8 Cara Budidaya Tanaman Kentang Untuk Pemula

Diposting pada

Kentang adalah tanaman pangan utama keempat di dunia yang dapat dikonsumsi dan merupakan sumber karbohidrat, protein, kalori serta vitamin. Kentang atau mempunyai nama latin (Solanum tuberosum L) adalah tumbuhan berumbi dan berkeping dua (dikotil) yang masuk dalam famili Solanaceae.

8 Cara Budidaya Tanaman Kentang Untuk Pemula
8 Cara Budidaya Tanaman Kentang Untuk Pemula

Menurut sejarahnya, budidaya tanaman kentang pertama kali terjadi pada abad ke -18 di daerah Cibodas, Lembang, Pengalengan dan Tengger.

Lalu, budidaya ini menyebar ke beberapa daerah lain misalnya Sumatera, tepatnya di dataran tinggi kerinci. Cara budidaya tanaman kentang yang baik dan benar dan menghasilkan kualitas panen yang baik bisa memiliki nilai jual yang meningkat.

Syarat Tumbuh Tanaman Kentang

1. Iklim

Kentang atau tanaman berumbi ini menghendaki temperatur suhu rata-rata harian yaitu 15-20 derajat celcius. Dengan kelembaban udara sekitar 80-90% dengan curah hujan antara 200-300 mm per bulan sangat cocok untuk pertumbuhan kentang. Apabila curah hujan terlalu tinggi bisa membuat umbi kentang menjadi busuk.

2. Media Tanam

Media tanam atau tanah yang cocok untuk budidaya kentang adalah tanah yang gembur dan subur. Perlu diperhatikan juga kondisi kelembaban tanahnya, karena kentang adalah tanaman yang sensitif. Mereka tidak menyukai kondisi tanah yang terlalu basah atau terlalu kering.

Selain itu, hal yang penting lainnya adalah lahan untuk menanam kentang bukan bekas media tanam dari golongan Solanaceae lainnya.

3. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat berkaitan dengan kondisi iklim suatu daerah. Hal ini berpengaruh pada tumbuhnya tanaman, masa panen dan juga hasil panen.

Tanaman kentang bisa tumbuh dengan baik di dataran tinggi dengan ketinggian 1000-2000 meter di atas permukaan laut.

Cara Budidaya Tanaman Kentang

Cara budidaya tanaman kentang ada beberapa tahap, dibawah ini adalah 8 tahap dalam proses tersebut, yaitu :

1. Pemilihan Bibit Kentang

Bibit yang berkualitas akan tumbuh dengan baik dan bisa memperoleh hasil panen yang memuaskan. Pemilihan umbi bibit yang siap tanam, harus mengalami proses penyimpanan terlebih dahulu selama kurang lebih tiga bulan.

Hal ini berfungsi agar umbi tersebut sudah tampak tunasnya dengan baik, sebab umbi kentang memiliki masa dormasi.

Selain itu bibit kentang harus yang bebas dari jamur, memiliki usia yang cukup tua dan bentuknya sempurna atau tidak cacat.

Proses penyemaian bisa dilakukan agar pertumbuhan tunas lebih cepat seperti berikut :

  • Letakkan bibit kentang di tempat yang sejuk dan lembab atau tidak terkena matahari langsung.
    Biarkan bibit selama kurang lebih 7 hingga 24 hari agar berkembang dan muncul mata tunas yang tumbuh perlahan.
  • Setelah tunas tumbuh sekitar 5 cm, maka akar akan mulai tumbuh. Setelah tumbuh tunas, dilakukan proses sortir pemangkasan tunas. Apabila tunas yang panjangnya lebih dari 2 cm, sebaiknya dibuang karena tunas yang terlalu panjang kurang baik untuk ditanam. Kemudian, perhatikan juga bobot umbi kentang yang akan ditanam yaitu berkisar antara 30-50 gram saja per buah.

Kemudian untuk menjaga pertumbuhan tunas dan akar, dapat melakukan penyemprotan air guna menjaga kelembaban lingkungan benih kentang tersebut.

2. Pengolahan Media Tanam

Hal yang perlu diperhatikan sebelum budidaya kentang adalah kondisi lahan yang akan dipakai adalah tanah yang gembur, subur dan juga padat. Pasalnya tanah yang gembur atau menggemburkan tanah adalah hal yang utama harus dilakukan dalam proses budidaya kentang.

