Salah satu tanaman bunga air yang terkenal akan keelokan warna dan bentuk bunganya yakni tanaman teratai. Tumbuhan air yang seringkali dijumpai dan tumbuh di tengah-tengah kolam ikan maupun danau kecil buatan sebagai tanaman hias sekaligus penjernih air ini banyak digemari masyarakat untuk dibudidayakan di kolam pekarangan rumah sebagai tanaman hias maupun untuk diperjual belikan untuk menjadi sayuran.
Tanaman yang mempunyai bunga yang indah ini kerap dianggap sebagai bunga kebadian yang berasal dari nirwana (surga) karena keindahannya yang mampu untuk memberikan efek psikologis yang menenangkan bagi yang melihatnya.
Bahkan masyarakat Cina meyakini bahwa bunga tersebut adalah pembawa keberuntungan. Kecantikan dan keunikan khas dari bunga teratai ini membuat banyak pecinta tanaman hias mengkoleksi tanaman bunga yang satu ini untuk ditanam pada pot maupun diletakkan di tengah kolam bersama ikan-ikan hias.
Selama ini banyak yang salah mengira bahwa tanaman bunga air ini sama dengan salah satu jenis tanaman air yang lainnya yaitu seroja. Padahal jika diamati lebih seksama keduanya memiliki taksonomi yang berbeda dan dapat dilihat melalui bentuk serta ukuran kelopak, batang, dan daun keduanya yang berbeda.
Kedua bunga tersebut pun memiliki istilah nama yang berbeda dalam istilah bahasa Inggris yakni teratai sebagai water lily dan seroja biasa disebut sebagai lotus.
Tanaman bunga air ini merupakan salah satu spesies yang berasal dari famili Nymphaeaceae yang hidup di permukaan air yang tenang dan dangkal seperti kolam, danau, maupun rawa yang berlumpur pada dasarnya.
Bunga ini memiliki keunikan tersendiri dengan ciri khas akar serabut yang tumbuh di dalam lumpur dan memilki daun yang berbentuk bulat berukuran lebar berwarna hijau yang bersifat tahan air karena mengandung lilin pada permukaanya, tangkai berbentuk silinder yang tumbuh memanjang ke atas dan terletak di tengah daun, dan bunga yang mengambang di atas permukaan air.
Tanaman teratai mempunyai beragam jenis warna bunga yang indah seperti putih, merah jambu, merah keunguan, biru, ungu, dan kuning sehingga tanaman ini cocok digunakan sebagai penghias kolam maupun pekarangan.
Bunga dari tanaman ini memiliki ukuran diameter berkisar 5-10 cm dengan ciri khas jumlah kelopak/mahkota yang selalu berjumlah genap.
Tanaman air yang tumbuh sepanjang tahun ini memiliki banyak beragam jenis hingga 50 jenis spesies yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Tanaman teratai sendiri merupakan tanaman endemik yang berasal dari benua Asia khususnya dari negara-negara di Asia Timur dan tersebar hingga benua Australia Barat. Tanaman bunga air ini juga banyak ditemukan di negara Mesir pada tepian sepanjang sungai nil.
Tanaman teratai dapat hidup di negara yang mempunyai iklim subtropis hingga tropis. Tanaman ini juga dapat beradaptasi dengan baik di daerah dengan ketinggian mencapai 1200 mdpl.
Meskipun dikenal sebagai tanaman penghias, teratai sebenarnya juga memiliki manfaat dan kegunaan yang lain. Diantaranya selain fungsinya sebagai penghias kolam, tanaman ini sebenarnya berfungsi sebagai penjernih air kolam, menyerap kandungan berbahaya yang terdapat di dalam air, dan pemasok oksigen sehingga kolam yang menjadi tempat eksosistem ikan-ikan hias berkembangbiak dapat terjaga dengan baik. Selain itu, tanaman ini juga dimanfaatkan seluruh bagiannya mulai dari biji, daun, batang, dasar bunga, hingga akar rimpang yang dimiliki tanaman tersebut sebagai bahan dasar obat-obat tradisional untuk berbagai macam penyakit dari yang ringan hingga berat seperti demam, diare, radang usus, hepatitis, mengobati tekanan darah tinggi, dan kanker.
Karena banyaknya manfaat dan nilai ekonomis yang dapat diperoleh dari tanaman teratai, permintaan terhadap teratai pun semakin besar dan membuka peluang usaha bagi para petani tanaman hias.
Baca Juga : Syarat Tumbuh Tanaman Teratai
Cara Budidaya Tanaman Teratai
Cara Budidaya Tanaman Teratai sendiri memiliki proses yang tidak terlalu rumit dan mudah dilakukan untuk seorang pemula yang ingin membudidayakan tanaman ini.
Namun banyak orang yang belum banyak orang yang mengembangbiakkan tanaman bunga ini. Hal ini dikarenakan sebagian dari orang awam belum mengetahui teknik dan cara pembudidayaan tanaman teratai. Berikut akan dijelaskan teknik dan langkah-langkah pembudidayaan tanaman teratai, sebagai berikut :
1. Pembibitan Teratai
Untuk memulai penanaman teratai, langkah awal yang perlu dilakukan yaitu memilih bibit dan penyemaian bibit sebelum ditanam di media tanam sebenarnya.
Tanaman teratai sendiri dpat dilakukan melalui dua metode yang berbeda yaitu secara generatif melalui biji teratai dan secara vegetatif menggunakan tunas akar teratai. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun dianjurkan untuk memilih cara vegetatif untuk melakukan budidaya tanaman ini.
Hal ini dikarenakan cara generatif menggunakan biji cenderung lebih memakan waktu yang relatif lebih lama, rumit, dan tidak semua jenis dapat dikembangkan menggunakan cara ini.
Sehingga petani cenderung memilih jaringan vegetatif melalui anakan untuk memperbanyak tanaman teratai. Untuk memilih dan menyemaikan bibit teratai baik menggunkan biji maupun tunas akar, dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :
- Melalui generatif ( biji)
Metode perbanyakan teratai menggunakan biji dilakukan dengan cara memisahkan biji dari induknya secara hati-hati. Kemudian langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memilih biji yaitu dengan memarut biji bibit bunga teratai pada bagian ujung biji yang berbentuk runcing hingga tersisa satu lapis pada bagian kulit biji.
Pada tahapan ini sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan memperhatikan bagian yang diparut. Hal ini berpengaruh pada proses pertumbuhan pertumbuhan tunas tanaman teratai. Selanjutnya untuk menyemaikan bibit berupa biji dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Menyiapkan media tempat penyemaian bibit berupa gelas dan didalamnya diisi air hangat yang tidak terkandung klorin;
- Masukkan biji yang telah disiapkan sebelumnya ke dalam gelas;
- Mengganti air rendaman setiap harinya selama bibit tumbuh hingga berkecambah menjadi tunas dalam kurun waktu 4-5 hari dan tunggu hingga tunas memiliki ketinggian sekitar 10-15 cm untuk siap dipindahkan.
- Melalui vegetatif (tunas akar umbi)
Perbanyakan tanaman teratai menggunakan metode vegetatif mempunyai banyak keuntungan diantaranya dapat menghasilkan tanaman teratai yang tumbuh dan berbunga dalam waktu relatif cepat dan lebih mudah dalam proses penanamannya. Pemilihan dan penyemaian bibit teratai menggunakan tunas dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut :
- Mempersiapkan dan memilih tunas umbi melalui anakan yang terdapat pada pangkal indukan teratai yang matang dan dewasa secara hati-hati dan perlahan. Jangan sampai merusak bagian batang maupun akar tanaman teratai, karena hal tersebut berpengaruh pada pertumbuhan tunas teratai selanjutnya;
- Selanjutnya untuk media penyemaian bibit tunas akar umbi dapat menggunakan mangkok berukuran besar yang sebelumnya diisi menggunakan air hangat terlebih dahulu;
- Taruh tunas bibit teratai hingga mengapung di permukaan air pada mangkok;
- Letakkan mangkuk berisi tunas ke bagian yang terkena sinar matahari dengan intensitas yang rendah dan hangat seperti dekat jendela.
- Ganti air rendaman setiap 3-7 hari sekali sampai tunas akar umbi tumbuh setelah beberapa minggu hingga siap dipindahkan.
2. Persiapan media tanam Teratai
Sebelum memasuki tahap penanaman bibit, sebaiknya perlu dilakukan persiapan media tanam untuk memastikan media tanam yang digunakan sesuai dan dapat menjadi tempat tumbuh kembang yang baik bagi bibt tanaman teratai.
Persiapan media tanam teratai dapat dilakukan dengan menyiapkan bahan-bahan seperti wadah pot atau ember berukuran besar yang kedap air, tanah padat, tanah pasir, air hangat, kolam atau media air lainnya, dan pupuk. Selanjutnya langkah-langkah persiapan media tanam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Pilih ukuran pot yang sesuai dengan jenis dan besar ukurannya. Apabila teratai berukuran besar sebaiknya gunakan pot dengan ukuran 11-19 liter agar teratai memiliki ruang untuk bertumbuh. Untuk teratai yang berukuran relatif lebih kecil dapat menggunakan pot berukuran 7 liter. Penggunaan pot dianjurkan berwarna hitam untuk menjaga kehangatan tanaman teratai tetap stabil meskipun di dasar kolam. Selanjutnya hal yang diperhatikan dalam memilih pot yaitu menggunakan pot yang kedap air dan tidak memiliki lubang drainase. Hal ini bertujuan agar akar teratai nantinya tidak menjalar sembarangan ke dasar kolam.
- Lalu masukkan media tanam berupa berupa campuran tanah antara tanah liat, tanah pasir, dan pupuk kandang ke dalam wadah pot atau ember. Komposisi yang dianjurkan untuk tanah liat dan tanah pasir sebaiknya 2:1:1 atau dengan perbandingan tanah liat sebanyak 60% dan tanah pasir sebanyak 40%. Pengisian tanah sebaiknya dilakukan hingga mencapai ketinggian sekitar 15 cm atau lebih dari dasar pot dan sisakan bagian pot yang tidak tertutup tanah sebanyak 2 cm -10 cm dari permukaan tanah. Penanaman teratai juga dapat menggunakan media berupa lumpur berkualitas baik yang berasal dari lahan sawah. Kemudian diberi lumpur selanjutnya diberi pupuk organik dan buatan seperti NPK dengan komposisi sebanyak satu genggam atau mencapai ketebalan 1-3 cm.
3. Penanaman Teratai
Setelah media tanam siap, tahap selanjutnya dapat langsung dilakukan penanaman pada bibit teratai. Penanaman bibit teratai dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :
- Apabila bibit teratai berupa biji, bibit dapat langsung ditaruh di atas permukaan tanah lalu dapat diberi sedikit tekanan agar menyelusup ke dalam permukaan tanah. Selanjutnya taburkan tanah secara tipis untuk menutupi biji. Untuk memberikan perlindungan agar nantinya biji tidak mengambang sebaiknya diberi jangkar tipis di dekat permukaan tanah. Kemudian wadah pot dapat langsung ditaruh ke dalam kolam. Untuk kondisi kolam sebaiknya dipastikan dalam keadaan bersih, untuk ketinggian air sebaiknya pas dengan ketinggian pot yang digunakan dan tidak terlalu dalam sekitar 45 cm, dan suhu air yang berkisar 21°
- Apabila bibit teratau yang digunakan adalah tunas, maka penanaman dapat dilakukan dengan memasukkan tunas umbi bunga teratai ke atas permukaaan tanah dalam posisi horizontal dengan kondisi bagian belakangnya dekat dinding wadah pot dan letak tunasnya tumbuh ke arah tengah. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu tunas sebaiknya tidak ditanam terlalu dalam dan permukaan tanah mesti lebih tinggi dari ujung pangkal tunas. Selanjutnya wadah pot dapat diletakkan ke dalam kolam yang mempunyai ketinggian air yang tidak melebihi pot atau kolam yang dangkal. Untuk memindahkan teratai ke dalam kolam yang dalam sebaiknya menunggu hingga bibit tunas teratai mempunyai daun. Ketinggian air pada kolam sendiri sebenarnya bervariasi tergantung dari ukuran dan jenis teratai yang ditanam mulai dari 15 cm hingga 1 meter untuk teratai yang besar. Ketika tanaman teratai telah tumbuh dan berukuran besar sebaiknya diberikan pemberat berupa batu agar umbi tidak terapung terus di permukaan air.
- Untuk penanaman menggunakan media tanam lumpur dapat dilakukan dengan menaburkan bibit berupa biji ke atas permukaan lumpur kemudian dapat ditutup kembali menggunakan lumpur.
4. Pemeliharaan dan Perawatan Teratai
- Pemberian pupuk pada tanaman teratai juga diperlukan untuk memenuhi nutrisi dan menunjang pertumbuhan tanaman agar cepat berbunga. Pemupukan pada teratai sebaiknya memperhatikan ukuran dan jenis tanaman teratai yang ditanam. Penanaman menggunakan biji sebaiknya melakukan pemupukan setelah setahun masa tanam. Apabila menggunakan tunas dapat dilakukan ketika tunas telah tumbuh daun sebanyak 4-6 helai. Pemupukan dapat dilakukan menggunakan pupuk tablet yang khusus untuk tanaman air. Sebaiknya hindari penggunaan pupuk cair karena dikhawatirkan akan merusak bunga teratai. Dosis yang digunakan pun perlu diperhatikan dan jangan sampai berlebihan karena dapat mengakibatkan kematian pada teratai dan memicu pertumbuhan alga.
- Menjaga suhu air dalam kolam sesuai agar tidak lebih atau kurang dari suhu yang dianjurkan yaitu 21°
- Letakkan di tempat yang mendapat cahaya matahari dengan intensitas yang tidak terlalu penuh untuk beberapa jenis tanaman teratai.
- Lakukan pengendalian hama dan penyakit seperti gangguan kutu daun, keong, ataupun ulat menggunakan pestisida bubuk.
- Pangkas bagian daun yang menguning dengan segera agar tidak mempengaruhi bagian tanaman yang lainnya, lakukan hal tersebut secara hati-hati melalui permukaan air dan jangan sampai mengganggu dasar akar teratai.
Bagaimana? Cukup mudah bukan! Hanya inilah yang bisa kami sampaikan dalam kesempatan kali ini mengenai Cara Budidaya Tanaman Teratai. Semoga bermanfaat.
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.