an
Model MLM semakin populer pada 1920-an dan 1930-an, terutama dalam bentuk penjualan pintu ke pintu.
Perusahaan-perusahaan seperti California Perfume Company (sekarang dikenal sebagai Avon) dan Nutrilite (sekarang bagian dari Amway) menjadi pionir dalam pengembangan model bisnis MLM.
3. 1940-an dan 1950-an
Pada periode ini, MLM mulai tumbuh pesat dengan berbagai perusahaan yang mengadopsi model ini, seperti Tupperware dan Stanley Home Products.
Model ini menarik minat banyak individu karena menawarkan kesempatan untuk menghasilkan pendapatan tambahan tanpa memerlukan modal besar.
4. 1960-an dan 1970-an
Pada dekade ini, Amway menjadi salah satu perusahaan MLM terbesar di dunia. Kesuksesan Amway membuka jalan bagi pertumbuhan industri MLM secara global.
Selain itu, sejumlah perusahaan MLM lainnya seperti Mary Kay dan Herbalife juga mulai muncul dan mengalami pertumbuhan yang pesat.
5. 1980-an dan 1990-an
Pada dua dekade ini, industri MLM mengalami pertumbuhan yang signifikan di seluruh dunia. Banyak perusahaan besar, baik yang berbasis di Amerika maupun di negara lain, mulai mengadopsi model bisnis MLM.
Pertumbuhan ini terutama dipicu oleh inovasi dalam strategi pemasaran dan penjualan, serta perkembangan teknologi komunikasi.
6. 2000-an hingga Sekarang
Industri MLM terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital. Perusahaan-perusahaan MLM mulai menggunakan platform online dan media sosial untuk memperluas jangkauan pemasaran mereka.
Namun, industri ini juga menghadapi berbagai kritik dan kontroversi terkait dengan penipuan, skema piramida ilegal, dan klaim produk yang tidak terbukti.
Meskipun industri MLM telah mengalami pertumbuhan yang pesat selama beberapa dekade terakhir,
juga penting untuk dicatat bahwa model bisnis ini sering kali menjadi subjek perdebatan di berbagai negara karena beberapa praktik yang kontroversial dan masalah hukum yang terkait dengannya.
Hal ini menunjukkan perlunya regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa praktik MLM tidak melanggar hukum dan merugikan konsumen.
Model Bisnis Multi Level Marketing
Model bisnis Multi Level Marketing (MLM) adalah strategi pemasaran di mana para distributor atau agen tidak hanya mendapatkan komisi dari penjualan langsung produk atau layanan kepada pelanggan,
tetapi juga dari penjualan yang dilakukan oleh agen yang mereka rekrut ke dalam jaringan mereka.
Berikut adalah model bisnis MLM yang umum digunakan:
1. Biner (Binary) MLM
Model ini melibatkan pembentukan dua kaki atau kelompok penjualan, di mana setiap distributor harus merekrut dua distributor baru. Struktur ini membentuk jaringan dengan dua cabang yang saling terhubung.
Biasanya, dalam model ini, bonus akan dibayarkan berdasarkan kinerja dari kedua kaki tersebut, di mana kaki yang lebih lemah akan menentukan besaran bonus yang akan diterima.
2. Matrix MLM
Dalam model ini, setiap distributor memiliki jumlah maksimum distributor yang dapat direkrut ke dalam jaringan mereka.
Misalnya, matriks 3×3 memungkinkan setiap distributor untuk merekrut tiga distributor baru, dan setiap distributor baru juga dapat merekrut tiga distributor lagi.
Distributor akan mendapatkan komisi berdasarkan kedalaman dan lebar matriks yang telah mereka bangun.
3. Unilevel MLM
Dalam model ini, setiap distributor dapat merekrut distributor sebanyak yang mereka inginkan dan semua distributor yang direkrut akan berada di level yang sama.
Komisi biasanya diperoleh dari penjualan langsung dan volume penjualan grup tanpa ada batasan kedalaman. Ini memungkinkan para distributor untuk membangun jaringan besar yang tidak terbatas secara horizontal.