Agar tanah gembur bisa diberi pupuk dan jika kurang bisa ditambahkan dengan air guna melembabkan tanah yang akan ditanami bibit kentang.

Apabila tanah tidak gembur dan terlalu padat perlu dilakukan proses pembajakan lahan dan proses pencangkulan dengan kedalaman kurang lebih 30 cm.

Setelah selesai dibajak, biarkan tanah selama waktu kurang lebih 2-3 hari hingga kemudian dilakukan proses penggaruan dan biarkan selama satu minggu.

Jika kondisi lahan atau tanahnya gembur dan subur, hanya perlu dilakukan proses penggaruan saja. Tanah dibiarkan selama kurang lebih satu minggu, hal ini bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah.

Apabila sudah melewati waktu satu minggu lalu buatlah garitan dengan ukuran lebar 80 cm dan tingginya mencapai 5 cm.

Banyak juga terjadi budidaya kentang yang gagal akibat kondisi kelembaban tanah tidak diperhatikan. Pasalnya, apabila keadaan tanah terlalu basah bisa dibuatlah sistem irigasi berupa garitan yang agak ditinggikan. Namun, apabila kondisis tanah terlalu kering, bisa dilakukan proses penyiraman sesuai kebutuhan

3. Pemupukan Tanaman Kentang

Proses pemupukan dilakukan pada permukaan garitan atau bisa juga dibuat lubang-lubang agar pupuk bisa terpusat di tempat. Jenis pupuk yang bisa ditaburkan adalah pupuk kandang dan idealnya untuk setiap satu hektar lahan gunakan 20-50 ton pupuk kandang atau sesuai dengan tingkat kesuburan tanah.

Selain itu, bisa juga ditambahkan pupuk jenis NPK sebanyak 350 kg per hektar. Cara pemberian pupuk NPK bisa disebar atau ditaburkan pada lubang-lubang dekat umbi kentang yang ditanam pada garitan.

4. Teknik Penanaman Kentang

Cara tanam atau sistem penanaman kentang adalah sistem baris ganda atau double row. Proses ini kemudian diaplikasikan pada bedengan.

Bedengan dibuat dengan ukuran lebar yaitu 1 m dengan ketinggian 30 hingga 40 cm dan jarak antar bedengan kurang lebih 40 hingga 50 cm.

Teknik menanamnya adalah sebagai berikut. Letakan umbi yang sudah dipangkas dalam bedengan yang di atasnya telah disebari pupuk di dekat lubang-lubang tanam yang juga telah diberi pupuk. Setelah umbi diletakan, kemudian timbun dengan tanah hingga membentuk guludan setinggi 10 hingga 15 cm.

Biarkan bagian kiri dan kanan guludan membentuk parit sebagai sistem drainase yang berfungsi di saat musim penghujan. Ukuran jarak tanamnya berkisar 20 hingga 30 cm atau bisa disesuaikan dengan kondisi lahan.

5. Pemeliharaan Tanaman Kentang

Pemeliharaan merupakan tahapan dalam budidaya tanaman kentang yang juga sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil.

Pemeliharaan budidaya kentang terdiri dari penyiraman tanaman, pengguludan dan juga pengendalian hama serta penyakit.

  • Penyiraman tanaman

Proses penyiraman tanaman kentang dilakukan menurut kondisi tanah dan cuaca. Di daerah yang tergolong lembab dan sering terjadi turun hujan, tidak perlu dilakukan penyiraman terlalu sering.

Lain halnya dengan kondisi lahan yang tampak kering barulah boleh dilakukan penyiraman. Namun, perlu diperhatikan juga keadaan tanahnya jangan sampai terlalu basah dan hingga tergenang oleh air.

  • Penyiangan gulma

Proses penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan perbaikan guludan. Hal ini dilalukan setelah proses penanaman selama satu bulan.

Gulma atau tanaman penganggu bisa dibersihkan dengan menggunakan alat seperti sabit atau koret. Penyiangan gulma bisa dilakukan apabila tanaman kentang sudah berusia dua bulan. Kemudian penyiangan bisa dilakukan selama 2 hingga 3 kali selama satu musim tanam.

Selain itu, pada saat proses penyiangan gulma bisa juga dilakukan penimbunan bedengan. Tujuannya adalah agar umbi kentang tidak terkena sinar matahari langsung.

Setelah kurun waktu lebih dari dua bulan tidak usah melakukan penyiangan karena tanaman sudah mulai tumbuh dengan rimbun.

6. Hama Tanaman Kentang

Beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman kentang adalah ulat gulung (Phthorimae Operculella), pekung ((Rhizoctonia Solani), oteng-oteng (Epilachna Puntata), ulat tanah (Agrotis Ipsilon), kutu daun hijau Myzus Persicae dan Aphis Nasturtii) dan Orong-orong (Cryllotalpa Sp.).

Untuk pengendaliannya bisa dilakukan penyemprotab fungisida dan insektisida saat tanaman kentang berumur 10 hari.

Jarak penyemprotan dilakukan sebanyak dua kali seminggu atau bergantung pada kondisi kerusakan yang dilakukan oleh hama dan penyakit tersebut.

7. Penyakit Tanaman Kentang

Jenis penyakit yang sering menyerang tanaman kentang antara lain. Busuk daun (Phytophthora infestans), Penyakit layu bakteri (Pseudomonas Solanacearum), Bercak lunak (Altenaria Solani), Penyakit layu fusarium (Fusarium Oxysporum), Virus gulung daun (PLRV) dan Root knot nematodes (Meloidogyne Spp.)

Jenis obat-obatan yang diberikan untuk mengendalikan hama dan penyakit berupa fungisida berbahan aktif(dithane dan vondozeb) dan insektisida berbahan aktif (hostathion).

Selain mengendalikan hama dan penyakit dengan proses penyemprotan, dapat juga dilakukan proses rotasi tanaman. Dengan cara melakukan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain misalnya kacang-kacangan atau palawija.

Untuk waktu rotasi tanamannya kurang lebih 2 hingga 3 tahun, barulah kemudian lahan bisa ditanami dengan bibit kentang lagi.

Kemudian pengendalian hama dan penyakit lainnya juga bisa dilakukan dengan proses Solarisasi yakni menutup tanah yang telah diolah dengan plastik putih transparan selama 6 minggu hingga suhu mencapai 50℃.

Atau bisa juga dengan proses penanaman Tagetes sp. atau yang biasa disebut dengan bunga Marigold antar barisan tanaman kentang dengan jarak 60 cm dalam barisan.

Baca Juga : Cara Pengendalian Penyakit Lodoh Pada Tanaman Kentang

8. Panen Kentang

Usia tanaman kentang yang bisa dipanen secara umum antara 80 hingga 120 hari. Pada saat panen perlu diperhatikan juga agar tidak terlalu dini atau terlalu tua.

Jika panen terlalu cepat, maka kualitas kentangnya rendah karena zat karbohidrat dalam umbinya belum optimal. Sedangkan apabila panennya terlalu tua maka akan beresiko pada kondisi umbi kentang yang rusak akibat terkena penyakit.

Oleh karena itu, untuk hasil panen yang terbaik perlu dilakukan pengecekan dengan cara menggali umbi kentang secara random.

Proses pengambilan sampelnya pun harus merata di setiap lokasi tanam. Umbi yang sudah digali, bisa dilihat tingkat kematangannya.

Atau dengan cara lain yakni memerhatikan bentuk dan warna daunnya. Apabila tanaman kentang sudah siap panen, maka warna daunnya mulai pudar atau tidak berwarna hijau lagi dan tampak kering.

Kemudian, proses panen bisa dilakukan dengan alat berupa garpu. Namun, perlu diperhatikan juga dengan seksama agar jangan sampai garpu tersebut melukai umbi kentang yang siap panen.

Apabila takut mendapati umbi kentang yang rusak karena alat garpu, bisa dilakukan dengan cara dikorek atau dengan menggunakan cangkul tangan. Alat ini lebih kecil beresiko untuk merusak umbi kentangnya, tetapi membutuhkan waktu panen yang lebih lama.

Setelah umbi digali, sebaiknya jemur beberapa saat agar lapisan tanah yang menyelimuti umbi kentang mudah untuk dibersihkan. Langkah berikutnya adalah melakukan penyortiran terhadap umbi yang baik dan jelek.

Lalu, bisa dilakukan juga proses grading yaitu mengelompokkan umbi kentang sesuai dengan ukuran dan berat umbi. Yang terakhir umbi kentang bisa dimasukan ke dalam karung atau keranjang dan disimpan pada suhu dingin yakni 10 derajat celcius. Hal ini bertujuan agar umbi kentang bisa bertahan lama hingga dua bulan ke depan.

Demikianlah yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan kali ini mengenai 8 Cara Budidaya Tanaman Kentang Untuk Pemula. Selamat mencoba.