Buncis atau dalam bahasa latin disebut Phaseolus vulgaris adalah tanaman yang masuk dalam kelompok polong-polongan (leguminosa).
Buncis adalah tanaman yang berasal dari Indonesia dan bisa dijumpai hampir di semua wilayah. Terutama di daerah dataran tinggi dimana terdapat banyak sentra sayuran. Di Indonesia sendiri buncis mempunyai dua jenis yaitu jenis merambat dan juga jenis tegak.
Untuk tanaman buncis jenis tegak karena batangnya pendek sehingga tidak memerlukan lanjaran. Sedangkan tanaman buncis yang merambat karena tingginya bisa mencapai 3 meter, maka dalam Cara Budidaya Tanaman Buncis dibutuhkan lanjaran.
Syarat Tumbuh Tanaman Buncis
Sebelum budidaya tanaman buncis yang harus diperhatikan adalah Syarat sumbuh tanaman buncis agar tanaman menghasilkan produksi yang tinggi.
1. Iklim
Secara umum tanaman buncis bisa tumbuh di semua dataran baik dataran rendah, sedang maupun dataran tinggi. Tanaman buncis membutuhkan sinar matahari yang cukup atau penuh sepanjang hari. Suhu udara yang cocok untuk budidaya tanaman buncis ini adalah berkisar antara 20 sampai 25 derajat celcius.
2. Media Tanam
Pada umumnya tanaman buncis bisa dibudidayakan pada semua jenis tanah misalnya tanah lempung dan tanah liat berpasir asalkan jenis tanah tersebut mengandung banyak unsur hara.
Namun, jenis tanah yang paling cocok sebagai media tanam buncis adalah tanah andosol dan regosol dengan sistem irigasi serta drainase yang baik.
Tanaman buncis juga bisa ditanam pada saat musim penghujan. Walaupun pada saat musim penghujan, kondisi tanah cenderung becek dan kurang cocok untuk menanam buncis. Kemudian, pH tanah yang cocok untuk menanam buncis berkisar antara 5,0 hingga 6,5.
3. Ketinggian Tempat
Berdasarkan jenisnya, tanaman buncis yang ada di Indonesia dibedakan menjadi dua yakni tanaman buncis jenis merambat dan tanaman buncis jenis tegak.
Untuk tanaman buncis jenis tegak bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian 300 hingga 600 mdpl dengan suhu udara 20 hingga 25 derajat celcius. Lain halnya tanaman buncis jenis rambat bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 hingga1500 mdpl (suhu dingin).
Cara Budidaya Tanaman Buncis
Dibawah ini akan kami jelaskan bagaimana cara budidaya tanaman buncis secara lengkap dan terbukti berhasil, diantaranya :
1. Pembibitan Tanaman Buncis
Agar hasil panen lebih optimal, sebaiknya gunakan bibit atau benih buncis jenis hibrida. Pasalnya, bibit hibrida lebih terjamin kualitasnya dan bisa menghasilkan buah yang lebat.
Adapun beberapa merk bibit buncis yang beredar di pasaran yaitu untuk bibit buncis jenis tegak/perdu (Gipsy dan Rancak) sedangkan benih buncis jenis merambat yaitu (Lebat-3, Perkasa, Inti-2, Utama dan lain-lain).
Apabila ingin menggunakan benih sendiri, harus dipastikan benih tersebut berasal dari tanaman buncis yang sehat dan berbuah paling lebat.
Caranya dengan membiarkannya sampai tua dan mengering sendiri di pohon. Kemudian jemur hingga kering, kupas dan ambil bijinya. Setelah itu lakukan penyortiran dan buanglah biji yang terlihat kurang bagus, kempes atau kopong.
2. Pengolahan Media Tanam Tanaman Buncis
a). Persiapan lahan
Pada tahap ini adalah proses persiapan lahan yakni perencanaan lahan yang akan ditanami benih buncis. Misalnya jarak tanam berkisar 40×50 cm dengan lebar got antara 30-50 cm, maka benih buncis yang dibutuhkan kurang lebih sekitar 15 kg/ha atau bisa disesuaikan sesuai lahan.
b). Pengolahan tanah
- Langkah ini dilakukan dalam upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan cara perbaikan struktur, pH (keasaman tanah) dan zat hara. Perbaikan struktur tanah dengan cara pembajakan dan penggaruan.
- Pembajakan tanah dilakukan untuk membolak-balik tanah agar tanah yang subur berada di atas, sedangkan penggaruan atau proses meratakan tanah berfungsi untuk memperbaiki aerasi tanah.
- Untuk memperbaiki pH tanah bisa dengan melakukan penambahan dolomit atau kapur pertanian. Pemberian pupuk dasaran yakni pupuk kandang sebanyak 5-10 ton/ha dan SP36 200 hingga 300 kg/ha dilakukan guna memperbaiki unsur hara.
- Tanah dibajak dan digaru untuk kemudian diberi pupuk dasaran atau dolomit. Proses selanjutnya digacar (plotting) sesuai dengan ukuran bedeng yang diinginkan. Misalnya bedengan dibuat dengan lebar 80-100 cm dengan tinggi bedengan 10-30 cm. Jarak antar bedengan bisa antara 50-60 cm atau sesuai lahan.
- Sebaiknya pupuk dasaran diberikan pada dasar bedengan, bukan diberikan di atas bedengan yang telah jadi. Jangan lupa untuk mengecek pH tanah, apabila pH nya dibawah 5 baru berikan pupuk dolomit atau kapur pertanian sesuai kebutuhan.
3. Teknik Penanaman Tanaman Buncis
Proses menanam benih buncis dilakukan secara tugal. Benih ditanam pada kedalaman 2 cm kemudian ditutup dengan tanah. Selanjutnya, setiap lubang bisa diisi 2 hingga 3 biji, tetapi yang paling umum hanya 2 biji saja.
Dalam satu bedengan, ditanam dengan cara dua baris kiri dan kanan. Apabila tanah dalam keadaan kering, benih yang ditanam harus disiram dengan air secukupnya.
Jarak tanam buncis bisa dibedakan pada saat musim kemarau dan musim penghujan seperti berikut.
- Pada musim kemarau jaraknya adalah 50 x 60 cm atau 60 x 60 cm.
- Pada musim penghujan jaraknya adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm.
Dalam proses penanaman benih atau biji, untuk menghindari adanya hama tanah yang menganggu bisa diberi insektisida atau nematisida Furadan (dengan bahan aktif karbofuran) atau Wingran (dengan bahan aktif imidakloprid).
4. Pemeliharaan Tanaman Buncis
Proses pemeliharaan tanaman buncis meliputi:
- Penyulaman
Pada hari ke tujuh setelah benih ditanam, maka akan tumbuh benih secara bersamaan. Apabila ada benih buncis yang tidak tumbuh segera diperiksa pada hari kesepuluh untuk dilakukan penyulaman. Proses ini dilakukan kurang lebih hingga hari ke 15 setelah proses penanaman.
- Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan tanaman agar tanaman buncis jangan sampai kekeringan. Pasalnya, tanaman buncis bisa menghasilkan buah yang lebat apabila terpenuhi kebutuhan airnya.
Sebaliknya, jika kekurangan air dan tanahnya terlalu becek bisa berdampak pada rontoknya bunga dan buah tidak bisa tumbuh lebat.
- Penyiangan
Proses penyiangan adalah membersihkan tanaman buncis dari rumput liar dan gulma yang tumbuh di sekitarnya.
Apabila gulma dibiarkan, dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman buncis. Hal ini dilakukan selama beberapa kali dalam satu musim tanam.
- Pemupukan susulan
Agar tanaman buncis tumbuh optimal dan buahnya lebat harus dipenuhi nutrisinya. Caranya dengan dilakukan pemupukan susulan.
Pemupukan susulan pertama diberikan setelah tanaman buncis berusia 2 hingga 3 minggu. Pupuk tersebut ditaburkan pada sekeliling pangkal batang tanaman buncis dengan jarak 15 cm.
Untuk dosis dan jenis pupuk yang dipakai bisa disesuaikan menurut kebutuhan. Kemudian, kurangi penggunaan pupuk nitrogen apabila daun tanaman buncis sudah terlihat hijau dan subur.
Akan lebih baik apabila menggunakan pupuk yang memilki kandungan phosphat dan kalium yang tinggi. Berikan pada tanaman buncis saat memasuki fase generatif yang ditandai dengan munculnya bunga.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman buncis, bisa dilakukan penyemprotan pupuk daun pada tanaman tersebut.
- Pemasangan lanjaran
Apabila tanaman buncis yang dibudidayakan berjenis merambat, perlu dibuatkan lanjaran atau ajir. Proses pembuatan lanjarannya pun harus dipersiapkan sejak pengolahan tanah atau sebelum dilakukan proses penanaman. Karena buncis merupakan tanaman yang pertumbuhannya tergolong cepat dan merambat.
Untuk membuat lanjaran bisa menggunakan kayu atau bambu. Setelah itu pasang lanjaran atau ajir tersebut pada tiap lubang tanam, satu lubang diberi 1 lanjaran. Jika tidak, cara lain yang bisa digunakan adalah membuat model lanjaran dengan bahan tali seperti untuk kacang panjang.
- Pemangkasan daun dan tunas
Agar tanaman buncis bisa berbuah dengan lebat perlu dilakukan pemangkasan daun dan tunas yang tidak diperlukan. Apabila tanaman tumbuh terlalu subur, maka tunas bagian bawah dan juga daun bagian bawah harus dipangkas. Hal ini dilakukan agar nutrisi lebih terserap pada proses pembentukan bunga dan juga buah.
Jenis daun yang harus dipangkas adalah daun yang tua dan yang kondisinya kurang baik seperti terserang hama penyakit. Kemudian tunas yang dipangkas adalah tunas yang berada di bagian bawah kurang lebih jumlahnya 5 hingga 6 tunas.
5. Hama Tanaman Buncis
Hama yang biasanya menyerang tanaman buncis adalah lalat bibit, ulat tanah (Agrotis), ulat penggerek buah (Heliothis armigera), tungau (Tetranichus spp), lalat buah (Dacus cucubetae), Thrips dan kutu kebul (Bemicia tabaci).
Untuk mengatasi beberapa hama tersebut dilakukan pengendalian dengan menggunakan bahan kimia seperti berikut ini.
- Pengendalian hama lalat bibit dengan menggunakan insektisida berbahan aktif imidakloporid.
- Pengendalian hama ulat tanah dengan menggunakan insektisida berbahan aktif klorpirifos, imidakloporid atau karbofuran.
- Pengendalian hama penggerek buah dengan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, beta siflutrin, profenofos, klorpirifos, metomil, karbosulfan dan lain-lain.
- Pengendalian hama tungau dengan menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, piridaben, klorfenapir, tetradifon, propargit atau yang lainnya.
- Pengendalian hama lalat buah dengan menggunakan insektisida berbahan aktif asetamiprid, spinosad, profenofos, sipermetrin, deltametrin dan lain-lain.
- Pengendalian hama trips dengan menggunakan insektisida berbahan aktif klorpirifos, imidakloporid , metomil, abamektin dan lain-lain.
- Pengendalian hama kutu kebul dengan menggunakan insektisida berbahan aktif imidakloporid, abamektin, tiametoksam, diafentiuron dan lain-lain.
6. Penyakit Tanaman Buncis
Penyakit tanaman buncis adalah layu, kresek atau downey mildew (Pseudoperonodpora cubensis) dan bercak pada daun (Cescospora). Untuk menanggulangi beberapa penyakit tersebut perlu dilakukan pengendalian sebagai berikut :
- Penyakit layu bakteri dengan penerapan bakterisida berbahan aktif streptimicin sulfat.
- Penyakit layu jamur dengan penerapan fungisida berbahan aktif benomil dan tembaga hidroksida.
- Penyakit Downey mildew dengan penerapan fungisida berbahan aktif mankozeb, belerang, propineb, tembaga hidroksida, metalaksil, tebukunazol dan lain-lain.
- Penyakit bercak daun dengan penerapan mankozeb, propineb, difenokonazol, simokasanil, triadimefon, azoksistrobin dan lain-lain.
7. Panen Buncis
Panen buncis dibedakan menjadi dua yaitu untuk tanaman buncis jenis tegak bisa dipanen pada saat berusia kurang lebih 45 hari, sedangkan untuk tanaman buncis jenis merambat bisa dipanen saat berusia 60 hari.
Untuk masa panennya bisa berlangsung sekitar 30 hari atau bergantung pada jenis/varietas benih buncis yang ditanam.
Proses pemanenan dapat dilakukan dengan jarak interval 3 hari sekali. Salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman buncis adalah bibit unggul yang tahan terhadap hama dan juga penyakit.
Baca Juga : Cara Penanganan Pasca Panen Tanaman Buncis
Hasil panen dari bibit unggul ini akan lebih tinggi hingga mencapai kurang lebih 1 kg per tanaman. Maka dari itu pemilihan jenis bibit dengan varietas terbaik akan membuat hasil panen lebih berlimpah dan tentunya menguntungkan.
Demikianlah yang bisa kami sampaikan mengenai Cara Budidaya Tanaman Buncis dengan mudah dan hasil melimpah, semoga bisa membantu semuanya.
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.