4. Stair Step Breakaway MLM
Model ini melibatkan para distributor yang bekerja untuk mencapai target penjualan tertentu. Ketika target ini tercapai, distributor akan “breakaway” dari mentor mereka dan menjadi pemimpin grup mereka sendiri.
Mereka kemudian akan memperoleh kebebasan lebih besar untuk membangun bisnis mereka sendiri dan merekrut agen baru. Mereka juga dapat menerima bonus berdasarkan volume penjualan dan pencapaian yang mereka capai.
5. Party Plan MLM
Dalam model ini, produk atau layanan dipromosikan melalui acara-acara pesta di rumah, di mana tuan rumah mengundang teman-temannya untuk melihat dan mencoba produk.
Para tamu diharapkan membeli produk tersebut dan, jika tertarik, mereka juga dapat menjadi tuan rumah di acara serupa. Distributor akan mendapatkan komisi dari penjualan yang terjadi selama acara tersebut.
Meskipun model bisnis MLM ini dapat memberikan kesempatan penghasilan yang menarik bagi para distributor yang berhasil,
mereka juga sering dikritik karena beberapa perusahaan yang menerapkannya terlibat dalam skema piramida ilegal atau klaim produk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, penting bagi individu yang berminat untuk terlibat dalam MLM untuk melakukan riset menyeluruh terlebih dahulu dan memastikan bahwa mereka bergabung dengan perusahaan yang sah dan memiliki reputasi baik.
Keuntungan Multi Level Marketing
Multi Level Marketing (MLM) adalah model bisnis yang kontroversial tetapi juga dapat memberikan sejumlah keuntungan bagi individu yang terlibat. Berikut adalah keuntungan utama dari model bisnis MLM:
1. Potensi Penghasilan yang Tidak Terbatas
Salah satu keuntungan utama dari model bisnis MLM adalah potensi penghasilan yang tidak terbatas.
Para distributor dapat menghasilkan uang dari penjualan langsung produk atau layanan, serta dari komisi yang diperoleh dari penjualan yang dilakukan oleh anggota jaringan mereka.
Hal ini memungkinkan individu untuk memperoleh penghasilan pasif yang signifikan jika mereka mampu membangun jaringan yang besar dan efisien.
2. Fleksibilitas Waktu
Model bisnis MLM umumnya memberikan fleksibilitas waktu kepada para distributor. Mereka dapat mengatur jadwal kerja mereka sendiri dan bekerja sesuai dengan waktu luang mereka.
Hal ini memungkinkan individu untuk mengelola bisnis MLM mereka sambil tetap menjalankan pekerjaan penuh waktu atau menyesuaikan waktu kerja mereka dengan kebutuhan pribadi mereka.
3. Pengembangan Keterampilan Pemasaran dan Kepemimpinan
Terlibat dalam MLM dapat membantu individu mengembangkan keterampilan pemasaran dan kepemimpinan yang penting.
Para distributor akan belajar bagaimana memasarkan produk atau layanan secara efektif, membangun hubungan dengan pelanggan, dan mengembangkan tim yang efisien.
Hal ini dapat membantu mereka dalam memperluas jaringan mereka serta dalam pengembangan karir mereka di masa depan.
4. Kesempatan Kewirausahaan
Model bisnis MLM memberikan kesempatan kepada individu untuk menjadi wirausahawan tanpa harus memulai bisnis mereka dari awal.
Mereka dapat memanfaatkan sistem yang telah ada dan produk yang sudah dikenal di pasaran, sambil tetap membangun merek pribadi mereka sendiri.
Hal ini memungkinkan mereka untuk memanfaatkan peluang bisnis yang ada tanpa harus menghadapi risiko yang terlalu besar.
5. Dukungan dan Pelatihan dari Perusahaan
Banyak perusahaan MLM menyediakan dukungan dan pelatihan kepada para distributor mereka.
