Tanaman karet atau pohon karet berasal dari daerah Amerika Selatan, tanaman ini diketahui berasal dari Hutan Amazon, Brazil yang dilihat dari nama latinnya yaitu Hevea braziliensis.
Untuk pertama kalinya tanaman karet dicoba dibudidayakan di Indonesia pada tahun 1876 tepatnya di Kebun Raya Bogor.
Tanaman karet merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan tinggi dan berbatang cukup besar. Dengan tinggi pohon yang sudah dewasa mencapai 15 – 25 meter. Batang pohon karet tumbuh lurus dan tidak memiliki cabang di bawah melainkan bercabang dibagian atas.
Tanaman karet akan mudah tumbuh dengan sangat baik ketika berada di wilayah tropis. Tidak salah lagi apabila Indonesia menjadi Negara penghasil getah karet (lateks) terbesar kedua di dunia. (Baca : Cara Meningkatkan Produksi Getah Karet).
Hasil dari getah karet umumnya akan dijadikan sebagai bahan baku karet ban dan berbagai produk alat kesehatan. Untuk pengambilan getah karet dapat dilakukan dengan cara penyadapan.
Penyadapan dilakukan dengan cara melukai batang karet menggunakan pisau sadap agar getahnya keluar, getah yang telah keluar kemudian ditampung diwadah sembari menunggu terkumpul banyak.
Hasil dari getah karet dari Indonesia banyak diekspor ke Negara industri seperti Jepang, Amerika, dan sebagian Negara-negara Eropa berupa karet mentah baik dalam bentuk latex concentrate, ribbed smoke sheet, atau dalam bentuk crumb rubber.
Syarat Tumbuh Tanaman Karet
Agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan optimal guna menghasilkan getah (lateks) yang baik, harus memilki syarat tumbuh sebagai berikut :
1. Iklim
Tanaman karet sangat cocok dan mudah tumbuh di daerah tropis sesuai dengan habitat aslinya di Amerika Selatan terutama di brazil yang juga beriklim tropis.
Di Indonesia sendiri tanaman ini cocok di tanaman di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan yang terletak di zona diantara 15º Lintang (LU) hingga 15º Lintang Selatan (LS).
2. Curah Hujan
Dengan curah hujan antara 2.500 mm hingga 4.000 mm per tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 hingga 150 HH per tahun akan membuat tanaman karet dapat tumbuh secara optimal.
Namun apabila hujan pada daerah tersebut sering terjadi pada pagi hari akan berpengaruh terhadap hasil produksi yang akan mengakibatkan berkurangnya getah yang dihasilkan.
3. Penyinaran Matahari
Sinar matahari akan sangat berpengaruh akan bertumbuhan tanaman dan menjadi syarat mutlak. Sinar matahari dibutuhkan dalam pertumbuhan batang, cabang, ranting, daun, dan perakaran, dan juga dalam pembentukan bunga, buah, dan biji.
Sedangkan untuk tanaman karet sendiri membutuhkan sinar matahari dengan intensitas yang cukup, paling tidak selama 5-7 jam penyinaran per hari.
Untuk daerah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan kurangnya intensitas penyinaran matahari tidak cocok untuk budidaya tanaman karet.
4. Angin
Tidak dipungkiri bahwa tanaman karet memiliki batang yang lentur dan mudah patah, oleh karena itu angin juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang tanaman karet.
Angin yang kencang dan berkelanjutan selain dapat mematahkan batang serta ranting pohon karet juga dapat mengganggu penyerbukan bunga, hal ini akan berdampak akan produksi biji dan pembenihan. Maka dari itu angin juga berpengaruh akan pertumbuhan tanaman karet.
5. Topografi
Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1-600 m diatas permukaan laut (dpl). Di Indonesia sendiri bisa dibilang tidak mengalami kesulitan mengenai area untuk pembudidayaan tanaman karet. Hampir diseluruh Indonesia tanaman karet dapat tumbuh dengan subur.
Di dataran rendah umur panen tanaman karet (umur matang sadap) lebih pendek dari pada di dataran medium dan dataran tinggi.
6. Tanah
Tanah tempat tumbuh tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan keadaan dari sisi fisiknya. Fisik tanah yang cocok untuk pertumbuha tanaman karet adalah kedalaman tanah lebih dari 100 cm dan tidak terdapat batu-batuan atau lapisan cadas, aerasi dan drainase cukup, dengan tekstur tanah remah, poreus, dan dapat menahan air, strukturnya terdiri dari 35% tanah liat, 30% pasir, dengan kedalaman tanah antara 4,5 samapi 6,5, dengan kemiringan tanah kurang dari 16% dan permukaan air tanah tidak kurang dari 100 cm. tanaman karet dapat tumbuh optimal pada lahan jenis vulkanis muda dan tua.
Hal ini disebabkan sifat fisik tanah vulkanis yang sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman karet untuk tumbuh.
Baca Juga : Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Karet
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.