5 Cara Budidaya Tanaman Talas Terbukti Berhasil

Diposting pada

Salah satu tanaman umbi-umbian yang kini kerap dibudidayakan sebagai bahan pangan pokok alternatif yakni umbi talas. Dahulu talas sempat dianggap sebagai tanaman liar, namun kini petani mulai melirik peluang usaha pada budidaya tanaman talas karena tingginya permintaan dan minat masyarakat terhadap ketersediaan umbi talas.

5 Cara Budidaya Tanaman Talas Terbukti Berhasil
5 Cara Budidaya Tanaman Talas Terbukti Berhasil

Tanaman talas sendiri mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari pengolahan talas baik yang berasal dari batang, umbi, dan daunnya.

Selain itu, tanaman talas juga dapat dijadikan tanaman hias bagi beberapa orang di daerah perkotaan untuk meningkatkan penghijauan lingkungan.

Oleh karena itu, budidaya tanaman talas sekarang banyak diminati oleh para petani untuk meningkatkan produktivitas lahan dan menambah pendapatan usaha.

Tanaman yang mempunyai nama latin Calocasia esculenta L. Schott sin C. antiquorum ini merupakan spesies umbi-umbian yang berasal dari famili Araceae.

Tanaman talas mempunyai ciri yang mudah dikenali yakni berpostur tegak dan memiliki tinggi berkisar satu meter atau lebih dengan daun yang lebar berwarna hijau , berbentuk hati, dan bersifat tahan air berukuran panjang 20-50 cm.

Umbi yang dihasilkan pada tanaman talas dapat memiliki massa hingga 4 kg bahkan lebih berwarna kecoklatan. Tanaman talas merupakan tanaman pangan herba dan tumbuh semusim maupun sepanjang tahun.

Tanaman talas sendiri mulanya berasal dari daerah di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, dan Indonesia. Kemudian pengaruh dari perpindahan penduduk dan perdagangan antar negara, talas menyebar ke beberapa negara lainnya seperti Filipina, Cina, India, Jepang, negara Asia yang lainnya, dan sebagian kecil pulau di Samudera Pasifik.

Talas dikenal dengan nama lain di beberapa negara seperti: Keladi (Melayu), Abalong (Filipina), Arvi (India), Taioba (Brazil), Satoimo (Jepang), Yu-tao (Cina), dan Tayoba (Spanyol).

Di Indonesia, tanaman talas tersebar ke seluruh penjuru daerah baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanaman talas dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan dengan ketinggian kurang dari 1300 mdpl, kondisi temperatur berkisar antara 21°C -27°C dengan tingkat kelembapan sebesar 50%-90%, inetensitas cahaya matahari yang mencukupi, dan curah hujan mencapai 240 mm/tahun.

Kondisi tanah yang paling ideal untuk penanaman tanaman talas yaitu tanah gembur yang subur dengan bahan organik atau humus yang melimpah serta memiliki pH sekitar 5,5-6,0.

Meskipun begitu tanaman talas kuat untuk dapat bertahan hidup di lingkungan dengan air yang melimpah maupun di tanah yang kering.

Tanaman talas di Indonesia mempunyai beragam jenis yang biasa dikembangkan maupun sekedar hanya dijadikan tanaman hias diantaranya yang paling terkenal yaitu talas bogor yang mempunyai varietas seperti talas sutra, talas bentul, talas lampung, talas bentul, loma, mentega/gambir, dan talas paris.

Selain itu juga terdapat jenis talas lain seperti talas padang, talas air, talas beneng, talas senthe, talas kimpul, dan talas darat. Talas bogor adalah salah satu jenis talas yang paling sering dibudidayakan dalam skala besar pada lahan pertanian.

Talas ini sendiri mempunyai ciri khas umbi yang berbentuk bulat hingga silinder dan memiliki cita rasa yang enak. Dari sekian banyaknya jenis talas yang ada di Indonesia, hanya beberapa jenis tertentu yang biasa dikonsumsi dan dibudidayakan.

Hal ini dikarenakan ada beberapa jenis talas yang mempunyai rasa kurang sedap dan umbinya cenderung kecil bahkan ada yang menimbulkan rasa gatal seperti pada talas senthe dan talas bolang. Daerah penghasil (sentra produksi) talas terbesar di Indonesia adalah Bogor dan Malang.

Pembudidayaan tanaman talas yang makin gencar mulai dilakukan oleh petani dan masyarakat dalam skala besar maupun terbatas untuk konsumsi sendiri.

Pemanfaatan talas sebagai bahan panganan seperti produk olahan berupa kripik, tepung talas, getuk, alas pembungkus makanan, bahkan sebagai obat herbal tradisional membuat nilai ekonomis talas menjadi semakin naik.

Baca Juga : Syarat Tumbuh Tanaman Talas

Cara Budidaya Tanaman Talas

Usaha penanaman talas pada umumnya masih dilakukan melalui cara tradisional. Oleh karena itu, untuk memulai pembudidayaan tanaman talas diperlukan persiapan yang matang dan teknik proses yang benar agar dapat menghasilkan tanaman talas yang berkualitas. Berikut Cara Budidaya Tanaman Talas, diantaranya :

1. Persiapan Media Tanam Talas

Tanaman talas tumbuh optimal di media tanam berupa tanah yang gembur dengan kandungan zat organik atau humus yang baik dengan dranaise air dan aerasi tanah yang baik.

Oleh karena itu, sebelum dilakukan penanaman sebaiknya tahapan yang perlu dilakukan yaitu mempersiapkan dan mengolah media tanam yang akan digunakan yaitu lahan tanah yang kosong. Tahapan ini sebaiknya dilakukan dua minggu sebelum masa penanaman.

Jenis tanah yang digunakan untuk penanaman tanaman talas dapat bermacam-macam seperti tanah lempung yang lembek dan berwarna coklat dengan kandungan humus tinggi yang berada di lapisan tanah bebas air tanah, tanah sisa vulkanik, tanah latosol, tanah andosol, dan masih banyak lainnya.

Pengolahan media tanam lahan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah menggunakan cangkul atau membajak lahan tanah, memangkas dan mencabut tanaman liar seperti ilalang hingga habis, membuat bedengan beserta lubang tanam, dan melakukan pemupukan awal. Berikut langkah penyiapan media tanam lahan untuk budidaya tanaman talas yaitu :

  • Mencabuti dan memangkas rerumputan liar yang tumbuh di sekitar lahan yang akan digarap hingga habis lalu dapat dibakar.
  • Mencangkul atau membajak tanah hingga kedalaman sekitar 20-30 cm.
  • Membuat bedengan atau guludan dengan lebar sekitar 1,2 meter atau lebih dengan panjang yang telah disesuaikan dengan kondisi lahan.
  • Membentuk lubang tanam dengan ukuran yang dianjurkan 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam antar-lubang berkisar 75 cm.
  • Apabila penanaman dilakukan pada tanah yang bergambut sebaiknya dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Pengapuran dianjurkan menggunakan komposisi 1 ton per hektar dengan kondisi pH tanah kurang dari 5,0.
  • Melakukan proses pemupukan awal dengan menggunakan campuran pupuk organik, pupuk kandang, ataupun pupuk buatan seperti N,P,K, urea, ZA, KCl, dan TSP untuk memenuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro pada tanaman talas. Komposisi yang digunakan untuk pupuk buatan cukup sedikit saja sekitar 2 tsp dan dicampurkan dengan pupuk oganik atau pupuk kandang sebanyak dua kepal tangan dewasa atau sekitar 1-3 kg per lubang lalu beri sedikit jerami di atasnya. Untuk skala besar kebutuhan pupuk dapat diperhitungkan dengan komposisi pupuk sebanyak 1-3 ton/hektar.
  • Setelah itu biarkan lahan yang sudah diolah terpapar oleh sinar matahari secara langsung selama beberapa hari.

2. Pembibitan Talas

Sampai saat ini tanaman talas belum memiliki banyak varietas unggulan meskipun mempunyai beragam jenis varietas.

Melihat dari fakta tersebut, pemilihan bibit untuk penanaman tanaman talas sangat diperlukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.

Tanaman talas sendiri pada umumnya diperbanyak menggunakan metode vegetatif. Bibit tanaman talas diperoleh melalui batang samping tanaman talas, menggunakan tunas, atau anakan lengkap dengan tangkai daun yang didapatkan dari penanaman sebelumnya.

Anakan yang diambil sebaiknya anakan kedua atau ketiga dari penanaman talas. Apabila menggunakan tunas, sebaiknya diambil dari tunas yang berumur 5-7 bulan.

Pengambilan bibit menggunakan umbi dianjurkan dilakukan di dekat titik tumbuh dan diiris lalu tinggalkan satu mata calon bakal tunas. Selanjutnya bibit yang berasal dari umbi yang sudah dipilih dapat disemaikan terlebih dahulu hingga berusia 5-7 bulan untuk siap dipindahkan ke lahan. Penyemaian benih dari umbi dapat dilakukan dengan cara berikut :

  • Siapkan umbi talas yang sehat dan berukuran besar dengan berat sekitar 55 g – 100 g dan memiliki mata tunas;
  • Iris hingga disisakan bagian yang terdapat mata bakal tunas;
  • Bagian yang terdapat mata tunas diberi taburan abu lalu sedikit dianginkan dan dimasukkan ke dalam polybag.
  • Letakkan mata tunas menghadap ke atas agar dapat tumbuh dengan baik;
  • Memastikan kondisi polybag dalam keadaan lembap dan basah.
  • Apabila tunas telah mencapai tinggi sekitar 5-10 cm dan mempunyai daun berjumlah 2-3 helai, maka bibit siap untuk dipindahkan ke lahan tanam.

Banyaknya jumlah bibit yang perlu disiapkan untuk penanaman talas sebaiknya memperhatikan luas area lahan yang akan ditanami dan jarak tanam yang digunakan. Untuk jarak tanah berkisar 50 cm-75 cm, bibit yang diperlukan berjumlah 17000-20000 bibit.

3. Penanaman Talas

Selanjutnya setelah bibit yang telah disemai telah siap tanam maka bibit dapat mulai dipindahkan dan ditanam di lahan yang sebelumnya sudah diolah terlebih dahulu.

Penanaman bibit di lahan perlu memperhatikan jarak tanam yang digunakan, jarak tanam per lubang yang disarankan adalah 70 x 70 cm, 75 x 75 cm, atau 50 x 70 cm. Hal ini ditentukan oleh keadaan musim dan tanah.

Pada musim kemarau, jarak tanam yang digunakan biasanya lebih rapat daripada saat musim penghujan untuk menjaga kelembapan media tanam tetap optimal karena penyerapan air dalam jumlah besar ketika kemarau.

Sebaliknya ketika musim penghujan sebaiknya perbesar jarak tanam agar tingkat kelembapan tidak terlalu tinggi, apabila ini terjadi resikonya tanaman dapat terkena penyakit yang berasal dari jamur.

Waktu yang paling ideal untuk melakukan penanaman talas adalah pada musim awal penghujan atau ketika curah hujan rata sepanjang tahun dan dilakukan ketika sore hari. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan penanaman talas sebagai berikut :

  • Pastikan bibit (tunas) telah dilepas dari wadah polybag sebelumnya, kemudian masukkan satu bibit tunas ke dalam setiap lubang yang dibentuk dengan kedalaman 20-30 cm dalam kondisi tegak lurus dan berada di tengah-tengah lubang;
  • Lalu padatkan kembali lubang di sekitar pangkal batang tunas menggunakan tanah hingga penuh mencapai 7 cm dengan menyisakan bagian tunas yang berada di atas permukaan tanah yang dapat berdiri tegak.

4. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Talas

  • Pemupukan

Setelah penanaman, proses pemupukan pada tanaman talas dilakukan pada waktu yang berurutan yaitu 1, 3, dan 5 bulan setelah masa tanam.

Setelah sebelumnya pada pemupukan dasar yang dilakukan pada saat pengolahan lahan tanah menggunakan komposisi pupuk sebanyak satu ton per hektar.

Pada pemupukan pertama setelah satu bulan penanaman, pemupukan dilakukan dengan menggunakan campuran urea dan pupuk buatan seperti TSP-36 dan KCl.

Komposisi yang digunakan untuk ketiganya yaitu urea sebanyak 50-100 kg, TSP-36 sebanyak 30-50 kg, dan dapat ditambahkan KCl dengan dosis sebanyak 50 kg per hektar lahan.

Pengaplikasian pupuk dapat dilakukan melalui lubang tugal/larikan  yang dibuat di samping lubang tanam sedalam 3 cm dengan cara ditaburkan.

Selanjutnya pada usia 3 dan 5 bulan, proses pemupukan dapat diulangi kembali dengan komposisi yang sama.  Ada beberapa yang menyarankan untuk menambahkan ZPT Giberilik Acid (GA) pada usia tanaman mencapai 4-5 bulan agar pertumbuhannya semakin cepat.

  • Penyiraman/Pengairan

Pada masa awal pertumbuhan tanaman talas memerlukan kebutuhan air yang cukup sehingga pemyiraman dapat dilakukan secara rutin setiap dua hari sekali terlebih pada musim kemarau.

Apabila tanaman talas telah tumbuh dewasa, penyiraman tidak perlu dilakukan secara rutin kecuali apabila kondisi tanah sangat kering. Pastikan saja bahwa tanah memiliki kelembapan yang cukup dengan kebutuhan air yang tercukupi.

  • Penyiangan dan Pembubunan

Penyiangan dilakukan dengan cara membasmi tanaman liar atau gulma yang tumbuh di sekitar tanaman talas. Hal ini  bertujuan agar tanaman talas tidak terhambat pertumbuhannya karena harus bersaing tanaman lain untuk menyerap nutrisi-nutrisi yang diperlukan.

Penyiangan juga dilakukan dengan menyingkirkan daun dan tanaman talas yang mati atau kering. Anakan yang terlalu banyak sebaiknya dipangkas hingga tersisa 3 – 5 anakan agar tumbuh kembang umbi dapat maksimal.

Selain itu, bersamaan dengan penyiangan dilakukan pembubunan dengan membentuk guludan kecil pada pangkal tanaman dan menutup akar-akar yang berada di atas supaya tanaman tetap kokoh oleh terpaan angin. Kedua kegiatan ini sebaiknya dilaksanakan setiap sebulan sekali.

  • Pencegahan Hama dan Penyakit

Tanaman talas yang terserang hama maupun penyakit pada umumnya karena belum perawatan yang dilakukan belum optimal.

Oleh karena itu, untuk pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara terpadu dengan melakukan hal-hal seperti memilih  bibit yang sehat, mengolah tanah dengan baik, drainase yang baik, pemupukan secara rutin, mengganti tanaman talas yang terserang hama dan penyakit dengan segera, dan menyemprot pestisida organik pada tanaman.

Baca Juga : Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Talas

5. Panen Tanaman Talas

Waktu relatif yang digunakan untuk melakukan panen pada tanaman talas biasanya berumur sekitar 6-10 bulan tergantung pada jenis varietas yang ditanam.

Pemanenan talas dilakukan dengan cara menggali umbi talas dan mencabut tanaman talas. Kemudian pangkas daun dan batang hingga tersisa sepanjang 20-30 cm dari ujung pangkal umbi.

Setelah itu, bersihkan tanah dan kotoran yang masih menempel pada umbi dengan dipukul perlahan. Kemudian umbi yang sudah dibersihkan dapat langsung dikumpulkan, disortir, dan dikemas untuk disimpan dengan baik.

Bagaimana? Cukup mudah bukan! demikianlah yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan kali mengenai Cara Budidaya Tanaman Talas. Semoga bermanfaat.