Majas Personifikasi merupakan salah satu gaya bahasa retoris yang sering digunakan dalam sastra.
Secara khusus, Majas Personifikasi adalah bentuk retoris yang menyerupai manusia atau memberikan sifat-sifat manusia pada sesuatu yang sebenarnya bukan manusia, seperti benda mati, hewan, atau konsep abstrak.
Dalam hal ini, sesuatu yang tidak hidup dianggap memiliki karakteristik manusia, seperti berpikir, merasakan, atau berperilaku. Bentuk ini memberikan gambaran yang lebih hidup dan menarik bagi pembaca atau pendengar.
Pengertian Majas Personifikasi Menurut Para Ahli
Secara umum, terdapat beberapa pandangan para ahli sastra mengenai pengertian Majas Personifikasi. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Prof. Dr. M. Syafei
Menurut Prof. Dr. M. Syafei, Majas Personifikasi merupakan sebuah gaya bahasa yang memberikan karakteristik manusia kepada benda mati atau hewan.
Dengan demikian, benda mati atau hewan tersebut akan terlihat hidup dan mampu berperilaku seperti manusia.
2. Prof. Dr. A. Teeuw
Prof. Dr. A. Teeuw mendeskripsikan Majas Personifikasi sebagai penggunaan gaya bahasa yang memberikan sifat-sifat manusia kepada sesuatu yang bukan manusia.
Dengan demikian, objek yang dijelaskan terlihat memiliki emosi, tindakan, atau pemikiran seperti manusia.
3. Prof. Dr. H. Suwandi
Menurut Prof. Dr. H. Suwandi, Majas Personifikasi merupakan penggunaan gaya bahasa yang memberikan jiwa, pikiran, dan perilaku manusia kepada benda mati, hewan, atau konsep abstrak.
Hal ini bertujuan untuk memperkuat daya ungkap karya sastra dan memberikan kesan yang lebih hidup pada pembaca atau pendengar.
Dalam prakteknya, Majas Personifikasi sering digunakan untuk memperkuat daya ungkap dalam karya sastra, seperti puisi, prosa, atau drama.
Contohnya, dalam puisi, seorang penyair dapat memberikan sifat-sifat manusia pada matahari, misalnya dengan menggambarkan matahari ‘menangis’ atau ‘tersenyum’,
sehingga pembaca dapat membayangkan matahari sebagai sesuatu yang hidup dan memiliki emosi.
Dengan demikian, pengertian Majas Personifikasi menurut para ahli sastra menekankan pada penggunaan gaya bahasa yang memberikan karakteristik manusia
pada objek non-manusia guna memperkuat daya ungkap dan memberikan kesan yang lebih hidup pada pembaca atau pendengar.
Contoh Penggunaan Majas Personifikasi
Berikut beberapa contoh penggunaan Majas Personifikasi dalam berbagai bentuk sastra:
1. Contoh 1 (Puisi)
“Dinginnya bulan menyapa malam dengan senyum lembut, memeluk bumi dengan sinar keperakan, menyapa bunga-bunga yang rebah tertidur di taman.”
Dalam contoh ini, bulan digambarkan sedang ‘menyapa’ dan ‘memeluk’ bumi, yang memberikan kesan bahwa bulan memiliki kemampuan berkomunikasi seperti manusia dan memiliki sifat kasih sayang.
2. Contoh 2 (Prosa)
“Angin malam berbisik pada telinga daun-daun yang bergoyang lembut. Daun-daun itu merasa nyaman dengan desiran hangat yang mengusap lembut permukaannya.”
Dalam contoh ini, angin malam digambarkan sedang ‘berbisik’ pada daun-daun, sementara daun-daun tersebut ‘merasa nyaman’, menunjukkan bahwa angin malam diberi sifat manusia,
yakni mampu berkomunikasi dan memberikan kenyamanan.
3. Contoh 3 (Drama)
“Gunung itu merintih ketika cahaya matahari menghilang dari puncaknya. Ia merindukan kehangatan yang pernah disentuh oleh sinar matahari.”
Dalam contoh ini, gunung digambarkan sedang ‘merintih’ dan ‘merindukan’ cahaya matahari, menunjukkan bahwa gunung dianggap memiliki emosi dan keinginan seperti manusia.
4. Contoh 4 (Cerpen)
“Pohon-pohon di hutan itu berbicara dalam bahasa gemercik yang lembut. Mereka saling berbisik tentang cerita-cerita masa lalu yang pernah mereka alami bersama.”
Dalam contoh ini, pohon-pohon di hutan digambarkan sedang ‘berbicara’ dan ‘berbisik’, menunjukkan bahwa pohon-pohon tersebut dianggap memiliki kemampuan berkomunikasi dan ingatan masa lalu seperti manusia.
5. Contoh 5 (Pantun)
“Ombak menderu di pantai rindu, Menyapa deburan dengan senyum sumringah. Batu-batu di tepi pantai pun berkata, Mari, kita menyanyikan lagu riang bersama.”
Dalam contoh pantun ini, ombak dan batu di tepi pantai digambarkan sedang ‘menderu’, ‘menyapa’, dan ‘berkata’,
menunjukkan bahwa benda-benda alam tersebut dianggap memiliki kemampuan berbicara dan bereaksi layaknya manusia.
Dengan demikian, contoh-contoh di atas menggambarkan penggunaan Majas Personifikasi dalam berbagai jenis sastra, seperti puisi, prosa, drama, cerpen, dan pantun,
yang memberikan kesan bahwa objek non-manusia memiliki sifat, emosi, dan kemampuan berkomunikasi layaknya manusia.
Hal ini memperkuat daya ungkap karya sastra dan membuat pembaca atau pendengar lebih terikat dengan cerita yang disampaikan.
Fungsi Penggunaan Majas Personifikasi
Penggunaan Majas Personifikasi memiliki beberapa fungsi penting dalam karya sastra. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai fungsi utama penggunaan Majas Personifikasi:
1. Meningkatkan Daya Ungkap Emosi
Salah satu fungsi utama Majas Personifikasi adalah meningkatkan daya ungkap emosi dalam sebuah karya sastra.
Dengan memberikan sifat manusia pada objek non-manusia, pembaca atau pendengar lebih mudah terhubung secara emosional dengan karya sastra tersebut.
Misalnya, dengan menggambarkan angin malam ‘menangis’ atau bunga ‘merintih’, pembaca akan merasakan emosi yang lebih kuat dan dapat mengaitkannya dengan pengalaman manusia sehari-hari.
2. Membuat Gambaran Lebih Hidup
Penggunaan Majas Personifikasi juga membantu membuat gambaran dalam karya sastra lebih hidup.
Dengan memberikan sifat manusia pada objek non-manusia, pembaca atau pendengar dapat membayangkan objek tersebut secara lebih jelas dan menyatu dengan cerita yang disampaikan.
Sebagai contoh, saat matahari digambarkan ‘tersenyum’ atau ‘mengirim senyum hangat’, pembaca dapat membayangkan sinar matahari dengan lebih jelas dan menarik.
3. Meningkatkan Daya Tarik Puisi atau Prosa
Dalam puisi atau prosa, penggunaan Majas Personifikasi dapat meningkatkan daya tarik karya sastra.
Dengan memberikan sifat manusia pada objek non-manusia, pembaca akan merasa lebih terlibat dengan cerita atau peristiwa yang disampaikan.
Hal ini membuat pembaca lebih tertarik dan terikat dengan alur cerita serta karakter yang muncul.
4. Menambah Dimensi Estetika
Majas Personifikasi juga dapat menambah dimensi estetika dalam sebuah karya sastra. Dengan memberikan karakteristik manusia pada objek non-manusia, karya sastra menjadi lebih indah dan menarik secara artistik.
Pembaca atau pendengar dapat menikmati keindahan bahasa yang digunakan dan terpesona dengan gambaran yang dihasilkan.
5. Memperkaya Makna Teks
Penggunaan Majas Personifikasi dapat memperkaya makna teks secara keseluruhan.
Dengan menghadirkan objek non-manusia yang ‘berbicara’ atau ‘berperilaku’ seperti manusia, karya sastra menjadi lebih kaya akan metafora dan simbol.
Hal ini memungkinkan penulis untuk menyampaikan pesan atau tema tertentu dengan cara yang lebih mendalam dan kompleks,
sehingga pembaca atau pendengar dapat menafsirkan makna teks tersebut dengan beragam sudut pandang.
Dengan demikian, penggunaan Majas Personifikasi memiliki peran penting dalam meningkatkan daya ungkap emosi, membuat gambaran lebih hidup,
meningkatkan daya tarik puisi atau prosa, menambah dimensi estetika, serta memperkaya makna teks secara keseluruhan.
Hal ini membuat karya sastra menjadi lebih kuat dan mendalam dalam menyampaikan pesan dan pengalaman manusia.
Tujuan Penggunaan Majas Personifikasi
Penggunaan Majas Personifikasi memiliki beberapa tujuan yang signifikan dalam pengembangan karya sastra. Berikut adalah penjelasan tujuan utama penggunaan Majas Personifikasi:
1. Menciptakan Daya Imajinasi yang Kuat
Salah satu tujuan utama dari penggunaan Majas Personifikasi adalah untuk menciptakan daya imajinasi yang kuat pada pembaca atau pendengar.
Dengan memberikan sifat manusia pada objek non-manusia, pembaca mampu membayangkan objek tersebut dalam konteks yang lebih hidup dan menarik.
Hal ini membantu mendorong daya imajinasi pembaca sehingga mereka dapat lebih terlibat dan terikat dengan cerita yang disampaikan.
2. Memperkuat Daya Tarik Puisi atau Prosa
Penggunaan Majas Personifikasi bertujuan untuk memperkuat daya tarik dalam puisi atau prosa.
Dengan memberikan karakteristik manusia pada objek non-manusia, karya sastra menjadi lebih menarik dan mengundang perhatian pembaca.
Hal ini membantu meningkatkan minat pembaca terhadap cerita dan menarik perhatian mereka pada aspek-aspek emosional atau filosofis yang diungkapkan melalui objek tersebut.
3. Menyampaikan Pesan dengan Lebih Efektif
Tujuan penting lainnya dari penggunaan Majas Personifikasi adalah untuk menyampaikan pesan atau tema karya sastra dengan lebih efektif.
Dengan memberikan sifat manusia pada objek non-manusia, penulis dapat menyampaikan pesan kompleks atau ide-ide filosofis dengan cara yang lebih berwarna dan mudah dipahami oleh pembaca.
Hal ini memungkinkan penulis untuk mengungkapkan konsep abstrak atau emosional dengan cara yang lebih konkret dan terasa lebih dekat dengan keseharian manusia.
4. Menciptakan Kesan Emosional yang Mendalam
Penggunaan Majas Personifikasi bertujuan untuk menciptakan kesan emosional yang mendalam pada pembaca atau pendengar.
Dengan memberikan sifat manusia pada objek non-manusia, pembaca dapat merasakan empati atau mengalami hubungan emosional yang kuat dengan objek tersebut.
Hal ini membantu menimbulkan reaksi emosional yang mendalam dan membuat pembaca atau pendengar lebih terhubung dengan cerita serta pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
5. Meningkatkan Keterhubungan dengan Alam dan Lingkungan
Tujuan lain dari penggunaan Majas Personifikasi adalah untuk meningkatkan keterhubungan dan empati manusia terhadap alam dan lingkungan sekitarnya.
Dengan memberikan sifat manusia pada objek alam, pembaca atau pendengar dapat mengembangkan rasa saling keterhubungan dan saling ketergantungan antara manusia dan alam.
Hal ini membantu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melindungi alam, serta menghargai kehidupan di sekitar kita.
Dengan demikian, penggunaan Majas Personifikasi dalam karya sastra memiliki tujuan utama, antara lain untuk menciptakan daya imajinasi yang kuat, memperkuat daya tarik puisi atau prosa,
menyampaikan pesan dengan lebih efektif, menciptakan kesan emosional yang mendalam, serta meningkatkan keterhubungan dan empati manusia terhadap alam dan lingkungan sekitarnya.
Hal ini memungkinkan penulis untuk mengekspresikan ide-ide kompleks dan emosional dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca.
Kesimpulan
Majas Personifikasi adalah salah satu bentuk gaya bahasa retoris yang memberikan sifat-sifat atau karakteristik manusia pada objek non-manusia, seperti benda mati, hewan, atau konsep abstrak.
Hal ini bertujuan untuk memperkuat daya ungkap, meningkatkan daya tarik, dan menciptakan kesan emosional yang mendalam dalam karya sastra.
Penggunaan Majas Personifikasi dapat memberikan daya imajinasi yang kuat, menyampaikan pesan secara efektif, serta meningkatkan keterhubungan manusia dengan alam dan lingkungan sekitarnya.
Dengan memberikan sifat manusia pada objek non-manusia, Majas Personifikasi menciptakan kesan yang lebih hidup dan menarik bagi pembaca atau pendengar.
Hal ini membantu pembaca atau pendengar untuk lebih terhubung dengan cerita atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis,
serta meningkatkan perhatian mereka terhadap aspek-aspek emosional yang diungkapkan melalui objek tersebut.
Penggunaan Majas Personifikasi juga memperkaya dimensi estetika dalam karya sastra, sehingga membuatnya lebih indah dan menarik secara artistik.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat