Sebagai makhluk sosial, interaksi sosial di masyarakat tentu tidak dapat dihindari. Interaksi sosial ini akan mempengaruhi pembentukan sebuah kelompok dalam masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat sudah pasti ada perbedaan baik itu perbedaan antar individu maupun perbedaan antar kelompok masyarakat.
Secara umum, pengelompokan dalam masyarakat khususnya di Indonesia dikenal ada 2 macam bentuk yaitu pengelompokan secara horizontal yakni berupa diferensiasi dan pengelompokan secara vertikal yakni stratifikasi sosial.
Dalam artikel ini akan fokus membahas mengenai pengelompokan secara vertikal yaitu stratifikasi sosial.
Apa itu stratifikasi sosial? Apa saja jenis, penyebab serta indikator stratifikasi sosial? Simaklah informasi berikut ini untuk mengetahui jawabannya.
Pengertian Stratifikasi Sosial
Apa itu stratifikasi sosial? pengertian stratifikasi adalah berasal dari dua kata yaitu strata dan stratum yang memiliki arti lapisan.
Oleh sebab itu, stratifikasi sosial sering diartikan sebagai pelapisan masyarakat. Stratifikasi sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu konsep dalam sistem bermasyarakat, berbangsa serta bernegara atau bisa disebut juga sebagai suatu konsep adanya pengelompokan sosial secara bertingkat dalam masyarakat.
Pengelompokan sosial ini menempatkan individu maupun kelompok masyarakat pada kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki serta hak dan kewajiban individu atau kelompok tersebut berbeda-beda satu sama lainnya.
Pengertian Stratifikasi Sosial Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami mengenai definisi stratifikasi sosial maka simaklah informasi berikut terkait pendapat para ahli tentang stratifikasi sosial.
1. Menurut Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi individu atau kelompok yang pembedaan kedudukannya secara vertikal.
2. Menurut Astrid S. Susanto
Menurut pendapat Astrid S. Susanto, stratifikasi sosial adalah suatu hasil dari interaksi antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan secara teratur.
3. Menurut Bruce J. Cohen
Pengertian stratifikasi sosial menurut Bruce J. Cohen adalah suatu bentuk sistem yang menempatkan individu sesuai dengan kualitas yang dimilikinya, kemudian berdasarkan kualitasnya, menempatkan individu tersebut dalam kelas sosial.
4. Menurut Max Weber
Pengertian stratifikasi sosial menurut Max Weber adalah penggolongan masyarakat pada sistem sosial berdasarkan tingkatan menurut privilese, kekuasaan maupun prestise.
5. Menurut P.J Bouman
P.J Bouman, stratifikasi sosial adalah ada beberapa golongan manusia yang menyadari hak istimewa terkait cara hidupnya.
Hal istimewa ini membuat golongan manusia tersebut menuntut adanya “gengsi” dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Menurut Pitirim A. Sorokin
Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk berdasarkan kelas-kelas yang berupa tingkatan/hierarki.
7. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi sosial adalah salah satu bentuk sistem yang membedakan status sosial dalam masyarakat.
8. Menurut Leibo
Menurut pendapat Leibo, pengertian stratifikasi sosial adalah posisi individu dalam kelompok sosial masyarakat yang terkait dengan individu lainnya dalam kelompok tersebut atau masyarakat.
9. Menurut Wulansari
Menurut Wulansari, stratifikasi sosial adalah perbedaan pada masyarakat yang didasarkan pada kelas-kelas yang bertingkat atau hierarki. Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi maupun kelas-kelas yang lebih rendah.
Jenis Stratifikasi Sosial
Secara umum, terdapat 3 jenis stratifikasi sosial yakni stratifikasi sosial tertutup, terbuka dan campuran.
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi sosial tertutup adalah salah satu jenis stratifikasi sosial dimana tingkatan stratanya tidak bisa diubah ke status sosial yang lebih tinggi maupun ke status sosial yang lebih rendah.
Individu yang termasuk strata jenis ini maka status sosialnya cenderung tertutup dan memiliki pembatasan atau tidak memungkinkan untuk pindah ke lapisan sosial lainnya.
Stratifikasi sosial tertutup biasanya diperoleh seseorang sejak lahir atau otomatis dengan sendirinya atas jasa yang telah ia lakukan atau dari segi usia orang tersebut.
Contoh negara yang masyarakatnya menganut stratifikasi sosial tertutup adalah India. Masyarakat di India terbagi menjadi beberapa kasta yaitu kasta brahmana (pendeta), ksatria (terdiri dari bangsawan serta raja), waisya (terdiri dari pedagang serta pegawai pemerintah) dan sudra (petani).
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah salah satu jenis stratifikasi sosial yang mana setiap individu yang tergolong dalam strata ini dapat berpindah ke tingkatan atasnya maupun sebaliknya yaitu ke tingkatan bawahnya.
Dengan kata lain, individu yang termasuk ke dalam stratifikasi sosial terbuka maka status sosial individu tersebut cenderung terbuka.
Menurut sistem stratifikasi sosial terbuka, setiap masyarakat dapat memiliki peluang yang sama dalam meningkatkan status sosialnya.
Status sosial seseorang tersebut sangat dipengaruhi oleh usahanya sendiri, bisa saja karena usaha yang tekun status sosialnya menjadi naik namun apabila usaha seseorang tersebut tidak ada maka status sosialnya akan menurun.
Contoh dari stratifikasi sosial terbuka dalam kehidupan sehari-hari misalnya adalah adanya jenjang kepegawaian di suatu perusahaan.
Apabila seorang karyawan mendapatkan kesempatan untuk naik jabatan menjadi manajer maka status sosialnya akan naik ke lapisan di atasnya.
Namun apabila seseorang dalam suatu perusahaan diturunkan dari jabatannya karena kinerjanya yang buruk atau melanggar aturan perusahaan maka status sosialnya otomatis akan ikut turun.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan penggabungan antara stratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi sosial terbuka. Pada umumnya, stratifikasi sosial campuran terjadi pada lingkungan masyarakat yang memiliki susunan heterogen.
Bisa saja seseorang berasal dari keluarga yang termasuk dalam pelapisan sosial tengah atau bawah.
Namun apabila seseorang tersebut berusaha secara maksimal misalnya menempuh pendidikan setinggi mungkin, maka ia dapat merubah strata sosialnya menjadi lebih baik.
Dengan kata lain, stratifikasi sosial dapat memberikan celah untuk seseorang memperoleh strata sosial yang lebih baik lagi.
Masyarakat beragama hindu di Bali adalah contoh masyarakat yang tergolong dalam stratifikasi sosial campuran.
Jadi, walaupun dalam agama Hindu berlaku sistem kasta, saat kasta yang rendah dapat berprestasi secara pendidikan maupun secara ekonomi maka akan memungkinkan dirinya naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi lagi.
Contoh dari stratifikasi sosial campuran lainnya adalah seseorang dapat berpindah untuk bekerja sebagai pimpinan dalam suatu perusahaan namun tidak memungkinkan untuk menjadi bangsawan atau tokoh masyarakat.
Penyebab Stratifikasi Sosial
Ada 2 hal penyebab terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat yaitu stratifikasi sosial terbentuk dengan sendirinya dan stratifikasi sosial terbentuk karena sengaja disusun.
1. Stratifikasi Sosial Terbentuk dengan Sendirinya
Stratifikasi sosial dapat terbentuk dengan sendirinya karena tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan, kepandaian serta kepemilikan harta yang diwariskan.
Proses terbentuknya stratifikasi sosial yang terbentuk dengan sendirinya ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan pada kesengajaan yang telah dirancang sebelumnya oleh masyarakat itu sendiri namun berjalan secara alami tanpa dibuat-buat.
Oleh karena sifat yang alami atau tanpa disengaja ini akan membentuk lapisan serta dasar dari pelapisan tersebut dimana pelapisan tersebut sangat bervariasi tergantung pada waktu, tempat serta kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
2. Stratifikasi Sosial Terbentuk karena Sengaja Disusun
Stratifikasi sosial dapat terbentuk disebabkan karena sengaja dirancang atau disusun yang terkait dengan pembagian kekuasaan serta wewenang yang resmi dalam suatu organisasi formal.
contoh, dalam suatu organisasi formal harus ada seorang ketua sebagai pimpinan teratas yang bertugas, sekretaris serta bendahara yang bertugas untuk mengurus administrasi dalam organisasi tersebut serta beberapa ketua bidang untuk melaksanakan fungsi-fungsi spesifik pada organisasi tersebut.
Indikator Stratifikasi Sosial
Terdapat 5 indikator dalam stratifikasi sosial yakni kekayaan, kekuasaan, kehormatan, ilmu pengetahuan dan keturunan.
1. Kekayaan
Menurut Max Weber, kedudukan individu dalam lapisan sosial dalam masyarakat ditentukan oleh kekayaan yang dimiliki individu tersebut.
Bentuk kekayaan seorang individu dapat dilihat dari tipe rumahnya, jenis kendaraan yang dimiliki, pakaian yang dikenakan dan lain-lain.
Sebagai contoh adalah Andi memiliki banyak aset yang terdiri dari tanah, rumah, mobil mewah dan perhiasan mewah.
Bimo adalah orang yang berkehidupan serba pas-pasan, tidak memiliki rumah dan kendaraan pribadi.
Secara umum, masyarakat lebih menghargai Andi karena Andi adalah orang kaya sedangkan Bimo hidup serba pas-pasan dan tidak memiliki aset berupa rumah, kendaraan pribadi dan lain sebagainya.
Baca Juga : Pengertian Aset
2. Kekuasaan
Kekuasaan dapat menjadi indikator dalam stratifikasi sosial. Pengertian Kekuasaan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengendalikan orang lain sesuai dengan kehendak orang yang memegang kekuasaan tersebut.
Kekuasaan dapat berasal dari kepemilikan atau bisa juga berasal dari keturunan seseorang tersebut.
Sebagai contoh adalah seseorang yang tidak memiliki kekuasaan atau hanya menjadi bawahan dalam suatu organisasi maka akan menempati lapisan yang lebih rendah dalam pelapisan masyarakat.
3. Kehormatan
Indikator stratifikasi sosial berupa kehormatan biasanya ditemui dalam kehidupan masyarakat yang masih tradisional serta seseorang tersebut dianggap berjasa atau disegani dalam masyarakat.
4. Ilmu pengetahuan
Indikator stratifikasi sosial berupa ilmu pengetahuan, biasanya terdapat pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Walaupun terkesan positif namun nyatanya hal ini terkadang akan berdampak negatif, misalnya adalah lebih mementingkan mendapat gelar sarjananya dengan berbagai cara bukan mementingkan mutu dari ilmu pengetahuannya.
Dengan kata lain, semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh seseorang maka semakin tinggi pula kedudukan sosial orang tersebut dalam masyarakat.
Tak heran jika terkadang orang yang memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) akan dipandang berbeda dengan orang yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana.
Sebagai contoh, Rina memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sedangkan Desi memiliki latar belakang pendidikan Magister Hukum.
Dalam lapisan masyarakat, Desi cenderung dipandang lebih tinggi karena latar belakang pendidikan Desi lebih tinggi dibandingkan dengan latar belakang pendidikan Rina yang hanya lulus SMP.
5. Keturunan
Dalam masyarakat feodal dikenal ada 2 jenis stratifikasi sosial yakni lapisan atas yang terdiri dari anggota keluarga kerajaan atau kaum bangsawan dan lapisan bawah yang terdiri dari rakyat jelata.
Sebagai contoh adalah gelar Raden yang khusus diperuntukan bagi keturunan bangsawan masyarakat Jawa, Teuku dan Cut adalah gelar yang khusus diperuntukan bagi keturunan bangsawan masyarakat Aceh dan Andi adalah gelar bangsawan yang khusus diperuntukan untuk keturunan bangsawan masyarakat Bugis.
Sekian informasi terkait pengertian stratifikasi sosial, jenis dan penyebab stratifikasi sosial serta indikator stratifikasi sosial.
Semoga informasi tersebut di atas dapat dipahami dengan baik dan dapat menambah wawasan Anda khususnya terkait dengan stratifikasi sosial.

Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat