Tujuan Pengawetan Tanah

Diposting pada

Tanah merupakan tempat berbagai makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya agar bisa diselamatkan dari berbagai macam ancaman kepunahan.

Tujuan Pengawetan Tanah
Tujuan Pengawetan Tanah

Oleh karena itu diperlukan dilakukannya kegiatan pengawetan tanah dengan tepat untuk menghindari kemungkinan buruk yang akan terjadi, Sebelum melakukan kegiatan pengawetan tanah, maka sebelumnya kita harus mengetahui profil tanah.

Berikut ini akan dijelaskan sedikit mengenai profil tanah atau lapisan horizon tanah, simak penjelasannya .

1. Horizon A

Horizon A ini sering disebut dengan horizon pencucian karena pada horizon ini terjadi pelarutan unsur-unsur hara dan senyawa-senyawa yang kemudian dibawa air infiltrasi ke lapisan di bawahnya.

Sebagian besar dari horizon A tersusun dari batu mineral yang bercampur dengan bahan organic dan merupakan medium pertumbuhan tanaman sebagai tempat kegiatan mikroba tanah.

2. Horizon B

Merupakan horizon akumulasi dari unsur – unsur hara dan senyawa -senyawa horizon pencucian yang tercuci.

Horizon ini diketahui sangat sedikit mengandungan bahan organik,warnanya lebih merah dan lebih padat. Pada horizon B tidak ditemukan sama sekali aktivitas mikroba.

3. Horizon C

Sedangkan pada Horizon C terdiri dari bahan induk tanah yang sebagiannya telah mengalami proses pelapukan.

4. Horizon D

Horizon D merupakan batuan induk pejal yang belum sama sekali mengalami pelapukan.

Tujuan Pengawetan Tanah

Adapun beberapa tujuan pengawatan tanah yang harus kita ketahui adalah :

1. Memelihara Kesuburan Tanah

Mengupayakan agar kesuburan tanah tetap stabil dengan menggunakan cara dan teknik, pola tanam serta pengolahannya yang dilakukan secara secara intensif.

Misalnya melalui teknik penanaman, kita dapat menanami sebidang tanah pertanian dengan cara polikultur atau menggunakan berbagai jenis tanaman, melalui rotasi tanaman dan tumpang sari.

  • Rotasi tanaman, yaitu menggunakan jenis tanaman yang berbeda pada setiap musim. Contoh : setelah menanam padi ditanami palawija, baru padi, atau sayur mayur, disesuaikan dengan musim.
  • Tumpang sari, menanam berbagai jenis tanaman dalam satu musim tanam. Sebagai Contoh: di sela-sela yang berada diantara tanaman padi ditanami buah jeruk, sayur mayur, dan sebagainya.

Metode lain yang dapat dilakukan yaitu dengan cara sebagai berikut :

  • Mengatur air dalam tanah melalui sistem drainase dan juga sistem irigasi yang sesuai
  • Melakukan pemeliharaan atau peningkatan kadar humus
  • Meningkatkan kadar kalsium yang ada di dalam tanah
  • Melakukan penumpukan dengan bentuk mineral dan pengolahan tanah yang sesuai dengan topografinya.

2. Menghindari Erosi

Erosi  terjadi karena terdapat proses pengikisan pada lapisan tanah yang diakibatkan oleh adanya aliran air, angin dan juga  salju.

Sering kali erosi terjadi pada lereng – lereng dengan tingkat kemiringan yang besar dan dapat menimbulkan kecepatan aliran permukaan yang tinggi.

Pembuatan teras bisa saja dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi pada tanah yang memiliki tingkat kemiringan yang sangat tinggi.

Erosi dapat menjadikan kondisi tanah yang semula subur dan gembur menjadi tanah yang tandus sehingga tidak dapat ditanami tanaman kembali.

Untuk kegiatan pemulihan keadaan tanah yang demikian maka dibutuhkan waktu yang cukup lama dan juga membutuhkan biaya yang cukup besar.

Apabila Tanah yang telah mengalami pengkikisan atau erosi yang terbilang parah  dan tidak dilakukan penanganan secara cepat maka tanah tersebut dipastikan akan ditumbuhi gulma yang nantinya akan sulit untuk dikendalikan.

Bahaya dati terjadinya erosi yang lain adalah dapat mempercepat proses terjadinya pendangkalan waduk dan juga dapat menimbulkan terjadinya entrofikasi yang akan merugikan fungsi waduk tersebut.

3. Gerakan Penghijauan

Gerakan penghijauan harus dilakukan untuk mengembalikan tanah-tanah yang gundul atau biasa disebut dengan kegiatan reboisasi hingga ditumbuhi oleh tumbuhan lagi.

Dalam melakukan kegiatan reboisasi yang pelu diperhatikan adalah penyediaan bibit yang sesuai dengan kondisi iklim diwilayah tersebut baik kondisi klimatologis  sanitasi dan juga drainase.

Kegiatan ini di Indonesia biasanya dilaksanakan secara rutin dan pusat kegiatannya akan diatur secara bergantian dengan melibatkan beberapa organisasi formal atauun non formal seperti pemerintah daerah, tokoh – tokoh masyarakat dan lain – lain.

Demikianlah pembahasan yang saya utarakan dalam kesempatan kali ini yang membahas mengenai Tujuan Pengawetan Tanah. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *