5 Cara Budidaya Tanaman Kelengkeng Terbukti Berhasil

Diposting pada

Salah satu buah yang khas Indonesia dan terus dicari sampai sekarang adalah kelengkeng atau banyak yang menyebutnya hanya lengkeng saja. Bentuknya kecil bulat dan dilindungi kulit yang teksturnya seperti karpet yang agak kasar.

5 Cara Budidaya Tanaman Kelengkeng Terbukti Berhasil
5 Cara Budidaya Tanaman Kelengkeng Terbukti Berhasil

Tapi dibalik kulit itu terdapat buah yang manis rasanya, meski bijinya juga cukup besar. Kelengkeng juga sering dijumpai di toko dalam kemasan kaleng, yang biasanya untuk aneka kebutuhan seperti sebagai pemanis untuk kue jenis pie karena rasa manisnya yang khas.

Selain itu kelengkeng juga banyak dicari karena ternyata secara ekonomi banyak keuntungan yang didapat.

Apalagi budidaya kelengkeng sekarang tidak hanya dimonopoli oleh dataran tinggi yang identik dengan udara sejuk yang memang banyak disukai tanaman, sehingga banyak budidaya jenis buah yang bisa tumbuh dengan mudahnya di dataran ini.

Akan tetapi seiring berjalannya waktu, karena kelengkeng mudah tumbuh di Indonesia, mereka yang tinggal di dataran yang lebih rendahpun akhirnya juga mampu untuk membuat jenis tanaman ini bisa dan mudah dibudidayakan.

Pada umumnya kelengkeng yang dapat tumbuh di dataran rendah adalah produksi dari negara tetangga seperti Thailand dan juga Vietnam.

Cara Budidaya Tanaman Kelengkeng  

Ada beberapa cara budidaya tanaman kelengkeng yang bisa dilakukan di dataran yang rendah yaitu:

1. Lahan Tempat Menanam

Yang terpenting adalah, lahan yang akan digunakan sebagai tempat untuk budidaya haruslah ruangan terbuka, sehingga sinar matahari tidak terhalang untuk bersinar.

Usahakan untuk tidak menanam kelengkeng di kawasan yang banyak terdapat bangunan tinggi yang bisa menghalangi cahaya matahari, ataupun tanaman yang tinggi seperti pepohonan peneduh yang justru akan menghambat pertumbuhan budidaya tersebut.

2. Drainase Untuk Saluran Air Agar Tidak Menggenang

Jangan lupa juga untuk memperhatian drainase agar air penyiraman tidak menggenang di lahan kelengkeng yang tentunya akan berdampak tidak baik bagi tanaman yang sedang dibudidaya.

Apalagi kelengkeng cukup sensitif terhadap genangan air, sehingga drainase yang baik menjadi kewajiban untuk jenis tanaman ini, sehingga kalau hujan sedang turun, tidak akan menggenangi lahan karena akan langsung keluar melalui sistem drainase yang dibuat.

Buatlah parit yang memisahkan tiap barisan lubang tanaman kelengkeng, sehingga tidak sampai terjadi genangan.

3. Cara Penanaman Bibit

Cara Penanaman Bibit
Cara Penanaman Bibit

Setelah lahan sudah siap untuk penanaman, tinggal memilih cara yang disukai untuk menanam, yaitu dengan menggunakan biji atau generatif, atau dengan cara cangkok atau vegetatif.

  • Penanaman Secara Generatif

Adapun untuk cara penanaman dengan menggunakan biji atau genatif, ada beberapa langkah yaitu ketika memilih biji untuk bibit, pastikan berasal dari bibit yang unggul, atau tanaman yang sehat, sudah tumbuh besar dengan baik, buahnya juga banyak dalam satu pohon, dan yang penting adalah pohon tersebut tidak mengalami penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan regenerasi yang baik.

Kemudian pilih biji dari buah yang sudah matang atau bahkan cenderung sudah hampir membusuk, lalu biji tersebut dicuci dengan bersih dan keringkan di bawah sinar matahari.

Sambil menunggu biji tersebut kering, bisa mempersiapkan media tanam berupa campuran tanah dengan humus dan serbuk kayu atau sekam sehingga tanah tetap dalam kondisi gembur.

Untuk menjaga agar tanah media tanam tetap lembab, siram dengan air dalam jumlah sedikit di dalam polybag yang telah disiapkan, kemudian tanamlah biji yang telah dijemur tadi, dan letakkan di tempat yang teduh lebih dulu.

Setelah biji yang ditanam terlihat tumbuh, bisa disirami secara rutin sehingga tinggi tanaman mencapai sekitar sejengkal tangan orang dewasa, setelah itu polybag tanaman bisa dijemur sekitar 3 jam perhari sampai tinggi kelengkeng mencapai kurang lebih setengah meter, barulan bisa dipindah langsung ke lubang tanam di lahan yang telah disediakan.

  • Penanaman Secara Vegetatif

Adapun untuk cara jenis mencangkok atau vegetatif, lebih banyak dipilih karena punya keuntungan proses penanaman yang tidak terlalu panjang seperti halnya menanam dengan bibit atau biji, sehingga pembibitan tanaman menjadi lebih singkat dan ukuran pohon nantinya tidak akan terlalu tinggi sehingga akan lebih mudah untuk dipanen.

Namun tentu saja ada kelebihan ada juga kekurangan. Produksi buah tanaman hasil cangkokan tidak akan bisa melebihi tanaman indukan karena umur tanaman yang tidak akan sepanjang kalau proses generatif.

Kekurangan lain yang harus mendapat perhatian khusus adalah soal ketahanan terhadap penyakit. Pada budidaya kelengkeng yang memanfaatkan pencangkokan, masalah ketahanan menjadi perhatian karena tentunya para pelaku budidaya menginginkan kelengkeng yang usianya panjang, tahan penyakit, dan tentunya hasil panen yang melimpah.

Tentunya langkah dengan cara penanaman biji atau cangkok menjadi pilihan bagi para petani yang menekuni budidaya kelengkeng ini.

4. Perawatan Tanaman

Sesudah tanaman tumbuh besar dan siap untuk dipindah, ada beberapa hal yang harus dipastikan lebih dulu sebelum proses pemindahan dilakukan.

Langkah pertama adalah dengan cara menyirami lebih dulu sebelum dipindah, untuk tetap menjaga kelembaban tanaman agar dalam proses adaptasi dengan tempat barunya lebih mudah.

Langkah berikutnya adalah dengan memberikan insektisida dan fungisida pada lahan tempat tanaman akan dipindah, dan untuk pemindahan idealnya dilakukan pada sore hari pada saat matahari sudah tidak terik lagi sekaligus menghindarkan tanaman agar tidak layu terkena sorot matahari di siang hari.

Setelah proses pemindahan tanaman selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah segera menyirami tanaman yang baru saja dipindahkan.

Langkah berikutnya adalah perawatan tanaman kelengkeng yang telah ditanam pada lahan. Untuk penyiramannya tetap dilaukan secara rutin, namun apabila musim hujan tiba, lakukan setidaknya penyiraman dalam 7 hari sekali untuk menjaga kadar air yang tersedia bagi tanaman.

Ikuti pula dengan pemupukan susulan yang merupakan campuran antara pupuk organik dengan NPK, misalnya dengan larutan NPK sekitar 200 mililiter, 40 mililiter pupuk organik dengan air sekitar 35 liter.

Lakukan pemupukan sekitar sebulan dua kali atau paling tidak 3 minggu sekali untuk menjaga unsur hara dalam proses budidaya tetap terjaga.

Di sekitar pohon juga perlu digemburkan ulang dengan cara dicangkul sehingga bisa membentuk gundukan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya genangan karena air akan lebih cepat terserap ke dalam tanah.

Di musim hujan yang sangat berlimpah dengan air, proses ini akan lebih mencegah hujan akan membuat genangan di sekitaran pohon.

Setiap 8 bulan sampai setahun sekali, jangan lupa untuk selalu dipupuk supaya tanaman yang sedang dibudidaya tetap mendapat nutrisi yang cukup dan suplai makanan pada tanaman tetap terjaga.

Selain memastikan bahwa nutrisi untuk tanaman tetap cukup, para pelaku budidaya tentunya juga harus memperhatikan tentang potensi hama yang akan dapat mengganggu tanaman secara keseluruhan, sampai pada hasil panennya agar tetap terjaga kualitas yang diharapkan. Jenis hama yang sering mengganggu pada budidaya kelengkeng adalah jenis serangga yang merusak bunga yang dikenal dengan istilah stink bug, yang punya nama lain Tessarotama Javanica.

Hama ini sejenis kumbang yang biasanya bercokol di panikel bunga, dan juga di bagian buah kelengkeng yang masih muda, dan pada perkembangannya, jenis serangga ini bercokol dan berkembangbiak di batang bagian atas.

Karena itu untuk membersihkan hama tersebut adalah dengan membuang telur-telurnya dengan insektisida. Selain dengan obat pembasmi hama, serangga ini juga punya ‘musuh’ alami yaitu Anastatua sp, dan juga Micropanurus sp, serta Eupelmid sp yang bisa membasmi serangga tersebut.

Musuh kelengkeng sebetulnya cukup beragam, karena selain stink bug, hama bagi buah ini adalah lalat buah, ulat pemakan daun, bahkan ada juga ulat pemakan bunga yang harus dibasmi oleh para petani kelengkeng.

Selain hama seperti yang sudah tersebut, hama lain yang bisa mengganggu bagi kelengkeng yang dibudidaya adalah termasuk kelelawar bahkan tikus.

Kalau musim berbuah sudah tiba bagi kelengkeng, maka kelelawar adalah hewan yang harus diwaspadai, sehingga sebagai penangkal,buah kelengkeng yang sudah bermunculan di pohon diberongsong atau dilindungi dengan penutup yang terbuat dari anyaman bambu.

Selain itu bisa juga dengan membuat jaring untuk pengaman yang ditempatkan di sekitar kebun atau tanaman tersebut. Namun cara ini tidak banyak diterapkan karena metode dengan penggunaan jaring ini berbiaya cukup mahal.

Selain hama, kelengkeng juga harus dihindarkan dari penyakit seperti jamur upas, atau juga daun-daun yang busuk, disamping penyakit lain seperti akar berwarna putih atau hitam.

Untuk menghindarkan kelengkeng dari penyakit, cara termudah adalah dengan mengendalikan bahaya tersebut dengan rajin memangkas ranting yang sakit, juga dengan melibatkan peran fungisida untuk mengatasi jamur yang bermunculan.

Untuk masalah pada akar, pencabutan tanaman yang sakit menjadi salah satu solusi yang paling umum dilakukan. Selain itu menjaga kebersihan sanitas pada kebun juga menjadi kewajiban, agar kebun tetap terjaga dan hasil panen juga bisa berlimpah.

Baca Juga : Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Kelengkeng

5. Panen Buah Kelengkeng

Kelengkeng sudah mulai bisa dinikmati hasilnya setelah usia pohon sudah memasuki 2 tahun setelah tanam bagi yang menganut pertumbuhan dengan biji, sedangkan untuk yang menerapkan metode cangkok bisa lebih cepat lagi.

Panen Buah Kelengkeng
Panen Buah Kelengkeng

Adapun ciri buah yang sudah siap untuk dipetik adalah warna buah yang kuning kecokelatan, aroma harumnya buah kelengkeng sudah tercium, dan tekstur buah secara fisik mudah dideteksi dengan cara ditekan, dan akan diketahui bahwa buah sudah empuk yang menandakan kelengkeng sudah siap untuk dipanen.

Selain itu pada ciri fisik yang menunjukkan kalau buah sudah siap panen adalah sudah tidak ada lagi bunga pada pohon, karena sudah memasuki masa panen, dan juga secara fisik terlihat bahwa buah dan tandang buah sudah merunduk ke bawah, siap untuk dipanen.

Untuk dapat memastikan bahwa keseluruhan buah di pohon sudah manis, cukup petik satu buah dan cicipilah. Kalau rasanya sudah manis maka tandan buah pada pohon kelengkeng sudah dapat dipetik seluruhnya.

Agar pohon kelengkeng yang telah dipanen tetap dapat memberi hasil sesuai dengan harapan, maka jangan dilupakan perawatan pasca panen yaitu dengan memberikan pupuk untuk tetap dapat menjaga nutrisi yang terkandung untuk pohon, sehingga diharapkan akan dapat tetap produktif berbuah setiap kali musim panen tiba.

Demikianlah informasi mengenai Cara Budidaya Tanaman Kelengkeng   semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semuanya.