Teknik vertikultur merupakan cara bercocok tanam dengan susunan vertikal dengan penempatan media tanam menggunakan kaleng, paralon, botol air mineral bekas, bamboo dan lain sebagainya.

Teknik menanam dengan menggunakan vertikultur sangat cocok bagi orang yang ingin menanam tanaman namun memiliki kendala dengan lahan, yaitu lahan sempit yang biasanya dialami oleh masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan.
Teknik vertikultur banyak sekali dimanfaatkan orang-orang di Indonesia bahkan juga di Jepang.
Masyarakat Jepang sangat tekun untuk membudidayakan tanaman-tanaman organic dengan menggunakan teknik vertikultur sebab di Jepang ketersedian lahan untuk menanam tanaman hampir tidak tersedia.
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan teknik vertikultur yaitu berbagai jenis sayur-sayuran seperti tanaman sawi, tanaman kangkung, tanaman selada dan lain sebagainya.
Beberapa kelebihan atau keuntungan sistem vertikultur adalah :
- Mampu menghemat dalam penggunaan pestisida dan pupuk
- Efesien dalam penggunaan lahan
- Mudah dalam pemindahan karena tanaman ditanam pada wadah tertentu
- Pemeliharaan tanaman yang terbilang sangat mudah
Disamping kelebihan dan keuntungan diatas, sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya :
- Modal awal terbilang cukup tinggi
- Penyiraman harus dilakukan secara rutin dan bertahap serta membutuhkan peralatan tambahan. contohnya tangga.
Cara Budidaya Dilahan Sempit Dengan Vertikultur
Jika anda tertarik untuk melakukan pembudidayaan tanaman menggunakan teknik vertikultur berikut ini Cara Budidaya Dilahan Sempit Dengan Vertikultur agar dapat menghasilkan tanaman yang baik dan dalam kuantitas yang banyak :
1. Pembuatan rak vertikultur
Bahan yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan rak vertikultur adalah kayu, pipa paralon, bambu, pot gantung, polybag atau mengguankan barang bekas lainnya seperti boton bekas minuman kemasa, botol cat dll.
Perlu diingat bahwa wadah yang digunakan untuk vertikultur harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan juga tanaman yang akan ditanam sehingga kita bisa merancar sistem dengan baik dan juga benar.
Anda bisa membuat rak dengan tersusunbertingkat atau rak juga bisa ditempelkan di tembok atau dapat juga digantung. Hal ini juga disesuaikan dengan luasan lahan dan juga sekema yang ingin anda terapkan.
2. Media Tanam
Media tanam adalah salah stau hal yang harus diperhatikan karena sangat penting dalam keberhasilan sistem vertikultur hal ini dikarenakan sebagai tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakarannya.
Tempat untuk menyimpan nutrisi dan unsur hara adalah media tanam sehingga media tanam yang baik adalah yang mampu menyimpan hara dengan jumlah yang banyak dan yang dibutuhkan oleh tanaman.
Beberapa campuran yang bisa dijadikan median tanaman adalah tanah, pupuk organik, dan sekam dengan memiliki perbandingan 1:1:1.
Media tanamn yang sudah tercamur kemudian dimasukan kedalam wadah yang disediakan hingga penuh untuk memastikan tidak ada lagi ruang kosong dalam wadah tersebut gunakan kayu untuk menekan tanah hingga ke dasar wadah.
3. Penyemaian bibit dan penanaman tanaman
Carilah bibir unggul yang sudah terbukti berkualitas dan memiliki hasil panen dengan kuantitas yang tinggi.
Anda bisa berkonsultasi dengan orang yang menjual bibit-bibit tanaman yang ingin anda tanam atau dengan orang yang ahli di bidang pembudidayaan tanaman.
Setelah bibit didapat sebaiknya langsung disemai di media tanam yang telah anda tentukan.
Misalnya anda menanam kunyit, maka langkah untuk penyemaian bibit rimpang di dalam wadah polybag atau kalau bibit kunyit berupa biji-bijian maka dapat dilakukan dengan menyemainya terlebih dahulu di media pasir baru setelah bibit tumbuh pindahkan ke media vertikultur yang sesuai.
4. Proses perawatan tanaman
Setelah bibit ditanam di media atau wadah yang telah anda pilih, selanjutnya adalah proses perawatan hingga tanaman menghasilkan buah atau bagian tanaman tertentu yang akan dimanfaatkan misalnya dimanfaatkan rimpangnya, daunnya atau batangnya.
Proses perawatan tanaman harus telaten, ulet, tekun dan sabar agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan dapat menghasilkan dengan kuantitas yang banyak. Perawatan tanaman harus dilakukan berjenjang dan intensif sesuai dengan usia tanaman
Perawatan tanaman dapat berupa menyiram tanaman dengan air secukupnya jangan berlebihan, proses pemberian nutrisi tertentu untuk tanaman dengan dosis yang tepat dan konsultasikan dulu kepada orang yang ahli untuk itu agar nutrisi yang diberikan dapat bermanfaat bagi tanaman, menjaga kebersihan lingkungan sekitar tanaman, pembersihan tanaman dari gulma-gulma dan rumput liar yang mengganggu pertumbuhan tanaman, penyemprotan hama tanaman, dan pemberian pupuk-pupuk yang sesuai untuk tanaman yang dibudidayakan secara vertikultur.
Hasil tanaman yang bagus dapat dilihat dari mutunya yang bagus, tidak memiliki penyakit, produktivitas tinggi, menghasilkan tanaman berkualitas sesuai dengan yang diharapakan yaitu daunnya banyak, buahnya lebat, rimpangnya banyak dan batangnya besar.
5. Proses panen dan pasca panen
Proses panen dan pasca panen untuk tanaman tertentu dengan teknik vertikultur harus benar dan sesuai dengan usia yang cukup contohnya adalah beberapa karakteristik umum yang muncul dari setiap bagian organ tanaman yaitu buahnya sudah berwarna merah, tangkainya sudah kecokelatan atau kalau tanamannya berupa sayuran, daunnya berwarna hijauh tua dan akarnya sudah mulai kokoh.
Pasca panen yang dapat dilakukan adalah dengan membersihkan wadah yang digunakan untuk vertikultur tanaman dan mendaur ulang tanah yang sudah digunakan untuk selanjutnya tanah tersebut diproduksi kembali.
Nah bagaimana? cukup mudah bukan! Terimakasih telah membaca artikel mengenai Cara Budidaya Dilahan Sempit Dengan Vertikultur. Semoga bisa bermanfaat.

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.