Hal ini dapat termasuk pelatihan produk, pelatihan pemasaran, dan pelatihan kepemimpinan yang dapat membantu para distributor dalam membangun bisnis mereka.
Selain itu, mereka juga sering kali menyediakan berbagai alat pemasaran dan dukungan teknis yang dapat membantu para distributor dalam mengembangkan bisnis mereka.
Meskipun model bisnis MLM menawarkan sejumlah keuntungan, juga penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang akan sukses dalam model bisnis ini.
Kesuksesan dalam MLM sering kali bergantung pada upaya, dedikasi, dan keterampilan pemasaran serta kepemimpinan yang dimiliki oleh individu.
Oleh karena itu, individu yang tertarik untuk terlibat dalam MLM harus siap untuk bekerja keras dan belajar secara konsisten untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis ini.
Kerugian Multi Level Marketing
Meskipun Multi Level Marketing (MLM) memiliki potensi keuntungan, model bisnis ini juga dikritik karena beberapa kerugian yang dapat memengaruhi para distributor dan masyarakat secara keseluruhan.
Berikut adalah kerugian utama dari model bisnis MLM:
1. Kesulitan Mencapai Keberhasilan Finansial
Meskipun ada potensi penghasilan yang tinggi dalam MLM, fakta menunjukkan bahwa sebagian besar distributor MLM mengalami kesulitan dalam mencapai keberhasilan finansial yang signifikan.
Kebanyakan distributor hanya mampu menghasilkan pendapatan yang rendah, sedangkan hanya sejumlah kecil distributor yang berhasil mencapai tingkat penghasilan yang tinggi.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk persaingan yang ketat, kesulitan merekrut anggota baru, dan batasan pasar.
2. Kontroversi dan Kritik terhadap Model Bisnis
Industri MLM sering kali dikritik karena sering dikaitkan dengan skema piramida ilegal dan penipuan.
Beberapa perusahaan MLM juga telah dituduh menjual produk yang tidak berkualitas atau produk yang memiliki klaim manfaat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Hal ini telah menyebabkan citra buruk bagi industri ini dan membuat konsumen menjadi skeptis terhadap perusahaan MLM secara umum.
3. Fokus pada Perekrutan daripada Penjualan
Kritik lain terhadap industri MLM adalah bahwa beberapa perusahaan cenderung lebih fokus pada perekrutan anggota baru daripada pada penjualan produk.
Hal ini menyebabkan model bisnis ini terlihat lebih seperti skema piramida, di mana pendapatan sebagian besar berasal dari biaya pendaftaran anggota baru, bukan dari penjualan produk.
Praktek semacam ini dapat merugikan anggota baru yang bergabung dengan harapan memperoleh penghasilan yang signifikan.
4. Biaya Awal dan Biaya Operasional
Menjadi distributor MLM sering kali memerlukan biaya awal yang signifikan, termasuk biaya pendaftaran, pembelian paket produk, dan biaya pelatihan.
Selain itu, distributor juga harus menghadapi biaya operasional yang mencakup biaya pemasaran, biaya pengiriman, dan biaya lainnya terkait dengan menjalankan bisnis.
Bagi sebagian individu, biaya ini dapat menjadi beban yang berat, terutama jika mereka tidak dapat segera menghasilkan pendapatan yang signifikan.
5. Tingkat Kegagalan yang Tinggi
Industri MLM memiliki tingkat kegagalan yang tinggi, di mana sebagian besar distributor tidak mampu mencapai kesuksesan yang signifikan dalam bisnis mereka.
Banyak distributor tidak dapat mempertahankan bisnis mereka dalam jangka panjang karena berbagai alasan,
termasuk kurangnya keterampilan pemasaran yang efektif, kurangnya dukungan dari perusahaan, dan ketidakmampuan dalam membangun jaringan yang kuat.
Hal ini dapat menyebabkan kerugian finansial dan emosional yang signifikan bagi para distributor yang gagal.
Dengan memahami kerugian yang terkait dengan industri MLM, penting bagi individu untuk melakukan riset yang mendalam sebelum memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan MLM tertentu.
