5 Cara Budidaya Tanaman Kapulaga Untuk Pemula

Diposting pada

Kapulaga terkenal sebagai salah satu rempah-rempah yang khas untuk digunakan sebagai bahan masakan. Namun, ada juga yang memanfaatkan kapulaga sebagai bahan obat tradisional seperti jamu.

5 Cara Budidaya Tanaman Kapulaga Untuk Pemula
5 Cara Budidaya Tanaman Kapulaga Untuk Pemula

Konon, tanaman ini merupakan tanaman yang berasal dari India dan Bangladesh. Akan tetapi, saat ini tanaman kapulaga juga sudah umum ditemukan di Indonesia.

India sendiri memang terkenal sebagai negara penghasil kapulaga tertinggi, begitu juga dengan Srilanka dan Guatemalla. Kapulaga memiliki ciri berbiji kecil berwarna tipis dan berkulit tipis. Tanaman ini mampu hidup di tanah yang berjenis lempung berhumus tebal.

Selain itu, sistem pengairan pada daerah budidaya kapulaga juga harus baik. Umumnya, kapulaga lebih bisa beradaptasi ketika ditanam pada daerah dataran rendah berketinggian 500 meter dari permukaan laut.

Baca Juga : Syarat Tumbuh Tanaman Kapulaga

Jenis kapulaga yang paling umum ditemukan di Indonesia meliputi kapulaga jawa dan kapulaga india. Mengingat tanaman ini sudah umum berada di Indonesia, cara budidaya tanaman kapulaga juga tak terlalu sulit. Teknik budidayanya bisa dipelajari oleh siapapun yang ingin mulai membudidayakan kapulaga.

Teknik budidaya ini biasanya berhubungan dengan teknik pemilihan bibit, teknik pembibitan, pengolahan tanah atau lahan tanam, proses penanaman, tahapan pemeliharaan tanaman, dan pengendalian hama serta penyakit yang sering menyerang tanaman kapulaga.

Dengan banyaknya proses yang harus dilalui oleh seorang petani dalam membudidayakan tanaman kapulaga ini, maka penting untuk para petani memahami lebih dulu cara budidaya tanaman kapulaga.

Untuk itu, berikut akan ada beberapa ulasan beserta penjelasan mengenai budidaya tanaman kapulaga dari mulai pemilihan bibit hingga waktu panennya, terutama untuk budidaya di Indonesia.

Cara Budidaya Tanaman Kapulaga

Cara budidaya tanaman kapulaga yang akan dijabarkan di sini meliputi pengolahan lahan tanam, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan proses panen.

Dengan mengetahui beberapa teknik tersebut, pastinya akan memudahkan para petani dalam menghasilkan tanaman kapulaga yang bernilai jual dan mempunyai kualitas yang tinggi.

1. Pengolahan Lahan Tanam

Tanaman kapulaga merupakan tanaman yang tidak begitu membutuhkan intensitas cahaya matahari penuh, sehingga dalam budidayanya diusahakan untuk menggunakan metode tumpan sari. Dengan metode ini, tanaman yang bisa ditanam dalam satu lahan adalah tanaman sengon atau kopi.

Tanaman kopi atau sengon ini nantinya akan menjadi tanaman pelindung bagi kapulaga supaya tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari.

Kemudian, untuk langkah pengolahan lahan tanam, sebaiknya petani mulai mengolah pada bulan September hingga Oktober. Dikarenakan pada bulan tersebut, tiba datangnya awal musim hujan.

Jika lahan ternyata masih dalam kondisi penuh dengan gulma atau semak-semak, lakukan pembersihan dulu pada lahan guna gulma itu tidak mengganggu pertumbuhan kapulaga nantinya.

Selanjutnya, tanah harus digemburkan dengan cara dicangkul sedalam 30 cm. Tanah yang keras tentunya sangat tidak bagus sebagai lahan budidaya kapulaga.

Taburkan kapur pertanian pada tanah apabila pH atau derajat keasaman tanah ternyata kurang dari 5,6. Buat lubang tanam pada tanah sedalam 40 cm dengan jarak tanam 1 x 2 meter.

Langkah berikutnya, berikan pupuk kandang atau kompos serta campurkan dengan tanah galian lubang tanam. Jumlah banyaknya pupuk yang akan digunakan disesuaikan dengan seberapa luas lahannya dan kondisi dari lahan itu juga.

2. Pemibibitan Tanaman Kapulaga

Teknik pembibitan pada tanaman kapulaga bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan biji, tunas, dan akar. Tekni pembibitan dengan biji dipilih biji yang sudah tua, lalu biji itu disemai lebih dulu.

Jika tinggi biji semai telah mencapai tinggi 50 cm, maka tanaman kapulaga baru bisa dipindahkan media tanam yang lebih luas.

Kemudian, jika pembibitan menggunakan tunas atau anakan, tunas yang dipilih adalah tunas yang mempunyai tinggi kurang lebih sekitar 50 cm.

Jika menggunakan pembibitan akar, akar diambil dari tanaman yang usianya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Akar yang usianya terlalu muda dan tua hanya akan membuat pembibitan tumbuh tidak maksimal.

3. Penanaman Tanaman Kapulaga

Langkah selanjutnya, dalam membudidayakan tanaman kapulaga adalah melakukan proses penanaman. Jika pada proses pengolahan lahan dilakukan pada bulan September hingga Oktober, pada proses penanaman kapulaga dilakukan mulai Oktober sampai Desember. Pada bulan-bulan tersebut musim hujan juga baru dimulai, cocok untuk pertumbuhan tanaman kapulaga.

Seperti yang disarankan sebelumnya, tanaman kapulaga memang lebih baik jika ditanam dengan metode tumpang sari sebagai pohon pelindung.

Jenis pohon pelindung juga beragam seperti kopi, lamtoro, dan dadap. Perbandingan yang digunakan dengan pohon pelindung yakni 1 pohon pelindung banding 2 pohon kapulaga.

Bibit kapulaga yang sudah siap dipindahkan lantas ditanam sedalam 10 hingga 15 cm pada lubang tanam. Pastikan jika tanah tersebut sudah diberikan pupuk pada proses pengolahan tanah sebelumnya.

Dalam proses pemindahan bibit, lakukan dengan perlahan sehingga tunas tidak rusak. Untuk setiap lubang tanam, setiap lubang tanam diisi dengan dua bibit kapulaga  Jarak untuk setiap tanaman diusahakan sekitar 1 x 2 m hingga 1,5 x 2 m.

Kemudian, padatkan tanah yang ada di sekitar lubang tanam supaya bibit yang ditanam tadi benar-benar tertanam dengan sempurna.

4. Pemeliharaan Tanaman Kapulaga

Setidaknya ada beberapa langkah pemeliharaan dan perawatan tanaman kapulaga. Langkah pemeliharaan tersebut bermula dari penyulaman, penyiangan, penggemburan, pemupukan susulan, serta pengendalian hama dan penyakit. Untuk selengkapnya, mari simak penjabarannya sebagai berikut.

  • Penyulaman

Seperti namanya, tahapan pemeliharaan dengan penyulaman ini merupakan sebuah langkah untuk mengganti tanaman kapulaga yang mati dengan tanaman kapulaga yang beru. Langkah ini harus segera dilakukan saat mengetahui adanya tanaman mati tersebut.

Langkah penyulaman juga diharuskan dilakukan pada masa-masa awal masa tanam. Selain itu, bukan hanya pada tanaman yang sudah mati saja, pada tanaman yang tumbuh dengan kerdil atau tidak normal juga perlu untuk diganti. Apabila dibiarkan, tanaman ini bisa saja tumbuh dengan tidak maksimal seterusnya.

  • Penyiangan

Tanaman gulma acap kali tumbuh pada budidaya tanaman apapun, terutama tanaman kapulaga. Pertumbuhan tanaman ini biasanya dipicu oleh curah hujan yang cukup tinggi. Keberadaan tanaman gulma tentu tidak boleh dibiarkan oleh para petani.

Gulma bisa saja bersaing dan merebut nutrisi dari kapulaga. Dengan demikian, pastinya akan menyebabkan tanaman kapulaga menjadi tumbuh tidak sehat atau bahkan bisa saja mati.

Untuk mengatasi terjadinya hal ini, langkah pembersihan adalah jawabannya. Nah, langkah pembersihan tanaman gulma inilah yang disebut dengan penyiangan.

Penyiangan ini setidaknya dilakukan secara rutin atau ketika tanaman gulma dirasa sudah perlu untuk dibasmi. Dalam melakukan penyiangan juga bisa dilakukan dengan bantuan alat seperti parang atau bisa juga tanpa bantuan alat dan langsung dicabuti dengan tangan.

  • Penggemburan

Selanjutnya, penggemburan menjadi tahapan berikutnya yang dilakukan dalam budidaya kapulaga bertujuan untuk membuat tanah tidak keras.

Kemudian, akarnya juga bisa lebih mudah menyerap zat hara yang ada di tanah. Sama seperti langkah penyiangan, pada langkah penggemburan ini juga diharuskan dilakukan secara rutin paling tidak 3-4 bulan sekali.

Bersamaan dengan langkah penggemburan ini, pemotongan batang dan daun yang sudah kering juga sangat dianjurkan. Hal ini akan membantu pertumbuhan batang yang baru dan membantu terjadinya penyerbukan pada bunga.

  • Pemupukan Susulan

Pada tanaman kapulaga, pemupukan tidak cukup hanya dilakukan di awal sebelum waktu tanam dimulai. Ada pemupukan lanjutan atau pemupukan susulan yang harus dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dan non-organik.

Pupuk organik diberikan saat tanaman berusia 3 bulan dengan dosis sebanyak 1-1,5 kg. Apabila tanaman kapulaga sudah berbuah, pemberian pupuk kandag dianjurkan sebanyak 10 kg per rumpun dan dosis selanjutnya disesuaikan dengan kondisi serta pertumbuha dari kapulaga.

Sementara itu, pupuk anorganik yang diberikan saat tanaman kapulaga berusia 1 bulan, kemudian dilakukan lagi ketika tanaman berusia 3 bulan sebanyak 12,5 gram per tanaman. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk urea.

  • Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit menjadi permasalahan yang cukup menjengkelkan bagi para petani. Efek buruk yang diberikan oleh hama dan penyakit ini bukan hanya menghambat pertumbuhan, namun bisa juga membuat tanaman kapulaga mati. Umumnya, jenis hama dan penyakit juga bukan satu jenis dan bisa bervariasi.

Untuk hama yang sering menyerang tanaman kapulaga, biasanya berupa ular pemakan daun, kutu, penggerek akar, penggerek buah, penggerek batang, serta kumbang pemakan daun.

Lalu, penyakit pada tanaman kapulaga umumya disebabkan oleh adanya virus yang akan menyerang biji dan buah kapulaga.

Penanganan yang tepat untuk mengendalikan hama dan penyakit ini adalah dengan menggunakan insektisida. Penyemprotan insektisida ini dilakukan sesuai dosis dan secara berkala juga.

Pada tanaman kapulaga yang terserang penyakit cukup akut, langkah penanganannya bahkan ada yang sampai mengganti dengan tanaman baru, hal ini berlaku jika penyakit tersebut memang sudah menyerang kapulaga hingga membuat tanaman menghasilkan hasil buah yang tak bagus.

Baca Juga : Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kapulaga

5. Panen Tanaman Kapulaga

Tanaman kapulaga memenuhi syarat untuk dipanen jika usia tanaman sudah mencapai 2 sampai 3 tahun. Kapulaga ini bisa berbuah sepanjang tahun, oleh karenanya panen kapulaga bisa dilakukan sampai 4 kali panen besar dan 4 kali panen kecil. Panen besar dan kecil ini dilakukan secara bergantian.

Pada tanaman kapulaga yang tumbuh dengan baik, hasil panennya bisa mencapai berton-ton yakni sekitar 3 ton per hektarnya.

Jumlah panen tersebut biasanya berlaku pada tanaman yang sudah berumur belasan tahun. Sementara itu, usia produktif dari kapulaga berlangsung hingga usia 15 tahun.

Pertanda jika buah kapulaga sudah bisa dipanen meliputi warnanya yang hijau kekuningan. Perlu diketahui jika memanen kapulaga harus dilakukan sebelum buahnya matang sempurna.

Jika memanen menunggu buah kering dan warnanya berubah sangat tuang, maka hasil tersebut dianggap tidak bagus, serta buahnya akan pecah pula. Selepas buah dipanen, buah tersebut harus dijemur dan dikeringkan di bawah sinar matahari secara langsung.

Begitulah cara budidaya tanaman kapulaga bermula dari persiapan lahan beserta pemilihan bibit hingga proses memanen.

Dengan peluang yang cukup bagus di Indonesia, membudidayakan tanaman kapulaga bisa menjadi sumber mata pencaharian yang lain bagi para petani.

Apalagi tanaman ini juga mendukung ditanam dengan metode tumpang sari, maka akan semakin memudahkan petani mendapatkan hasil budidaya bukan hanya dari kapulaga saja. Dengan teknik yang tepat, keberuntungan dan faktor alam, maka budidaya tanaman kapulaga bisa membuahkan hasil yang tidak main-main.

Baca Juga : Cara Penanganan Pasca Panen Tanaman Kapulaga