Majas Litotes: Pengertian, Ciri, Contoh dan Fungsi

Diposting pada

Majas litotes adalah salah satu gaya bahasa retoris yang sering digunakan dalam karya sastra dan tulisan formal lainnya.

Majas Litotes Pengertian, Ciri, Contoh dan Fungsi

Dalam litotes, penulis menggunakan pernyataan negatif untuk menyampaikan sebuah gagasan secara positif.

Dengan kata lain, litotes melibatkan penggunaan pernyataan negatif untuk menyiratkan kebenaran yang lebih kuat atau mendalam.

Penggunaan litotes dapat memberikan efek dramatis, menekankan perasaan, atau menyoroti sebuah konsep dengan cara yang halus.

Pengertian Majas Litotes Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian dan pandangan dari para ahli mengenai Majas litotes:

1. Richard A. Lanham

Menurut Richard A. Lanham, seorang ahli retorika.

Litotes adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menekankan suatu gagasan dengan cara mengungkapkannya melalui pernyataan yang tampak kurang kuat secara langsung.

Dengan demikian, litotes memanfaatkan kekuatan dari pengurangan secara sengaja dalam pemaparan gagasan untuk mencapai efek retoris yang diinginkan.

2. M.A.K. Halliday

Menurut M.A.K. Halliday, seorang ahli linguistik, litotes adalah bentuk retoris yang terdiri dari penggunaan pernyataan negatif untuk menyampaikan sebuah pernyataan positif secara implisit.

Dengan cara ini, litotes mampu menciptakan kesan kepura-puraan atau pengurangan yang sengaja digunakan untuk menekankan kebenaran dari sebuah pernyataan.

3. Dr. Miftah Thoha

Menurut Dr. Miftah Thoha, seorang pakar sastra, litotes merupakan strategi bahasa yang memanfaatkan pernyataan negatif untuk mencapai efek yang lebih kuat secara retoris.

Dalam hal ini, litotes membantu mengarahkan perhatian pembaca atau pendengar pada aspek yang ingin ditekankan oleh penulis atau pembicara,

dengan cara memberikan penekanan melalui pengurangan atau penyederhanaan dalam penggunaan kata-kata.

Penggunaan litotes sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk menarik perhatian pembaca atau pendengar,

karena memungkinkan mereka untuk menafsirkan maksud yang lebih mendalam dari pernyataan yang diucapkan atau ditulis.

Dengan demikian, litotes memiliki peran penting dalam menciptakan kesan dramatis atau emosional dalam sebuah karya sastra atau tulisan.

Dalam praktiknya, penggunaan litotes dapat ditemukan dalam berbagai jenis karya sastra seperti puisi, drama, prosa fiksi, dan karya tulis akademis.

Dengan memahami konsep litotes, pembaca atau pendengar dapat lebih peka terhadap kehalusan dan kekuatan retoris yang terkandung dalam karya sastra atau tulisan formal.

Ciri-Ciri Litotes

Litotes adalah salah satu bentuk majas atau gaya bahasa retoris yang kerap digunakan dalam karya sastra dan tulisan formal lainnya.

Berikut adalah ciri-ciri litotes yang dapat membantu Anda memahami konsepnya secara lebih mendalam:

1. Penggunaan Pernyataan Negatif

Ciri utama dari litotes adalah penggunaan pernyataan negatif untuk menyampaikan makna positif. Dengan kata lain, penulis menggunakan negasi untuk menekankan sebuah gagasan secara implisit.

Contohnya, jika seseorang berkata “bukan hal yang buruk,” sebenarnya mereka ingin mengungkapkan bahwa itu adalah sesuatu yang baik.

2. Reduksi Kekuatan Ekspresi

Litotes seringkali melibatkan pengurangan kekuatan ekspresi dalam menyampaikan suatu gagasan. Misalnya, penggunaan kalimat “tidak jelek” untuk menyatakan “bagus” atau “indah”.

Reduksi semacam ini membantu menciptakan efek retoris yang halus namun kuat.

3. Menekankan dengan Halus

Litotes juga dikenal karena kemampuannya untuk menekankan suatu gagasan dengan cara yang halus.

Dengan menggunakan pernyataan negatif, penulis dapat secara halus menyoroti kebenaran atau keindahan suatu gagasan tanpa terkesan berlebihan.

4. Mengesampingkan Kata-Kata yang Berlebihan

Litotes membantu penulis menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu berlebihan atau ekspresif.

Penggunaan pernyataan negatif memungkinkan penulis untuk tetap mengekspresikan maksudnya tanpa harus menggunakan kata-kata yang terlalu kuat atau berlebihan,

sehingga menciptakan kesan yang lebih halus dan terkontrol.

5. Menciptakan Kesan Dramatis atau Emosional

Penggunaan litotes secara efektif dapat menciptakan kesan dramatis atau emosional dalam sebuah teks.

Melalui pengurangan atau penyederhanaan dalam penggunaan kata-kata, litotes dapat memperkuat perasaan atau emosi yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

Dengan memahami ciri-ciri litotes, pembaca dapat mengenali penggunaan gaya bahasa ini dalam karya sastra atau tulisan formal.

