Ciri khas dari tanaman satu ini yang seolah memiliki rambut yang membungkus kulitnya, membuatnya dijuluki sebagai tanaman rambutan. Dengan julukannya ini, tidak salah juga jika dalam bahasa Inggris, tanaman ini bernama hairy fruit.
Menilik asalnya, Indonesia merupakan negara asal dari tanaman rambutan. Setelah awal kemunculannya, tanaman ini kemudian menyebar ke hampir seluruh wilayah Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina. Hingga kini, rambutan juga sudah dapat dibudidayakan di daerah beriklim tropis dan sub-tropis.
Selanjutnya, jika ditelisik lebih dalam, tanaman rambutan yang berkembang di Indonesia ternyata terdiri dari banyak jenis.
Jenis-jenis tersebut dibudidayakan baik dari dua jenis galur yang berbeda ataupun murni. Jenis yang paling populer di kalangan masyarakat adalah Rambutan Binjai. Buah dari rambutan ini memang mempunyai ukuran yang besar dan rasanya yang relatif manis.
Terdapat juga jenis lainnya yang tidak kalah manis dan mempunyai rasa yang manis segar seperti Rambutan Rapiah, Rambutan Aceh Lebak, Rambutan Sinyonya, dan Rambutan Cimacan. Setiap dari jenis rambutan juga memilki kandungan dan gizi berupa zat protein, lemak, gyla, tepung, mineral, serta vitamin yang sangat baik bagi tumbuhan.
Dengan banyaknya jenis beserta manfaat dari tanaman rambutan, tidak heran kalau tanaman ini juga diminati oleh masyarakat Indonesia untuk dibudidayakan.
Cara budidaya tanaman rambutan tidak tergolong sulit asalkan sesuai dengan syarat tumbuh dari tanaman rambutan dan cara budidaya yang tepat.
Syarat Tumbuh Rambutan
Apabila ingin memulai budidaya tanaman rambutan, setidaknya syarat-syarat tumbuh tanaman harus terpenuhi terlebih dahulu. Syarat-syarat ini umumnya terdiri dari iklim, media tanah, dan tingkat ketinggian tempat budidaya tanaman.
- Iklim
Suhu yang tepat untuk pembudidayaan tanaman rambutan adalah sekitar 25 °C dengan kelembaban udara yang rendah. Suhu dan kelembaban udara dari tanaman rambutan juga berhubungan dengan curah hujan. Tanaman rambutan akan tumbuh baik bila intensistas curah hujannya sekitar 2.500 mm per tahunnya.
Meskipun membutuhkan curah hujan yang cukup banyak, tapi tanaman rambutan juga harus mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup. Kekurangan atau kelebihan cahaya matahari justru akan menyebabkan pertumbuhan tanaman yang tidak sehat.
- Media Tanah
Tanah yang subur menjadi syarat utama bagi media tanam tanaman rambutan. Dengan tanah yang gembur, maka kandungan organik dan zat haranya pasti akan melimpah.
Kemudian, derajat keasaman atau pH tanah harus memenuhi nilai 6-6,7. Jika pH kurang dari nilai yang ditentukan, maka tanah harus diberi pengapuran dulu.
- Tingkat Ketinggian
Mengingat tanaman rambutan hidup dengan sehat pada iklim dengan kelembaban rendah, maka tanaman rambutan sangat cocok untuk hidup di dataran rendah.
Tingkat ketinggiannya biasanya dimulai dari 30 sampai 500 mdpl. Sebenarnya, jika ditanam pada tanah yang mempunyai ketinggian lebih rendah dari 30 mdpl atau di atas 500 mdpl, tanaman rambutan masih dapat tumbuh. Hanya saja, pertumbuhannya tidak akan sempurna dan baik.
Cara Budidaya Tanaman Rambutan
Saat akan mulai membudidayakan tanaman rambutan, ada beberapa teknik budidaya yang setidaknya harus dipahami. Cara Budidaya Tanaman Rambutan dimulai dari proses pembibitan hingga proses panen.
1. Pembibitan Tanaman Rambutan
Proses pembibitan diawali dengan pemilihan benih yang disesuaikan dengan jenis benih rambutan apa yang ingin ditanam. Benih rambutan bisa diambil dari biji yang didiamkan selama 1-2 hari.
Kemudian, biji direndam pada larutan asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2S04) dengan perbandingan 1:2. Perendaman biji ini dilakukan kurang lebih 15 menit, lalu bilas dengan air bersih sampai 3 kali. Selepas itu, anginkan biji selama kurang lebih sehari semalam atau 24 jam.
2. Penyemaian Tanaman Rambutan
Setelah bibit tanaman rambutan diproses dipilih, direndam, dan dianginkan, proses selanjutnya adalah penyemaian bibit tanaman. Dalam proses menyemai, setidaknya lahan semai harus disiapkan dahulu.
Pertama, lahan untuk semai digemburkan dengan dicangkul serta dilanjutkan dengan pembuatan bedeng semai. Bedeng ini idealnya berukuran lebar 1 m dengan tinggi 30 cm, sementara panjangnya bisa disesuaikan dengan ukuran lahan.
Antar bedeng disarankan berjarak sekitar 30 cm dan jarak semai sekitar 10 cm. Jangan lupa untuk memberikan pupuk kompos atau kandang agar tanah semai bisa lebih subur.
Setelah bibit disemai, penyiraman bisa dilakukan satu kali dalam sehari. Jika bibit sudah mulai tumbuh daun sekitar 3 helai, bibit rambutan sudah bisa dipindahkan kepada media tanam.
3. Pengolahan Tanah
Untuk mempersiapkan lahan yang akan digunakan sebagai media tanam tanaman rambutan, tanah bisa dibajak atau dicangkul dulu dengan kedalaman 30 cm.
Tujuan dari pencangkulan dan pembajakan ini supaya tanah bisa lebih gembur. Tumbuhan yang mengganggu seperti rerumputan juga harus dibersihkan.
Sistem saluran air juga harus disiapkan untuk memperlancar proses pembuangan air. Jika tanah nampak kurang gembur atau kurang humus, disarankan untuk memberikan pupuk dengan pupuk hijau ataupun pupuk kompos.
Apabila proses persiapan media tanam sudah selesai, bedeng bisa dibuat dengan ukuran lebar 8 meter, tinggi 30 cm, serta panjang disesuaikan dengan ukuran lahan. Perhatikan pula jarak pada setiap bedengan yaitu sekitar 1 meter untuk jarak aman.
Selanjutnya, jangan lupa untuk mengukur pH tanah, karena jika pH terlalu asam atau tidak sesuai dengan ketentuan, maka tanah tidak bisa ditanami tanaman rambutan. Apabila mengalami kondisi seperti ini, maka langkah yang harus ditempuh adalah melakukan pengapuran.
Pengapuran ini diilakukan dengan memberikan kapur sekitar setengah liter pada setiap lubang yang dibuat pada tanah.
Langkah terakhir dalam pengelolaan tanah sebelum proses penanaman yaitu pemberian pupuk setelah 1 minggu dari proses pemberian kapur pertanian.
Pupuk yang diberikan bisa berupa pupuk kandang sekitar 25 kg. Tunggu sampai 1 minggu terlebih dulu, sehingga tanah bisa ditanami oleh tanaman rambutan yang telah disemai.
4. Penanaman Tanaman Rambutan
Penanaman tanaman rambutan alangkah baiknya dilakukan saat musim penghujan. Dengan melakukan proses penanaman saat musim hujan ini, tentunya kebutuhan tanaman akan air bisa lebih terpenuhi.
Saat memulai proses penanaman, pindahkan bibit tanaman dari media semai ke media lahan sesungguhnya secara hati-hati. Pada media tanam yang sesungguhnya ini sudah harus disiapkan terlebih dahulu lubang untuk penanaman.
Kemudian, bibit yang ditanam harus dipastikan berdiri tegak dan tutup dengan tanah galian yang sudah dicampur dengan pupuk kompos hingga ke leher akar.
Injak dengan perlahan agar tanah bisa menutup sempurna, hanya saja tanah yang menutup pun tidak boleh terlalu padat supaya akar bisa berkembang.
Jika khawatir tanaman tidak mampu berdiri tegak saat awal-awal proses penanaman, silakan tancapkan penyangga di sebelah tanaman. Kemudian, jangan lupa untuk menyiram tanaman selepas proses penanaman dilakukan.
5. Perawatan Tanaman Rambutan
Dalam hal perawatan tanaman rambutan, ada beberapa teknik yang bisa diaplikasikan. Umumnya, teknik perawatan rambutan berupa penyiraman, penjarangan dan penyulaman, perempalan, pemupukan, dan pengendalian hama serta penyakit.
- Penyiraman
Penyiraman bisa dilakukan dua kali dalam sehari saat tanaman masih berusia dua minggu. Namun, jika sudah berjalan lebih dari dua minggu, penyiraman boleh dilakukan hanya sekali saja sehari.
Begitu pula jika tanaman sudah tumbuh lebih besar dan kokoh, penyiraman hanya dilakukan seperlunya saja mengingat tanaman rambutan tidak terlalu senang bila tergenang air terlalu banyak.
- Penjarangan dan Penyulaman
Proses penjarangan merupakan proses yang dilakukan dalam rangka membersihkan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Sehingga, bila ada rerumputan yang tumbuh di sekitar tanaman rambutan, maka keberadaannya harus segera dibasmi.
Sementara itu, pada proses penyulaman, bibit tanaman rambutan yang nampak tumbuh dengan tidak sehat harus digantikan dengan bibit yang lain. Proses penyulaman ini harus dilakukan pada awal-awal proses pertumbuhan tanaman.
- Perempelan
Perempalan bisa disebut juga dengan pemangkasan yaitu proses memangkas cabang-cabang pohon yang kering. Pemangkasan ini akan berfungsi dalam membentuk bentuk tanaman serta membuat tanaman lebih tumbuh dengan rapi.
Proses ini bisa dilakukan saat awal pertumbuhan tanaman rambutan dari proses penanamannya atau pada waktu paska panen.
- Pemupukan
Pemupukan pada tanaman rambutan dilakukan secara berkala yaitu pada saat tanaman berusia 2 tahun setelah proses menanam dan pada tahun berikutnya secara berkelanjutan.
Pada usia 2 tahun, tanaman hendaknya diberikan campuran pupuk kandang sebanyak 30 kg, TSP 50 kg, pupuk urea 100 gram, dan 20 gram ZK. Pemberian pupuk dimasukkan ke dalam lubang yang digali sedalam 30 cm dengan lebar 50 cm.
Pada tahun berikutnya, pemberian pupuk ditambahkan pada setiap jenisnya yaitu pupuk kandang 50 kg, TSP 60 kg, pupuk urea 150 gram, dan ZK sebanyak 250 gram. Dalam pemberiannya juga dilakukan dengan cara yang sama seperti cara sebelumnya.
- Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering muncul pada tanaman rambutan biasanya adalah aneka macam serangga seperti kutu, bajing, kalong, kepik, dan semut.
Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman rambutan berupa lumut kerek dan penyakit akar putih. Lumut kerek biasanya menyerang bagian batang dan daun yang terlihat seperti bercak-bercak putih. Lalu, pada penyakit akar putih disebabkan oleh jamur yang menempel pada bagian akar.
Untuk mengendalikan atau bahkan mencegah munculnya hama dan penyakit, pestisida harus rutin. Usahakan untuk penyemprotan juga tidak terlalu mendekati waktu panen atau sekitar 20 hari sebelum panen.
Selain itu, ada pula larutan yang mampu untuk mempercepat munculnya bunga tanaman rambutan yaitu larutan KNOf atau kalsium nitrat.
Cairan ini telah dibuktikan lebih mempercepat tumbuhnya bunga sekitar 10 hari lebih awal dibanding dengan tanaman yang tidak diberi KNOf.
Baca Juga : Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Rambutan
6. Panen Buah Rambutan
Masa yang pas untuk panen tanaman rambutan yaitu pada musim penghujan dengan memilih buah yang matang. Teknik memanennya adalah dengan memetik tangkai pada bagian buah yang matang.
Hasil yang bisa didapatkan dalam setiap sekali panen bisa mencapai berton-ton jika pertumbuhan tanamannya bagus. Hanya saja, untuk proses panennya memang membutuhkan waktu yang agak lama mengingat tanaman rambutan baru dapat berbuah jika usianya sudah menginjak 2 tahun dari masa tanam.
Buah yang telah dipanen, kemudian diikat dan disesuaikan dengan ukuran pada masing-masing buahnya supaya nampak seragam.
Selain bisa dijual secara langsung, buah tanaman rambutan juga bisa dimanfaatkan untuk manisan yang dikemas dalam kaleng.
Nah, mudah bukan cara budidaya tanaman rambutan yang telah dijelaskan di atas? Sebagai tanaman yang memang berasal dari Indonesia, membudidayakan tanaman rambutan sudah seperti melestarikan tanaman khas Indoenesia. Jadi, selamat mencoba budidaya tanaman rambutan.
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.