Mereka harus memastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki reputasi yang baik, produk yang berkualitas, dan sistem kompensasi yang adil.
Selain itu, individu juga harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tantangan dan risiko yang terlibat dalam menjalankan bisnis MLM.
Strategi Pemasaran dalam Multi Level Marketing
Dalam industri Multi Level Marketing (MLM), strategi pemasaran yang efektif dapat menjadi kunci kesuksesan dalam membangun jaringan yang kuat dan menghasilkan pendapatan yang signifikan.
Berikut adalah strategi pemasaran penting dalam industri MLM:
1. Pemasaran Konten
Pemasaran konten merupakan strategi penting dalam MLM yang melibatkan pembuatan dan penyebaran konten yang relevan, informatif, dan bermanfaat bagi audiens target.
Konten dapat berupa artikel blog, video, infografis, atau konten visual lainnya yang membantu memperkenalkan produk atau layanan kepada audiens potensial.
Melalui pemasaran konten, distributor dapat membangun kepercayaan dengan calon pelanggan atau calon mitra bisnis mereka.
2. Pemasaran Media Sosial
Pemasaran melalui platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan LinkedIn dapat menjadi strategi yang sangat efektif dalam memperluas jangkauan dan membangun komunitas yang loyal.
Para distributor dapat memanfaatkan berbagai fitur media sosial, seperti postingan, cerita, iklan berbayar, dan kampanye khusus
untuk menjangkau audiens target mereka dan memperkenalkan produk atau layanan mereka kepada calon konsumen.
3. Email Marketing
Email marketing merupakan cara efektif untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan atau mitra bisnis.
Para distributor dapat menggunakan strategi email marketing untuk mengirimkan buletin, penawaran khusus, dan informasi terbaru mengenai produk atau layanan mereka kepada daftar email yang telah mereka kumpulkan.
Dengan mengirimkan konten yang relevan dan menarik, distributor dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens mereka.
4. Pemasaran Jaringan dan Pertemuan Langsung
Pertemuan langsung dan pemasaran jaringan tetap menjadi strategi yang penting dalam industri MLM.
Para distributor dapat mengadakan pertemuan, presentasi produk, atau acara pelatihan untuk memperkenalkan produk atau layanan kepada calon pelanggan atau mitra bisnis potensial.
Pertemuan langsung ini memungkinkan para distributor untuk membangun hubungan yang lebih personal dan mengatasi pertanyaan atau kekhawatiran calon pelanggan secara langsung.
5. Pemasaran Afiliasi
Pemasaran afiliasi melibatkan bekerja sama dengan mitra atau influencer yang dapat membantu memperkenalkan produk atau layanan kepada audiens mereka.
Dengan bekerja sama dengan mitra atau influencer yang memiliki basis pengikut yang besar, para distributor dapat memperluas jangkauan pemasaran mereka dan mendapatkan lebih banyak prospek yang potensial.
Strategi pemasaran afiliasi dapat membantu para distributor dalam memperluas jaringan mereka dengan lebih cepat.
6. Pengoptimalan SEO
Mengoptimalkan mesin telusur (SEO) adalah strategi penting dalam meningkatkan visibilitas online produk atau layanan.
Dengan mengoptimalkan situs web atau konten mereka untuk kata kunci yang relevan, para distributor dapat meningkatkan peringkat situs web mereka di hasil mesin telusur.
Hal ini memungkinkan calon pelanggan atau mitra bisnis potensial untuk menemukan produk atau layanan mereka dengan lebih mudah.
Dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, para distributor dapat meningkatkan kesadaran merek, memperluas jaringan, dan meningkatkan penjualan produk atau layanan mereka dalam industri MLM.
Penting bagi para distributor untuk memahami audiens target mereka dengan baik dan memilih strategi pemasaran yang paling cocok untuk mencapai tujuan bisnis mereka.
Kontroversi seputar Multi Level Marketing
Industri Multi Level Marketing (MLM) sering kali menjadi subjek kontroversi karena beberapa praktik yang kontroversial yang terkait dengan model bisnis ini.
