Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang memilki berjuta manfaat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyaknya jenis tanaman Indonesia yang mulanya merupakan tanaman liar namun ternyata memiki beragam manfaat bahkan dijadikan sebagai obat herbal tradisional.
Salah satu dari tanaman liar yang bermanfaat untuk dijadikan obat tradisional adalah tanaman tempuyung. Tanaman tempuyung merupakan salah satu tanaman yang tumbuh secara liar dan belum banyak dibudidayakan secara meluas dan intensif oleh banyak petani.
Keberadaan tanaman tempuyung sebagai tanaman obat herba pada umumnya belum diketahui secara luas oleh masyarakat.
Padahal tanaman tempuyung memiliki kandung manfaat serta khasiat yang baik untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti menurunkan demam, meredakan bengkak, bahkan dapat digunakan untuk mengobati batu ginjal. Oleh karena itu, pembudidayaan tanaman tempuyung masih mempunyai peluang dan potensi agar semakin dikenal luas oleh khalayak umum.
Terlebih lagi, pembudidayaan tanaman tempuyung sendiri sebenarnya sangatlah mudah dan murah. Hal ini dapat memberi peluang usaha bagi petani dan pembudidayaan secara meluas bagi tanaman tempuyung sendiri.
Tanaman tempuyung atau yang memiliki nama latin Sonchus Arvensis L. merupakan spesies tanaman yang berasal dari famili Asteraceae. Tempuyung juga mempunyai nama lain yang dikenal di masyarakat seperti lobak air, galibug, lempung jombang,rayana, dan lampenas.
Tempuyung mempunyai struktur daun yang berbentuk lonjong dengan bagian ujung yang meruncing. Daun ini mempunyai warna cenderung hijau keunguan dengan tesktur licin dengan pinggiran berombak.
Tanaman ini dapat ditemukan dengan mudah di tempat yang terbuka dengan sedikit sinar matahari atau pada tanah yang sedikit lembab, seperti di pinggiran jalan, sela-sela bebatuan, tepi tebing, tepian parit, dan tembok miring. Tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 50-1600 mdpl.
Tempuyung dapat tumbuh di lingkungan yang mempunyai curah hujan yang cukup merata dengan musim kemarau yang pendek dan pertumbuhannya lebih optimal di daerah yang sejuk. Apabila di daerah yang mempunyai cuaca kemarau, dianjurkan untuk ditanam pada area yang teduh.
Baca Juga : Syarat Tumbuh Tanaman Tempuyung
Seperti tanaman herba pada umumnya, tempuyung juga membutuhkan media tanam berupa tanah yang gembur dengan kandungan air yang cukup dan zat hara yang mencukupi untuk dapat tumbuh secara maksimal.
Meskipun begitu, tanaman ini juga merupakan tanaman yang dapat bertahan dalam kondisi tanah yang kering dan cuaca yang kering. Sebagai tanaman obat, penanaman tanaman tempuyuh juga dianjurkan dilakukan pada daerah yang memiliki kadar polutan yang rendah.
Hal ini bertujuan agar tanaman tempuyung yang ditanam tidak terkontaminasi dengan zat-zat polutan yang berbahaya seperti timbal (Pb), tembaga (Cu), arsen (As), dan seng (Zn) yang dapat mengancam kesehatan tubuh.
Tempuyung sendiri mempunyai beberapa zat yang terkandung di dalamnya seperti kalium, inositol, flavonoid, taraksasterol,dan zat lainnya. Bagian tanaman tempuyung yang memiliki nilai lebih dan dimanfaatkan sebagai berbagai macam obat adalah bagian daunnya.
Pembudidayaan tanaman tempuyung sebenarnya dapat dilakukan secara mudah dan dapat dilakukan oleh seorang pemula. Perkembangbiakkan pada tanaman tempuyung sendiri dapat dilakukan melalui metode generatif melalui biji maupun secara vegetatif dengan menggunakan bonggol tanaman yang sudah dipanen.
Tanaman tempuyung juga dapat diperbanyak di lahan pekarangan maupun menggunakan wadah seperti pot maupun polybag.
Cara Budidaya Tanaman Tempuyung
Berikut akan dijelaskan mengenai Cara Budidaya Tanaman Tempuyung yang perlu diperhatikan dan dilakukan untuk membudidayakan tanaman tempuyung dengan baik agar menghasilkan tanaman lempuyung tumbuh dengan baik dan berkualitas.
1. Persiapan dan Pengolahan Media Tanam Tempuyung
Proses persiapan dan pengolahan media tanam sebaiknya dilakukan sebelum melakukan penanaman tanaman tempuyung. Waktu yang dianjurkan yaitu tujuh hari sebelum waktu penanaman dilakukan.
Hal ini bertujuan agar media tanam yang digunakan dapat memenuhi standar kualitas yang diperlukan agar tanaman tempuyung dapat tumbuh dengan baik dan subur.
Terlebih pada pembudidayaan pada skala besar, tahapan persiapan dan pengolahan media tanam beupa lahan perlu dilakukan dengan sebaik mungkin. Kondisi tanah yang diharapkan nantinya adalah tanah yang gembur dengan zat hara dan air yang mencukupi.
Untuk mendapatkan tanah yang gembur, persiapan dan pengolahan media tanam dapat dilakukan dengan mencangkul atau membajak lahan tanah yang akan digunakan sebagai tempat menanam.
Lahan yang biasa digunakan untuk menanam tempuyung dapat berupa lahan tegalan, lahan sawah, ladang, bahkan lahan hutan yang sebelumnya diolah. Apabila menggunakan wadah berupa polybag maupun pot, tanah dapat diolah dengan cara diayak terlebih dahulu menggunakan tampah maupun saringan lalu dicampur menggunakan sekam.
Proses tersebut dilakukan agar saat masa pertumbuhan tanaman, akar yang tumbuh dapat menembus tanah dengan mudah dan mempunyai aerasi tanah yang baik.
Selanjutnya persiapan lahan dapat dilakukan dengan cara membersihkan semua tanaman liar dan gulma yang tumbuh di sekitar dengan mencabut dan membabat habis hingga akar sehingga pertumbuhan tanaman tempuyung nantinya tidak terhambat.
Terlebih pada lahan yang terdapat ilalang atau semak belukar, perlu dilakukan pembersihan secara total karena pertumbuhan mereka yang sangat cepat. Kemudian lahan mulai dapat diolah melalui pembuatan bedengan.
Hal ini berguna agar tanah dapat tercampur baik dengan pupuk, memperbaiki aerasi tanah, dan melenyapkan racun yang terkandung dalam tanah. Berikut merupakan cara membuat bedengan yaitu :
- Melubangi tanah hingga kedalaman 20-30 cm kemudian membalik tanah yang telah dilubangi dari bagian bawah ke atas dan sebaliknya,
- Membentuk bedengan dengan lebar yang disesuaikan atau disarankan satu meter dengan lebar parit 50-60 cm. Panjang bedengan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi.
Tanah yang sudah dibuat bedengan dapat diberi pempukan dasar menggunkan pupuk organik maupun pupuk kandang untuk memastikan tanah mempunyai kondisi zat hara dan humus yang mencukupi.
Lalu buatlah lubang tanam berukuran 15x15x15 cm. Setelah lahan tanah diolah, hal yang perlu di persiapkan adalah pembuatan saluran drainase. Tanaman tempuyung dapat hidup dan tumbuh subur pada lahan yang memiliki sistem drainase yang baik.
2. Pembibitan Tempuyung
Salah satu tahapan terpenting dalam menanam yaitu pembibitan. Pada tahapan ini salah satu faktor yang menentukan kualitas tanaman tempuyung yang akan dihasilkan nantinya pada masa panen selain faktor lainnya. Beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan pada tahapan ini, diantaranya :
- Memilih bibit
Tanaman tempuyung dapat diberkembangbiak melalui cara generatif maupun secara vegetatif dan bibit bisa diperoleh melalui kedua cara tersebut.
Perolehan bibit menggunakan metode generatif dilakukan dengan cara penyemaian biji tanaman temuyung.
Sementara untuk memperoleh bibit tanaman secara vegetatif dapat diupayakan menggunakan perkembangbiakkan bagian organ tanaman berupa bonggol tanaman yang daunnya telah dipanen atau dapat menggunakan batang yang telah dipotong.
Diantara metode perolehan bibit tersebut, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada perolehan bibit secara generatif, bibit dapat diperoleh dalam jumlah yang banyak, pertumbuhan yang cenderung lebih baik, dan hasil produksi tanaman yang maksimal.
Namun, penggunaan metode ini lebih memakan waktu yang lama untuk proses budidayanya. Di sisi lain, penggunaan bibit secara vegetatif dengan menggunakan bonggol pekas banen mempunyai kelebihan yaitu waktu tanam yang relatif lebih singkat.
Akan tetapi, pada metode ini produksi tanaman yang dihasilkan kurang maksimal. Bibit yang akan ditanam sebaiknya dalam kondisi siap tanam yaitu mempunyai umur yang berkisar 2-3 minggu.
Persiapan bibit disarankan dengan menghitung jumlah yang dibutuhkan dan bibit yang disiapkan sebaiknya berjumlah dua kali lipat sebagai cadangan.
Sehingga apabila nantinya selama proses penanaman terdapat bibit yang mati maupun rusak karena hama dapat langsung diganti. Jumlah kebutuhan bibit dapat dihitung melalui jarak tanam yang dilakukan dan luas area lahan yang akan ditanami.
- Penyemaian Bibit
Sebelum ditanam pada lahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, sebaiknya benih berupa biji disemaikan terlebih dahulu menggunakan wadah kecil yang didalamnya berisi campuran media semai berupa tanah, pasir, maupun serbuk gergajian kayu.
Selanjutnya wadah dilapisi dengan tisu basah atau lembaran plastik dan diletakkan di tempat yang mempunyai pencahayaan cukup namun tidak terlalu terik.
Apabila tunas sudah muncul setelah seminggu kemudian, bibit siap dipindahkan ke dalam media tanam polybag atau pot kecil yang berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan jumlah perbandingan 1:1:1.
Penyemaian bibit dalam polybag ini dapat dilakukan dalam waktu 1-2 bulan sampai bibit tempuyung siap untuk dipindahkan ke lahan.
Polybag yang digunakan sebagai media semai sebaiknya diberi lubang pada bagian bawahnya untuk proses pertumbuhan akar.
- Pemeliharaan Bibit
Agar bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, diperlukan pemeliharaan dan perawatan terhadap bibit. Tahapan ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengairan/penyiraman, penyiangan, dan pembersihan hama.
Bibit yang sudah ditanam ke dalam polybag sebaiknya disiram sebanyak 1-2 hari sekali untuk menjaga kelembapan tanah. Penyiangan diperlukan untuk membersihkan gulma atau tanaman yang liar yang tumbuh di sekitar polybag dan berpotensi menghambat pertumbuhan bibit tanaman tempuyung.
Pemeliharaan bibit juga dapat dilakukan melalui pembersihan hama dan penyakit seperti serangan hama ulat, belalang, maupun penyakit yang diakibatkan oleh jamur.
Apabila ada bibit yang terindikasi terkena serangan hama maupun penyakit, sebaiknya segera dipisahkan dari bibit yang lainnya agar tidak menular. Bibit yang tumbuh dengan baik selanjutnya dapat mulai dipindahkan ke lahan tanam.
3. Penanaman Bibit ke Lahan Tempuyung
Bibit yang sudah disemaikan selama kurang lebih satu hingga dua bulan dapat mulai dilakukan pemindahan ke lahan yang sebelumnya sudah dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
Waktu penanaman tidak bergantung pada musim tertentu karena faktor yang menentukan adalah ketersediaan air yang mencukupi.
Tetapi apabila dikhawatirkan air yang dibutuhkan tidak mencukupi sebaiknya penanaman dilaksanakan pada awal musim penghujan. Penanaman bibit tempuyung ke lahan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Memasukkan dan mencampurkan media tanam berupa tanah, kompos, maupun pupuk kandang ke dalam lubang hingga mencapai setengah bagian lubang tanam. Komposisi pupuk kandang yang dianjurkan sebanyak 10 hingga 20 ton per hektar.
- Masukkan bibit tempuyung ke dalam lubang tanam dengan posisi tegak.
- Tutup bagian lubang yang masih tersisa dengan campuran media media yang tersisa dan padatkan. Untuk menambah kesuburan dapat diberi kapur pertananian yang disebar ke permukaan tanah secara merata.
- Beri jarak antar tanaman tempuyung 25 x 30 cm atau 30 x 20 cm .
4. Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Tempuyung
- Pengairan/Penyiraman
Tanaman tempuyung pada masa awal tanam membutuhkan air yang mencukupi. Penyiraman perlu dilakukan secara rutin pada masa awal tanam agar membantu pertumbuhan tanaman tempuyung dengan baik.
Penyiraman juga penting dilakukan pada masa kering atau curah hujan sedikit. Intensitas penyiraman tanaman tempuyung dapat dilakukan sebanyak 1-2 hari sekali.
Ketika tanaman tempuyung beranjak dewasa, penyiraman tidak perlu dilakukan secara intensif dan dilakukan saat kondisi tanah benar-benar kering saja atau terlihat layu. Pengairan dapat menggunakan tangki sprayer, sprinkle, atau mengisi parit dengan aliran air.
- Pemupukan
Pupuk berguna untuk menunjang tercukupinya kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman seperti N,P,K, dan zat mikro lainnya serta mineral.
Kebutuhan zat hara yang tercukupi menjadikan pertumbuhan tanaman tempuyung lebih optimal. Karena tanaman tempuyung merupakan tanaman obat, pupuk yang dianjurkan untuk digunakan adalah pupuk organik baik berupa kompos, pupuk kandang, maupun kotoran hewan ternak seperti sapi.
Proses pemupukan dilaksanakan pada tahapan pengolahan media tanam dan dapat juga dilakukan pada proses pertumbuhan pada masa vegetatif. Besaran dosis yang disarankan untuk pemupukan yaitu sebesar 10-20 ton per hektar.
Sebaiknya menghindari penggunaan pupuk anorganik karena dapat berpotensi meninggalkan residu bahan kimia yang dapat berpengaruh pada perubahan efek farmakologis dari tanaman tempuyung sendiri.
- Penyulaman
Pada tahapan ini, pemeliharaan tanaman tempuyung dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang mati dan mempunyai pertumbuhan yang anormal dengan bibit tanaman yang baru dan berumur sama.
Proses ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin yaitu ketika tanaman berumur 7-14 hari setelah masa tanam. Apabila penyulaman dilakukan lebih dari waktu yang dianjurkan maka hasil produksi yang didapatkan kurang maksimal dan waktu panen yang tidak bebarengan.
- Penyiangan
Perawatan tanaman tempuyung dilakukan dengan melakukan penyiangan secara berkala sebanyak satu hingga dua kali selama masa pertumbuhan tanaman tergantung banyaknya gulma.
Penyiangan dikerjakan dengan cara membersihkan dan mencabuti tanaman liar/gulma yang tumbuh di sekitar lahan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman tempuyung. Penyiangan tanaman tempuyung sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur 14-21 hari setelah masa tanam.
- Penanggulan Hama dan Penyakit
Tanaman tempuyung termasuk tanaman yang cukup tahan dengan hama dan penyakit. Hal ini dikarenakan tanaman ini juga merupakan tanaman liar yang dapat tumbuh di beberapa tempat.
Namun untuk menjaga tanaman agar terhindar dari kemungkinan serangan hama dan penyakit seperti serangan hama ulat dan belalang ataupun penyakit yang disebabkan jamur, beberapa tindakan dapat dilakukan yaitu ;
- Pemenuhan kebutuhan pupuk yang mencukupi agar kondisi tanaman selalu prima;
- Membakar sisa tanaman yang terkena penyakit maupun serangan hama;
- Memakai bibit yang sehat untuk penanaman, waktu tanam yang sesuai, memberi jarak tanam yang pas, membuat sistem drainase yang baik;
- Memastikan kondisi tanah tidak terlalu becek maupun lembab agar tidak rawan terkena jamur;
- Menyemprotkan pestisida nabati ke tanaman tempuyung berupa air sirih, air tembakau, air rebusan daun mimba dan akar tuba, atau campurannya. Tidak dianjurkan menggunakan pestisida kimia karena dapat berpotensi meninggalkan residu kimia yang mempengaruhi zat aktif yang terkandung di dalam tanaman tempuyung khususnya pada bagian daun yang berfungsi sebagai bahan dasar obat. Penyemprotan pestisida dianjurkan dilakukan pada pagi maupun sore hari ketika tidak ada hujan.
5. Panen Tempuyung
Tanaman tempuyung mulai dapat dipanen ketika memasuki masa tanam 3-4 bulan setelah waktu tanam. Waktu panen tanaman tempuyung terbaik sebaiknya dilakukan pada saat tangkai bunga akan terbentuk dan sebelum tanaman berbunga.
Bagian tumbuhan yang akan diambil pada saat panen adalah bagian daun. Potong daun tempuyung menggunakan benda tajam seperti gunting atau pisau yang tajam untuk melakukan pemanenan.
Demikianlah yang bisa kami sampaikan mengenai Cara Budidaya Tanaman Tempuyung. Semoga bisa bermanfaat.
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.