Litotes sering digunakan untuk menciptakan kehalusan dalam retorika, menekankan gagasan secara halus, dan menarik perhatian pembaca dengan cara yang terkontrol dan efektif.

Dengan demikian, litotes merupakan salah satu alat yang penting dalam membangun nuansa dan makna dalam tulisan atau karya sastra.

Baca Juga : Puisi: Pengertian, Ciri, Fungsi, Jenis dan Struktur

Contoh Litotes dalam Karya Sastra

Litotes adalah gaya bahasa yang sering digunakan dalam karya sastra untuk menekankan atau menyampaikan gagasan dengan cara yang halus namun kuat.

Berikut adalah contoh penggunaan litotes dalam karya sastra yang mungkin membantu Anda memahami bagaimana gaya bahasa ini digunakan:

1. Contoh dalam Puisi

Dalam puisi “Stopping by Woods on a Snowy Evening” karya Robert Frost, baris terakhir dari puisi tersebut adalah contoh yang jelas dari litotes: “And miles to go before I sleep.”

Di sini, Frost menggunakan pernyataan negatif “miles to go” untuk menggambarkan jarak yang masih harus ditempuh sebelum bisa istirahat, yang sebenarnya menunjukkan betapa jauhnya perjalanan yang harus dilaluinya.

2. Contoh dalam Prosa Fiksi

Dalam novel “To Kill a Mockingbird” karya Harper Lee, Atticus Finch menggambarkan karakter Boo Radley dengan menggunakan litotes. Dia mengatakan, “People in their right minds never take pride in their talents.”

Pernyataan ini sebenarnya menyiratkan bahwa Boo Radley memiliki bakat yang luar biasa, tetapi Atticus menggunakan litotes untuk mengekspresikan ini dengan cara yang lebih halus.

3. Contoh dalam Drama

Dalam drama “Romeo and Juliet” karya William Shakespeare, Juliet berbicara tentang cinta mereka yang terlarang kepada Romeo dengan mengatakan, “My only love sprung from my only hate!”

Di sini, dia menggunakan litotes untuk mengekspresikan betapa rumitnya perasaannya terhadap Romeo, karena dia adalah anak dari keluarga yang benci dengan keluarga Romeo.

4. Contoh dalam Pidato

Dalam pidato “I Have a Dream” karya Martin Luther King Jr., ia menggunakan litotes saat menggambarkan visinya tentang masa depan yang lebih baik:

“I have a dream that one day this nation will rise up and live out the true meaning of its creed.”

Pernyataan ini menggambarkan harapannya untuk masyarakat yang hidup sesuai dengan makna sebenarnya dari prinsip-prinsip yang dianut oleh negara tersebut.

5. Contoh dalam Karya Non-Fiksi

Dalam esai “Politics and the English Language” karya George Orwell, ia menggunakan litotes untuk mengekspresikan pandangannya tentang penggunaan bahasa yang buruk dalam politik:

“The great enemy of clear language is insincerity.”

Pernyataan ini secara halus menunjukkan betapa ketidakjujuran merupakan salah satu faktor utama yang menghalangi kejelasan dalam penggunaan bahasa.

Melalui contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa litotes sering digunakan dalam karya sastra untuk mengekspresikan konsep yang kompleks dengan cara yang halus namun efektif.

Dengan memahami penggunaan litotes dalam konteks yang berbeda, pembaca dapat lebih peka terhadap nuansa dan kehalusan yang disampaikan oleh penulis melalui gaya bahasa ini.

Fungsi Litotes dalam Bahasa dan Sastra

Litotes memiliki berbagai fungsi penting dalam bahasa dan sastra yang memengaruhi cara pesan disampaikan dan diterima oleh pembaca atau pendengar. Berikut adalah fungsi litotes dalam bahasa dan sastra:

1. Menciptakan Kesan Kesantunan atau Kehalusan

Litotes sering digunakan untuk menciptakan kesan kesantunan atau kehalusan dalam bahasa.

Dengan meredam kekuatan kata-kata, litotes membantu pembicara atau penulis untuk mengungkapkan gagasan atau perasaan tanpa terlihat terlalu berlebihan atau kasar.

Hal ini dapat membantu memelihara suasana yang lebih sopan atau menghindari konfrontasi yang tidak perlu.

2. Menghindari Kebohongan yang Terlalu Eksplisit

Dengan menggunakan pernyataan negatif, litotes dapat membantu penulis atau pembicara menghindari kesan langsung atau terlalu eksplisit dalam menyampaikan kebenaran yang sulit atau tidak menyenangkan.

Hal ini memungkinkan mereka untuk menyampaikan pesan tanpa menimbulkan reaksi berlebihan atau mengundang konflik yang tidak perlu.

3. Mengundang Perenungan atau Tafsiran yang Lebih Mendalam

Penggunaan litotes dalam karya sastra dapat mengundang pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang makna sebenarnya dari pernyataan yang disampaikan.