Berikut adalah kontroversi utama yang sering dikaitkan dengan industri MLM:
1. Skema Piramida dan Penipuan
Salah satu kontroversi terbesar yang terkait dengan MLM adalah ketidakjelasan antara model bisnis yang sah dengan skema piramida ilegal.
Beberapa perusahaan MLM diduga menggunakan model bisnis yang menyerupai skema piramida,
di mana pendapatan sebagian besar berasal dari biaya pendaftaran anggota baru, bukan dari penjualan produk atau layanan yang sebenarnya.
Hal ini telah menyebabkan masyarakat umum menjadi skeptis terhadap industri MLM secara keseluruhan.
2. Klaim Produk yang Tidak Terbukti
Banyak perusahaan MLM telah dikecam karena membuat klaim produk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Beberapa produk MLM telah diklaim memiliki manfaat kesehatan yang spektakuler tanpa bukti ilmiah yang kuat. Hal ini dapat menyesatkan konsumen dan menyebabkan mereka mengalami kerugian finansial dan kesehatan.
3. Ketergantungan pada Perekrutan daripada Penjualan Produk
Industri MLM sering kali dituduh lebih fokus pada perekrutan anggota baru daripada pada penjualan produk atau layanan.
Hal ini dapat mengarah pada penumpukan stok produk yang tidak terjual dan menyebabkan para distributor mengalami kerugian finansial.
Fokus yang terlalu besar pada perekrutan juga dapat menyebabkan industri ini terlihat lebih seperti skema piramida daripada model bisnis yang sah.
4. Perusahaan MLM Tidak Transparan
Beberapa perusahaan MLM telah dikecam karena kurangnya transparansi dalam praktik bisnis mereka.
Beberapa perusahaan tidak memberikan informasi yang jelas mengenai struktur kompensasi, biaya pendaftaran, atau kebijakan pengembalian produk.
Hal ini dapat menimbulkan keraguan dan kebingungan di antara para distributor dan konsumen yang berpotensi merugikan mereka.
5. Kehilangan Uang dan Waktu bagi Sebagian Besar Distributor
Statistik menunjukkan bahwa sebagian besar distributor MLM tidak berhasil mencapai keberhasilan finansial yang signifikan dalam bisnis mereka.
Banyak distributor menghabiskan banyak uang dan waktu untuk membangun bisnis mereka, namun akhirnya mengalami kegagalan dan kekecewaan.
Hal ini dapat menyebabkan tekanan finansial dan emosional yang serius bagi para distributor yang tidak berhasil.
Dalam menghadapi kontroversi ini, penting bagi pemerintah untuk mengatur industri MLM dengan ketat dan memastikan bahwa perusahaan-perusahaan MLM beroperasi sesuai dengan standar etika dan hukum yang ketat.
Para calon distributor juga diharapkan melakukan riset menyeluruh dan memahami risiko yang terkait dengan industri ini sebelum memutuskan untuk terlibat di dalamnya.
Selain itu, pemerintah dan masyarakat juga perlu memberikan edukasi yang cukup mengenai perbedaan antara model bisnis MLM yang sah dengan skema piramida ilegal.
Kesimpulan
Multi Level Marketing (MLM) adalah model bisnis yang melibatkan penjualan produk atau layanan melalui jaringan distributor independen,
di mana para distributor tidak hanya mendapatkan komisi dari penjualan langsung tetapi juga dari penjualan yang dilakukan oleh anggota jaringan mereka.
Industri MLM telah menarik minat banyak individu karena menjanjikan potensi penghasilan yang tinggi dan fleksibilitas waktu, namun juga sering kali menjadi subjek kontroversi dan kritik.
Dengan memahami berbagai aspek yang terkait dengan industri MLM, individu dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan mengembangkan strategi yang efektif untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis ini.
Penting untuk diingat bahwa kesuksesan dalam MLM tidak terjadi secara instan, tetapi membutuhkan kerja keras, dedikasi, dan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat