Cara budidaya tanaman kayu manis nampaknya bukan hal baru lagi bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini bahkan sudah dibudidayakan dan diekspor sejak masa penjajahan kolonial belanda. Daerah di Indonesia yang bisa dikatakan mempunyai potensi kayu manis adalah Sumatra Barat, terutama Kerinci.
Dalam kurun beberapa tahun terakhir, tanaman kayu manis tergolong mengalami peningkatan bukan hanya dalam hal ekspor, namun juga dalam hal konsumsi. Bentuk konsumsi umumnya berhubungan dengan kegunaan kayu manis yang tak lain adalah sebagai bumbu rempah-rempah.
Akan tetapi, disamping sebagai rempah, kayu manis juga bisa digunakan untuk campuran dalam minuman dan makanan. Untuk minuman, tanaman kayu manis digunakan dalam campuran teh, sedangkan dalam makanan digunakan untuk menambahan cita aroma dan rasa.
Alasan lain yang diduga menjadikan tanaman ini semakin meningkat dalam hal konsumsi adalah berkat aroma wangi dan rasanya yang manis. Disamping itu, khasiat dari tanaman kayu manis yang beragam pastinya membuat tanaman ini semakin dicari oleh masyarakat.
Berbicara masalah potensi budidaya dari tanaman kayu manis sendiri juga bisa dikatakan cukup bagus. Potensi tersebut didukung oleh adanya kesesuaian lahan, teknik budidaya, dan sumber daya manusia untuk pemasaran tanaman.
Dengan begitu, bagi masyarakat yang ingin mulai melakukan budidaya tanaman kayu manis rasanya tidak akan mustahil.
Cara Budidaya Tanaman Kayu Manis
Melakukan pemilihan jenis tanah adalah langkah awal yang harus dilakukan oleh masyarakat yang ingin membudidayakan tanaman kayu manis.
Dibutuhkan tanah yang mempunyai kandungan organik, zat hara, serta air yang cukup. Dengan kandungan yang seperti ini, maka setidaknya tanah yang akan ditanami kayu manis harus gembur dan subur.
Tanaman kayu manis juga tidak begitu suka dengan daerah yang mempunyai musim kemarau cukup panjang. Oleh karenanya, tanaman ini lebih mampu untuk tumbuh pada daerah dengan curah hujan tinggi per tahunnya yaitu sekitar 2.500 mm. Meskipun membutuhkan curah hujan yang tinggi, tapi kayu manis juga membutuhkan sinar matahari sekitar 50-70%.
Lantas, untuk selanjutnya, mari simak beberapa cara budidaya tanaman kayu manis dimulai dari mempersiapkan lahan, bibit, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan proses paska panen.
1. Persiapan Lahan Tanam
Jika merasa sudah menemukan tanah atau lahan yang cocok untuk menanam tanaman kayu manis, maka selanjutnya olah dulu lahan tanam dengan melakukan pembersihan gulma dan semak-semak yang tumbuh di lahan tersebut. Kemudian, tanah yang sudah bersih dari tanaman pengganggu itu harus digemburkan dengan cara dicangkul.
Proses penggemburan tanah dengan dicangkul ini sebaiknya dilakukan dengan kedalaman sekitar 50 cm atau lebih sebanyak dua kali.
Jika tanah sudah selesai dicangkul, ratakan kembali tanah. Selain itu, proses penggemburan tanah dengan cara pembajakan juga diperbolehkan.
Sementara itu, jika lahan yang akan ditanami ternyata tergolong lahan miring, pembuatan teras harus dilakukan setelah proses pembersihan gulma dengan tujuan untuk mencegah terjadinya erosi. Pembuatan teras ini juga harus memperhatikan jarak yang tepat yaitu sekitar 2 meter.
Langkah berikutnya, lakukan pembuatan lubang tanam dengan ukuran yang sesuai untuk tanaman kayu manis yaitu 50 x 50 x 50 cm. Lubang ini didiamkan selama kurang lebih 1 sampai 2 bulan sebelum ditutup kembali.
Jika sudah mencapai 1-2 bulan, lubang dapat ditutup kembali. Proses penutupan lubang tanam ini dianjurkan dilakukan pada musim hujan.
Pada tanah yang akan dibuat menutup lubang diberikan dan dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sekitar 20-30 kg per lubangnya.
2. Pemilihan Bibit
Sebelum melakukan pemilihan bibit kayu manis, masyarakat yang ingin melakukan budidaya terlebih dahulu harus mengenal jenis spesies yang akan sering ditanam.
Dengan begitu, jenis spesies ini akan membantu para pembudidaya untuk memilih jenis spesies apa yang ingin mereka tanam.
Jenis tersebut diantaranya Cinnamomum verum (Ceylon), Cinnamomum burmannii (Kasiavera), Cinnamomum loureiroi (Vietnamese), dan Cinnamomum aromaticum (Chinese).
Kayu manis berjenis Ceylon mempunyai bagian kulit dalam yang tipis dan aromanya lebih segar dibanding dengan yang lainnya. Sedangkan, pada jenis Kasiavera, rasa peda dari kayu manisnya lebih terasa dengan kulit yang tebal.
Kemudian, untuk proses pemilihan bibitnya bisa diambil dari biji, tunas dan stek. Biji yang akan dipilih untuk proses pembibitan harus memenuhi kriteria diantaranya usia biji sudah memenuhi 8 sampai 12 bulan (usia semai).
Pada pembibitan dengan tunas, diambil tunas yang sudah tubuh akar dengan tinggi tunas sekitar 60 cm. Usia minimal dari tunas biasanya sekitar 6 bulan serta harus dalam keadaan sehat.
Untuk pembibitan dengan stek, kriterianya juga tidak beda jauh yaitu diambil dari cabang yang sehat serta stek sudah mencapai tinggi 60 cm.
3. Pembibitan dan Penyemaian Bibit
Pemilihan lokasi untuk proses pembibitan dan penyemaian setidaknya harus cukup dekat dengan lahan tanam dengan kondisi tanah yang subur pula.
Proses ini bisa dilakukan di dua media, yaitu polybag atau lapangan. Jika disemai di polybag, usahkan ukuran polybag setinggi 15 cm. Campurkan tanah dan pupuk kandang pada polybag dengan takaran perbandingan kurang lebih 1:2.
Satu beni atau biji ditanam pada satu media polybag, jangan menanam lebih dari satu benih pada satu polybag. Lakukan penyiraman secara rutin tiap harinya hingga tanaman memunculkan kecambah.
Umumnya, tanaman baru akan berkecambah jika usianya sudah mencapai 1 hingga 2 minggu. Sementara itu, biji semai baru bisa dipindah jika tanaman sudah berusia 8-12 bulan.
Untuk proses pembibitan atau penyemaian di lapangan, tanah juga harus diolah terlebih dahulu dengan melakukan pencangkulan sebanyak 2 kali. Tak lupa bersihkan tanah dari tanaman penggangggu dan haluskan tanah yang sudah dicangkul. Buatlah bedengan pada tanah dengan ukuran lebar 1 meter dan panjang yang disesuaikan dengan ukuran lapangan.
Pada setiap bedengan diberikan batasan berupa drainase dan berfungsi untuk memudahkan proses menanam, pengairan, serta memindahkan bibit tanaman. Jarak antar biji yang disemai pada lapangan ini diusahakan sekitar 5 cm. Bibit akan memunculkan kecambah saat usianya mencapai 2 minggu.
Jika tanaman sudah berkecambah, maka berikan nauangan supaya tanaman tidak terpapar oleh sinar matahari. Penyiraman juga harus dilakukan secara rutin pada setiap hari pagi atau sore.
4. Penanaman Tanaman Kayu Manis
Dalam budidaya tanaman kayu manis, ada dua metode yang biasa ditempuh oleh pembudidaya. Metode tersebut dinamai dengan metode monokultur dan tumpang sari. Pada metode monokultur, lahan tanam hanya ditanami dengan satu jenis tanaman berjarak sekitar 1,5 meter.
Sedangkan, dengan metode tumpang sari, sistem penanaman dilakukan dengan menanam lebih dari dua jenis tanaman. Jarak penanaman dengan metode ini juga jauh lebih lebar yaitu sekitar 2 x 2 m hingga 5 x 5 cm.
Mengingat tanaman kayu manis lebih suka dengan daerah yang mempunyai curah hujan tinggi, maka penanaman tanaman kayu manis diusahakan pada waktu musim penghujan.
Pemindahan benih semai ke lahan tanam yang lebih luas dlakukan dengan menaruhnya pada lubang tanam dan ditutup dengan rapat dengan tujuan supaya tanaman dari terpaan angin.
Pasang pula ajir atau sanggahan untuk tanaman yang baru dipindahkan. Beberapa pembudidaya ada yang sengaja menggugurkan daun dari tanaman semai jika jumlah daunnya terlalu banyak. Tanaman yang punya jumlah daun terlalu banyak akan mempercepat penguapan.
5. Pemeliharaan Tanaman Kayu Manis
Dalam tahapan pemeliharaan tanaman kayu manis, terdapat beberapa langkah yang umumnya dilakukan oleh pembudidaya.
Seperti halnya penyulaman, penyiangan, penjarangan, dan pemupukan. Semua langkah ini akan dijelaskan dengan detail sebagai berikut.
- Penyulaman Tanaman Kayu Manis
Bagi beberapa pembudidaya yang masih awam dengan proses ini, proses penyulaman ini merupakan proses untuk menggantikan tanaman kayu manis yang tumbuh tidak sehat atau bahkan mati.
Dalam proses penyulaman, waktu yang tepat adalah masih dalam kurun musim penghujan serta usia tanaman tidak lebih dari 3 bulan.
- Penyiangan Gulma
Tujuan dari proses penyiangan ini adalah menghindari adanya persaingan pertumbuhan antara gulma dengan tanaman kayu manis.
Proses ini disarankan untuk dilakukan secara rutin dalam kurun 3 bulan sekali sejak tanaman berusia 2 tahun. Apabila tanaman sudah mencapai 4 tahun, proses penyiangan dapat dilakukan dalam kurun 6 bulan sekali saja.
- Penggemburan dan Pembubunan
Proses penggemburan tanah ini dilakukan sebelum proses pembubunan dan pemupukan. Pada proses ini, tanah digemburkan dengan tujuan untuk membuat kandungan hara pada tanah semakin meningkat. Begitu juga agar unsur hara semakin terserap dengan baik oleh tanah.
Selanjutnya, proses pembubunan dilakukan jika ada akar tanaman yang tidak sempurna tertutup oleh tanah. Tujuan dari pembubunan ini adalah untuk menghindarkan akar dari penyakit atau ama yang bisa menghambat pertumbuhan bahkan mematikan tanaman kayu manis.
- Pemupukan Tanaman Kayu Manis
Tanaman kayu manis juga membutuhkan pupuk sebagai nutrisi tambahan pertumbuhannya. Jenis pupuk yang digunakan juga tidak berbeda jauh dengan pupuk pada tanaman lainnya seperti pupuk urea, TSP, KCl, dan NPK. Jika menggunakan pupuk urea, TSP, dan KCl, perbandingan yang digunakan sekitar 2:1:1.
Sementara pemupukan dengan NPK diberikan dengan dosis 50 gram per pohon pada usia 6 bulan, 125 gram per pohon pada usia 1 tahun, dan dosis akan ditingkatkan seiring dengan bertambahnya usia tanaman.
Waktu yang dianjurkan dalam pemberian pupuk saat usia tanam mencapai 4 bulan sebanyak 2 kali per tahunnya, dan usahakan untuk dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan. Pemberian pupuk dapat diberikan di sekitaran tanaman atau melalui lubang tugalan .
- Penjarangan Tanaman Kayu Manis
Proses ini dilakukan untuk menghindari pertumbuhan tanaman yang terlalu rapat serta membantu agar tanama tumbuh dengan lurus.
Cara penjarangan yang tepat dilakukan dnegan menebang tanaman menggunakan parang di ketinggian tanaman sekitar 30 cm. Usia tanaman yang dianjurkan untuk dilakukan penjarangan adalah saat mencapai 6 tahun dan 10 tahun.
6. Panen Kayu Manis
Idealnya, tanaman kayu manis akan menghasilkan kayu dengan kriteria ketebalan yang bagus adalah ketika berusia 6 hingga 12 tahun.
Jika tanaman berusia semakin tua, maka kulitnya juga akan semakin tebal. Akan tetapi, jika ingin dimanfaatkan sebagai minyak atsiri, tanaman kayu manis justru akan mengeluarkan aroma terbaiknya jika usianya semakin tua hingga 20 tahun.
Baca Juga : Cara Penanganan Pasca Panen Tanaman Kayu Manis
Tanda-tanda ketika tanaman sudah siap untuk dipanen berupa daun yang yang berubah menjadi hijau tua, kulit mudah terkelupas, dan aliran getahnya cukup banyak. Kemudian, dalam memanen yaitu ketika musim penghujan akan berakhir, sehingga kayu yang dijemur bisa mendapatkan penyinaran matahari yang pas untuk proses pengeringan.
Untuk tekniknya, ada tiga jenis teknik yaitu teknik situmbuk, teknik tebang sekaligus, dan teknik batang dipukul lalu ditebang.
Di Indonesia, teknik panen dengan cara tebang sekaligus lebih umum dilakukan oleh pembudidaya tanaman kayu manis. Pada proses ini, tanaman ditebang mendekati pangkal batang, baru setelah itu kulitnya dikelupas.
Demikianlah cara budidaya tanaman kayu manis mulai dari persiapan lahan hingga proses panennya. Proses paska panen tanaman kayu manis sebenarnya juga tak kalah penting.
Pengolahan kulit harus dilakukan dengan cara yang tepat sehingga ketika dipasarkan ke masyarakat luas juga akan meningkatkan harga jual produksi kayu manis.
Baca Juga : Manfaat Kayu Manis Untuk Kesehatan
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.