Dengan meredam ekspresi langsung, litotes memungkinkan penulis untuk menanamkan kompleksitas dalam pesan mereka, yang dapat mendorong pembaca untuk menggali lebih dalam dan memahami nuansa yang lebih halus.

4. Menciptakan Kesan Keanggunan dan Kekuatan Retoris

Litotes juga dapat memberikan kesan keanggunan dan kekuatan retoris dalam bahasa dan sastra. Penggunaannya yang halus dan terkendali dapat memperkuat dampak retoris dari sebuah pernyataan.

Dengan menyampaikan pesan melalui negasi atau pengurangan, penulis dapat memperkuat kesan dramatis atau emosional dari pesan mereka.

5. Meningkatkan Daya Tarik dan Keterlibatan Pembaca

Litotes dapat meningkatkan daya tarik dan keterlibatan pembaca dengan menyiratkan makna yang lebih mendalam daripada yang terlihat secara langsung.

Hal ini dapat menarik perhatian pembaca dan mendorong mereka untuk terlibat lebih dalam dengan karya sastra atau tulisan.

Dengan merangsang imajinasi pembaca, litotes dapat menciptakan rasa penasaran yang mendorong mereka untuk menganalisis lebih lanjut.

6. Menciptakan Kesan Keaslian dalam Karya Sastra

Penggunaan litotes dapat memberikan kesan keaslian dalam karya sastra dengan menggambarkan realitas yang kompleks dan nuansa yang halus.

Dengan menggunakan litotes, penulis dapat menangkap kedalaman emosi atau pengalaman manusia yang sulit diungkapkan secara langsung.

Hal ini membantu menciptakan kekayaan dan kedalaman dalam karakter, suasana, dan tema dalam karya sastra.

Dengan memahami fungsi-fungsi ini, pembaca dapat lebih menghargai peran litotes dalam memperkaya bahasa dan menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus dan efektif dalam berbagai konteks bahasa dan sastra.

Contoh Penggunaan Litotes dalam Kehidupan Sehari-hari

Litotes adalah gaya bahasa yang sering digunakan tidak hanya dalam karya sastra, tetapi juga dalam percakapan sehari-hari. Berikut adalah contoh penggunaan litotes yang dapat Anda temui dalam kehidupan sehari-hari:

1. Penggunaan dalam Ungkapan Umum

“Ini bukan masalah kecil.” Ungkapan ini sering digunakan untuk menekankan pentingnya suatu masalah tanpa harus terdengar terlalu dramatis.

Dengan menggunakan litotes, pembicara menegaskan bahwa masalah tersebut sebenarnya adalah sesuatu yang penting dan membutuhkan perhatian.

2. Penggunaan dalam Ucapan Sosial

“Tidak buruk!” Ketika seseorang menanyakan pendapat tentang suatu hal, jawaban ini sering digunakan untuk menunjukkan bahwa sesuatu itu sebenarnya bagus atau memuaskan.

Litotes digunakan di sini untuk menekankan kualitas positif dari suatu hal tanpa harus terdengar terlalu berlebihan atau berlebihan.

3. Penggunaan dalam Pujian

“Anda tidak buruk dalam memasak!” Ungkapan ini sering digunakan untuk memberi pujian kepada seseorang yang sebenarnya mahir dalam memasak.

Penggunaan litotes di sini membantu penutur memberikan pujian secara halus tanpa harus terdengar terlalu berlebihan atau berlebihan.

4. Penggunaan dalam Komentar Sosial

“Suhu hari ini tidak terlalu dingin.” Ketika seseorang memberikan komentar tentang cuaca, penggunaan litotes seperti ini dapat digunakan untuk menekankan bahwa cuaca sebenarnya cukup hangat.

Hal ini membantu pembicara menyampaikan pendapatnya dengan cara yang halus tanpa harus terdengar terlalu ekstrim.

5. Penggunaan dalam Diskusi Kebijakan

“Pemerintah tidak benar-benar berhasil dalam menangani masalah kemiskinan.”

Ungkapan ini sering digunakan dalam diskusi kebijakan untuk mengekspresikan ketidakpuasan terhadap upaya pemerintah dalam menangani masalah kemiskinan.

Penggunaan litotes di sini membantu pembicara mengekspresikan kritik secara halus tanpa harus terdengar terlalu keras atau konfrontasional.

Melalui contoh-contoh ini, kita dapat melihat bagaimana litotes digunakan dalam komunikasi sehari-hari untuk menekankan suatu gagasan atau pernyataan dengan cara yang halus namun efektif.

Penggunaan litotes membantu pembicara atau penulis untuk mengekspresikan diri dengan lebih lembut dan terkontrol, sambil tetap mengkomunikasikan makna yang diinginkan.

Kesimpulan

Litotes merupakan salah satu gaya bahasa yang digunakan secara luas dalam berbagai jenis teks, termasuk karya sastra, pidato, dan percakapan sehari-hari.

Melalui penggunaan pernyataan negatif untuk menyiratkan makna positif, litotes mampu menciptakan efek retoris yang halus namun kuat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *