Pengertian Seleksi Pedigree
Penggunaan metode seleksi pedigree atau mass pedigree selection pada Generasi Seleksi F3 dan F4 ternyata belum dapat mereduksi keragaman genetik non adiktif, khususnya pada gen overdominasi, dari dalam keragaman fenotipe.
Akibat yang ditimbulkan ialah seleksi yang dilakukan cenderung mempertahankan famili-famili dengan keragaman terbaik yang akan didominasi oleh genotipe-genotipe bersifat heterozigot pada lokus-lokus yang mengendalikan keragaman tersebut.
Oleh karena itu, dikembangkanlah metode Seleksi Pedigree berbasis informasi kekerabatan atau information from reatives yaitu informasi mengenai gugus suatu individu yang berasal dari suatu ansestor tunggal, untuk kegiatan seleksi pada Generasi Seleksi F5.
Harapannya ialah dapat menghasilkan famili-famili dengan keaneka ragaman yang tinggi dan keaneka ragaman genetik yang rendah untuk memperoleh sifat produksi biji dan ukuran biji pada F6.
Penggunaan rancangan genetik yang tepat untuk mengurangi keaneka ragaman fenotipe suatu sifat tanaman atas komponen keragaman genotipe.
Kemudian keanekaragaman lingkungan yang ada dalam suatu struktur hierarkis kekerabatan famili, diharapkan mampu memaksimumkan pemanfaatan informasi kekerabatan dalam suatu seleksi.
Analisis yang berbasis informasi kekerabatan ini dapat menjelaskan keragaman fenotipe atas komponen keragaman antar famili dan inter famili.
Serta menggunakan korelasi nilai pemuliaan sebesar 1 untuk hasil kawin sendiri atau selfing, dapat diduga ragam antar famili dan ragam intra famili.
Analisis berbasis informasi kekerabatan juga dapat memberikan informasi nilai suatu heritabilitas antar famili dan intra famili.
Baca Juga : Pengertian Pemuliaan Tanaman
Kontribusi antar famili yang tinggi dapat meningkatkan keaneka ragaman suatu sifat kuantitatif yang diatur oleh gen adiktif.
Tahapan seleksi Pedigree Tetua A x Tetua B F1 F2 Baris-baris keturunan dari satu tanaman yang ditanam dalam barisan dengan jarak lebar F3 Seleksi tanaman tunggal F4-F5 Baris-baris keturunan dari satu tanaman F6- F7Uji.
Daya hasil pendahuluan F8-F12 Uji multilokasi Pelepasan Varietas.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam Seleksi Pedigree
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas seleksi suatu individu pada generasi F2 dan F3 yakni:
1. Jarak tanam
Jika tanaman ditanam dengan jarak tanam yang lebar, lebih mempermudah melaksanakan penilaian individu tanaman.
Namun genotype yang terseleksi atas dasar produksinya belum tentu tinggi pula jika ditanam dengan jarak tanam yang sempit, karena adanya kompetisi.
Dapat terjadi genotype yang telah dipilih tidak menunjukkan potensinya pada situasi kompetisi.
2. Lingkungan mikro
Efesiensi sekeksi individu dapat dipengaruhi oleh lingkungan mikro, sebab nilai genotype dapat dikaburkan.
Pengaruh ini sebagai akibat adanya perbedaan tempat tumbuh masing-masing tanaman tentang kesuburan tanah, hama dan penyakit, gografi, ketinggian tempat dari permukaan air laut, curah hujan dan lain-lain.
3. Interaksi genotype dengan musim
Seleksi Pedigree dapat dilakukan pada suatu musin atau suatu tahun.
Sedangkan genotype yang telah dipilih digunakan pada beberapa musim atau beberapa tahun.
Genotipe terpilih seharusnya tetap menunjukkan keunggulan walaupun lingkungan berubah karena musim.
kelebihan hanya dimiliki keturunan-keturunan unggul yang dapat dilanjutkan pada generasi selanjutnya.
Tanaman yang tidak baik akan dibuang. Seleksi dilakukan pada tiap generasi, sehingga jumlah tanaman tidak terlalu banyak jenisnya.
Menghemat lahan, karena jumlah tanaman tiap generasi semakin sedikit. Silsilah dari suatu galur dapat diketahui.
Kekurangannya ialah setiap generasi persilangan harus dilakukan pencatatan (ketahanan hama, sifat morfologi, umur panen dan penyakit), sehingga perlu banyak catatan dan pekerjaan.
Kemungkinan ada galur yang terbuang pada generasi segregasi akibat seleksi.
Penutup
Seleksi Pedigree merupakan salah satu jenis seleksi yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang baik.
Harapan utamanya dari seleksi Seleksi Pedigree adalah agar dapat menghasilkan famili-famili yang memiliki keanekaragaman yang tinggi.
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.