Tahukah Anda mengenai Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jawawut? Tanaman jawawut merupakan salah satu tanaman pokok di berbagai Negara yang ada di dunia termasuk beberapa daerah yang ada di Indonesia.
Jawawut dijadikan tanaman pokok sebelum dikenal budidaya tanaman padi. Akan tetapi setelah padi mulai dibudidayakan, tanaman jawawut mulai dilupakan. Kandungan yang terdapat di dalam tanaman jawawut yaitu protein dan kalsium yang lebih baik daripada beras.
Tanaman jawawut memiliki nama yang berbeda di masing-masing daerah, misalnya di Palembang jawawut dikenal dengan nama jawa, Batak dikenal dengan nama jaba ikur, dan di Lampung dikenal dengan nama randau.
Tanaman jawawut sudah dibudidayakan sejak tahun 5000 SM di Cina dan di Eropa sejak 3000 sebelum masehi. Untuk klasifikasi dan morfologi tanaman jawawut dapat dilihat sebagai berikut.
Klasifikasi Tanaman Jawawut
Menurut ilmu penggolongan tumbuhan atau taksonomi, tanaman jawawut dapat diklasifikasikan ke dalam :
- Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
- Divisi : Tracheophyta
- Kelas : Liliopsida
- Ordo : Poales
- Famili / Suku : Poaceae
- Genus : Setaria
- Spesies / Jenis : Setaria italic (L.) P. Beauv
Morfologi Tanaman Jawawut
Setaria italica atau yang lebih dikenal dengan jawawut merupakan jenis tanaman serealia yang berbiji kecil dan pernah menjadi makanan pokok bagi masyarakat Asia Tenggara dan Asia Timur sebelum tanaman padi dibudidayakan.
1. Akar
Setiap biji tanaman jawawut menghasilkan satu akar seminal yang selanjutnya berkembang menjadi akar primer. Ketika tanaman jawawut menghasilkan dua ataupun tiga helai daun pada buku pertama muncul akar sekunder atau akar buku.
2. Batang
Tanaman jawawut memiliki batang yang berbentuk tegak, lampai, beruas-ruas dan menyisip dari tunas bagian paling bawah.
3. Daun
Tanaman jawawut memiliki daun yang tidak lengkap. Daun tersebut terdiri atas helaian daun saja. Helaian daun tersebut berbentuk melancip atau pita dengan tulang daun sejajar.
Daun jawawut memiliki permukaan yang kasar. Tanaman jawawut memiliki daun yang sejajar dan berseling dan tersusun dalam dua baris yang saling berhadapan.
4. Biji Tanaman Jawawut
Bentuk Biji tanaman jawawut adalah bulat telur lebar dan melekat pada sekam kelopak serta sekam mahkota, dengan biji berwarna kuning agak pucat hingga merah, jingga coklat mauapun hitam.
Biji yang dimiliki oleh tanaman jawawut termasuk ke dalam jenis padi-padian kecil dan termasuk biji kariopsis dengan berukuran sangat kecil yaitu berkisar antara 3 hingga 4 mm.
Jawawut merupkan jenis tumbuhan monokotil dan memiliki tipe perkecambahan yaitu perkecambahan hypogeal.
Tanaman jawawut dapat ditanam pada daerah semi kering. Curah hujan yang diperlukan dalam budidaya tanaman jawawut adalah kurang dari 125 mm dan masa pertumbuhan tanaman jawawut biasanya terjadi sekitar 3 hingga 4 bulan.
Tanaman jawawut tidak dapat ditanam pada daerah yang terdapat genangan. Selain itu tanaman jewawut lebih optimal apabila dibudidayakan pada daerah semi kering dengan ketinggian hingga mencapai 2000 meter di atas permukaa laut.
Budidaya tanaman jawawut mulai ditinggalkan dan diabaikan ketika masyarakat mulai mengenal budidaya tanaman padi.
Padahal protein yang dihasilkan oleh tanaman jawawut ini lebih baik dari protein yang dihasilkan oleh tanaman padi. Derajat keasaman atau pH yang diperlukan oleh tanaman jawawut berkisar antar 4 hingga 8 pH.
Tanaman jewawut mengandung karbohidrat 84,2%, lemak 3,3%, protein 10,7%, serat 1,4%, Fe 6,2 mg, Ca 37 mg, Vitamin C 2,5, Vitamin B1 0,48 serta Vitamin B2 yaitu 0,14.
Kesimpulan
Jewawut adalah salah satu jenis tanaman pangan (serealia berbiji kecil). Ketahuilah bahwa komoditas ini dahulu pernah berjaya dan menjadi salah satu makanan pokok ber beberapa negara di dunia termasuk dinegara kita Indonesia (Beberapa daerah).
Seiring dengan waktu perkembangan padi semakin meningkat sehingga tanaman jewawut semakin ditinggalkan dan dilupakan, Padahal bila dilihat dari kandungannya tanaman ini memiliki nutrisi yang lebih baik bila dibandingkan dengan beras.
Saat ini ada beberapa daerah di indonesia yang masih menanam jewawut yang dijadikan sebagai bahan pangan. Bagi anda yang juga ingin mencoba mengembangkan alangkan haiknya memahami terlebih dahulu mengenai klasifikasi dan morfologinya, Hal ini bertujuan agar mudah nantinya dalam melakukan perawatan.
Baca Juga : Proses Karbohidrat Dipecah Menjadi Protein
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.